Anda di halaman 1dari 16

JURNAL RISET VOLUME 1 NO 2

AKUNTANSI JULI 2015

DAN BISNIS Jurnalakuntansi.lp3ibdg@gmail.com

PENGARUH PENERAPAN STANDAR PELAPORAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEKTOR PUBLIK SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP GOOD GOVERNANCE.

Zaenudin Tachyan – Dosen Program Studi Akuntansi STIE Kridatama Bandung

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar laporan


akuntansi sektor public terhadap akuntansi pertanggungjawaban sektor publik serta
dampaknya terhadap Good Governance pada lembaga Sekretariat DPRD Kota
Bandung. Penelitian ini dilakukan pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung
dengan menggunakan metode sensus, pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan angket kuesioner pada karyawan lembaga sekretariat DPRD Kota
Bandung. Analisis data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Path
Analysis (Analisis Jalur).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan standar laporan akuntansi
sektor publik berpengaruh signifikan terhadap akuntansi pertanggungjawaban sektor
publik dan besaran pengaruh termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor publik memberikan kontribusi yang
cukup dalam meningkatkan akuntansi pertanggungjawaban sektor publik namun belum
mencapai tingkat maksimal yang diharapkan (2) Akuntansi pertanggungjawaban sektor
publik berpengaruh signifikan terhadap good governance. Besarnya variasi dari variabel
good governance yang dapat dijelaskan oleh akuntansi pertanggungjawaban sektor
publik adalah sebesar 23,3% . sedangkan sisanya sebesar 76,7% dijelaskan atau
merupakan kontribusi variabel lain tetapi tidak terdapat dalam model penelitian ini.

Kata kunci: Penerapan Standar laporan akuntansi sektor publik, akuntansi


pertanggung- jawaban Sektor Publik, Good Governance.

PENDAHULUAN

Akuntansi Sektor Publik saat ini telah menjadi bagian penting dalam kegiatan aktivitas
keuangan pemerintahan dalam mewujudkan Good Governance. Selain pemahaman umum atas

29| J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
pentingnya fungsi akuntansi sektor publik, peningkatan atas keberadaan Akuntansi sektor publik
dan lembaga pemerintah. Lebih lanjut lagi, konsep Good Governance merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi oleh sektor publik khususnya adalah pemerintah daerah. Mardiasmo (2006:2)
menyatakan bahwa terdapat 3 (tiga) mekanisme yang dapat dilaksanakan daerah agar lebih
responsive, transparan, dan akuntabel serta selanjutnya dapat mewujudkan good governance
yaitu: (1) mendengarkan suara atau aspirasi masyarakat serta membangun kerjasama
pemberdayaan masyarakat, (2) memperbaiki internal rules dan mekanisme pengendalian, dan (3)
membangun iklim kompetisi dalam memberikan layanan terhadap masyarakat serta markertisasi
layanan. Tuntutan-tuntutan hukum yang biasanya dihadapi oleh lembaga birokrasi dan kerugian-
kerugian keuangan yang terkait dengan tuntutan tersebut memunculkan berbagai dimensi
keperilakuan pada diri lembaga birokrasi, khususnya aspek-aspek yang terkait dengan proses
pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitas lembaga birokrasi dalam mempertimbangkan
sesuatu sebelum mengambil keputusan.
Prinsip tata kelola keuangan yang baik akan mempengaruhi kinerja lembaga pemerintah
yang menyajikan laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan yang baik didasarkan pada
akuntansi pertanggungjaban yang merupakan akuntabilitas laporan keuangan publik.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan pertanggung jawaban Keuangan Negara adalah untuk mewujudkan pengelolaan
keuangan Negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Penerapan akuntansi yang baik oleh lembaga pemerintah serta pengawasan yang optimal
dari pihak internal maupun ekternal terhadap kualitas laporan keuangan lembaga pemerintah
diharapkan akan dapat memperbaiki akuntanbilitas kinerja lembaga pemerintah sehingga kinerja
penyelenggara urusan-urusan pemerintah dapat optimal. Kualitas perbaikan (quality
improvement) terhadap kualitas akuntabilitas dan kinerja lembaga pemerintah diharapkan akan
berimplikasi pada moral hazard atau minimalnya praktek korupsi sehingga diharapkan good
governance dapat terwujud oleh pemerintah Indonesia baik tingkat pusat maupun tingkat daerah.
Berdasarkan LAKIP ( Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung
Tahun 2014, menyajikan capaian kinerja dari Sekretariat DPRD Kota Bandung selama tahun
2014 dalam laporannya menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam bidang
peningkatan kapasitas lembaga DPRD disimpulkan ada beberapa indicator ketidak berhasilan
dalam mewujudkan good governance yang professional, efektif, efisien dan bersih (www.dprd-
bandungkota.go.id) berkaitan dengan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Standar Pelaporan Akuntansi Sektor Publik
Terhadap Akuntansi Pertanggungjawaban sektor publik serta dampaknya terhadap Good
Governance.

