Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengelolaan APBN dituntut dilaksanakan secara transparan serta dialokasikan

secara efektif serta tepat sasaran. Kementerian dan Lembaga pemerintah

mempertanggungjawabkan pengelolaan APBN dengan membuat laporan keuangan.

Dalam hal penyusunan laporan keuangan, Kementerian atau Lembaga Pemerintah

bertanggung jawab atas kualitas informasi yang disajikan.

Dalam mencapai tujuan kualitas laporan keuangan yang dikehendaki, maka ada

4 karakteristik yang harus dipenuhi, laporan keuangan harus memberikan info yang

relevan, menyajikan informasi yang dapat diandalkan, dapat dijadikan perbandingan,

dan informasi yang disajikan dapat dimengerti oleh stakeholder. Opini atas

pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan juga dapat membuktikan kualitas suatu

laporan. Hasil audit atas laporan keuangan akan mencapai kualitas tertinggi jika

mendapat pernyataan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Bentuk akuntabilitas

pengelolaan APBN dari Kementerian/Lembaga, Bendahara Umum Negara, dan juga

Pemerintah Pusat, disusunlah subuah laporan keuangan. Dalam laporan tersebut

informasi yang disajikan harus dapat diandalkan untuk dapat meningkatkan

1
2

akuntabilitas. Akuntabilitas tersebut yang akan meningkatkan keyakinan masyarakat

terhadap pelaksanaan dan pengelolaan uang negara.

Untuk mencapai karakteristik kualitatif, dalam penyusunan laporan keuangan

pemerintah diperlukan sebuah standar atau pedoman yang menjadi acuan dalam

proses penyusunannya. Bentuk dan isi laporan keuangan harus mengacu pada standar

yang ditetapkan dalam pemerintahan. Dalam standar tersebut berisi aturan dasar

dalam akuntansi yang ditetapkan sebagai panduan dan pedoman dalam untuk

membuat laporan keuangan pemerintah.

Sistem akuntansi berbasis akrual adalah sitem akuntansi yang digunakan dalam

laporan keuangan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah. Pengimplementasian

basis akrual ini dimulai pada tahun 2015. Transaksi yang dijurnal pada saat transaksi

berlangsung berarti transaksi tersebut menggunakan basis akuntasi akrual.

Penggunaan basis ini bermaksud meningkatkan kualitas pelaporan keuangan serta

memberikan informasi serta data yang akurat sebagai indikator dalam penilaian

kinerja pemerintah. Untuk mengakomodasi pengimpelementasian akuntansi berbasis

akrual pada instansi pemerintahan, Kementerian Keuangan meluncurkan aplikasi

SAIBA yang sekarang penerapannya mulai digantikan oleh Sistem Akuntansi

Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).

Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II BPK Tahun 2020, BPK

mengungkapkan 29% atau sebanyak 2.026 dari 5.070 permasalahan temuan adalah

masalah ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundangan. Termasuk di dalamnya

pengaplikasian sistem akuntansi instansi berbasis akrual, yang dapat mengakibatkan


3

adanya penyimpangan administrasi. Selain itu, 28% atau 1.956 dari 5.070

permasalahan adalah masalah kelemahan pengendalian internal.

Keandalan informasi pada laporan telah ditetapkan menjadi salah satu tujuan

organisasi pemerintah. Mengingat pentingnya akan pencapaian tujuan tersebut,

penerapan pengendalian intern harus ditingkatkan oleh setiap pimpinan serta

pelaksana di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Bendahara Umum agar dapat

mencapai tujuan dan hasil yang optimal. Pengendalian intern yang dimaksud

diharapkan mampu memastikan standar akuntansi telah diaplikasi dalam laporan

keuangan yang disusun.

Selain pentingnya mematuhi aturan perundangan dan juga penguatan internal

control, sumber daya manusia tidak dapat terlepas sebagai subjek yang terlibat dalam

pengelolaan dan pertanggungjawaban APBN. Dalam upaya pembangunan serta

pengelolaan kekayaan negara sumber daya manusia yang berkompetensi dinilai

mampu berkontribusi positif. Terkait dengan peningkatan kualitas dari pelaporan

keuangan, tentunya akan ada peran sumber daya manusia didalamnya sebagai

pelaksana dan operator dari sebuah sistem. Tanpa adanya dukungan dari sumber

daya manusia, sebuah sistem tidak dapat berjalan.

Dalam pemerintahan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) adalah Lembaga Pemerintah memiliki tugas dalam bidang pengawasan serta

pembangunan. BPKP juga berperan sebagai Lembaga pembina Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah. Dalam 5 tahun terakhir BPKP, BPK telah mengeluarkan

pernyataan Wajar Tanpa Pengecualian atas hasil pemeriksaan laporan keuangan.

