Anda di halaman 1dari 9

Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 734

ANALISIS PENERAPAN KONSEP VALUE FOR MONEY


PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

Nova Kurniawati, Vidya Vitta Adhivinna


Universitas PGRI Yogyakarta
Jl. PGRI I No. 117, Sonosewu, Bantul, Yogyakarta.
email: novakurniawati23@gmail.com

Abstract
The performance of The goverment institutions is now under the spotlight along with
the improvement in public awareness on the course of general public
administration.People are getting more and more intelligent and critical. They have
demand for transparancy, clean, economical, effectual, responsive and accountable.
The aim of this research is to discover the financial performance of Pemerintah
Kabupaten Bantul during year 2010-2013. The test was done by using value for
money method to measure the financial performance from the perspective of
economy, effectiveness and efficiency which has shown in the annual budgetary
report and realization from 2010-2013. The result from financial analysis on
Pemerintah Kabupaten Bantul has shown that in economic perspective the financial
management in Bantul can be said to be economical in year 2010 and getting better
in 2011-2013. From effectiveness it can be said to be very effectual from 2010 till
2013, and from efficiency perspective Bantul Administration was not efficient in
2010, but in 2011 can be said to be very efficient and then in 2012-2013 can be said
to be inefficient.

Keywords: Economical, Efficiency, Effectiveness.

Pendahuluan MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otono-


mi Daerah, Pengaturan, Pembagaian dan Pe-
Krisis ekonomi dan kepercayaan yang manfaatan Sumber Daya Nasional yang ber-
melanda Indonesia memberikan dampak po- keadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat
sitif dan dampak negatif bagi upaya pening- dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesa-
katan kesejahteraan seluruh rakyat Indone- tuan Republik Indonesia. Tap MPR tersebut
sia. Krisis ekonomi dan kepercayaan yang merupakan landasan UU No. 22 Tahun 1999
dialami telah membuka jalan bagi muncul- tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25
nya reformasi total di seluruh aspek kehi- Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
dupan bangsa Indonesia. Salah satu unsur antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang
reformasi total yaitu intervensi pemerintah akan segera membawa angin segar bagi pe-
pusat yang terlalu besar dimasa yang lalu te- ngembangan otonomi daerah (Mardiasmo,
lah menimbulkan masalah rendahnya kapa- 2009).
bilitas dan efektifitas pemerintah daerah da- Misi utama kedua undang-undang ter-
lam mendorong proses pembangunan dan sebut adalah desentralisasi. Desentralisasi ti-
kehidupan demokrasi di daerah (Mardiasmo, dak hanya berarti pelimpahan wewenang da-
2009). Tuntutan otonomi ini juga muncul se- ri pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
bagai jawaban untuk memasuki era new tetapi juga pelimpahan beberapa wewenang
game yang membawa new rules pada semua pemerintahan ke pihak swasta dalam bentuk
aspek kehidupan manusia di masa yang akan privatisasi. Desentralisasi ini diharapkan a-
datang. kan menghasilkan dua manfaat yaitu: Perta-
Salah satu Ketetapan MPR Nomor XV/- ma, mendorong peningkatan partisipasi,
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 735