LANDASAN TEORI

Teori Keagenan (Agency Theory)


Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Ma’ruf (2006)
adalah hubungan atau kontrak antara principal dan Agent. Principal memperkerjakan agent
untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas
pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Begitu juga menurut Sulistyanto (2008:117)
mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih

30 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
(principal) menyewa orang lain(agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan
mereka dengan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen.
Dari pengertian tersebut diatas jika diimplementasikan pada hubungan antara masyarakat
dan pemerintah adalah seperti hubungan antara principal dan agent. Masyarakat adalah principal
dan pemerintah adalah agent. Principal memberikan kewenangan dan sumber daya kepada
agent, sebagai bentuk pertanggungjawaban agent memberikan laporan pertanggungjawaban
terhadap principal.

Teori entitas (Entity Theory).


Teori entitas menekankan pada konsep kepentingan “stewardship” dan pertanggung
jawaban” accountability”. Kesatuan usaha menjadi kesatuan pelopor (reporting entity) yang
bertanggungjawab kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pertanggungjawaban entitas
pelaporan sedangkan laporan keuangan merupakan medium pertanggungjawaban. Dijelaskan
pula mengenai entitas pelaporan dalam Undang-undang pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) dari UU
Nomor 1 Tahun 2004 tentang pembendaharaan Negara yang berbunyi: tiap-tiap kementerian
Negara/lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib menyelenggarakan
akuntansi, tetapi juga wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan.
.
Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility accounting)
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan istilah yang
digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja
organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi
pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat
pertanggungjawaban.
4. Good Governance
Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata cara pemerintah dan warga mengatur
sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Dalam konsep governance, pemerintah
hanya menjadi salah satu actor dan tidak selalu menjadi aktor yang menentukan. Implikasi peran
pemerintah sebagai pembangunan maupun penyedia jasa layanan dan infrastruktur akan bergeser
menjadi bahan pendorong terciptanya lingkungan yang mampu memfasilitasi pihak lain di
komunitas.

METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan standar pelaporan akuntansi sektor publik,
akuntansi pertanggungjawaban sektor publik, dan good governance.
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran atau deskripsi mengenai pengaruh
penerapan standar pelaporan akuntansi sektor publik terhadap akuntansi pertanggungjawaban
sektor public, serta dampaknya terhadap good governance. Penelitian ini akan dilakukan pada
lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriftif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah verifikatif. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah organisasi/lembaga secretariat DPRD kota Bandung

31 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Populasi dan sample
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekretariat/lembaga DPRD Kota Bandung.
Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah seluruh pegawai lembaga DPRD Kota
Bandung. Sedangkan yang dijadikan responden dari secretariat/lembaga DPRD Kota Bandung
adalah kepala dan wakil sekretariat lembaga DPRD dan bendahara atau Kepala Bagian
Akuntansi. jumlah responden secara keseluruhan berjumlah 62 orang.
Adapun dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sedangkan
sumber data yang digunakan adalah data Primer. Data kualitatif atau primer diperoleh dari
responden dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut : Kuesioner, Wawancara, dan
Observasi. Data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner perlu dilakukan
pengujian terlebih dahulu dengan pertimbangan bahwa kesungguhan responden dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Untuk itu
diperlukan dua macam pengujian yaitu uji validitas (test of validitas) dan ujin reabilitas (test of
reability).

Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah Analisis Jalur
(Path Analysis). Alasan digunakan model analisis jalur tersebut, selain karena tujuan dari
penelitian dari penelitian ini yaitu melihat sejauhmana pengaruh variabel eksogenus terhadap
variabel endogenus, adalah karena hubungan kausal antar variabel yang hendak diuji didasarkan
atas dasar kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel
tersebut. Analisis jalur merupakan bagian statistika parametrik yang mensyaratkan skala minimal
interval, sehingga data ordinal hasil Kuesioner perlu dinaikkan menjadi skala interval melalui
metode interval berututan ( Method of Successive Interval). Kenaikan skala dari ordinal ke
interval untuk setiap item per sub variabel/variabel berdasarkan kepada skor ordinal responden.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: variabel independen
(X1), variabel interverning (X2) dan variabel dependen (Y). berikut ini dijelaskan definisi
menurut variabel yaitu :

a. Variabel dependen (X1)


Menurut standar akuntansi sektor publik yang kredibel yang dibentuk oleh komite SAP.
Penerapan SAP yang diyakini akan berdampak kualitas pelaporan keuangan di sektor publik
yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan untuk mewujudkan sektor publik yang
transparan dan akuntabilitas.
Dalam variabel dependen yang digunakan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memastikan standar yang telah ditetapkan telah terrealisasi dengan baik dan memastikan semua
pihak telah bekerja sesuai standar yang berlaku. Alat ukur dan indicator atau elemen yang
digunakan adalah finansial dan non finansial dengan menggunakan skala ordinal.

b. Variabel Interverning (X2)


Akuntansi pertanggungjawaban sektor publik (X2) adalah implementasi fungsi
manajemen keuangan sektor publik dalam pengelolaan PNBP sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undang yang berlaku. Alat ukur dan indikator atau elemen yang digunakan

32 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
adalah dilihat dari perencanaan,pengorganisasian,pelaksnaan dan pengawasan dengan
menggunakan skala ordinal.

c. Variabel Independen (Y)


Variabel independen dalam penelitian adalah good governance yang merupakan suatu
penggunaan semua wewenang mencakup wewenang ekonomi, politik,dan administrasi guna
mengelola urusan sektor publik pada semua tingkat. Good governance adalah prinsip-prinsip
yang mendasari adanya kinerja sektor publik yang memiliki pengaruh terhadap implementasi
kebijakan dari pengelolaan keuangan sektor publik.
Alat ukur dan indikator atau elemen yang digunakan adalah dilihat dari pengelolaan
sektor publik dengan menggunakan skala ordinal.

PEMBAHASAN

Variabel Penerapan Standar pelaporan Akuntansi sektor publik.


Berdasarkan statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan nilai indeks
terhadap variabel penerapan standar pelaporan akuntansi sektor publik, menunjukkan bahwa
variabel penerapan standar pelaporan akuntansi sektor publik memiliki indeks 88,73 %,
sehinggga dapat disimpulkan bahwa penerapan standar pelaporan akuntansi sektor publik yang
meliputi : integrasi informasi keuangan yang memadai, pembentukan laporan keuangan yang
berguna, penyebaran laporan keuangan yang efektif dan informasi akuntansi yang dipercaya
berada dalam kategori tinggi. Dari keempat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
penerapan standar pelaporan akuntansi sektor publik, indikator mengenai penyebaran pelaporan
keuangan yang efektif memiliki skor paling tinggi yaitu 92,18 %, sedangkan indikator mengenai
integrasi informasi keuangan yang memadai memiliki skor paling rendah yaitu sebesar 84,06%.
Hal ini menunjukkan bahwa integrasi informasi keuangan yang memadai masih kurang optimal
sehingga perlu perhatian yang lebih dari para pimpinan Sekretariat DPRD Kota Bandung.

Variabel Akuntansi Pertanggungjawaban.


Berdasarkan statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan nilai indeks
terhadap variabel akuntansi pertanggungajwaban, menunjukkan bahwa variabel akuntansi
pertanggungjawaban memiliki indeks 80,19 %, sehinggga dapat disimpulkan bahwa efektifitas
akuntansi pertanggungjawaban yang meliputi : struktur organisasi, anggaran, pemisahan biaya
terkendali dan tidak terkendali dan laporan pertanggungjawaban yang dipercaya berada dalam
kategori tinggi. Dari keempat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel akuntansi
pertanggungjawaban, indikator mengenai laporan pertanggungjawaban memiliki skor paling
tinggi yaitu 84,26 %, sedangkan indikator mengenai pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali memiliki skor paling rendah yaitu sebesar 76,04%. Hal ini menunjukkan bahwa
pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali masih kurang optimal sehingga perlu perhatian
yang lebih dari para pimpinan Sekretariat DPRD Kota Bandung.