Atas predikat selama 5 tahun tersebut, tentunya ada upaya yang dilakukan. Oleh
4

karena itu penulis bermaksud untuk mengkaji adakah pengaruh penerapan standar,

pengendalian intern, serta sumber daya yang kompeten terhadap laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini :

1. Apakah penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah mempengaruhi kualitas

laporan keuangan?

2. Apakah Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan mempengaruhi

kualitas laporan keuangan?

3. Apakah kompetensi sumber daya manusia mempengaruhi kualitas laporan

keuangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan :

1. Pengaruh penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada kualitas laporan

keuangan.

2. Pengaruh Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan pada kualitas

laporan keuangan.

3. Pengaruh kompetensi sumber daya manusia pada kualitas laporan keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Selanjutnya


5

Penelitian ini dapat direfernsikan sebagai sarana pembelajaran bagi praktisi

akuntansi untuk dapat mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia,

penerapan standar akuntansi pemerintah,, dan pengendalian intern atas pelaporan

keuangan pada kualitas laporan keuangan.

2. Bagi Akademisi

Dapat menjadi acuan dan bahan perbandingan bagi bidang kajian maupun

penelitian yang berkaitan dengan topik bahasan pada penelitian ini.

3. Bagi Instansi/Lembaga Pemerintah

Permasalahan yang dikaji dapat menjadi refernsi untuk Lembaga Pemerintah

maupun Kementerian untuk mengevaluasi variabel yang diteliti.

1.5 Sistematika Pembahasan

Berikut 5 bab bahasan yang saling berhubungan pada penelitian ini :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang dari penelitian ini, serta penjelasan atas variabel

yang dianggap menjadi pengaruh terhadap kualitas dari laporan keuangan.

Selanjutnya rumusan masalah, tujuan serta manfaat dirumuskan atas latar belakang

yang diuraikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai landasan untuk menyusun kerangka pemikiran serta menentukan

hipotesis yang diajukan dalam penelitian, pada bab ini dijelaskan teori yang

mendeskripsikan variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi.


6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan uraian tentang bagaimana permasalahan dalam

penelitian ini dapat dianalisis dan dipecahkan. Bab ini berisi rancangan penelitian

untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel dependen. Dalam bab

ini pula dijelaskan bagaimana pengumpulan serta analisis data yang dilakukan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjadi poin penting dari penelitian ini karena menguraikan secara

deskriptif objek penelitian, hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dapat

menjawab permasalahan dan pembahasan untuk mencari pengertian yang lebih luas

dan rekomendasi dari hasil analsis.

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Menyimpulkan hasil analisis sebagai hasil dari penelitian, keterbatasan dan

hambatan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Selain itu diungkapkan

implikasi dari penelitian ini serta saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintah

A. Deskripsi Standar Akuntansi Pemerintah

Pengertian standar akuntansi pemerintah dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah pedoman untuk menyusun laporan keuangan

yang disusun atas prinsip dasar akuntansi. Pernyataan-pernyataan dalam SAP yang

diberikan judul, dinomori serta dicantumkan tanggal efektif. Komite Standar

Akuntansi Pemerintah menyusun standar-standar dalam SAP, kemudian

dipertimbangkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selanjutnya ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah.

PSAP didasari oleh kerangka konseptual dalam proses penyusunannya, yang

menjadi ide dasar untuk penyusunan serta pengembangan SAP. Tujuannya adalah

menjadi pedoman untuk KSAP pada saat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam

penyusunan SAP. Kerangka konseptual juga bertujuan untuk menjadi dasar untuk

mengatasi hal-hal yang belum diatur oleh SAP jika terjadi masalah akuntansi saat

penyusunan laporan keuangan. Bagi pemeriksa laporan keuangan, kerangka

konseptual ini bertujuan untuk menjadi acuan untuk memeriksa pengaplikasian

standar dan sebagai dasar atas pernyataan/opini yang diberikan. Sedangkan tujuan

bagi pengguna, membantu menjelaskan informasi yang tersaji.

7
8

Dalam aturan standar akuntansi pemerintahan, pendapatan pada LO, asset,

beban, liabilitas dan ekuitas menggunakan basis akrual. Basis akrual merupakan asas

yang menerapkan dimana sebuah transaksi disahkan kemudian dicatat dalam jurnal

dan laporan keuangan pada saat berlangsungnya transaksi, meskipun belum ataupun

sudah ada pembayaran kas.

B. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah

1) Pernyataan 01 : Penyajian Laporan Keuangan

Tujuan standar ini dalam meningkatkan komparabilitas laporan terhadap

anggaran dengan mengatur pelapran keuangan yang disajikan. Untuk mencapai

tujuan laporan keuangan secara umum, persyaratan minimum isi, pedoman urutan,

dan penyajian laporan ditetapkan dalam standar ini.

