PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini sektor publik tidak lupur dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefiensi, dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat tidak mampu
berbisnis ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor
publik. Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan
ini. Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda
pemerintahan yang sumber legimitasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintah haruslah
diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan muculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban
publik oleh organisasi sektor publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik
tersebut. Audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan,
namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan audit sektor publik?
2. Bagaimana sistem audit keuangan sektor publik?
3. Bagaimana siklus audit keuangan sektor publik?
4. Bagaimana teknik audit keuangan sektor publik?
C. Tujuan
Proses
Sistematik
AUDIT
Derajat hubungan Asersi
Kriteria yang ada
Objektivitas
Hubungan antara definisi audit secara umum dan definisi audit keuangan
bukanlah satu kebetulan.konsep pendefinisian audit secara umum dibangun melalui
cara pemikiran induktif atas karakeristik khusus jenis audit yang ada.
Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan dan audit atas hal yang
berkaitan dengan keuangan.audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
keyakinan apakah laporan keuangan entitas yang diaudit telah menyajikan secara
wajar posisi keuangan,hasil operasi atau usaha dana arus kas sesuai dengan peinsip-
prinsip akuntansi berlaku umum.audit atas laporan keuangan mencakup audit atas
laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar audit audit yang dikeluarkan IAI.
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan mencakup penentuan apakah
informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan krieria yang telah ditetapkan,entitas
yang diaudit telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan euangan
tertentu,serta siste pengendalian internal instansi tersebut,baik terhadap laporan
keuangan maupun terhadap pengamanan kekayaannya telah dirancang dan
dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.audit atas hal yang
beraitan dengan keuangan meliputi unsur berikut ini :
Pendapatan
Daerah/Organisasi
Tujuan
2) risiko bawaan pos belanja orgaisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko
bawaan siklus belanja ini yaitu:
a. volume transaksi yang selalu tinggi,
b. pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otorisasi yang dapat terjadi,
c. pembelain aset yang tidak perlu,
d. masalah akutansi yang berkembang.
3) tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah
saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan kesalahan
pencatatan transaksi. Disamping itu juga ada kemungkinan bahwa organisasi
sektor publik melakukan pembelian aset yang tidak perlu. Masalah akuntansi
mengenai penetuan apakah harga perolehan aktiva atau aset dikapitalisasi
atau dianggap sebgai biaya mengakibatkan tingginya kemungkinan terjadinya
kesalahan perlakuan pengeluaran kas.
4) tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisai sektor
publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal siklus
belanja untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Ini akan mengurangi
secara signifikan risiko pengendalian asersi keberadaan dan keterjadiaan,
Jadi, strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan lebih rendah.Dalam strategi ini, auditor lebih banyak
mengendalikan pengujian pengendalian. Logika yang mendasari penggunaan strategi
ini adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian internal klien sangat
baik dan dapat mencegah serta mendeteksi salah saji, auditorharus menguji
kelayakankeyakinan. Auditor akanmenguji efektifitas struktur pengendalian internal.
Dengan demikian, auditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
Tujuan
Insentif Lembur
Bukti asersi transaksi dan saldo jasa personalia
investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Investasi dalam surat berharga dapat berupa surat
berharga yang termasuk aktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. Investasi dalam
surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan
memanfaatkan dana yang tidak digunakan dalam jangka pendek untuk memperoleh
laba seperti keuntungan modal (capital gain). Jangka waktu investasi semetara tidak
lebih dari satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara, investasi juga dapat
dilakukan dalam bentuk penanaman modal berupa surat berharga jangka panjang.
Investasi jangka pendek sangat berpengaruh terhadap kemampuan membayar
dalam waktu dekat, tetapi pendapatan atas investasi itu tidak selalu signifikan dengan
hasil operasi entitas. Dengan demikian, surat berharga yang dipegang sebagai
Tujuan
Objek
Investasi
Gambar 11.6
pemeriksaaan Pemeriksaan Siklus Akuntansi
Jangka Panjang
6. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh komulatif siklus belanja, siklus investasi, dan
siklus jasa personalia. Entitas harus mengeluarkan kasnya untuk memperoleh berbagai
sumber daya yang diperlukan organisasi sektor publik (siklus belanja). Pengeluaran
kas tersebut juga meliputi pengeluaran untuk memperoleh sumber daya manusia
(Siklus Jasa personalia). Siklus investasi juga berkaitan erat dengan siklus kas. Entitas
yang melakukan investasi harus mengeluarkan sejumlah uangnya untuk membeli
saham atau surat berharga lain. Investasi tersebut akan menghasilkan pendapatan yang
akhirnya akan menambah kas. Saldo kas meliputi kas ditangan atau yang disimpan
dalam entitas, kas di bank, dan dana tertentu yang disisihkan (seperti dana kas kecil).