prakarsa dan kreatifitas masyarakat dalam Menurut Mardiasmo (2009), value for mo-
pembangunan, serta mendorong pemerataan ney merupakan konsep pengelolaan organi-
hasil-hasil pembangunan (keadilan) diselu- sasi sektor publik yang mendasarkan pada ti-
ruh daerah dengan memanfaatkan sumber ga elemen utama yaitu ekonomis, efisiensi,
daya dan potensi yang tersedia dimasing- dan efektifitas. Ekonomis, pemerolehan in-
masing daerah. Kedua, memperbaiki alokasi put dengan kualitas dan kuantitas tertentu
sumber daya produktif melalui pergeseran pada harga terendah. Ekonomis merupakan
peran pengambilan keputusan publik ke perbandingan input dengan input value yang
tingkat pemerintah yang paling rendah yang dinyatakan dalam satuan moneter. Efisiensi,
memiliki informasi yang paling lengkap pencapaian output yang maksimum dengan
(Mardiasmo, 2009). input tertentu untuk penggunaan input yang
Peraturan Pemerintah No.108/2000 ten- terendah untuk pencapaian output tertentu.
tang pertanggungjawaban Kepala Daerah Efisiensi merupakan perbandingan output/
menyarankan agar setiap akhir tahun angga- input yang dikaitkan dengan standar kinerja
ran, kepala daerah menyampaikan laporan atau target yang telah ditetapkan. Efektifitas,
pertanggungjawaban yang terdiri dari lapor- tingkat pencapaian hasil program dengan
an perhitungan APBD, norma perhitungan target yang ditetapkan. Secara sederhana e-
APBD, laporan arus kas, dan neraca daerah fektifitas merupakan perbandingan outcome
yang dilengkapi dengan penilaian kinerja. dengan output.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada Kinerja keuangan sangat penting untuk
pasal 31 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2003 juga dikaji dalam orgaisasi sektor publik organi-
mengamanatkan bahwa laporan realisasi sasi sektor publik termasuk pemerintah, se-
anggaran selain menyajikan realisasi penda- jak diterapkannya penganggaran berbasis ki-
patan dan belanja juga menjelaskan prestasi nerja semua pemerintah daerah dituntut un-
kerja perangkat daerah (Nugrahani, 2007). tuk mampu menghasilkan kinerja keuangan
Proses penyusunan, pembahasan sampai pemerintah daerahnya secara baik. Semakin
pada penetapan APBD serta laporan kete- meningkatnya tuntutan pelaksanaan akunta-
rangan pertanggungjawaban (LKPJ), umum- bilitas publik oleh oganisasi sektor publik
nya perhatian lebih terfokus pada besarnya seperti pemeritah pusat dan daerah unit-unit
anggaran. Padahal sejak diberlakukannya kerja pemerintah, departemen dan lembaga
kepmendagri No. 29 Tahun 2002 yang su- negara diharapkan dapat mengurangi terjadi-
dah diganti dengan Permendagri No. 13 Ta- nya pemborosan, kebocoran dana dan men-
hun 2006, yang mengatur tentang pedoman deteksi program-program yang tidak layak
pengelolaan keuangan daerah, sistem yang secara ekonomi (Liando, 2014).
dianut dalam APBD adalah anggaran yang Kinerja instansi pemerintah kini men-
berbasis kinerja. Artinya penyusunan, pem- jadi sorotan dengan semakin tingginya ke-
bahasan, penetapan, sampai pengawasan pe- sadaran masyarakat terhadap penyelenggara-
laksanaan anggaran tidak cukup dengan ha- an administrasi publik. Masyarakat yang se-
nya melihat besar kecilnya anggaran yang makin cerdas dan kritis juga menuntut di-
merupakan masukan, tapi juga harus mem- lakukannya transparasi dan akuntabilitas pu-
perhatikan kinerja anggaran tersebut yang blik oleh lembaga-lembaga sektor publik,
meliputi capaian kinerja, keluaran, hasil dan yaitu mengharapkan pemerintahan yang ber-
manfaat serta tepat tidaknya kelompok sasa- sih, ekonomis, efektif, transparan, responsif
ran kegiatan yang dibiayai oleh anggaran dan akuntabel.
tersebut (Natsir, 2008). Anggaran adalah suatu proses yang di-
Pengukuran kinerja yang digunakan o- lakukan oleh suatu organisasi untuk meng-
leh organisasi sektor publik adalah peng- alokasikan sumber daya yang dimilikinya
ukuran kinerja yang tradisional. Metode ini pada kebutuhan-kebutuhan yang terbatas.
memusatkan pada aspek keuangan dengan Pemda Bantul tentunya berkeinginan mem-
menggunakan metode value for money. berikan pelayanaan maksimal kepada
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 736