Variabel Good Governance


Berdasarkan statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan nilai indeks
terhadap variabel good governance, menunjukkan bahwa variabel good governance memiliki

33 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
indeks 82,72%, sehinggga dapat disimpulkan bahwa good governance yang meliputi :
akuntabilitas dan transparansi berada dalam kategori tinggi. Dari kedua indicator yang digunakan
untuk mengukur variabel good governance, indicator mengenai akuntabilitas public memiliki
skor paling tinggi yaitu 85,79 % sedangkan indicator mengenai transparansi memiliki skor
paling rendah yaitu 79,64 %. Hal ini menunjukkan bahwa transparansi yang ada pada secretariat
DPRD Kota Bandung masih kurang optimal sehingga perlu di tingkatkan lagi.

Pengujian Kualitas Data


Sebelum analisis data dikerjakan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian atas
data yang diperoleh meliputi uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan
program SPSS version 17. Berdasarkan output SPSS bahwa semua pertanyaan pada kuesioner
tentang variabel-variabel yang diteliti dinyatakan valid dan reliabilitas.

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) atas data yang
tersedia bagi variabel dependen yaitu Good Governance (Z) dan penerapan standar laporan
akuntansi Sektor publik (Y) dan variabel independen yaitu akuntansi pertanggungjawaban (X).
Data dari kuesioner yang memiliki skala ordinal terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala
interval dengan menggunakan Methode of Succesive Interval (MSI). Adapun model penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut :

εε
PY ε 1 PZ ε 1

X PYX Y PZY Z

PZX

Gambar 2. Model Penelitian

Model di atas akan diuraikan menjadi sub struktur sebagai berikut :


Sub struktur 1 : Y = PYX. X + ε 1
Sub struktur 2 : Z = PZX . X + ε 2
Sub struktur 3 : Z = PZy. Y + ε 3

Hasil Analisis Pengaruh Penerapan Standar laporan akuntansi sektor public terhadap
akuntansi pertanggungjawaban serta dampaknya terhadap good governance.

Model Sub struktur 1 : Y = PYX. X + ε 1


Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh koefisien untuk
mencari PYX sebagai berikut :

34 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Table 1
Koefisien Jalur Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik
coefficientsa

Standardired
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std Beta t Sig
Error
1 22.351 5.031 4.443 .000
(Constant) .
Penerapan 422 .081 .565 5.206 .000
Standar
laporan
akuntansi
Sektor
publik
a. Dependent Variabel Akuntansi Pertangggungjawaban

Berdasarkan output SPSS di atas memberikan nilai standardized beta penerapan standar
laporan akuntansi sector public pada persamaan pertama untuk PYX sebesar 0,585 pada taraf
signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
mempengaruhi akuntansi pertanggungjawaban dapat dilihat dari koefisien diterminasi.
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS diperoleh koefisien determinasi
penerapan standar laporan akuntansi sektor publik terhadap akuntansi pertanggungjawaban
sebagai berikut :

Table 2.
Koefisien Determinasi Pengaruh Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik
terhadap Akuntansi Pertanggungjawaban
Model Summary

Change Statistics

Model R F Beta df2 Sig.F


Square Change Change
Change
1 343a 27.103 1 52 .000
.
a. Predictors: (Constant), PENERAPAN STANDAR LAPORAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh R2 sebesar 0,343 atau 34,3 %. Dengan


demikian maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik
berpengaruh terhadap akuntansi pertanggungjawaban sebesar 34,3 % dan sisanya sebesar 65,7
% lainnya merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.

Pengujian Hipotesis
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil uji hipotesis sebagai berikut:

35 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Table 3
Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik
coefficientsa
Standardired
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std Beta t Sig
Error
1 22.351 5.031 4.443 .000
(Constant) .
Penerapan 422 .081 .585 5.206 .000
Standar
laporan
akuntansi
Sektor
publik
a. Dependent Variabel Akuntansi Pertangggungjawaban

Dari table 3 nilai t hasil perhitungan untuk variabel penerapan standar laporan akuntansi
sektor publik sebesar 5,206 pada taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung akan
dibandingkan dengan nilai t pada table t distribusi t, sedangkan nilai signifikansi akan
dibandingkan dengan α = 0,05 dan derajat bebas (db) sebesar 51 diperoleh nilai t table sebesar
± 2,009. Dikarenakan nilai t hitung untuk penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
(5,206) lebih besar dari table ( 2,009) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini sesuai dengan
nilai signifikansi hasil perhitungan untuk variabel penerapan standar laporan akuntansi sektor
public sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
standar laporan akuntansi sektor publik berpengaruh signifikan terhadap Akuntansi
Pertangggungjawaban Sektor Publik.