Kas di tangan
Tujuan
Objek
Saldo Kas
pemeriksaaan
Gambar 11.7 Pemeriksaan Siklus Saldo
KasKas
di Bank
Organisai
penyerahan wewenang dan tanggungjawab, termasuk jalur
pelaporan untuk semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus
disebabkan secara rinci dan jelas.
Pemisahan Tugas
Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas
dan tangunggjawab. Apabila kedua hal tersebu digabungkan, maka
seseorang dapat saja mencatat dan memproses sebuah transaksi secara
lengkap. Dengan kata lain, pemisahan tugas pimpinan dapat
mengurangi risiko terjadinya manipulasi maupun keslahan yang
disengaja.
Fisik
Pengendalian ini berhubungan supervisi aset. Prosedur dan
keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa akseslangsung maupun tidak langsung melalui
dokumen aset terbatas pada personel yang berwenang.
Persetujuan dan Otorisasi
Seluruh transaksi harus ditorisasi atau disetujui oleh orang yang
tepat. Batas wewenang juga harus dijelaskan.
Manajemen
Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen di luar
tugas rutinnya, yang meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh
fungsi pengendalian internal dan prosedur rewiew khusus lainnya.
b. Melakukan Prosedur Analitis
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan
meningkatkan pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit.
Prosedur analitis juga membantu auditor dalam mengidentifikasi hubungan
yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak diharapkan. Hal ini dapat
dipakai sebagai indikator area risiko salah saji yang tinggi. Ada enam langkah
yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis yaitu:
a. mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan sibuat.
b. mengembangkan ekspektasi.
c. melakukan perhitungan dan perbandingan.
d. menganalisis data.
e. menyelidiki erbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang
signifikan.
f. menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap
perencanaan audit.
14. Pembahasna draf laporan hasil pemeriksaan dengan organisai yang diaudit
Dari draf laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun, auditor lalu
membicarakan atau membahasnya dengan pimpnan organisasi sektor publik. Dalam
tahap ini, auditor memastikan apa yang telah disusun di dalam draf laporan hasil
pemeriksaan sudah sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Setelah itu, auditor
juga memastikan kelengkapan hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan hasil
pemeriksaan.
2. Inspeksi (inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digumakan secara luas dalam
auditing. Inspeksi sering kali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti, baik bottom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen,
auditor dapat menetukan ketetapan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang
memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaks tersebut. Pada saat yang
sama, auditor seringkali mempertimbangkan implikasi bukti dalam konteks
pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan entitas.
Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi
seperti rekening bank, kwitansi, atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah
transaksi yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana dan anggaran
yang telah ditestapkan.
3. Konfirmasi (confirming)
Kegiatan konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari independen di
luar organisai sektor publik yang diaudit.
Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada bendahara
pengeluaran terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang
telah dilakukannya. Kegiatan ini akan menunjukkan apakah bukti transaksi tersebut
fiktif atau benar adanya, slain keterangan-keterangan lainnya terkait bukti tersebut.
5. Penghitungan (counting)
Dua aplikasi yang palingumum dari perhitungan adalah
perhitungan fisik sumberdaya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang
ada dan
akntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak.
Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung aset yang telah dibeli
bagian pendapatan berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelusuran, yang sering kali disebut penelusuran ulang auditor yaitu
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan dan menentukan
bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar
dalam catatan akuntansi.
Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka
yang tertera dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang
tertera dalam jurnal.
8. Pengamatan (observing)
Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan
beberapa kegiatan atau proses. Kegiatannya dapat berupa pemrosesan rutin aas jenis
transaksi tertentu, seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang
melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakandan prosedur organisasi
sektor pulik.
Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan bendahara
gaji dalam menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor publik
merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal
dari masyarakat. Oleh, karena itu kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada
penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut.
Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan
saja, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor
publik.tersebut.
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit
kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan
efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap
kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang
telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.
Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor publik pemerintah
sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang baik, maka
akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan, korupis, kolusi, dan berbagai
ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas audit sektor publik dipengaruhi oleh kapabilitas
teknikal auditor serta independensi auditor baik secara pribadi maupun kelembagaan. Untuk
meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka kedudukan auditor sektor
publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah, baik
secara pribadi maupun kelembagaan.
Bastian, indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.