Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

Nurhayati1)
1)
Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian
email : nurhayati12027.nh@gmail.com

Abstract
This study aims to provide information to the public regarding the presentation of the
goverment’s performance in achieving accountability. To determine the performance of RokanHulu
district goverments using financial ratios budget especially the ratio of local independence, the ratio
the area of financial dependence, the ratio of effectiveness, efficiency ratio, the ratio of the ratio of
the activity, the ratio of growth. Financial ratio analysis on revenue and expenditure budget for the
2009-2012 fiscal yaer as measured by ratio of local independence is very low, the ratio the area of
financial dependence is very high, the ratio effectiveness of the fiscal year 2009-2012 is very effective
while the effeciency ratio of the fiscal year 2009-2012 is very efficient, the ratio of the activity of the
fiscal 2009-2012 which explains that the results routine spending is prioritized ratio compared to the
ratio of development expenditure,and ratio of growth to ain increase in local revenues that fluctuate
from year 2009-2012.

Keywords: The ratio of local independence, the ratio of effectiveness, efficiency ratio, the ratio of
activity, the ratio of growth

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai penyajian laporan keuangan dan kinerja pemerintah daerah dalam mewujudkan
pertanggungjawaban. Untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu dengan
menggunakan rasio keuangan APBD khususnya Rasio Kemandirian, Rasio Ketergantungan
Keuangan Daerah, Rasio Efekvitas dan Rasio Efisiensi, Rasio Aktivitas dan Rasio Pertumbuhan.
Analisis Rasio keuangan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah untuk tahun anggaran
2009-2012 yang diukur melalui Rasio Kemandirian Daerah sangat rendah, Rasio Ketergantungan
Keuangan Daerah sangat tinggi, Rasio Efektivitas tahun anggaran 2009-2012 sangat efektif
sedangkan Rasio efisiensi tahun anggaran 2009-2012sangat efisiens, Rasio Aktivitas tahun
anggaran 2009-2012 yang menjelaskan bahwa hasil rasio belanja rutin lebih diprioritas dibandingkan
dengan rasio belanja pembangunan, dan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adanya
peningkatan yang berfluktuasi dari tahun 2009-2012.

Kata Kunci: Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio
Efektifitas dan Rasio Efisiensi, Rasio Aktivitas dan Ratio Pertumbuhan.

PENDAHULUAN perimbangan masih tetap diperlukan


Dalam rangka pelaksanaan untuk mempercepat pembangunan
otonomi daerah dan desentralisasi daerah, semakin tinggi tingkat
fiskal, pemerintah daerah dituntut kemandirian daerah maka daerah
untuk memiliki kemandirian dapat memberikan pelayanan publik
keuangan daerah yang lebih besar. yang lebih berkualitas. Melalui
Dengan tingkat kemandirian keuangan laporan Realisasi Anggaran yang
yang lebih besar berarti daerah tidak dipublikasikan pemerintah daerah
akan lagi bergantung pada bantuan maka dapat memberikan informasi
pemerintah pusat dan propinsi melalui yang sangat bermanfaat untuk menilai
perimbangan. Namun tidak berarti jika kinerja keuangan daerah.
kemandirian keuangan daerah tinggi Sesuai Undang-Undang No.32
maka daerah sudah tidak perlu lagi tahun 2004 maupun Undang-Undang
mendapatkan dana perimbangan. Dana No.33 tahun 2004 tentang