2) Pernyataan 02 : Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

Tujuan standar ini dalam mencapai tujuan akuntabilitas dengan menetapkan

dasar penyajian LRA. Sedangkan tujuan membuat LRA untuk memberikan unit

pelaporan sebuah informasi realisasi dan anggaran.

3) Pernyataan 03 : Laporan Arus Kas

Tujuan disusunnya laporan arus kas untuk menginformasikan penggunaan,

sumber, perubahan serta setara kas dalam satu periode akuntansi yang digunakan

dalam pengambilan keputusan. Tujuan standar ini adalah untuk mengatur

pelaporannya dengan mengklasifikasi aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan

transitoris.

4) Pernyataan 04 : Catatan atas Laporan Keuangan


9

CALK bertujuan untuk menyediakan pemahaman atas informasi keuangan dan

peningkatan transparansi pelaporan keuangan. Standar ini mengatur pengungkapan

dan penyajiannya.

5) Pernyataan 05 : Akuntansi Persediaan

Pernyataan standar ini mengatur perlakuan persediaan pada seluruh laporan

keuangan.

6) Pernyataan 06 : Akuntansi Investasi

Untuk mengatur penerapan perlakuan investasi pada seluruh laporan keuangan

merupakan tujuan pernyataan standar ini.

7) Pernyataan 07 : Akuntansi Aset Tetap

Akuntansi asset tetap meliputi pengakuan, nilai yang dicatat, dan revaluasi

asset tetap diatur dalam pernyataan standar ini.

8) Pernyataan 08 : Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Mencakup peralatan, mesin, gedung, tanah, irigasi, jalan, dan asset tetap lain

yang membutuhkan waktu dalam proses perolehannya dan belum selesai. Pernyataan

ini menjadi pedoman untuk mengklasifikasikan KDP, menetapkan biaya kapitalisasi,

dan menentukan pengakuan dan pengungkapan dengan basis akuntansi akrual atau

kas.

9) Pernyataan 09 : Akuntansi Kewajiban

Dampak atas tanggung jawab dan pelaksanaan tugas di masa lalu maka timbul

kewajiban. Standar ini bertujuan menjadi pedoman saat keajiban diakui, dicatat, dan

diamortisasi.

10) Pernyataan 10 : Koreksi Kesalahan


10

Kesalahan dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari sifat kejadian yaitu tidak berulang

dan berulang. Tidak berulang ada kesalahan pada periode saat ini, sedangkan

berulang terjadi pada periode yang sudah lewat.

11) Pernyataan 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian

Standar ini bertujuan untuk menjadi pedoman untuk penyusunan laporan

keuangan konsolidasian.

12) Pernyataan 12 : Laporan Operasional

Untuk melengkapi pelaporan maka laporan operasional mempunyai keterkaitan

dengan LPE dan Neraca untuk dipertanggungjawabkan. Tujuannya

menginformasikan pendapatan, biaya, dan surplus atau defisit atas aktivitas

operasional.

2.1.2 Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK)

A. Pengertian PIPK

Disebutkan pada PMK No.17/PMK.09/2019, untuk memastikan bahwa

informasi yang tersaji pada laporan keuangan dapat diandalkan dan telah disusun atas

dasar SAP, maka disusunlah sebuah pengendalian khusus yaitu PIPK. Pelaksanaan

pelaporan keuangan yang dilaksanakan dengan pengendalian intern yang mencukupi

merupakan tujuan yang hendak dicapai PIPK.

PIPK juga diterapkan untuk dapat meyakinkan pennguna laporan keuangan

dalam hal-hal berikut ini:

a) Seluruh transaksi keuangan telah digambarkan secara lengkap dan rinci

dalam laporan keuangan;


11

b) Pelaporan keuangan telah menyesuaikan standar pencatatan transaksi yang

berlaku;

c) Ada pemisahan wewenang dalam pelaksanaan transaksi akuntansi; dan

d) Tidak ada kerugian material akibat penyalahgunaan, pemborosan atau

kecurangan lainnya atas sumber daya keuangan yang dilaporkan.

B. Prinsip-prinsip penerapan PIPK

a) Mendukung pencapaian tujuan organisasi;

b) Bagian yang tidak terpisah dari kegiatan pengambilan keputusan;

c) Disusun secara teratur, tepat waktu, dan tersusun rapi;

d) Meninjau proporsi dari segi biaya dan manfaat yang didapatkan dan;

e) Mematuhi hukum dan peraturan perundangan.

C. Manfaat PIPK

a) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional organisasi;

b) Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan serta tata kelola;

c) Meningkatkan keandalan;

d) Kepatuhan atas hukum dan peraturan perundangan; dan

e) Meningkatkan citra organisasi di mata para stakeholders.