masyarakat, tetapi seringkali terhambat oleh instansi sekretariat daerah provinsi Sulawesi
terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Selatan untuk tahun anggaran 2004 tidak
Disinilah fungsi dan peran penting anggaran. menggunakan semua input dana/anggaran
Bastian (2007) menginterprestasikan angga- dari yang telah dianggarkan untuk setiap ke-
ran sebagai paket pernyataan perkiraan pe- giatan, sedangkan jika dilihat dari peng-
nerimaan dan pengeluaran yang diharapkan ukuran indikator output dapat dilihat bahwa
akan terjadi dalam satu atau beberapa pe- sebagian besar target pencapaian fisik ber-
riode mendatang. Dengan demikian tuntutan hasil direalisasikan. Sedangkan berdasarkan
masyarakat mengharapkan pemerintahan hasil pengukuran hasil outcome dapat di-
yang bersih, ekonomis, efektif, transparan, katakan bahwa publik/pelanggan dari kegia-
responsif dan akuntabel. tan-kegiatan yang dilakukan oleh instansi
sekertaris daerah provinsi Sulawesi Selatan
Penelitian Terdahulu umumnya merasa puas dengan pencapaian
rata-rata 70%.
Liando (2014), dalam penelitian me- Nazril (2013), dalam Penelitian berjudul
ngenai Analisis Kinerja Keuangan Pemerin- Penerapan Konsep Value For Money dalam
tah Kabupaten Kepulauan Sangie meng- menilai Kinerja Pelayanan Sektor Publik
gunakan metode Value For Money oleh Li- pada Rumah Sakit Umum Daerah Labuan
ando, H. S. (2014). Hasil Penelitian ini Ana- Baji Kota Makasar. Hasil Penelitian ini yaitu
lisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupa- pelayanan rumah sakit umum daerah La-
ten Kepulauan Sangie dari segi ekonomis di- buang Baji Kota Makasar telah Memenuhi
simpulkan bahwa Pemerintahan Kabupaten prinsip value for money yaitu ekonomis,
Kepulauan Sangie dalam mengoptimalkan efisien, dan efektifitas. Hal ini dibuktikan
anggaran harus lebih hemat dan tepat sa- dari hasil analisis kuisioner yang disebarkan
saran, dari segi efisien harus ditingkatkan kepada pelanggan/konsumen.
lagi sehingga masyarakat merasakan hasil Nugrahani (2007), dalam penelitian ber-
otonomi, dari segi efektivitas dapat diperbai- judul Analisis Penerapan Konsep Value For
ki dengan upaya peningkatan secara berke- Money pada Pemerintah Daerah Istimewa
sinambungan guna peningkatan kesejahtera- Yogyakarta. Hasil penelitian ini adalah ber-
an masyarakat. dasarkan perbandingan jumlah penerimaan
Kurrohmaan (2013), dalam penelitian dan pengeluaran provinsi DIY dari tahun 20-
berjudul Evaluasi Penganggaran Berbasis 01-2004 secara absolute cukup ekonomis, e-
Kinerja Melalui Kinerja Keuangan yang fisien dan efektif. Apabila kinerja berda-
Berbasis Value For Money Di Kabupaten/ sarkan hasil pengujian hipotesis dengan
Kota di Jawa Timur. Dalam Penelitian ini menggunakan konsep value for money, ma-
penulis ingin menguji kinerja keuangan pe- ka kinerja keuangan Pemda DIY cukup eko-
merintah daerah setelah menggunakan ang- nomis dan efisien tetapi kurang efektif.
garan berbasis kinerja dengan sesudah
menggunakan anggaran berbasis kinerja. Perumusan Hipotesis
Hasil penelitian ini adalah pemerintah dae-
rah lebih ekonomis dan efisien dalam penge- Berdasarkan kajian teori dan beberapa
lolaan keuangannya setelah menggunakan hasil penelitian di atas yang berkaitan de-
anggaran berbasis kinerja. ngan konsep Value for Money yang meng-
Alni (2006), dalam penelitian berjudul acu pada ekonomi, efisiensi, dan efektifitas,
Analisis Kinerja Keuangan Belanja Kegiatan maka pengajuan hipotesis sebagai berikut:
dengan Pendekatan Value For Money pada H1: Kinerja Keuangan pemerintah daerah
Sekertariat Daerah Provinsi Sulawesi Sela- kabupaten Bantul dari tahun 2010-
tan. Hasil Penelitian ini berdasarkan hasil 2013 ekonomis.
pengukuran pada indikator input menunjuk- H2: Kinerja keuangan pemerintah daerah
kan bahwa biro-biro yang terdapat pada kabupaten Bantul dari Tahun 2010-
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 737