Hasil Analisis Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik terhadap Good
Governance.
Sub struktur 2 : Z = PZX . X + ε 2

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh koefisien jalur


untuk mencari PZX sebagai berikut:

Table 4
Koefisien Jalur Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik terhadap Good
Governance
coefficientsa
Standardired
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std Beta t Sig
Error
1 25.744 4.736 5.436 .000
(Constant) .

36 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Penerapan 294 .076 .472 3.858 .000
Standar
laporan
akuntansi
Sektor
publik
a. Dependent Variabel GOOD GOVERNANCE

Nilai standardized beta penerapan standar laporan akuntansi sektor publik pada
persamaan kedua untuk PZX sebesar 0,472 dengan taraf signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa
Penerapan standar laporan akuntansi sektor public mempengaruhi good governance. Besarnya
pengaruh penerapan standar laporan akuntansi sektor publik terhadap good governance dapat
dilihat dari koefisien determinasi. Koefisien determinasi penerapan standar laporan akuntansi
sektor public terhadap variabel good governance sebagai berikut:

Table 5.
Koefisien Determinasi Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik terhadap
Good Governance
Model Summary

Change Statistics
Model R F Beta df2 Sig.F
Square Change Change
Change
1 223a 14.867 1 52 .000
.
a. Predictors: (Constant), PENERAPAN STANDAR LAPORAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Pengujian Hipotesis
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil uji hipotesis sebagai berikut:

Table 6
Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik terhadap
Good Governance
coefficientsa
Standardired
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std Beta T Sig
Error
1 25.744 4.736 5.436 .000
(Constant) .
Penerapan .294 .076 .472 3.858 .000
Standar
laporan
akuntansi
Sektor
publik

37 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
a. Dependent Variabel GOOD GOVERNANCE

Dari table 3 nilai t hasil perhitungan untuk variabel penerapan standar laporan akuntansi
sektor publik sebesar 3,858 pada taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung akan
dibandingkan dengan nilai t pada table t distribusi t, sedangkan nilai signifikansi akan
dibandingkan dengan α = 0,05 dan derajat bebas (db) sebesar 53 diperoleh nilai t table sebesar
± 2,009. Dikarenakan nilai t hitung untuk penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
(3,858) lebih besar dari table ( 2,009) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini sesuai dengan
nilai signifikansi hasil perhitungan untuk variabel penerapan standar laporan akuntansi sektor
public sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
standar laporan akuntansi sektor publik berpengaruh signifikan terhadap Good Governance.

Hasil Analisis Pengaruh Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik Terhadap
Good Governance
Sub struktur 3 : Z = PZY. Y + ε 3

Table 7
Koefisien Jalur Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik terhadap Good
Governance
coefficientsa

Standardired
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std Beta T Sig
Error
1 23.587 5.136 4.592 .000
(Constant) .
Penerapan .418 .105 .483 3.973 .000
Standar
laporan
akuntansi
Sektor
publik
a. Dependent Variabel GOOD GOVERNANCE

Berdasarkan output SPSS di atas memberikan nilai standardized beta penerapan standar
laporan akuntansi sektor publik pada persamaan keempat sebesar 0,483 dan signifikansi pada
0,000. Hal ini berarti bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor publik mempengaruhi
good governance.
Besarnya pengaruh dari variabel penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
terhadap variabel good governance dapat dilihat dari koefisien determinasi. Koefisien
determinasi diperoleh dari mengkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi
penerapan standar laporan akuntansi sektor publik terhadap variabel Good Goverenance dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
R2Z = (PZY)2 = (0,483)2 = 0,233.

38 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Berdasarkan table 8 diperoleh R2 sebesar 0,233 atau 23,3 %. Berarti Penerapan Standar
Laporan Akuntansi Sektor Publik memberikan pengaruh terhadap Good Governance sebesar
23,3 % dan sisanya sebesar 76,7% lainnya merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak
diteliti.

Table 8.
Koefisien Determinasi Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik terhadap
Good Governance
Model Summary
Model R R Adjusted Std Error of the
Square R Square Estimate
1 483a .218 .218 7.035234058
.
a. Predictors: (Constant), PENERAPAN STANDAR LAPORAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Pengujian Hipotesis
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil uji hipotesis sebagai berikut:

Table 9
Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik terhadap
Good Governance
coefficientsa
Standardired
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std Beta T Sig
Error
1 23.587 5.136 4.592 .000
(Constant) .
Penerapan .418 .105 .483 3.973 .000
Standar
laporan
akuntansi
Sektor
publik
a. Dependent Variabel GOOD GOVERNANCE