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015 55


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

perimbangan keuangan antara pusat keuangan atas pelaksanaan anggaran


dan daerah, secara signifikan telah daerah dan sesuai dengan bentuk dan
membawa perubahan yang standard yang telah ditetapkan oleh
fundamental dalam berbagai aspek peraturan perundang-undangan yang
penyelenggaraan pemerintah daerah, berlaku secara transparan dan harus
baik sistem regulasi, urusan keuangan dipertanggungjawwabkan kegiatan
pertanggungjawaban dan sistem yang dilakukan dalam upaya tercipta-
pengawasan. Khususnya dalam bidang nya akuntabilitas keuangan publik,
keuangan daerah, pemerintah mene- maka pemerintah harus melakukan
tapkan Peraturan Pemerintah Nomor beberapa hal dengan menerapkan
58 tahun 2005 tentang pedoman prinsip penggolaan keuangan daerah
pengelolaan keuangan daerah. dan meningkatkan pengawasan
Disamping itu juga diperkuat dengan anggaran sebagai bentuk untuk
adanya Permendagri Nomor 13 Tahun mewujudkan akuntabilitas di kabupaten
2006 tentang pedoman pengelolaan Rokan Hulu.
keuangan daerah. Dengan adanya Pemerintah daerah sebagai pihak
peraturan pemerintah tersebut maka yang diserahi tugas menjalankan roda
kabupaten Rokan Hulu diharaapka pemerintahan, pembangunan dan
dalam melaksanakan tugas pokok dan pelayanan masyarakat wajib menyam-
fungsinya untuk dapat meningkatkan paikan laporan pertanggungjawaban
kesejahteraan masyarakat. Harus keuangan daerahnya untuk dinilai
bekerja sesuai aspirasi masyarakat dan apakah pemerintah daerah berhasil
ketentuan Perundang-undangan yang menjalankan tugasnya dengan baik
berlaku, sehingganya rencana kerja atau tidak. Salah satu alat untuk
pemerintah yang dituangkan dalam menganalisa kinerja pemerintah daerah
bentuk APBD harus melalui dalam mengelola keuangan daerahnya
mekanisme penyerapan aspirasi adalah dengan melakukan analisis
masyarakat, berpedoman pada masalah rasio keuangan pada APBD yang telah
mendasar dan isu aktual serta dinamika ditetapkan dan dilaksanakannya.
yang berkembang ditengah masyarakat Berdasarkan latar belakang di
dengan tetap mengacu pada dokumen atas, maka perlu dilakukan penelitian
perencanaan yang ada. ini dengan tujuan dan untuk
Proram-program yang akan memberikan informasi kepada rakyat
dilaksanakan diselaraskan dengan mengenai penyajian laporan keuangan
prioritas pembangunan yang ditetapkan dan kinerja pemerintah daerah dalam
oleh pemerintah dengan asumsi, yakni mewujudkan pertanggungjawaban .
mempertimbangkan perkembangan
ekonomi makro dan perubahan pokok- KAJIAN TEORI
pokok kebijakan fiskal yang Bastian (2010) menjelaskan
ditetapkan oleh pemerintah. Implemen- bahwa laporan keuangan adalah hasil
tansi dari APBD yang dijabarkan akhir dari proses akuntansi yang
dalam bentuk program kegiatan, dalam menyajikann informasi yang berguna
rangka pencapaian peningkatan kinerja untuk mengambil keputusan oleh
dalam hal pengelolaan keuangan daerah berbagai pihak yang berkepentingan.
khususnya yang menyangkut belanja Laporan keuangan menggambar-
daerah terutama pada bagian tata kan tentang pencapaian kinerja program
usaha keuangan untuk lebih dan kegiatan, kemajuan realisasi
meningkatkan penyusunan laporan pencapaian target pendapatan,

56 Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

realisasi penyerapan belanja, serta publik dan faktor-faktor yang


realisasi pembiayaan. Komponen yang menyebabkan biaya-biaya tersebut
ada dalam laporan keuangan yaitu meningkat.
neraca, laporan laba rugi, laporan c. Analisis anggaran, yaitu analisis
perubahan modal, laporan arus kas, dan mengenai hubungan antara
dilengkapi oleh Catatan atas Laporan pendapatan dan pengeluaran serta
Keuangan (CaLK). kecenderungan yang diproyeksikan
Noordiawan, dkk (2007) secara untuk masa depan.
spesifik menyatakan tujuan laporan Untuk mengukur kinerja, maka
keuangan pemerintahan seharusnya dilakukan perhitungan dengan
menyajikan informasi yang bermanfaat menggunakan analisis rasio keuangan,
bagi para pengguna dalam menilai kita dapat melakukannya dengan
akuntabilitas dan membuat keputusan, menghitung rasio keuangan yang
baik keputusan ekonomi, sosial, meliputi:
maupun politik. 1. Rasio Kemandirian Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Rasio kemandirian daerah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar dihitung dengan cara membandingkan
Akuntasi Pemerintahan, komponen jumlah penerimaan Pendapatan Asli
yang terdapat dalam laporan keuangan Daerah dengan jumlah pendapatan
pokok terdiri dari: transfer dari pemerintah pusat dan
a. Laporan Realisasi Anggaran provinsi serta pinjaman daerah.
b. Neraca Semakin tinggi angka rasio maka rasio
c. Laporan Arus Kas ini menunjukkan pemerintah daerah
d. Catatan atas Laporan Keuangan . semakin tinggi kemandirian daerahnya.
Menurut Bastian (2005) kinerja PAD
Rasio Kemandirian  x100%
adalah gambaran pencapaian pelaksa- Bantuan Pemer int ah Pusat dan Pinajaman

naan suatu kegiatan/program/


kebijaksanaan dalam mewujudkan Tabel 1
sasaran, tujuan, misi, dan visi Skala Interval
organisasi. Daftar apa yang ingin Kemandirian Keuangan Daerah
dicapai dapat tertuang dalam Persentase PAD Kemampuan Keuangan Daerah
perumusan penskemaan strategi 0,00 – 10,00 Sangat Kurang
10,00 -20,00 Kurang
(strategic planning) suatu organisasi. 20,01 – 30,00 Sedang
Secara umum kinerja merupakan 30,01 – 40,00 Cukup
prestasi yang dicapai oleh organisasi 40,01 – 50,00 Baik
>50,00 Sangat Baik
dalam periode tertentu.
Pada dasarnya pengukuran Sumber : Tim Litbag Depdagri Fisipol
kinerja keuangan daerah menyangkut UGM dalam Yumardi
tiga bidang analisis yang saling terkait 2. Rasio Ketergantungan Keuangan
satu dengan yang lainnya, ketiga bidang Daerah
analisis tersebut meliputi: Rasio ketergantungan keuangan
a. Analisis penerimaan, yaitu analisis daerah dihitung dengan cara
mengenai kemampuan pemerintah membandingkan jumlah pendapatan
daerah dalam menggali sumber- transfer yang diterima oleh penerimaan
sumber pendapatan yang potensial. daerah dengan total penerimaan
b. Analisis pengeluaran, yaitu daerah. Semakin tinggi rasio ini maka
analisis mengenai seberapa besar semakin besar tingkat ketergantungan
biaya-biaya dari suatu pelayanan pemerintah daerah terhadap pemerintah
pusat dan pemerintah propinsi.

