Anda di halaman 1dari 14

RIFQI RAHMAN

20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PASUNDAN


PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
JL. TURANGGA NO. 37-41 Telp. 7303249,7302537,7302491 BANDUNG
NASKAH SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
HARI / TANGGAL : JUM’AT, 4 DESEMBER 2020
DOSEN : PROF. DR. H. AZHAR AFFANDI, SE, M.Sc
SIFAT UJIAN : TAKE HOME TEST

Instruksi :
1. Kerjakan seluruh soal di bawah ini
2. Batas waktu pengumpulan 1 minggu (lebih dari 1 minggu dianggap tidak
mengikuti ujian)

SOAL 1 :

1. Jelaskan secara jelas, apa yang melatarbelakangi perlunya pengelolaan


keuangan daerah
Jawaban
Pengelolaan keuangan daerah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
yang mengatur tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk
penatausahaan keuangan daerah diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 55 Tahun 2008. Keuangan daerah dikelola melalui Manajemen Keuangan
Daerah. Penatausahaan keuangan daerah di Indonesia telah banyak mengalami
perubahan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah
untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan
dikeluarkannya paket peraturan perundangan di bidang keuangan negara beserta
peraturan-peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan
penyempurnaan. Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pengelolaan keuangan
daerah yang telah dirubah ke permendagri nomor 21 tahun 2011 diatur meliputi
penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan
APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan
APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan
pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.
Dalam penatausahaan keuangan daerah, secara rinci sistem dan prosedur
ditetapkan oleh masing-masing daerah. Perbedaan dimungkinkan terjadi sepanjang
hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah. Dengan upaya
tersebut, diharapkan daerah didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu
mengambil inisiatif dalam perbaikan dan pembaharuan dalam sistem dan
prosedurnya serta meninjau kembali sistem tersebut secara terus-menerus
berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat. Dalam
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah dapat
menggunakan sistem yang disarankan oleh pemerintah sesuai kebutuhan dan
kondisinya, dengan tetap memperhatikan standar dan pedoman yang ditetapkan.
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, sekurang kurangnya dalam prosedur
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah pada bendahara penerimaan
meliputi : 1. Sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan 2. Sumber
– sumber yang menjadi penerimaan keuangan daerah Berdasarkan uraian di atas
untuk mengetahui pelaksanaan anggaran pada SKPD khususnya di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Padang , yang pada dasarnya mengarah
kepada penatausahaan penerimaan daerah di setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dikelola oleh satu orang bendahara penerimaan dan satu orang
bendahara pengeluaran serta dibantu oleh beberapa orang yang bertanggungjawab
atas penerimaan dan pengeluaran SKPD.

2. Jelaskan perbedaan antara LAKIP dengan Laporan Pertanggungjawaban


Keuangan pada pemerintah daerah
Jawaban :
LAKIP adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. LAKIP
merupakan produk akhir SAKIP yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh
suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai
APBN/APBD. Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggraan yang berjalan 1
tahun. Dalam pembuatan LAKIP suatu instansi pemerintah harus dapat menentukan
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
besaran kinerja yang dihasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam satuan
jumlah atau persentase. Manfaat dari LAKIP bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap
instansi pemerintah yang bersangkutan selama 1 tahun anggaran.

Dalam penilaian LAKIP, materi yang dievaluasi meliputi 5 komponen. Komponen


pertama adalah perencanaan kinerja, terdiri dari renstra, rencana kinerja tahunan,
dan penetapan kinerja dengan bobot 35. Komponen kedua, yakni pengukuran
kinerja, yang meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran, dan
implementasi pengukuran dengan bobot 20. Pelaporan kinerja yang merupakan
komponen ketiga, terdiri dari pemenuhan laporan, penyajian informasi kinerja, serta
pemanfaatan informasi kinerja, diberi bobot 15. Sedangkan evaluasi kinerja yang
terdiri dari pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi,
diberi bobot 10. Untuk pencapaian kinerja, bobotnya 20, terdiri dari kinerja yang
dilaporkan (output dan outcome), dan kinerja lainnya.