2.1.3 Sumber Daya Manusia

A. Deskripsi Sumber Daya Manusia


12

Individu yang melakukan pekerjaan untuk memproduksi barang/jasa yang akan

digunakan oleh dirinya sendiri maupun kepentingan umum didefinisikan sebagai

seorang tenaga kerja. Sumber daya manusia dapat dinyatakan dengan perangkat yang

ada dalam sebuah organisasi dengan kehadiran anggotanya baik secara individu

maupun kelompok. Sebuah organisasi memerlukan sumber daya manusia untuk

menjalankan dan menggerakan organisasinya, salah satu yang menjadi perhatian

utama adalah potensinya. SDM merupakan poin yang diperhatikan dari segi jumlah

maupun mutu di dalam sebuah organisasi. Jika sumber daya manusia hanya dipenuhi

dari segi jumlahnya dan tidak diikuti dengan kualitas atau mutu yang mumpuni,

maka akan menjadi beban bagi sebuah organisasi.

B. Tujuan Sumber Daya Manusia

1. Memberikan kontribusi khususnya dalam implikasi SDM dalam strategi

serta pengembangan arah perusahaan

2. Mengatur situasi sulit dan memastikan pencapaian tujuan perusahaan tidak

akan terhambat oleh SDM dalam hal interaksi antar pekerja

3. Memelihara nilai-nilai dan standar perusahaan

4. Memastikan perusahaan memiliki pekerja dengan motivasi tinggi dengan

memberi pertimbangan pada manajemen dalam membuat kebijakan

5. Mendukung manajer lini mencapai tujuannya

6. Menerapkan kebijakan serta SOP perusahaan

7. Mengakomodasi sarana dan prasarana komunikasi dalam perusahaan


13

C. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi kerja dideskripsikan sebagai kemampuan bekerja oleh seseorang

yang meliputi keterampilan, pemahaman, serta sikap kerja yang haru dimiliki dalam

pekerjaannya menghasilkan produk dan telah ditentukan oleh organisasai.

Untuk mencapai tujuan sebuah organisasi, SDM harus terus berorientasi

dengan memiliki nilai kompetensi. Berikut karakteriatik kompetensi yang harus

dimiliki :

a) Apa motif yang mendorong perilaku yang dipilih terhadap suatu kegiatan

b) Ciri-ciri bawaan yang konsisten terhadap situasi

c) Sikap, konsep diri

d) Informasi spesifik suatu bidang tertentu yang dimiliki seseorang, yang

merupakan definisi dari pengetahuan.

e) Kemampuan melakukan tugas tertantu (keterampilan)

2.1.4 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

A. Deskripsi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Deskripsi atas laporan keuangan yaitu informasi transaksi keuangan dan

posisinya yang disusun oleh entitas secara sistematis.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) adalah laporan keuangan

konsolidasi atas laporan keuangan Kementerian dan Lembaga dengan Kementerian

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara sebagai wujud pertanggungjawaban

pemerintah atas penggunaan dan pengelolaan APBN.


14

B. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Secara umum tujuan pelaporan adalah untuk menginformasikan posisi

keuangan, arus kas, realisasi, kegiatan operasi, saldo anggaran lebih, dan perubahan

ekuitas dari sebuah entitas untuk menjadi dasar pengambilan keputusan oleh

stakeholder. Menyediakan informasi sebagai wujud pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan adalah tujuan khususnya.

C. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan keuangan yang berkualitas memiliki 4 karakter sebagai berikut

a) Relevan

Jika laporan keuangan mengandung informasi yang dapat meyakinkan

stakeholder dalam pengambilan keputusan, memperbaiki peristiwa di periode

sebelumnya dan dapat mengantisipasi peristiwa di periode yang akan datang, maka

informasinya telah relevan. Ciri-ciri dari informasi yang relevan adalah memiliki

nilai-nilai:

1) Nilai umpan balik

2) Nilai prediktif

3) Tepat waktu

4) Lengkap

b) Andal

Informasi dapat menyediakan data yang benar sesuai kondisi sebenarnya dan

dapat dibuktikan, serta bebas dari kesalahan, maka dikatakan bahwa informasi
15

tersebut andal. Informasi bisa berpotensi menyimpang jika penyajian hanya relevan

namun tidak dapat diandalkan. Berikut ini ciri dari informasi yang dapat diandalkan :

1) Jujur sesuai dengan keadaan sebenarnya

2) Dapat dibuktikan

3) Tidak memihak kepentingan golongan tertentu

c) Dapat dibandingkan

Kegunaan dari sebuah informasi adalah dapat menjadi perbandingan antara

periode sebelumnya maupun dengan informasi serupa yang disediakan oleh suatu

entitas lainnya, baik secara eksternal ataupun secara internal.

d) Dapat dipahami

Yang terpenting dari sebuah informasi adalah harus dapat dimengerti baik oleh

pembuat maupun pengguna informasi. Pengguna harus bisa memahami istilah yang

digunakan dalam informasi tersebut agar dapat mempelajari kondisi dari entitas

tersebut.