2013 efisien. PAD yang direncanakan dibandingkan


H3: Kinerja keuangan pemerintah daerah dengan target yang ditetapkan (Halim,
kabupaten Bantul dari Tahun 2010- 2007).
2013 efektif.
Rasio Efektifitas =
Metode Penelitian Realisasi Penerimaan PAD
Target Penerimaan PAD
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a) Rasio Ekonomi Teknik Pengumpulan Data
Konsep ekonomi sangat terkait dengan Data yang dikumpulkan adalah data
konsep biaya. Ekonomi memiliki penger- sekunder. Data diperoleh dari Dinas Penda-
tian bahwa sumber daya input hendaknya patan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Da-
di peroleh dengan harga lebih rendah ya- erah (DPPKAD) Kabupaten Bantul dari ta-
itu harga yang mendekati harga pasar. hun 2010-2013.
Rasio ekonomis untuk analisis kinerja ke-
uangan dapat diketahui menggunakan Teknik Analisis Data
(Mahmudi, 2005). Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis statistik des-
Rasio Ekonomi = kriptif yang bersumber dari data laporan ke-
Realisasi Penerimaan PAD uangan APBD Kabupaten Bantul periode
Anggaran Penerimaan PAD 2010-2013. Tujuannya adalah untuk mem-
buat suatu gambaran secara sistematis, fak-
b) Rasio Efisiensi tual dan akurat mengenai fakta-fakta serta
Rasio efisiensi yang menggambarkan hubungan antar fenomena yang diselidiki.
perbandingan antara besarnya biaya yang Analisis keuangan yang digunakan adalah
dikeluarkan untuk memperoleh pendapat- alat analisis rasio yang diterapkan pada org-
an dengan realisasi pendapatan yang di- anisasi sektor publik.
terima (Halim, 2007).
Hasil Penelitian
Rasio Efisiensi =
Biaya yang Dikeluarkan untuk Memungut PAD Data Keuangan
Realisasi Penerimaan PAD Berikut ini merupakan data keuangan
pemerintah kabupaten Bantul tahun ang-
c) Rasio Efektifitas garan 2010-2013.
Rasio efektifitas menggambarkan ke-
mampuan pemda dalam merealisasikan

Tabel 1. Data Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Tahun (dalam Ribuan)


No. Uraian
2010 2011 2012 2013
1. Pendapatan 986.866.902,07 1.180.547.112,41 1.337.570.725,56 1.520.302.695,31
2. PAD 81.637.099,07 128.896.456,41 166.597.778,56 224.197.197,31
3. Pajak
16.541.249,00 35.068.591,50 51.786.352,50 83.232.017,20
Daerah
Retribusi
4. 15.978.422,00 17.798.603,00 20.595.098,00 27.116.286,00
Daerah
Pengeluaran
5. 446.230,67 4.115.230,67 13.271.230,00 39.062.286,22
Daerah
Sumber: DPPKAD Data sekunder, diolah 2015.
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 738

Dari tabel 1 bisa diketahui bahwa da- Analisis Konsep Value for Money
lam total pendapatan pemerintah kabupaten Sebelum melakukan analisis konsep
Bantul mengalami peningkatan dari tahun Value For Money, terlebih dahulu meng-
anggaran 2010 sampai dengan 2013. Hal ini hitung berapa jumlah realisasi, anggaran,
dipicu oleh meningkatnya Pendapatan Asli biaya dan target penerimaan asli daerah
Daerah (PAD) dari tahun 2011 sampai de- yang dapat dilihat pada tabel 2.
ngan tahun 2013.