Dari table 9 nilai t hasil perhitungan untuk variabel penerapan standar laporan akuntansi
sektor publik sebesar 3,973 dan nilai pada taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung akan
dibandingkan dengan nilai t pada table t distribusi t, sedangkan nilai signifikansi akan
dibandingkan dengan α = 0,05 dan derajat bebas (db) sebesar 53 diperoleh nilai t table sebesar
± 2,009. Dikarenakan nilai t hitung untuk penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
(3,973) lebih besar dari table ( 2,009) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini sesuai dengan
nilai signifikansi hasil perhitungan untuk variabel penerapan standar laporan akuntansi sektor
public sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
standar laporan akuntansi sektor publik berpengaruh signifikan terhadap Good Governance.

39 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pengaruh Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik terhadap Akuntansi


Pertanggungjawaban serta dampaknya terhadap Good Governance
Hasil pengujian pengaruh Penerapan standar laporan Akuntansi sektor public
menunjukkan nilai t hitung (5,206) > t table (2,009), maka pada tingkat kekeliruan 5 % ( α =
0,05) diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti penerapan standar laporan
akuntansi sektor publik berpengaruh signifikan terhadap Akuntansi pertanggungjawaban sektor
public pada lembaga secretariat DPRD Kota Bandung.
Besaran pengaruh penerapan standar laporan akuntansi sektor publik terhadap akuntansi
pertanggungjawaban sektor publik adalah 34,3 %. Besaran ini termasuk ke dalam kategori
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor public
memberikan kontribusi yang cukup dalam meningkatkan efektivitas penerapan standar laporan
akuntansi sektor publik namun belum mencapai tingkat maksimal yang diharapkan.
Temuan dilapangan menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor
publik pada lembaga secretariat DPRD Kota Bandung sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan
secara deskriptif yang dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan yaitu sebesar 88,73 %.
Dari seluruh indikator yang ada untuk mengukur penerapan standar laporan akuntansi sektor
publik menunjukkan skor di atas 80%. Hal ini berarti penerapan standar laporan akuntansi sektor
publik di lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung secara keseluruhan sudah baik namun belum
mencapai tingkat maksimal yang diharapkan, sehingga perlu adanya peningkatan lagi sesuai
dengan apa yang diharapkan. Sedangkan temuan di lapangan untuk variabel penerapan standar
laporan sektor publik yang dilakukan oleh lembaga sekretariat DPRD sudah baik. Kondisi ini
dapat ditunjukkan secara deskriptif yang dapat dilihat dari skor rata-rata yang dihasilkan yaitu
sebesar 80,18 %. Namun dari keempat indikator yang digunakan untuk mengukur penerapan
standar laporan akuntansi sektor publik ternyata terdapat dua indicator yang memiliki skor di
bawah 80 % yaitu; integrasi informasi keuangan yang memadai dengan skor 76,04 % dan
indikator informasi akuntansi yang dipercayai dengan skor 78,50%. Berdasarkan kondisi ini
diharapkan lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung perlu meningkatkan lagi integrasi
informasi keuangan yang memadai dengan cara lebih memperhatikan pengelolaan dokumen
secara sistematis di setiap bagian yang ada, membuat standar tunggal yang lebih ketat di dalam
mengintegrasian informasi antar bagian, selain itu juga dalam meningkatkan hasil informasi
yang dipercaya dapat dilakukan dengan cara selalu menggunakan standar laporan akuntansi
sektor publik di setiap praktek akuntansi yang ada di dalam lembaga sekretariat DPRD, dan
lebih mempertimbangkan proses yang ada di dalam maupun dari luar Lembaga Sekretariat
DPRD Kota Bandung dalam menghasilkan informasi akuntansi.

Pengaruh Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik terhadap Good


Governance.
Hasil pengujian pengaruh Penerapan Standar laporan Akuntansi Sektor Publik terhadap
Good Governance menunjukkan nilai t hitung (3,858) > t table (2,009), maka pada tingkat
kekeliruan 5% ( α = 0,05) diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti
penerapan standar laporan akuntansi sektor public berpengaruh signifikan terhadap good
governance pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung.