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan adalah Laporan pertanggungjawaban


(LPJ) merupakan laporan dalam bentuk dokumen tertulis yang disusun untuk
melaporkan pelaksanaan kegiatan dari suatu unit organisasi kepada unit organisasi
lainnya yang lebih tinggi atau sederajat. Laporan ini berfungsi sebagai bahan
evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan. Nantinya, hasil evaluasi ini
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan di masa
mendatang. Laporan pertanggungjawaban memuat laporan mengenai pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan dana. Laporan pelaksanaan kegiatan adalah laporan yang
berisi tujuan, manfaat, fungsi, serta isi kegiatan dari awal hingga akhir secara rinci.
Sedangkan laporan penggunaan dana merupakan laporan wajib berisi rincian dana
yang dipergunakan untuk suatu kegiatan. Laporan ini berfungsi untuk mempermudah
pembukuan keuangan di sebuah perusahaan.
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

3. Jelaskan apa perbedaan penggunaan basis kas dengan basis akrual dalam
menyusun laporan keuangan daerah

Basis Kas adalah metode pencatatan dalam akuntansi, yang hanya mencatat
transaksi jika ada penerimaan atau pengeluaran kas. Jadi, walaupun ada transaksi
yang sudah terjadi seperti hutang dan piutang, namun dikarenakan tidak ada kas
yang masuk ataupun keluar, maka transaksi tersebut tidak akan dicatat jika
menggunakan metode ini. Sebagai contoh, jika anda menerima pendapatan dari
perusahaan lain, namun uangnya diterima nanti, maka transaksi tersebut tidak akan
dicatat, karena tidak ada kas yang masuk dan tidak dianggap sebagai pendapatan.

Basis Akrual adalah metode pencatatan dalam akuntansi, yang mencatat semua
transaksi yang terjadi baik kas sudah diterima ataupun belum diterima, pada saat
transaksi tersebut dilakukan. Dalam basis akrual, dikenal adanya hutang dan
piutang. Jadi, walaupun kas belum diterima pada saat transaksi dilakukan, namun
transaksi tersebut akan dicatat. Sebagai contoh, anda menerima pendapatan dari
perusahaan lain, namun uangnya dibayar nanti, maka transaksi tersebut akan
dicatat, dan akan dianggap sebagai pendapatan walaupun kas belum diterima.