Tabel 2. Perhitungan Realisasi, Anggaran, Biaya, dan Target PAD


Tahun Anggaran 2010–2013 (dalam Ribuan).

Keterangan 2010 2011 2012 2013


Realisasi
81.637.099, 07 128.896.456, 41 166.597.778, 56 224.197.864. 31
Penerimaan PAD
Anggaran
89.015.027, 59 115.321,75 141.624,47 205.407,07
Penerimaan PAD
Biaya untuk
1.403.064,00 841.609,00 2.420.586,00 2.841.972,00
PAD
Target PAD
32.519.672,00 52.867.195,50 72.363.450,50 110.348.303,20
Potensi Riil
Sumber: DPPKAD Data sekunder, diolah 2015.

Uji Rasio Ekonomi daerah dalam menjalankan tugas dikatakan


Rasio ekonomi menggambarkan ke- ekonomis apabila rasio yang dicapai menca-
mampuan pemda dalam merealisasikan pe- pai minimal sebesar satu atau 100%. Berikut
nerimaan PAD yang dibandingkan dengan ini tabel yang menggambarkan rasio ekono-
anggaran penerimaan PAD. Kemampuan mis pemerintah kabupaten Bantul:

Tabel 3. Rasio Ekonomi Pemerintah Kabupaten Bantul


Tahun anggaran 2010-2013 (dalam Ribuan).

Realisasi Anggaran
No. Tahun Rasio Ekonomi Ket.
Penerimaan PAD Penerimaan PAD
1. 2010 81.637,07 89.015,59 91,7% *
2. 2011 128.896,41 113.321,75 111,7% **
3. 2012 166.597,56 141.624,47 117,6% **
4. 2013 224.197,31 205.407,07 109,1% **
Sumber: Data Sekunder, diolah 2015.

Keterangan : * : Ekonomis pemerintah kabupaten Bantul dikatakan


** : Sangat Ekonomis cukup ekonomis karena perbandingan an-
tara realisasi penerimaan PAD dan ang-
Dari tabel diatas menggambarkan ana- garan penerimaan PAD cukup seimbang
lisis kinerja keuangan pemeritah kabupaten yaitu realisasi penerimaan PAD Rp.
Bantul berdasarkan konsep value for money 81.637.099.293,07 dan anggaran peneri-
yang terdiri dari ekonomis, efisien, dan efek- maan PAD Rp.89.015.027.964,59.
tivitas. Hasil uji value for money menunjuk- b. Pada tahun anggaran 2011 rasio ekonomi
kan bahwa: mencapai 111,7% angka tersebut berada
a. Pada tahun anggaran 2010 rasio ekonomi diatas rentang 100% dan mengalami ke-
mencapai 91,7% angka tersebut berada naikan dari tahun sebelumnya. Pemerin-
pada rentang kurang dari 100% dimana tah kabupaten Bantul dikatakan sangat
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 739