Pada proses penyusunan laporan keuangan pemerintahan ada 2 entitas atau unit

yaitu :

1) Unit Akuntansi, adalah unit pengelola anggaran yang berada dalam

pemerintahan lalu menyediakan laporan keuangan atas anggaran yang

dikelolanya.

2) Unit Pelaporan terdiri atas satu maupun lebih unit akuntansi serta

diwajibkan menyusun laporan keuangan sesuai peraturan perundangan,

terdiri atas :

a) Pemerintah Pusat;
16

b) Pemerintah Daerah;

c) Kementerian atau Lembaga Pemerintah;

d) Satuan kerja baik yang berada di lingkungan pemerintah daerah

maupun pusat yang diwajibkan menyajikan laporan keuangan menurut

aturan perundangan.

D. Komponen Laporan Keuangan

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Dalam LRA terdapat jumlah realisasi belanja, pendapatan, transfer, surplus

atau defisit serta perbandingan pembiayaan yang dikeluarkan dengan anggaran yang

dikelola.

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)

Dalam LPSAL terdapat informasi yang disajikan dengan perbandingan memuat

saldo dan penggunaan saldo, kelebihan dan kekurangan pembiayaan dalam tahun

anggaran, serta pembetulan atas kesalahan periode lalu, dan saldo akhir anggaran

lebih.

c) Neraca

Neraca mengandung informasi posisi dan nilai asset, liabilitas serta nilai

ekuitas pada periode tertentu.

d) Laporan Operasional (LO)

LO memberi informasi dari kegiatan operasional yang merinci pendapatan,

biaya, dan surplus/defisit.

e) Laporan Arus Kas (LAK)


17

Kas masuk dan keluar selama periode tertentu tersedia dalam LAK.

f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Dalam LPE terdapat informasi ekuitas awal, surplus dan defisit, koreksi yang

mengurangi atau menambah ekuitas, dan saldo akhir ekuitas pada periode tertentu.

g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

CaLK menjelaskan, merinci informasi yang seharusnya diungkupkan menurut

SAP dan menganalisis data yang telah terdapat dalam LRA, LPSAL, Neraca, LO,

LAK, serta LPE, dan juga.


18

2.2 Kajian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, beberapa referensi dari kajian sebelumnya

untuk mendukung penelitian ini :

Tabel 1
Daftar Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Tahun Variabel Hasil

1 Mutia Aulia Safrida Variabel Independen : 1. Kompetensi SDM


(2020) - SDM berepengaruh pada kualitas
- Penerapan SAP laporan keuangan Pemda
- SPI
2. Penerapan SAP
Variabel Dependen : berpengaruh pada kualitas
Kualitas Laporan laporan keuangan Pemda
Keuangan Pemda
3. SPI berpengaruh pada
kualitas laporan keuangan
Pemda
2 Ady Kurnia Variabel Independen : 1. SAP berpengaruh positif
Munggaran, dkk - SAP pada Kualitas Laporan
(2020) - SPIP Keuangan Pemerintah
- Auditor Internal
2. SPI Pemerintah
Variabel Dependen : berpengaruh positif pada
Kualitas Lapoan Keuangan Kualitas Laporan
Pemerintah Keuangan Pemerintah

3. Auditor Internal tidak


berpengaruh pada Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah
19

3 Harlinda (2016) Variabel Independen : 1. SDM berpengaruh pada


- SDM kualitas informasi laporan
- Teknologi keuangan Pemda
informasi
- Pengendalian 2. Teknologi informasi
Intern Akuntansi berpengaruh pada kualitas
- Komitmen informasi laporan
Organisasi keuangan Pemda
- Pemahaman
Akuntansi 3. Pengendalian intern
- Faktor Eksternal akuntansi berpengaruh
pada kualitas informasi
Variabel dependen : laporan keuangan Pemda
Kualitas informasi laporan
keuangan Pemda 4. Komitmen organisasi
tidak berpengaruh pada
kualitas informasi laporan
keuangan Pemda

5. Pemahaman akuntansi
berpengaruh pada kualitas
informasi laporan
keuangan Pemda

6. Faktor eksternal
berpengaruh pada kualitas
informasi laporan
keuangan Pemda
4 Putriasri Pujanira Variabel Independen : 1. Kompetensi SDM
(2017) - Kompetensi SDM berpengaruh positif
- Penerapan SAP terhadap kualitas laporan
- Penerapan Sistem keuangan Pemda
Akuntansi
Keuangan Daerah 2. Penerapan SAP
berpengaruh positif
Variabel dependen : terhadap kualitas laporan
Kualitas Laporan keuangan Pemda
Keuangan Pemda
3. Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan
keuangan Pemda
5 Dzulfikar Ahli Fikri, Variabel Independen : 1. Kompetensi SDM
dkk. (2020) - Kompetensi SDM berpengaruh positif dan
- SPIP signifikan terhadap
20