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015 57


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

Rasio Ketergantungan Keuangan Untuk mengukur kinerja peme-


Daerah : rintah daerah dalam memobilisasi
Pendapa tan Transfer penerimaan PAD, indikator rasio
 X 100% efektifitas PAD saja belum cukup.
Total Pendapa tan Daerah
Meskipun dilihat dari rasio efek-
Kriteria untuk menetapkan tivtiasnya sudah baik tetapi bila ternya-
ketergantungan keuangan daerah dapat ta biaya untuk mencapai target tersebut
dilihat pada Tabel 2 berikut ini: sangat besar, maka pemungutas PAD
tersebut tidak efisien. Rasio ini dihitung
Tabel 2 dengan cara membandingkan biaya
Kriteria Penilaian yang dikeluarkan pemerintah daerah
Ketergantungan Keuangan Daerah untuk memperoleh PAD dengan
Prosentase PAD realisasi PAD. Untuk dapat menghitung
Ketergantungan
Terhadap Total
Keuangan Daerah rasio efesiensi PAD diperlukan data
Penerimaan Non Subsidi
0,00 - 10.00 Sangat Rendah tambahan yang tidak tersedia di laporan
10,01 - 20,00 Rendah realisasi anggaran, yaitu data tentang
20,01 - 30,00 Sedang pemungutan PAD.
30,01 - 40,00 Cukup
40,01 - 50,00 Tinggi
> 50,00 Sangat Tinggi Rasio Efesiensi:
Sumber: Tim Litbang Depdagri– Biaya Pemungu tan PAD
 X 100%
Fisipol UGM, 1991 Re alisasi Penerimaan PAD
3. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Semakin kecil nilai rasio ini maka
Pendapatan Asli Daerah semakin efesiensi kinerja pemerintah
Rasio efektivitas PAD dihitung daerah dalam melakukan pemungutan
dengan cara membandingkan realisasi PAD. Secara umum nilai indikator
penerimaan PAD dengan target efisiensi PAD sebagai berikut:
penerimaan PAD (dianggarkan).
Tabel 4
Rasio Efektivitas: Kriteria Kinerja Keuangan
Re alisasi PenerimaanPAD Persentase Kinerja
 X 100% Keuangan
Kriteria
T arg et Penerimaan PAD Diatas 100% Tidak Efisien
90% - 100% Kurang Efisien
Rasio Efektivitas PAD 80% - 90% Cukup Efisien
menunjukkan kemampuan pemerintah 60% - 80% Efisien
daerah dalam memobilisasi penerimaan Kurang dari 60% Sangat Efisien
PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Sumber : Dasril Munir dalam Yumardi
Secara umum, nilai efektivitas PAD
4. Rasio Aktivitas
dapat dikategorikan dengan indikator
Rasio ini menggambarkan
sebagai berikut:
bagaimana pemerintah daerah dalam
Tabel 3
memprioritaskan alokasi dananya
Kriteria Keuangan Daerah
Persentase Kinerja
pada belanja rutin dan belanja
Kriteria pembangunan secara optimal.
Keuangan
Diatas 100% Sangat Efektif Semakin tinggi persentase dana yang
90% - 100% Efektif dialokasikan untuk belanja rutin
80% - 90% Cukup Efektif
60% - 80% Kurang Efektif berarti persentase belanja investasi
Kurang dari 60% Tidak Efektif (belanja pembangunan) yang
Sumber : Dasril Munir dalam Yumardi digunakan untuk menyediakan sarana

58 Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

dan prasarana ekonomi masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN


cenderung semakin kecil. Pembahasan
Dalam pembahasan hasil
Rasio Belanja Rutin terhadap APBD: penelitian ini akan dibahas mengenai
Total Belanja Rutin bagaimana kinerja pengelolaan
 x100% keuangan yang dilakukan oleh
Total APBD
Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan
Rasio Belanja Pembanguan terhadap Hulu dengan menggunakan Analisis
APBD: Rasio Keuangan terhadap APBD pada
Total Belanja Pembangunan Tahun Anggaran 2009 - 2012. Aspek-

