Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PERWUJUDAN NILAI TRANSPARANSI,AKUNTABILITAS


DAN KONSEP VALUE FOR MONEY DALAM PENGELOLAAN
AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
(Studi Pada BPKD Kab.Buteng)

KRISTINA PINA (A031191013)


AGUNG MUHAMMAD SAID (

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia dan rahmat-NYA sehingga kami selaku penulis mampu
menyelesaikan proposal penelitan tentang “PERWUJUDAN NILAI
TRANSPARANSI,AKUNTABILITAS DAN KONSEP VALUE FOR MONEY DALAM
PENGELOLAAN AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK” dengan studi pada
“Kantor BPKD Kab.Buteng” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan dari proposal penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana


pengaruh perwujudan nilai transparansi,akuntabilitas dan konsep value for money
terhadap pengelolaan akuntansi Keuangan sektor publik.

Dengan adanya proposal ini,dihrapkan para pembaca dapat memahami


dengan baik pengaruh perwujudan nilai transparansi,akuntabilitas dan konsep value for
money terhadap pengelolaan akuntansi Keuangan sektor public,yang dalam hal ini
yaitu terhadap akuntansi keuangan BPKD Kab.Buteng.

Terlepas dari itu,kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian penyusunan proposal ini.Kami sadar akan
keterbatasa kami dan kami menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan
proposal ini. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi
pembaca sekalian.

Makassar,23 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pengetahuan masyarakat tentang transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan di daerah saat ini menyebabkan tantangan
bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan pengelolaan keuangan di daerah agar
lebih transparan dalam membuat suatu laporan keuangan daerah. Pemerintah di
wajibkan untuk selalu teliti dalam membuat suatu laporan keuangan agar tidak
menimbulkan suatu pertanyaan yang menyebabkan masyarakat kurang percaya
terhadap laporan keuangan yang telah di buat. Desentralisasi fiskal dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, sebagai konsekuensi dari otonomi
daerah, telah menyebabkan perubahan signifikan dalamkomposisi pengeluaran
anggaran pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Akuntabilitas dan transparansi merupakan salah satu elemen penting untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), adanya pengelolaan
anggaran yang baik sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan
organisasi karena erat kaitannya dengan kelangsungan hidup masyarakat
banyak.Pertiwi (2015:2)mengungkapkan bahwa good governance yang memiliki
keterkaitan erat dengan aspek akuntansi adalah transparansi dan
akuntabilitas(Suryo, 2008). Sektor publik sering dinilai sebagai sarang
inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu
merugi sehingga adanya tuntutan baru agar organisasi sektor publik
memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya. Value for
money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu; ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
Mardiasmo (2002:4).
Penerapan akuntansi yang baik oleh instansi pemerintah dan pengawasan
yang optimal terhadap kualitas laporan keuangan instansi pemerintah
diharapkan akan dapat memperbaiki akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sehingga kinerja penyelenggaraan segala urusan pemerintahan
dapat optimal. Auditya (2013:24) berpendapat bahwa pengukuran kinerja
pemerintah memiliki kaitan erat dengan akuntabilitas dan
transparansi.Untuk memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan
manajemen kinerja yang baik. Pemahaman mengenai konsep kinerja
organisasi publik dari perspektif kelompok sasaran atau pengguna jasa
organisasi publik. Khusus organisasi publik berkaitan erat dengan
produktifitas, kualitas, layanan, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas,
serta persamaa pelayanan. Kurniawan (2003:2) mengemukakan bahwa,
transparansi terwujud apabila pemerintah bersedia untuk menginformasikan
kepada masyarakat/DPRD bagaiamana dana publik digunakan atau dikelola
dalam kegiatan dan program pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh
Hadyrianto (2012:7) yang berjudul Pengaruh Akuntabilitas, dan
Transparansi pada Pengelolaan Anggaran di Universitas Bina Nusantara,
menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh positif terhadap pengelolaan
anggaran.
Penyajian laporan keuangan dalam suatu daerah atau kota dibuat atas dasar
kesepakatan bersama untuk mempermudah dalam pengecekkan suatu laporan
keuangan dalam suatu daerah, Laporan keuangan dianggap sangat penting karna
merupakan suatu elemen dasar. Informasi akuntansi yang terdapat di dalam
laporan keuangan pemerintah daerah harus bermanfaat dalam pengertian dapat
mendukung pengambilan keputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai
aksebilitas laporan keuangan dalam suatu daerah atau kota dinilai penting karna
merupakan suatu sarana untuk mempermudah memperoleh informasi laporan
keuangan.
Pengelolaan keuangan daerah mencakup aktivitas perencanaan,pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi (PP. No. 58 tahun 2005).
Pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan
agar setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah berdampak terhadap
kepentingan dan kebutuhan publik dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik, Haryanto (2007) dalam Rohman (2009) dalam Abdullah (2013).
Pengelolaan Keuangan daerah yang dapat dipertanggungjawabkan ditandai
dengan hasil laporan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas publik (public
accountability) pada era reformasi membawa dampak terhadap dalam
proses pengembangan manajemen pemerintahan di Indonesia.
Transparansi dan akuntabilitas publik merupakan dua sisi yang tidak
terpisahkan sebagai bagian dari prinsip–prinsip tata kelola yang baik.
Transparansi dan akuntabilitas publikkini menjadi kajian yang marak,
penerapannya pada pola perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung
jawaban keuangan daerah yang partisipatif sebagai suatu konsekuensi
logis. Isu seputar transparansi dan akuntabilitas tidak terlepas dari maraknya
penyalagunaan wewenang dan penyelewengan dana oleh oknum pegawai
maupun pejabat pemerintahan. Pemerintah daerah dituntut mampu
mengelola keuangannya dengan prinsip pengukuran kinerja (Nugrahani,
2007).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara kerja pemerintah
dalam menyusun laporan keuangan yang di buat apakah sudah transparan dan
sesuai dengan anggaran yang sebenarnya juga agar masyarakat agar lebih tangap
tentang kinerja pemerintah selama ini. Untuk mengetahui hal itu masyarakat
diharapkan lebih peka terhadap hal-hal yang baru dan berkembang di kalangan
pemerintah saat ini juga pemerintah di tuntut untuk jujur dalammenyusun suatu
laporan Keuangan agar masyarakat senantiasa percaya dan mengerti.
Penelitian ini adalah hasil replikasi dari penelitian Sayuti Sayuti,Jamaluddin
Majid dan Muhammad Sapril Sardi Juardi (2018). Perbedaan penelitian ini terletak
pada objek penelitian, pada Sayuti Sayuti,Jamaluddin Majid dan Muhammad Sapril
Sardi Juardi (2018) objek penelitian di Kantor BAPPEDA Sulawesi Selatan
sedangkan pada penelitian ini di BPKD Kabupaten Buteng.

Anda mungkin juga menyukai