40 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Besaran pengaruh peneerapan standar laporan akuntansi sektor publik terhadap Good
Governance adalah 22,3 %. Besaran ini termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor publik kurang mampu
memberikan kontribusi dalam meningkatkan good governance sehingga belum mencapai tingkat
maksimal yang diharapkan.
Kurang optimalnya besaran pengaruh penerapan standar laporan akuntansi sektor public
terhadap good governance didasarkan dari hasil analisis deskriptif yang menunjukkan hasil yang
belum maksimal. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi
sektor publik pada lembaga secretariat DPRD Kota Bandung sudah baik, hal ini dapat
ditunjukkan secara deskriptif dari skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 88,73%. Dari seluruh
indikator yang ada mengukur penerapan standar laporan akuntansi sektor publik menunjukkan
skor di atas 80%. Hal ini berarti penerapan standar laporan akuntansi sektor publik di lembaga
secretariat DPRD Kota Bandung secara keseluruhan sudah baik namun belum mencapai tingkat
maksimal yang diharapkan, sehingga perlu adanya peningkatan lagi sesuai dengan apa yang
diharapkan. Selain itu hasil temuan juga menunjukkan good governance pada lembaga
sekretariat DPRD Kota Bandung juga menunjukkan kondisi yang sangat baik. Hal ini dapat
dilihat dari hasil statistik deskriptif yang memiliki skor rata-rata 82,72%. Walaupun rata-rata
skor ini tinggi namun ternyata salah satu indikator good governance memiliki skor di bawah
80% yaitu indikator mengenai transparansi yang memiliki skor 79,64%.
Berdasarkan hasil pengolahan data dihasilkan bahwa pengaruh variabel penerapan
standar laporan akuntansi sektor publik terhadap good governance tergolong rendah, yaitu
22,3%. Kondisi ini dapat terjadi karena penerapan standar laporan akuntansi sektor publik hanya
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi good governance, sedangkan faktor yang
dapat mempengaruhi good governance cukup banyak, sedangkan faktor-faktor itu tidak diteliti
dalam penelitian ini.

Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban sektor publik terhadap Good Governance.


Hasil pengujian pengaruh akuntansi pertanggungjawaban sektor publik terhadap good
governance menunjukkan nilai t hitung (3,973) > t tabel (2,009), maka pada tingkat kekeliruan
5% ( α = 0,05) diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti akuntansi
pertanggungjawaban sektor publik berpengaruh signifikan terhadap good governance pada
lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung.
Dari hasil pengujian statistik juga didapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,233.
Nilai koefisien determinasi R2 menunjukkan besarnya variasi dari variabel good governance
yang dapat dijelaskan oleh akuntansi pertanggungjawaban sektor publik adalah sebesar 23,3%,
sedangkan sisanya sebesar 76,7% dijelaskan atau merupakan kontribusi variabel lain tetapi tidak
terdapat dalam model penelitian ini. Pengaruh variabel ini dapat dikategorikan rendah. Nilai
koefisien determinasi (R2) ini menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban sektor publik
kurang mampu mempengaruhi good governance pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung.
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban sektor publik
pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung sudah sangat baik, namun ada beberapa indikator
yang perlu ditingkatkan sehingga akuntansi pertanggungjawaban sektor publik berjalan lebih
efektif. Sedangkan temuan di lapangan menunjukkan good governance pada lembaga sekretariat
DPRD Kota Bandung juga menunjukkan kondisi yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
statistik deskriptif yang memiliki skor rata-rata 82,72%. Walaupun rata-rata skor ini tinggi

41 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
namun salah satu indikator good governance memiliki skor di bawah 80% yaitu indikator
mengenai transparansi dengan skor 79,64%. Kondisi ini memperlihatkan bahwa transparansi
pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung masih perlu ditingkatkan lagi, sehingga
transparansi pada lembaga secretariat DPRD Kota Bandung dapat berjalan sesuai dengan
harapan.
Berdasarkan hasil pengolahan data pengaruh variabel akuntansi pertanggungjawaban
sektor publik terhadap good governance tergolong sedang, yaitu hanya 23,3%. Kondisi ini dapat
terjadi karena akuntansi pertanggungjawaban sektor publik hanya merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi good governance, sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi good
governance cukup banyak, yang tidak diteliti dalam penelitian ini