Total APBD aspek tersebut dapat diketahui dengan
melakukan analisis rasio sebagai
Belum ada patokan yang pasti
berikut:
berapa besarnya rasio belanja rutin
1. Rasio Kemandirian Keuangan
maupun pembagunan terhadap APBD
Daerah
yang ideal, karena sangat dipengaruhi
Kemandirian keuangan daerah
oleh dinamisasi kegiatan pembangunan
menunjukkan kemampuan Pemerintah
dan besarnya kebutuhan investasi yang
Daerah dalam membiayai sendiri
diperlukan untuk mencapai pertum
kegiatan pemerintahan, pembangunan
buhan yang ditargetkan. Namun
dan pelayanan kepada masyarakat
demikian sebagai daerah di negara
yang telah membayar pajak dan
berkembang peranan pemerintah
retribusi sebagai sumber pendapatan
daerah untuk memacu pelaksanaan
yang dikeluarkan daerah. Kemandirian
pembagunan masih relatif besar. Oleh
keuangan daerah ditunjukkan oleh
karena itu, rasio belanja pembangunan
besar kecilnya pendapatan asli daerah
yang relatif masih kecil perlu
dibandingkan dengan pendapatan
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan
daerah yang berasal dari sumber yang
pembangunan didaerah.
lain misalnya bantuan pemerintah pusat
5. Rasio Pertumbuhan
ataupun dari pinjaman.
Rasio pertumbuhan (growth ratio)
Rasio kemandirian keuangan
mengukur seberapa besar kemampuan
daerah menggambarkan tingkat parti-
pemerintah daerah dalam memperta-
sipasi masyarakat dalam membangun
hankan dan meningkatkan keberhasi-
daerah. Semakin tinggi rasio kemandi-
lannya yang telah dicapai dari
rian, semakin tinggi partisipasi
periode ke periode berikutnya.
masyarakat dalam membayar pajak
Dengan diketahuinya pertumbuhan
dan retribusi daerah yang merupa-
untuk masing-masing komponen
kan komponen utama pendapatan asli
sumber pendapatan dan pengeluaran,
daerah. Semakin tinggi masyarakat
dapat digunakan untuk mengevaluasi
membayar pajak dan retribusi daerah
potensi-potensi mana yang perlu
akan menggambarkan tingkat kese-
mendapat perhatian.
jahteraan daerah yang semakin tinggi
Semakin tinggi rasio kemandirian
Pendapatan Asli Daerah (PAD);
mengandung arti bahwa tingkat
PADt1  PADt0
 ketergantungan daerah terhadap
PADt0 bantuan pihak eksternal (terutama
Dimana : pemerintah pusat) semakin rendah,
t0 = Tahun Awal demikian pula sebaliknya.
t1 = Tahun Akhir

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015 59


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

Berikut perhitungan Rasio 2. Rasio Ketergantungan Keuangan


Kemandirian Keuangan Daerah Daerah
Kabupaten Rokan Hulu Rasio ketergantungan keuangan
Tabel 5 daerah dihitung dengan cara mem-
Tingkat Kemandirian Kab. Rokan bandingkan jumlah pendapatan transfer
Hulu Tahun Anggaran 2009-2012 yang diterima oleh penerimaan daerah
Tahun
Realisasi Pendapatan
Rasio dengan total penerimaan daerah.
Angga Kemandi Semakin tinggi rasio ini maka semakin
PAD Transfer
ran rian
besar tingkat ketergantungan peme-
30.273.406.14 728.734.252.64
2009 4,15% rintah daerah terhadap pemerintah
2,17 8,77
2010
27.862.342.36 846.257.097.25
3,29%
pusat dan pemerintah propinsi.
2,34 8,00 Tabel 6
34.234.130.53 1.064.749.113.
2011 3,22% Target dan Realisasi Pendapatan Asli
5,98 109,00
54.369.713.92 1.176.285.682. Daerah Kabupaten Rokan Hulu
2012 4,62%
2,02 038,00 Tahun Anggaran 2009-2012
146.739.592.9 3.816.026.145. Tahun
Total 3,85% Rasio
62,51 053,77 Anggar Realisasi PAD Target PAD
KTKD
Sumber: Data Olahan an
728.734.252.648,7 769.748.633.790,9 94,67
Dari perhitungan Tabel 5 2009
7 4 %
terlihat bahwa selama periode 2009- 846.257.097.258,0 874.119.439.620,3 96,81
2010
0 4 %
2012 dapat diketahui bahwa 1.064.749.113.109 1.099.910.243.644 96,80
2011
kemandirian keuangan daerah ,00 ,98 %
1.176.285.682.038 1.237.540.395.960 95,05
Kabupaten Rokan Hulu masih sangat 2012
,00 ,02 %
rendah bahkan mengalami naik turun 3.816.026.145.053 95,85
Total 3.981.318.713.016
dari tahun ketahun. Rasio ,77
,28
%
Kemandirian Keuangan Daerah Sumber : Data Olahan
Kabupaten Rokan Hulu yang paling Dari Tabel 6 diketahui Tingkat
tinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu ketergantungan keuangan daerah
sebesar 4,62%, sedangkan yang paling berdasarkan hasil perhitungan yang
rendah terjadi pada tahun 2011 yaitu membandingkan jumlah pendapatan
sebesar 3,22%. transfer yang diterima oleh peneri-
Berdasarkan tingkat rata-rata maan daerah dengan total penerimaan
tingkat kemandirian keuangan daerah daerah menunjukkan peningkatan
Kabupaten Rokan Hulu selama persentase yang sedikit berfluktuatif.
periode tahun anggaran 2009-2012 Pada tahun anggaran 2009 tingkat
adalah 3,85 %.Hal ini menunjukkan ketergantungan keuangan daerah
bahwa kemandirian daerah Kabupaten terhadap pemerintah pusat sebesar
Rokan Hulu dalam mencukupi 94,67%, naik pada tahun anggaran
kebutuhan pembiayaan untuk 2010 menjadi 96,81%, kemudian
melakukan tugas-tugas pemerintahan, turun pada tahun anggaran 2011
pembangunan dan pelayanan menjadi 96,80% dan pada tahun
masyarakat masih sangat kurang anggaran 2012 kembali turun menjadi
sehingga memiliki ketergantungan 95,05%, tingginya persentase menun-
tinggi terhadap bantuan pemerintah jukkan peningkatan ketergantungan
pusat melalui dana perimbangan dalam keuangan daerah terhadap pemerintah
melaksanakan otonomi daerah. pusat.
Secara umum, pada tahun
anggaran 2009-2012 kendati tingkat
ketergantungan keuangan daerah