ekonomis karena merealisasikan peneri- kan pendapatan meningkat tidak begitu


maan PAD melebihi anggaran yang di- signifikan dari tahun 2010-2013.
rencanakan.
c. Pada tahun anggaran 2012 rasio ekonomi Uji Rasio Efisien
mencapai 117,6% cenderung meningkat Rasio efisiensi menggambarkan per-
5,9% dari tahun 2011. Angka rasio bera- bandingan antara biaya yang dikeluarkan
da diatas rentang 100% dan pemerintah untuk memungut PAD yaitu kegiatan ke-
kabupaten Bantul masih dikatakan sangat giatan yang berkaitan dengan terwujudnya
ekonomis hal ini dipicu karena realisasi PAD dengan realisasi penerimaan PAD. Se-
penerimaan PAD dari tahun ke tahun te- makin kecil rasio efisiensi berarti kinerja
rus meningkat. pemerintah daerah semakin baik, sebaliknya
d. Pada tahun anggaran 2013 rasio ekonomi semakin tinggi rasio efisiensi berarti kinerja
mencapai 109,1% cenderung menurun pemerintah daerah semakin rendah. Berikut
8,5% dari tahun 2012 hal tersebut dipicu ini tabel yang menggambarkan rasio efisien-
karena pengeluaran daerah meningkat si pemerintah kabupaten Bantul:
signifikan dari tahun 2010-2013 sedang-

Tabel 4. Rasio Efisiensi Pemerintah Kabupaten Bantul


Tahun Anggaran 2010–2013 (dalam Ribuan).
Biaya yang dikeluarkan Realisasi
No. Tahun Rasio Efisien Ket.
untuk memungut PAD Penerimaan PAD
1. 2010 1.403.064 81.637.099,07 171,8% *
2. 2011 841.609 128.896.456,41 65,2% **
3. 2012 2.420.586 166.597.778,56 145,2% *
4. 2013 2.841.972 224.197.864,31 126,7% *
Sumber: Data sekunder, diolah 2015.
Keterangan : * : Tidak Efisien mencapai 145,2% pemerintah kabupaten
** : Sangat Efisien Bantul dikatakan tidak efisien karena pada
tahun tersebut kegiatan-kegiatan yang dila-
Dari tabel diatas menggambarkan ana- kukan untuk mewujudkan PAD banyak me-
lisis kinerja keuangan pemeritah kabupaten ngelurkan biaya, tahun anggaran 2013 men-
Bantul berdasarkan konsep value for money capai 126,7% pemerintah kabupaten Bantul
yang terdiri dari ekonomis, efisien, dan efek- dikatakan tidak efisien hal tersebut dipicu
tivitas. Hasil uji value for money menunjuk- karena biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kan bahwa rasio efisiensi pengelolaan ke- memungut PAD terlalu besar dibandingkan
uangan pemerintah kabupaten Bantul pada dengan realisasi penerimaan PAD.
tahun 2010 dikatakan tidak efisien yaitu se-
besar 171,8% hal tersebut dipicu karena pe- Uji Rasio Efektivitas
merintah kabupaten Bantul kurang efisien Rasio efektifitas menggambarkan ke-
dalam mengeluarkan biaya untuk mengelola mampuan pemda dalam merealisasikan pen-
sumber-sumber PAD, pada tahun 2011 ang- dapatan PAD yang dibandingkan dengan
ka rasio turun menjadi 65,2% yang berarti target yang ditetapkan berdasarkan potensi
pemerintah kabupaten Bantul dikatakan sa- riil daerah. Kemampuan daerah dalam men-
ngat efisien karena pemerintah kabupaten jalankan tugas dikatakan efektif apabila ra-
Bantul dalam merealisasikan PAD cukup sio yang dicapai mencapai minimal sebesar
besar dibandingkan dengan biaya yang dike- satu atau 100%. Berikut ini tabel yang
luarkan untuk memungut PAD, kemudian menggambarkan rasio efektifitas pemerintah
pada tahun anggaran 2012 rasio efisien kabupaten Bantul:
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 740