4. Bagaimana tahapan penyusunan kebijakan akuntasi pemerintah daerah.


Berikan contohnya sehingga lebih jelas
Jawaban
Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan berdasarkan komponen utama kebijakan akuntansi sebagai
berikut :
1. Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan Tahapan penyusunan
kebijakan akuntansi terkait laporan keuangan dimulai dari pengumpulan rujukan
atau referensi berupa peraturan perundangan dan literatur lain yang terkait
dengan kebijakan akuntansi laporan keuangan pemerintah daerah. Sebagai
rujukan utama adalah Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya:
- PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
- PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
- PSAP 03 tentang Laporan Arus Kas;
- PSAP 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
- PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
- PSAP 12 tentang Laporan Operasional; dan
- IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait pelaporan keuangan.
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Berdasarkan rujukan dan referensi tersebut dilakukan pemahaman dan
analisa untuk melakukan proses penyesuaian dan harmonisasi sesuai kondisi
dan kebutuhan pelaporan keuangan di pemerintah daerah. Hasil proses
penyesuaian dan harmonisasi dicantumkan kedalam pernyataan-pernyataan
pada kebijakan akuntansi pelaporan keuangan.
2. Penyusunan Kebijakan Akuntansi Akun Tahapan penyusunan kebijakan
akuntansi terkait akun dimulai dari mempelajari SAP khususnya pernyataan
terkait akun-akun. Sebagai rujukan utama adalah Lampiran I Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
khususnya:
- PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan;
- PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi;
- PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
- PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
- PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
- PSAP 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan; dan
- IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait akun. 3
Selain menelaah SAP, pemerintah daerah perlu memperhatikan rujukan
atau referensi berupa peraturan perundangan dan literatur lain yang
terkait dengan kebijakan akuntansi atas akun-akun yang terkait.
Penelaahan diatas digunakan untuk:
- Mengidentifikasi akun-akun yang memerlukan pemilihan metode yang
khusus atas pengakuan atau pengukurannya.
- Mengidentifikasi akun-akun yang memerlukan pengaturan yang lebih rinci
atas kebijakan pengakuan dan pengukurannya.
- Mengidentifikasi hal-hal yang belum diatur di dalam SAP namun
dibutuhkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah. Dalam
menyusun hal-hal yang belum diatur di dalam SAP, perlu memperhatikan:
- PSAP yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait.
- Definisi serta kriteria pengakuan dan kriteria pengukuran atas aset,
kewajiban, pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, dan
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang ditetapkan dalam Kerangka
Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan dan PSAP. Hasil pemilihan
metode, pengaturan lebih rinci dan pengaturan halhal yang belum diatur
itulah yang kemudian dicantumkan dalam dokumen kebijakan akuntansi.
Pemerintah daerah juga dapat melakukan diskusi yang bersifat terbatas
dengan mengundang para ahli akuntansi pemerintahan atau para
pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan masukan obyektif dan
membangun. Tim penyusun juga perlu melakukan penelaahan bersama-
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
sama SKPD terkait dengan pembahasan akunakun tertentu seperti
pembahasan kapitalisasi pemeliharaan jalan bersama dinas terkait.
Pemerintah daerah dapat mencantumkan kerangka konseptual SAP
berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 pada bagian awal kebijakan
akuntansi pemerintah daerah. Pencantuman kerangka konseptual SAP
dimaksudkan sebagai pemahaman dasar bagi pemerintah daerah dalam
menyusun dan menggunakan kebijakan akuntansi pemerintah daerah.

5. Karakteristik kualitatif laporan keuangan meliputi aspek : Relevan, Andal,


Dapat dibandingkan, dan Dapat dipahami. Jelaskan ke 4 (empat) karakteristik
tersebut agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas
yang dikehendali
Jawaban
Relevan : Agar informasi bermanfaat, haruslah relevan bagi penerima atau
pengguna dalam pengambilan suatu keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan
jika dapat mempengaruhi pemakai dalam mengambil keputusan dengan cara
membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan. Suatu
proses menghasilkan informasi memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Suatu
informasi yang tidak relevan kecuali menimbulkan pemborosan, juga malah dapat
menyesatkan pengambil keputusan.
Andal : Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus
andal (reliable). Informasi bisa dikatakan berkualitas andal jika informasi tersebut
terbebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyaji yang tulus atau jujur (faithful
presentation) tentang sesuatu yang seharusnya disajikan atau secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Agar suatu informasi dapat diandalkan perlu memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut :
1. Penyajian jujur (Faithful representation)
2. Substansi mengungguli bentuk (Substance over form)
3. Netralitas (Neutrality)
4. Pertimbangan sehat (Prudence)
5. Kelengkapan (Completeness)
Dapat Dibandingkan : Agar informasi keuangan dapat secara efektif berguna
dalam pengambilan keputusan, haruslah dapat diperbandingkan antar periode dan
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
antar entitas. Perbandingan laporan keuangan untuk dua atau lebih periode akan
dapat memberikan gambaran tentang perkembangan atau tren keadaan keuangan
maupun kinerja suatu entitas, sehingga lebih mampu memberikan gambaran
tentang prospek entitas dimasa depan. Sedangkan perbandingan laporan keuangan
antar entitas akan memberikan masukan yang berguna bagi para calon investor
dalam menentukan pilihan investasi yang akan dilakukan. Agar pembaca laporan
keuangan dapat langsung membandingkan posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan antar periode, maka laporan keuangan perlu disajikan
dalam bentuk perbandingan dengan periode sebelumnya.
Dapat Dipahami : Suatu informasi baru bermanfaat bagi penerima bila dapat
dipahami. Agar laporan kuangan dapat dipahami dengan baik, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis serta
asumsi dan konsep yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Dalam
pembuatan laporan keuangan sebaiknya informasi dibuat sesederhana mungkin
agar dapat mudah di mengerti oleh pembaca umum yang bukan seorang ahli.tapi
tentunya kesederhanaan atau kemudahan tidak dapat mengorbankan relevansi
informasi yang perlu disajikan meskipun agak kompleks. Agar laporan keuangan
yang telah diaudit oleh auditor independent dapat terbaca dan bermanfaat serta
tidak menyesatkan bagi pengguna informasi, tentunya informasi perlu memahami.
Selain disiplin yang mendasari akuntansi keuangan, tapi juga tujuan dan
karakteristik suatu penugasan audit opini atas laporan keuangan.