60 Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

Kabupaten Rokan Hulu terhadap Tabel 7


pemerintah pusat menunjukkan per- Target dan Realisasi Pendapatan Asli
sentase sedikit fluktuatif, namun Daerah Kabupaten Rokan Hulu
hasil tersebut tidak mengalami peruba- Tahun Anggaran 2009-2012
han secara signifikan. Perubahan per- Tahun Rasio
Rraslisasi PAD Target PAD
Anggaran Efektivitas
sentase tetap masih berada pada 30.273.406.142,1 23.638.846.870,0 128.07
2009
kriteria yang sama. Rata-rata tingkat 7 0 %
27.862.342.362,3 26.810.000.000,0 103.93
ketergantungan keuangan daerah 2010
4 0 %
Kabupaten Rokan Hulu terhadap 34.243.130.535,9 34.661.025.788,0
2011 98.79%
8 0
pemerintah pusat pada kurun waktu 54.369.713.922,0 40.453.786.310,0 134.40
2012
periode tahun anggaran 2009-2012 2 0 %
Total 146.748.592.962, 125.563.658.968, 116,87
adalah 95,85%. Hal ini mengindi- 51 00 %
kasikan bahwa kinerja PAD maupun Sumber: Data Olahan
sumber pendapatan daerah lainnya
belum optimal dalam membiayai akti- Dari Tabel 7 dapat diketahui
fitas pembangunan daerah, sehingga bahwa rasio efektifitas Kabupaten
daerah masih sangat bergantung dengan Rokan Hulu dalam melakukan
adanya subsidi pemerintah melalui pemungutan pajak dan retribusi daerah
Dana Perimbangan. Apabila diklasi- yang merupakan sumber pendapatan
fikasikan menurut kriteria penilaian asli daerah pada tahun anggaran
tingkat ketergantungan keuangan 2009-2012 berdasarkan tingkat
daerah terhadap pemerintah pusat efektivitas dari pendapatan daerah
adalah Kabupaten dengan tingkat memiliki kecenderungan Sangat
Ketergantungan Keuangan Daerah Efektif dengan tingkat efektivitas
Sangat Tinggi. diatas 100 %, walaupun pada tahun
2011 dibawah 100% dengan jumlah
3. Rasio Efektifitas dan Efisiensi 98,79% dengan perolehan rata-rata
Pendapatan Asli Daerah efektivitas pendapatan daerah tahun
a. Efektifitas Pendapatan Asli Daerah anggaran 2009-2012 sebesar 116,87%
Rasio efektifitas menggambarkan sesuai dengan Kriteria Penilaian
kemampuan pemerintah daerah dalam Efektifitas Pengelolaan Keuangan
merealisasikan pendapatan asli daerah Daerah. Sehingga pencapaian ini perlu
yang direncanakan dibandingkan diperhatikan dan dipertahankan.
dengan target yang ditetapkan b. Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
berdasarkan potensi riil daerah. Untuk memperoleh ukuran yang
Kemampuan daerah dalam lebih baik, rasio efektifitas perlu
menjalankan tugas dikategorikan diperbandingkan dengan rasio
efektif apabila rasio yang dicapai efisiensi yang dicapai pemerintah.
minimal sebesar 1 (satu) atau 100 Rasio efisiensi menggambarkan
persen. Semakin tinggi rasio efektifitas perbandingan antara besarnya biaya
menggambarkan kemampuan daerah yang dikeluarkan untuk memperoleh
yang semakin baik. pendapatan dengan realisasi pendapa-
Rasio efektifitas Pemerintah tan yang diterima. Kinerja Pemda
Kabupaten Rokan Hulu dapat dihitung dikatakan efisien apabila rasio yang
sebagai berikut: dicapai kurang dari 1 (satu) atau
dibawah 100 persen. Semakin kecil
rasio efesiensi menggambarkan
kemampuan daerah yang semakin