Tabel 5. Rasio Efektifitas Pemerintah Kabupaten Bantul


Tahun Anggaran 2010-2013 (dalam Ribuan).
Realisasi Target Pendapatan Rasio
No. Tahun Ket.
Pendapatan PAD PAD Efektifitas
1. 2010 81.637,07 32.519,0 251,0% **
2. 2011 128.896,41 52.867,5 243,8% **
3. 2012 166.597,56 72.363,5 230,2% **
4. 2013 224.197.31 110.348,2 203,1% **
Sumber: Data sekunder, diolah 2015.
Keterangan **: Sangat Efektif 203,1% meskipun persentase rasio efektifi-
tas pengelolaan keuangan pemerintah kabu-
Dari tabel diatas menggambarkan ana- paten Bantul mengalami penurunan namun
lisis kinerja keuangan pemeritah kabupaten realisasi pendapatan PAD dari tahun 2010
Bantul berdasarkan konsep value for money sampai dengan 2013 terus meningkat. Hal i-
yang terdiri dari ekonomis, efisien, dan efek- ni dipicu karena peningkatan pajak dan retri-
tifitas. Hasil uji value for money menunjuk- busi daerah dari tahun 2010-2013 kenaikan-
kan bahwa rasio efektivitas pengelolaan nya tidak signifikan. Untuk memperoleh ra-
keuangan pemerintah kabupaten Bantul di sio efektivitas perlu diperbandingkan dengan
atas cukup baik karena rasio efektivitas rasio efisiensi yang dicapai oleh pemerintah
diatas 100% yang ditunjukkan pada tahun kabupaten Bantul.
2010 mencapai 251,0%, tahun 2011 menga-
lami penurunan sebesar 7,2% dibanding ta- Pembahasan Hasil Penelitian
hun 2010 yaitu sebesar 243,8 ]%, hal terse- Berdasarkan hasil analisis dan pem-
but dipicu karena hasil pengelolaan keka- bahasan yang telah diuraikan, rata-rata ki-
yaan daerah mengalami penurunan. Pada nerja pengelolaan keuangan kabupaten Ban-
tahun anggaran 2012 pengelolaan keuangan tul berdasarkan analisis rasio sebagai ber-
kabupaten Bantul dikatakan sangat efektif ikut:
mencapai 230,2% dan tahun 2013 mencapai

Tabel 6. Perhitungan Rata-Rata Rasio.


No. Uraian 2010 2011 2012 2013 Rata - Rata
1. Rasio Ekonomis 91,7% 111,7%* 117,6 %* 109,1% 107,5%
2. Rasio Efisiensi 171,8% 65,2% 145,2%* 126,7% 127,2%
3. Rasio Efektifitas 251,0% 243,8% 230,2% 203,1% 232,0%

Sumber: Data Sekunder, diolah 2015

Pada tabel 6 pada tahun anggaran 20- katakan sangat efektif karena realisasi pen-
10 sampai dengan tahun 2013 pemerintah dapatan PAD lebih besar dibandingkan tar-
kabupaten Bantul berdasarkan rasio ekono- get penerimaan PAD.
mis dikatakan sangat ekonomis dalam me- Pada tahun anggaran 2010 sampai de-
realisasikan penerimaan PAD karena reali- ngan tahun 2013 pemerintah kabupaten Ban-
sasi penerimaan PAD lebih besar dibanding- tul berdasarkan analisis rasio efisiensi di-
kan anggaran penerimaan PAD. katakan tidak efisien karena Pemerintah ka-
Pada tahun anggaran 2010 sampai de- bupaten Bantul kurang efisien dalam menge-
ngan tahun 2013 pemerintah kabupaten Ban- luarkan biaya untuk mengelola sumber-
tul berdasarkan analisis rasio efektivitas di- sumber penerimaan PAD.
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 741

Kesimpulan keuangannya, antara lain:


1. Pemerintah kabupaten Bantul dalam
Berdasarkan hasil analisis dan pemba- mengoptimalkan anggaran harus lebih
hasan yang telah diuraikan maka dapat di- hemat dan tepat sasaran.
tarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Kinerja keuangan pemerintah kabupaten
1. Pengelolaan keuangan pemerintah kabu- Bantul harus lebih ditingkatkan sehingga
paten Bantul dikatakan cukup ekonomis masyarakat merasakan hasil otonomi, se-
pada tahun anggaran 2010 karena berada hingga kepentingan masyarakat bisa ter-
pada rentang dibawah 100% . Sedangkan penuhi sesuai dengan visi dan misi peme-
pada tahun anggaran 2011 sampai 2013 rintah kabupaten Bantul.
dikatakan sangat ekonomis karena berada
di atas rentang 100%. Daftar Pustaka
2. Pengelolaan keuangan pemerintah kabu-
paten Bantul dikatakan tidak efisien pada
Alni, Ilham. 2006. “Analisis Kinerja Keu-
tahun anggaran 2010 hal tersebut dipicu
karena pemerintah kabupaten Bantul ku- angan Belanja dengan Pendekatan
rang efisien dalam mengeluarkan biaya Value for Money pada Seketariat Da-
untuk mengelola sumber-sumber PAD, erah Provinsi Sulawesi Selatan”.
kemudian pada tahun anggaran 2011 pe- Skripsi. Makasar: Universitas Hasanu-
merintah kabupaten Bantul dikatakan sa- din.
ngat efisien. Kemudian pada tahun ang-
garan 2012-2013 pemerintah kabupaten Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Sektor Pu-
Bantul dikatakan tidak efisien karena pa- blik di Indonesia. Edisi Pertama. Yog-
da tahun tersebut pemerintah kabupaten yakarta: BPFE, UGM.
Bantul banyak melakukan kegiatan-kegi-
atan yang harus dibiayai dan kegiatan- Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor
kegiatan tersebut mendukung terwujud- Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.
nya PAD. Jakarta: Salemba Empat.
3. Pengelolaan keuangan pemerintah kabu-
paten Bantul dikatakan sangat efektif dari Kurrohman, Taufik. 2013. “Evaluasi Peng-
tahun 2010-2013 meskipun persentase ra- anggaran Berbasis Kinerja Melalui
sio efektif menunjukkan bahwa setiap ta- Kinerja Keuangan yang Berbasis
hunnya menurun namun realisasi penda- Value for Money di Kabupaten/Kota di
patan PAD terus meningkat dari tahun Jawa Timur”. Jember: Universitas
2010-2013, hal tersebut dipicu karena pa- Jember.
da tahun anggaran 2011 hasil pengelolaan
kekayaan daerah mengalami penurunan Liando, Saerang, E, P, D, dan Elim, I. (20-
dan pada tahun anggaran 2010-2013 pa- 14). ”Analisis Kinerja Keuangan Pe-
jak dan retribusi mengalami kenaikan merintah Kabupaten Kepulauan Sa-
yang tidak signifikan. ngihe Menggunakan Metode Value for
Money”. ISSN 2303-1174, Jur-nal
Saran Emba, Vol. 2 No.3, September 2014,
Hal.1686-1694.
Berdasarkan hasil analisis rasio dan uji Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor
hipotesis kinerja keuangan pemerintah kabu- Publik. Yogyakarta: UPP AMP YK-
paten Bantul serta beberapa kesimpulan PN.
yang telah dibuat, maka peneliti dapat mem-
berikan saran-saran yang sekiranya bisa di- Mardiasmo. 2009. Otonomi & Manajemen
pertimbangkan oleh pemerintah kabupaten Keuangan Daerah. Yogyakarta: An-
Bantul dalam rangka meningkatkan kinerja di.
Analisis Penerapan Konsep Value for Money pada Pemerintah … 742

Natsir, Yunardi. 2008. Evaluasi Anggaran Makasar. Skripsi. Makasar: Univer-


Berbasis Kinerja. Aceh: Modus A- sitas Hasanudin.
ceh.
Nugrahani, S, T. (2007). ”Analisis Pene-
Nazril, Naim. 2013. “Penerapan Konsep rapan Konsep Value for Money pada
Value for Money dalam Menilai Pemerintah Daerah Istimewa Yog-
Kinerja Pelayanan pada Rumah Sakit yakarta”. Akmenika UPY. Vol. 1.
Umum Daerah Labuang Baji Kota 2007.

Anda mungkin juga menyukai