6. Terdapat 8 (depan) prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan yang harus


dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan atandar
akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi, serta pengguna laporan keuangan.
Jelaskan ke depan prinsip tersebut.
a. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan
ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan
keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian.
Basis akrual pendapatan dan biaya diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar
b. Prinsip Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintah
c. Prinsip Realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan
melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk
membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih
merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas
diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi
kas.
d. Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa
lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan
hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak
konsisten/ berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus
diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
e. Prinsip Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang
digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran
juga dianjurkan.
f. Prinsip Konsisten
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal
ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan
syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang
lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode
ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
g. Prinsip Pengungkapan Lengkap
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan.

h. Prinsip Penyajian Wajar


Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi
penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
keadaan tertentu. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan
tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu renda, atau
sebaliknya sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

7. Berikan contoh penyajian keuangan pemerintah daerah dalam bentuk Neraca,


Laporan LO, dan Laporan Arus Kas

NERACA
KPU KOTA BANDUNG
PER 31 MEI 2020
(DALAM RUPIAH)

ASET
Aset Lancar
- Kas Dibendahara Pengeluaraan 16.500.000
- Kas Lainnya dan Setara Kas 612.500.000
- Persediaan 524.890.314
Jumlah Aset Lancar 1.153.890.314
Aset Tetap
- Peralatan dan Mesin 4.023.197.150
- Akumulasi Penyusutan (2.854.758.751)
Jumlah Aset Tetap 1.168.438.399
Aset Lainnya
Aset Lain-lain 137.952.500
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi (137.952.500)
Jumlah Aset Lainnya 0
Jumlah Aset 2.322.328.713
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hibah Yang Belum Disahkan 612.500.000
Uang Muka dari KPPN 16.500.000
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 629.000.000
Jumlah Kewajiban 629.000.000
EKUITAS
Ekuitas
Ekuitas 1.693.328.713
Jumlah Ekuitas 1.693.328.713
Jumlah EKuitas dan Kewajiban 2.322.328.713
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN OPERASIONAL
KPU KOTA BANDUNG
PERIODE 31 MEI 2020
(DALAM RUPIAH)

Uraian Jumlah
Kegiatan Operasional 0
Pendapatan Operasional 0
Pendapatan Negara Bukan Pajak 0
Pendapatan Hibah 0
Jumlah Pendapatan Operasional 0
Beban Operasional
Beban Pegawai 983.413.656
Beban Persediaan 5.634.000
Beban Barang dan Jasa 336.481.179
Beban Pemeliharaan 39.841.812
Beban Perjalanan Dinas 2.535.000
Jumlah Beban Operasional 1.367.905.647
Surplus/(Depisit) dari kegiatan operasional (1.367.905.647)
Kegiatan Non Operasional
Surplus/(Depisit) Pelepasan Aset Non
Lancar
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 688.923.600
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 0
Jumlah Surplus/(Depisit) Pelepasan Aset 688.923.600
Non Lancar
Jumlah Surplus/(Depisit) Pelepasan Aset
Non Lancar
Surplus/(Depisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka Panjang
Beban Penyelesaian Kewajiban Jangka
Panjang
Jumlah Surplus/(Depisit) Penyelesaian
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Kewajiba Jangka Panjang
Surplus/(Depisit) Dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya
Pendapatan dari Kegiatan Non 4.986.176
Operasional Lainnya
Beban dari Kegiatan Non Operasional
Lainnya
Jumlah Surplus/(Depisit) dari Kegiatan 4.986.176
Non Operasional Lainnya
Surplus/(Depisit) dari Kegiatan Non 693.909.776
Operasional Pos Luar Biasa
Beban Luar Biasa
Surpulus/(Depisit) dari Pos Luar Biasa
Surplus/(Depisit) – LO (673.995.871)

8. Apa yang saudara ketahui tentang CaLk (Catatan Atas Laporan Keuangan),
Jelaskan !
Catatan Atas Laporan Keuangan atau biasa disebut dengan CALK merupakan
informasi lebih rinci mengenai detail laporan keuangan perusahaan. Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK) ini berfungsi sebagai penjelas pada laporan keuangan
yang detail dan angka-angkanya tidak bisa diungkapkan dalam sebuah laporan
keuangan.
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) mengungkapkan /menjelaskan hal-hal di
bawah ini, yaitu:
 Umum / Penjelasan Perusahaan
Pada bagian ini, dijelaskan mengenai latar belakang dan sejarah berdirinya
perusahaan, visi misi, AD/ART, status atau perubahan badan hukum, penyertaan dan
penawaran saham, serta jajaran direksi dan komisaris perusahaan.
 Kebijakan Akuntansi dan Pos-Pos Laporan Keuangan
Kebijakan-kebijakan akuntansi umum seperti pengukuran laporan keuangan, asumsi
dasar penyusunan laporan keuangan, penggunaan multicurrency, serta kebijakan
lainnya.
 Kebijakan Standar Akuntansi Keuangan
Berisi tentang kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang tertuang dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Peraturan ini mencatat mengenai apa saja yang harus ada
dalam laporan akuntansi beserta prosedurnya.
 Informasi Kebijakan Fiskal/Keuangan
Menyajikan informasi mengenai kebijakan ekonomi, ekonomi makro, pencapaian target
APBD/APBN, serta kendala atau hambatan dalam mencapai target.
RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
 Ikhtisar Pencapaian Kinerja
Mengungkapkan tentang pencapaian kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan
selama periode tertentu.
 Pengguna Laporan Keuangan
Berisi mengenai siapa saja yang dapat menggunakan atau membaca laporan
keuangan, seperti investor, pemerintah, serta masyarakat.
 Informasi Lain
Menjelaskan mengenai informasi-informasi lain yang jika tidak diungkapkan akan
menyesatkan publi, contohnya pergantian manajemen, penggabungan dan pemekaran
entitas, kesalahan pencatatan sebalumnya, dan lain-lain.
Dalam hal ini isi/ungkapan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) harus ditulis dalam
bentuk narasi, bagan, grafik, daftar maupun schedule serta bentuk lain yang ringkas,
padat, dan jelas. Hal ini dilakukan supaya Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK), laporan keuangan perusahaan menjadi lebih transparan serta mudah dipahami
oleh orang awam sekalipun. Tentunya dengan catatan bahwa seluruh isi/ungkapan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) ditulis dengan rinci dan detail.

NAMA : RIFQI RAHMAN


NPM : 20191010 / MM29

------------SELAMAT BEKERJA SEMOGA SUKSES------


RIFQI RAHMAN
20191010 / MM29
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

Anda mungkin juga menyukai