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015 61


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

baik. Rasio efesiensi Pemerintah cenderung semakin kecil. Rasio ini


Kabupaten Rokan Hulu dapat dihitung dapat diformulasikan sebagai berikut:
sebagai berikut: Tabel 9
Tabel 8 Realisasi APBD Kabupaten Rokan Hulu
Biaya Pemungutan dan Realisasi Kondisi Rasio Aktivitas Belanja Rutin
Pendapatan Asli Daerah Kab. Rokan Dan Belanja Pembangunan
Tahun Anggaran 2009-2012
Hulu Tahun Anggaran 2009-2012 Tahun RasioBelanja Rasiobelanja
Prioritas
Tahun BiayaPemungutan Rasio Anggaran Rutin Pembangunan
Realisasi PAD 2009 68.63% 30.94% BelanjaRutin
Anggaran PAD Efesiensi
2010 70.21% 29.69% BelanjaRutin
2009 192.020.000,00 30.237.406.142,17 0.64% 2011 81.77% 18.11% BelanjaRutin
2010 230.230.000,00 27.862.342.362,34 0.83% 2012 73,53% 26,39% BelanjaRutin
2011 243.230.000,00 34.243.130.535.98 0.71% Sumber : Data Olahan
2012 243.230.000,00 54.369.713.922,02 0,45%
Total 908.710.000,00 112.469.462.426,53 0,81% Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa
Sumber : Data Olahan kondisi Rasio Aktivitas` Kabupaten
Dari Tabel 8 diketahui hasil Rokan Hulu dilihat dari Rasio
perhitungan rasio efisiensi pemerintah keserasian pada Belanja Rutin yang
daerah Kabupaten Rokan Hulu pada paling tinggi terjadi pada tahun 2011
tahun anggaran 2009 sampai dengan yaitu sebesar 81,77% dan yang paling
tahun anggaran 2012, cukup efisiensi rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu
dari belanja daerah Kabupaten Rokan sebasar 68,63%. Sedangkan Rasio
Hulu memiliki kecenderungan cukup Aktivitas pada Belanja Pembangunan
efesien, dengan tingkat efisiensi di yang paling tinggi terjadi pada tahun
bawah 100 %, yaitu 0,81%. Ini 2009 yaitu sebesar 30,94% dan yang
menggambarkan kinerja pemerintah paling rendah terjadi pada tahun 2011
daerah dalam pemungutan PAD sudah yaitu sebasar 18,11%. Hal ini
efisien yang ditandai dengan trend menunjukkan bahwa selama lima tahun
rasio yang kurang dari 1 (satu) atau terakhir Rasio Aktivitas Kabupaten
dibawah 100% dari tahun ketahun. Rokan Hulu diprioritaskan untuk
Artinya, dengan mengeluarkan biaya Belanja Rutin.
yang relatif sedikit, pemerintah daerah
dapat menghasilkan output (hasil) yang 5. Rasio Pertumbuhan
optimal dan memberikan penggam- Rasio pertumbuhan (growth
baran kinerja pemerintahan daerah ratio ) mengukur seberapa besar
yang sangat baik. kemampuan Pemerintah Daerah
dalam mempertahankan dan
4. Rasio Aktivitas (Rasio meningkatkan keberhasilan yang telah
Keserasian) dicapai dari periode ke periode
Rasio ini menggambarkan bagai- berikutnya. Dengan mengetahui
mana pemerintah daerah mempriori- pertumbuhan PAD, maka dapat
taskan alokasi pada belanja rutin dilakukan evaluasi terhadap potensi-
dan belanja pembangunan secara potensi daerah yang perlu mendapat
optimal. Semakin tinggi presentase perhatian. Semakin tinggi persentase
dana yang dialokasikan untuk belanja pertumbuhan pendapatan asli daerah,
rutin berarti presentase belanja maka semakin besar kemampuan
investasi (belanja pembangunan) Pemerintah Daerah dalam memperta-
yang digunakan untuk menyediakan hankan dan meningkatkan keberhasilan
sarana prasarana ekonomi masyarakat yang dicapai dari setiap periode.