- SAP kualitas laporan keuangan


Pemda
Variabel dependen :
Kualitas Laporan 2. SPIP berpengaruh
Keuangan Pemda positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan Pemda

3. SAP berpengaruh positif


dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan
Pemda
6 Rini (2014) Variabel Independnen : 1. Komite Audit
- Komite Audit berpengaruh terhadap
- Dewan Pengawas kualitas laporan keuangan
Syariah
- PIPK 2. Dewan Pengawas
Syariah tidak berpengaruh
Variabel Dependen : terhadap kualitas laporan
Kualitas Laporan keuangan
Keuangan
3. PIPK berpengaruh pada
kualitas laporan keuangan
Sumber : Data diolah dari penelitian sebelumnya

2.3 Rerangka Pemikiran

Atas hasil penjabaran teori di atas, maka dibuat rerangka pemikiran yang

tertuang pada Gambar 1. Rerangka ini terdiri dari variabel indepen penerapan SAP,

PIPK, dan kompetensi SDM dengan variabel dependen kualitas laporan keuangan.

Ada 3 korelasi yang akan diteliti berdasarkan gambar rerangka. Pertama yaitu

penerapan SAP berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan karena SAP

berperan penting sebagai pedoman dalam pelaporan keuangan agar laporan keuangan

yang tersaji memuat informasi yang dapat diandalkan.


21

PIPK berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan. PIPK yang

mengawasi proses pelaporan keuangan apakah telah mengacu pada SAP dan tidak

melanggar aturan perundangan. Sehingga dengan implementasi PIPK yang kuat,

laporan keuangan dapat mencapai kualitas maksimal.

SDM yang memenuhi kualitas kompetensi menjadi asset yang potensial dalam

organisasi karena dengan kompetensi yang dimilikinya, output dari pelaksanaan

tugas dan fungsinya akan semakin maksimal. SDM yang kompeten dalam tugasnya

pada pelaporan keuangan akan bertanggung jawab terhadap laporan keuangan yang

disusunnya.

Atas dasar teori dan penjabaran variabel di atas, maka rerangka penelitian

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Penerapan Standar Akuntansi


Pemerintah (X1)

Pengendalian Intern atas Kualitas Laporan Keuangan


Pelaporan Keuangan (X2) Pemerintah (Y)

Kompetensi Sumber Daya


Manusia (X3)

Gambar 1
Keterangan :
Rerangka Pemikiran
22

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah

Standar Akuntansi Pemerintah merupakan suatu pedoman yang memuat prinsip

dasar akuntansi yang berguna sebagai acuan dalam pelaporan keuangan pemerintah.

SAP memegang peran penting agar pelaporan keuangan tetap terstruktur dan

menghindari salah saji. Laporan keuangan diharuskan disusun menggunakanan basis

akrual pada saat Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah dimulai dari tahun 2015.

Dengan menerapkan SAP, laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi

karakteristik kualitatif dari laporan keuangan.

Hasil dari penelitian Mutia (2020) membuktikan bahwa penerapan standar

akuntansi pemerintah berpengaruh pada kualitas laporan keuangan. Atas hasil

tersebut, hipotesis yang diajukan :

H1 = Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan.

2.4.2 Pengaruh Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Pengendalian intern diperlukan untuk memberi arahan serta mengawasi suatu

kegiatan dalam organisasi. PIPK merupakan pengendalian intern yang disusun

khusus untuk memastikan penerapan standar akuntansi pemerintah dalam rangka

pelaporan keuangan. Pengendalian intern memiliki pengaruh yang besar terhadap

proses, transaksi dan akun laporan keuangan dalam organisasi. Pengimplementasian


23

PIPK dimaksudkan untuk memitigasi risiko secara spesifik proses transaski. Tujuan

PIPK sejalan dengan tujuan organisasi dalam mencapai kualitas yang baik dalam

laporan keuangan.

Dalam penelitian Rini (2014), hasil pengujian hipotesisnya membuktikan

bahwa efektifikasi pengendalian intern atas pelaporan keuangan memiliki pengaruh

signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Dari pernyataan tersebut maka

hipotesis yang diajukan :

H2 = Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan.

2.4.3 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah

Salah satu fokus pemerintah adalah sumber daya manusia dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dimana hal itu berarti pentingnya peran

sumber daya manusia dalam menggerakan sebuah organisasi, begitu pula dalam

pemerintahan. Peningkatan kompetensi ASN sedang digencarkan oleh pemerintah

melalui pendidikan dan pelatihan untuk mencapai tujuan organisasi. Diharapkan

dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai, dapat memberikan kontribusi yang

positif pada organisasi, termasuk dalam menyusun laporan keuangan yang dapat

diandalkan.

Penelitian Mutia (2020) menyatakan bahwa hasil uji hipotesis variabel

kompetensi sumber daya manusia terbukti berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuangan. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis yang diajukan :


24

H3 = Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan melakukan pengujian atas hipotesis yang telah diajukan

yaitu menguji apakah kualitas laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh penerapan

standar akuntansi pemerintah, pengendalian intern atas pelaporan keuangan, dan

kompetensi sumber daya.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pada metode kuantitatif,

pengujian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat data menggunakan

statistik. Penulis menggunakan data primer berupa hasil tabulasi data dari kuesioner.

Untuk menentukan sampel dari populasi penulis menggunakan purposive sampling.

Sampel dengan kriteria sumber daya manusia yang berkaitan langsung dalam

pelaporan keuangan. Analisis data dengan uji asumsi klasik dan regresi linear

berganda untuk uji hipotesis.

3.2 Variabel dan Pengukuran

3.2.1 Variabel Independen

Variabel dependen adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel independent

atau variabel bebas. Berikut yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini :

1) Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

25
26

SAP merupakan standar utama dalam proses menyusun serta menyajikan

laporan keuangan pemerintah. Dalam SAP telah diatur aturan-aturan baku pengakuan

dan pengukuran untuk setiap transaksi akuntansi. Dalam SAP, pencatatan transaksi

pada laporan keuangan menggunakan basis akrual.

2) Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan

PIPK disusun secara khusus untuk memastikan bahwa standar akuntansi

pemerintahan telah diimplementasikan pada pelaporan keuangan, guna mencapai

laporan keuangan yang berkualitas.

3) Kompetensi Sumber Daya Manusia

SDM sebagai penggerak dari sebuah organisasi, dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan memiliki peran penting. Namun dalam melakukan tugas

tersebut diperlukan kompetensi yang memadai. Kompetensi tersebut dapat

didapatkan melalui pendidikan jalur formal maupun informal.

3.2.2 Variabel Dependen

Sebuah laporan keuangan diharapkan memenuhi 4 karakteristik relevan, dapat

diandalkan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Kualitas juga dapat diartikan

sebagai kesesuaian dengan standar dan hasil pemeriksaan yang menyatakan

kewajaran informasi laporan keuangan. Laporan keuangan sebuah

Kementerian/Lembaga mencapai kualitas jika dinyatakan dengan pernyataan dari

BPK berupa Wajar Tanpa Pengecualian.


27

Tabel 2
Skala Pengukuran Variabel

Variabel Indikator Skala


Penerapan 1. PSAP 01 Ordinal
Standar 2. PSAP 02 Ordinal
Akuntansi 3. PSAP 03 Ordinal
Pemerintah (X1) 4. PSAP 04 Ordinal
5. PSAP 05 Ordinal
6. PSAP 06 Ordinal
7. PSAP 07 Ordinal
8. PSAP 08 Ordinal
9. PSAP 09 Ordinal
10. PSAP 10 Ordinal
11. PSAP 11 Ordinal
12. PSAP 12 Ordinal
Pengendalian 1. Lingkungan.pengendalian Ordinal
Intern atas 2. Penilaian.risiko Ordinal
Pelaporan 3. Kegiatan.pengendalian Ordinal
Keuangan (X2) 4. Informasi.dan.komunikasi Ordinal
5. Evaluasi.berkelanjutan Ordinal
6. Penilaian.atas.pengendalian Ordinal
7. Monitoring.tindak.lanjut.hasil.reviu Ordinal
Kompetensi 1. Kompetensi.di.bidang.pengelolaan.keuangan Ordinal
Sumber Daya 2. Pendidikan.dan.pelatihan Ordinal
Manusia (X3) 3. Pengalaman.di.bidang.pengelolaan.keuangan Ordinal
Kualitas Laporan 1. Relevan Ordinal
Keuangan (Y) 2. Andal Ordinal
3. Dapat.dibandingkan Ordinal
4. Dapat.dipahami Ordinal
Sumber : Mutia Aulia Safridha (2020)

3.3 Metode Penentuan Sampel

Sampel yaitu bagian dari populasi yang hendak diteliti kemudian hasilnya

dianggap sebagai gambaran atas populasi tersebut. Teknik sampling dengan

purposive sampling, yaitu dengan menyaring beberapa orang dari populasi sesuai

dengan kriteria yang hendak diteliti. Berdasarkan populasi di atas, penilitian ini

mengambil sampel yang memenuhi kriteria SDM yang memiliki tugas menyusun
28

laporan keuangan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Jabatan

yang memenuhi kriteria tersebut adalah Subkoordinator Keuangan dan Pengelola

Sistem Akuntansi Instansi.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif dengan data primer, pengumpulan data melalui

kuesioner yang dibagikan langsung ke responden untuk kemudian dibaca dan

dijawab dengan menyesuaikan dengan kondisi sebenarnya dan bertanggungjawab,

agar data yang didapat dapat menjawab rumusan masalah. Selanjutnya jawaban

kuesioner diorganisir hingga menjadi sebuah tabulasi data untuk diolah.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan refleksi dari sampel yang diteliti sesuai keadaan

sebenarnya berupa statistik tanpa ada analisis (Sugiyono, 2017).