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik berpengaruh signifikan terhadap
akuntansi pertanggungjawaban sektor publik. Besaran pengaruh penerapan standar laporan
akuntansi sektor publik terhadap akuntansi pertanggungjawaban sektor public termasuk ke
dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi
sektor publik memberikan kontribusi yang cukup dalam meningkatkan akuntansi
pertanggungjawaban sektor publik namun belum mencapai tingkat maksimal yang
diharapkan.
2. Penerapan Standar Laporan Akuntansi Sektor Publik berpengaruh signifikan terhadap
Good Governance. Besaran pengaruh penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
terhadap good governance. Besaran pengaruh yang diberikan termasuk ke dalam kategori
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor publik
kurang mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan good governance sehingga
belum mencapai tingkat maksimal yang diharapkan.
3. Akuntansi pertanggungjawaban sektor publik berpengaruh signifikan terhadap Good
Governance. Besarnya variasi dari variabel good governance yang dapat dijelaskan oleh
akuntansi pertanggungjawaban sektor publik adalah sebesar 23,3%. Sedangkan sisanya
sebesar 76,7% dijelaskan atau merupakan kontribusi variabel lain tetapi tidak terdapat
dalam model penelitian ini. Pengaruh variabel ini dikategorikan sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban sektor publik kurang mampu
mempengaruhi good governance pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung.

Saran
1. Bagi lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung sebaiknya tetap mempertahankan apa yang
telah dilaksanakan terhadap penerapan standar laporan akuntansi sektor publik. Selain itu
akuntansi pertanggungjawaban sektor publik yang telah berjalan efektif, namun perlu
adanya peningkatan terhadap integrasi informasi keuangan yang memadai dengan cara
lebih memperhatikan pengelolaan dokumen secara sistematis di setiap bagian yang ada,
membuat standar tunggal yang lebih ketat di dalam mengintegrasikan informasi antar
bagian, memberikan perhatian lebih dalam menjembatani informasi antar bagian. Selain itu

42 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
juga dalam meningkatkan hasil informasi akuntansi yang dipercaya dapat dilakukan dengan
cara selalu menggunakan standar laporan akuntansi disetiap praktek akuntansi yang ada
dalam lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung. Dan lebih mempertimbangkan proses
yang ada di dalam maupun dari luar lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung dalam
menghasilkan akuntansi keuangan sektor publik. Selain itu juga lembaga sekretariat DPRD
Kota Bandung sebaliknya lebih bersifat terbuka terhadap informasi yang ada di dalam
lembaga kesekretariatan DPRD Kota Bandung kepada publik, karena lembaga DPRD Kota
Bandung merupakan institusi yang mempunyai fungsi memberikan layanan kepada public
atau dalam hal ini masyarakat.
2. Bagi pengembangan ilmu akuntansi khususnya akuntansi sektor publik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan standar laporan akuntansi sektor publik berpengaruh
terhadap akuntansi pertanggungjawaban sektor publik serta berdampak terhadap good
governance pada lembaga sekretariat DPRD Kota Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam akuntansi pertanggungjawaban sektor publik agar berjalan efektif maka faktor
penerapan standar laporan akuntansi sektor publik sangat perlu diperhatikan sehingga pada
akhirnya berdampak dalam peningkatan good governance.
3. Bagi peneliti berikutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh dari
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah & Arisanti, Herlin (2010).Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan
Akuntabilitas Publik terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 9.
No. 2 Agustus 2010.

Artjana (2002), Upaya Membangun Akuntabilitas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban


Keuagan Negara di Lingkungan Militer Menuju Terciptanya Good Governance
Tantangan dan Harapan, http//www.go.id. down load tanggal 1 Agustus 2015.

Bastian, Indra(2006), Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Jakarta Erlangga

BPKP (2007), Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Edisi Keempat. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pengawasan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (2005), Peraturan Nomor : 02/PB/2005 Tentang Mekanisme


Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Pendapatan Dan Belanja Negara, Departemen
Keuangan Republik Indonesia.

Effendi (2006),Kendala dalam Penerapan Ketentuan dalam PNBP dan Penetapan Aset Tetap
Universitas Gajah Mada. Sofian. Staff.ugm.1 ../kendala dalam penerapan PNBP.pdf.

43 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5
Ghozali, Imam(2009),Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (2005), Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2005
Tentang Standar Akuntansi Pemereintah.

Komite Penyempurnaan Manajemen Keuangan (2006), Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor: 24 Tahun 2005 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah, Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Masdiasmo (2006),Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor


Publik, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol.05. No. 02: Halaman 1-17.
-------------,(2010),Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Mulyawan, Budi, (2009), Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja


Organisasi. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Wijaya, Toni. (2012) Cepat Menguasai SPSS 20. Penerbit Cahaya Atma, Jakarta
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Bandung: Fok.

44 | J u r n a l R i s e t A k u n t a n s i d a n B i s n i s – V o l . 1 N o . 2 J u l i 2 0 1 5

Anda mungkin juga menyukai