62 Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

Dimana : 2012 sebesar 58,76% , dan ada terjadi


t0 = Tahun Awal peningkatan, Kondisi ini diakibatkan
t1 = Tahun Akhir. oleh meningkatnya pengelolaan
1. Pertumbuhan PAD: pendapatan asli daerah pada sektor
27.862.342.362,34  30.273.406.142,17 laba BUMD serta pendapatan lain-lain
 x100%
30.273.406.142,17 yang sah milik pemerintah daerah,
2. Pertumbuhan PAD: namun variabel pajak daerah serta
34.243.130.535,98  27.862.342.362,34
 x100% retribusi yang menjadi sumber utama.
27.862.342.362,34
3. Pertumbuhan PAD:
54.369.713.922,02 - 34.243.130.535,98
KESIMPULAN DAN SARAN
 x100% Kesimpulan
34.243.130.535,98
Berdasarkan analisis hasil
Dari hasil tersebut dapat diketahui penelitian dan pembahasan yang
rasio Pertumbuhan Asli Daerah pada telah diuraikan sebelumnya, dapat
tahun 2009-2010 sebesar -7,96%, ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dan tahun 2010-2011 mengalami 1. Rasio Kemandirian Keuangan
kenaikan menjadi 22,90% serta pada Daerah Kabupaten Rokan Hulu
tahun 2011-2012 juga mengalami Tahun Anggaran 2009-2012
kenaikan menjadi 58,76%. dengan hasil tingkat rata-rata
Dari data di atas menunjukkan sebesar 3,85 %, mengambarkan
bahwa Rasio Pertumbuhan Pendapa- kinerja masih sangat rendah
tan Asli Daerah (PAD) dari tahun sehingga memiliki ketergantungan
2009 ke tahun 2010 hanya mencapai tinggi terhadap bantuan
-7.96 % dengan kategori pertumbuhan pemerintah pusat melalui dana
yang tidak baik, artinya bahwa perimbangan dalam melaksanakan
potensi yang ada pada sumber- otonomi daerah
sumber Pendapatan Asli Daerah 2. Rasio ketergantungan Keuangan
(PAD) yang meliputi ; pajak daerah, Daerah Kabupaten Rokan Hulu
retribusi daerah, laba BUMD serta Tahun Anggaran 2009-2012
pendapatan lain-lain yang sah tidak dengan hasil tingkat rata-rata
dikelola secara maksimal. sebesar 95,85%, mengambarkan
Jika dilihat Rasio Pertumbuhan kinerja PAD maupun sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun pendapatan daerah lainnya masih
2010 sebesar 22,90%, dari tahun sangat tinggi dan belum optimal
sebelumnya namun masih pada kategori dalam membiayai aktifitas
pertumbuhan yang cukup baik. pembangunan daerah, sehingga
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah daerah masih sangat bergantung
(PAD) pada tahun 2011 sedikit lebih dengan adanya subsidi pemerintah
baik diakibatkan oleh pertumbuhan melalui Dana Perimbangan.
ekonomi masyarakat semakin 3. Rasio efektifitas Kabupaten Rokan
membaik sehingga terjadi kesadaran Hulu menunjukkan bahwa
masyarakat untuk membayar Pemerintah Daerah Kabupaten
kewajiban sebagai wajib pajak serta Rokan Hulu dalam merealisasikan
membayar retribusi atas penggunaan sumber pendapatan asli daerah
jasa-jasa fasilitas pemerintah daerah. pada tahun 2009 -2012 dengan
Dilihat Rasio Pertumbuhan perolehan rata-rata efektivitas
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pendapatan daerah tahun
tahun 2011 sampai dengan tahun anggaran 2009-2012 sebesar

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015 63


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

116,87 % sesuai dengan Kriteria kategori pertumbuhan yang cukup


Penilaian Efektifitas sangat efektif, baik, dan Rasio Pertumbuhan dari
sementara pada tahun 2011 sudah tahun 2011 sampai dengan tahun
efektif. Sedangkan rasio efisiensi 2012 sebesar 58,76% , dan ada
pemerintah daerah Kabupaten terjadi peningkatan, Kondisi ini
Rokan Hulu pada tahun anggaran diakibatkan oleh meningkatnya
2009 - 2012, cukup efisiensi dari pengelolaan pendapatan asli
belanja daerah Kabupaten Rokan daerah pada sektor laba BUMD
Hulu memiliki kecenderungan serta pendapatan lain-lain yang
cukup efesien, dengan tingkat sah milik pemerintah daerah,
efisiensi di bawah 100 %, yaitu namun variabel pajak daerah serta
0,81%. Ini menggambarkan retribusi yang menjadi sumber
kinerja pemerintah daerah dalam utamaRasio Pertumbuhan
pemungutan PAD sudah efisien Pendapatan Asli Daerah (PAD)
hal ini terlihat dengan dari tahun 2009 ke tahun 2010
mengeluarkan biaya yang relatif hanya mencapai -7.96 % dengan
sedikit, pemerintah daerah dapat kategori pertumbuhan yang tidak
menghasilkan output (hasil) yang baik, Rasio Pertumbuhan
optimal dan memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
penggambaran kinerja tahun 2010 sebesar 22,90%, dari
pemerintahan daerah yang sangat tahun sebelumnya namun masih
baik. pada kategori pertumbuhan yang
4. Rasio Aktivitas` Kabupaten Rokan cukup baik, dan Rasio Pertumbuhan
Hulu dilihat dari Rasio keserasian dari tahun 2011 sampai dengan
pada Belanja Rutin yang paling tahun 2012 sebesar 58,76% , dan
tinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu ada terjadi peningkatan, Kondisi
sebesar 81,77% dan yang paling ini diakibatkan oleh meningkatnya
rendah terjadi pada tahun 2009 pengelolaan pendapatan asli
yaitu sebasar 68,63%. Sedangkan daerah pada sektor laba BUMD
Rasio Aktivitas pada Belanja serta pendapatan lain-lain yang
Pembangunan yang paling tinggi sah milik pemerintah daerah,
terjadi pada tahun 2009 yaitu namun variabel pajak daerah serta
sebesar 30,94% dan yang paling retribusi yang menjadi sumber
rendah terjadi pada tahun 2011 utama
yaitu sebasar 18,11%. Hal ini
menunjukkan bahwa selama lima Saran
tahun terakhir Rasio Aktivitas Berdasarkan hasil analisis dan
Kabupaten Rokan Hulu pembahasan yang telah dilakukan,
diprioritaskan untuk Belanja Rutin. maka penulis memberikan saran yang
5. Rasio Pertumbuhan Pendapatan mungkin bermanfaat terutama bagi
Asli Daerah (PAD) dari tahun Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan
2009 ke tahun 2010 hanya Hulu :
mencapai -7.96 % dengan kategori 1. Pemerintah Daerah Kabupaten
pertumbuhan yang tidak baik, Rokan Hulu sebaikinya mengurangi
Rasio Pertumbuhan Pendapatan ketergantungan terhadap sumber
Asli Daerah (PAD) tahun 2010 dana ekstern atau bantuan
sebesar 22,90%, dari tahun pemerintah pusat dan provinsi
sebelumnya namun masih pada dengan cara mengelola pemungutan