3.5.2 Uji Kualitas Data

1) Uji Validitas

Dilakukan guna menguji apakah suatu instrumen penelitian valid atau tidak.

Suatu instrumen, dalam hal ini kuesioner dinyatakan valid jika pernyataan dalam

kuesioner tersebut dapat menjelaskan apa yang hendak diukur dalam instrumen.

Pengujian ini menggunakan Pearson Correlation untuk mengetahui nilai r hitung.


29

Jika hasil r hitung lebih besar dari nilai r pada tabel maka pernyataan valid,

sebaliknya jika r tabel lebih besar dari r hitung maka item pernyataan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas

Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi dari hasil sebuah, hasil

pengujian harus tetap konsisten jika suatu data tetap menghasilkan hasil pengusulan

yang sama setelah diukur lebih dari satu kali. Koefisien menggunakan Cronbach

Alpha, dengan nilai signifikansi 0,06. Jika nilai r hitung lebih besar dari 0,06 maka

data reliabel.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian dilakukan untuk menguji kelayakan data untuk digunakan dalam

penelitian.

1) Uji Normalitas

Dilakukan dengan menguji distribusi dari sebuah data regresi apakah data

tersebut berdistribusi normal. Model regresi dapat digunakan jika data tersebut

berdistribusi dengan normal.

2) Uji Multikolinearitas

Tujuannya untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel bebas pada

penelitian, apakah diantara variabel-variabel independen tersebut terdapat korelasi.

Sebuah data dikatakan tidak ada korelasi antara variabel-variabel independennya jika

hasil VIF < 10 dan nilai tolerancenya > 0,10.

3) Uji Heterokedastisitas
30

Menurut (Ghozali, 2018) tujuan pengujian untuk mengetahui apakah diantara

pengamatan yang satu ke yang lainnya terdapat ketidaksamaan bentuk dari residual.

Terjadi heteroskedastisitas jika varians dari residual berbeda. Pengujian dilakukan

dengan cara uji Gletsjer, dengan cara nilai residual diregresikan pada variabel

independent. Jika tidak hetero, maka model tersebut sudah baik. Jika hasil

signifikansi dari hasil pengujian lebih dari 0,05 maka tidak hetero.

3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini bertujuan untuk melakukan pengujian apakah variabel X 1, X2, dan

X3 dapat berpengaruh terhadap variabel Y, dengan persamaan berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan :

Y = Variabel Dependen

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel independen X1

β2 = Koefisien regresi variabel independen X2

β3 = Koefisien regresi variabel independen X3

X1 = Variabel regresi variabel independen X1

X2 = Variabel regresi variabel independen X2

X3 = Variabel regresi variabel independen X3

e = Standart Error

3.5.5 Uji Hipotesis Penelitian


31

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Mengetahui kapasitas sebuah model dalam menjelaskan bentuk variabel bebas,

ditentukanlah koefisien determinasi (R2). Selain itu, penelitian perlu mengetahui

berapa besar persentase yang menggambarkan hubungan antara variabel x terhadap y

secara simultan, yang digambarkan melalui nilai R. Sedangkan untuk mengetahui

besaran kontribusi secara persentase dari variabel x terhadap variabel y secara

simultan, digambarkan dengan R square (R2). Interval nilai R2 adalah antara nol

hingga satu, dan dapat bernotasi positif maupun negatif. Nilai tersebut yang

menggambarkan arah hubungan antara variabel x terhadap y. Semakin nilai

mendekati angka satu, artinya variabel dependen diprediksi oleh hampir seluruh

informasi yang diberikan variabel independent (Ghozali, 2018).

2) Uji F (F test)

Uji ini dilakukan guna mengetahui nilai signifikan dari seluruh koefisen.

Pengujian yang didapatkan dari hasil uji simultan, dengan menghitung nilai F tabel.

Jika didapatkan nilai F hitung > dari nilai F tabel maka kesimpulannya variabel x

berpengaruh pada y secara simultan.

3) Uji t (t test)

Untuk menjawab hipotesis secara parsial menggunakan uji T, dengan mencari

nilai t hitung yang didapatkan dari hasil pengujian, kemudian membandingkan

dengan nilai t tabel yang ditentukan dengan df = (n-k). Variabel x tersebut

mempengaruhi variabel y secara parsial jika nilai t tabel lebih kecil dari t hitung.
32

Anda mungkin juga menyukai