64 Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

Pendapatan Asli Daerah secara Hidayat, Paidi dkk, 2007. Analisis


spesifik, yaitu dengan memperbaiki Kinerja Keuangan
sistem pemungutan pajak dan Kabupaten/Kota Pemekaran di
retribusi daerah yang menjadi Sumatera Utara. Jurnal
sumber yang dapat meningkatkan Ekonomi Pembangunan Vol. 12
PAD sehingga potensi yang ada No 3, Hal : 213-222.
bisa dikelola dengan baik oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Jusnawati, 2011. Analisis Kinerja
Rokan Hulu. Keuangan Pemerintah Daerah
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Kabupaten Soppeng Terhadap
Rokan Hulu harus mempengurangi Efesiensi PAD, Mahasiswa
pengalokasian untuk belanja rutin fakultas ekonomi dan bisnis,
dan lebih meningkatkan untuk Universitas Hasanuddin,
pengalokasian belanja pembangu- Makasar.
nan, sehingga pembangunan yang
belum terealisasi bisa diwujudkan. Noordiawan, dan Ayuningtyas Hertianti
2011. Akuntansi Sektor Publik.
DAFTAR PUSTAKA Edisi dua, Salemba Empat,
Jakarta.
Adisasmita, Rahardjo, 2011.
Pembiayaan Pembangunann --------------, Dedi dkk, 2007. Akuntansi
Daerah. Edisi 4, Jakarta. Pemerintahan. Salemba empat,
Jakarta.
Azhar, Mhd Karya Satya, 2008.
Analisis Kinerja Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu,
Keuangan/Kota Sebelum dan 2010. Menuju Kabupaten
Sesudah Otonomi Daerah, Terbaik di Provinsi Riau,
Departemen akuntansi pasca Konsep dan Implementasi Good
sarjana fakultas ekonomi, Governance Serta
Universitas Sumatera Utara, Pemberdayaan Masyarakat di
Medan. Rokan Hulu. Pemerintah
Kabupaten Rokan Hulu.
Astuti, Weni, 2013. Analisis Kinerja
Keuangan Kabupaten Rokan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59
Hulu, Fakultas Ekonomi Tahun 2007 Tentang Perubahan
Universitas Pasir Pengaraian, Atas Peraturan Menteri Dalam
Riau Negeri No 13 Tahun 2006.

Bastian Indra, 2005. Akuntansi Sektor Peraturan Pemerintah Republik


Publik, Erlangga. Yogyakarta. Indonesia, Nomor 58 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan
--------------, 2010. Akuntansi Sektor Keuangan Daerah.
Publik Suatu Pengantar. Edisi
3, Erlangga. Yogyakarta. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah.
Halim, Abdul, 2012. Akuntansi
Keuangan Daerah. Edisi Republik Indonesia, Undang-undang
Empat, Salemba Empat, Jakarta. Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015 65


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN ROKAN HULU

Perimbangan Keuangan Antara Yumardi, Febrina, 2010. Analisis


Pemerintah Pusat dan Daerah. Kinerja Keuangan pemerintah
Daerah Kabupaten Kuantan
Sumarsono, Sonny, 2010. Manajemen Singingi, Mahasiswa fakultas
Keuangan Pemerintahan. Graha ekonomi, Universitas Riau,
Ilmu, Yogyakarta. Riau.

66 Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.4 No.1 Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai