Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Pengauditan Sektor Publik”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
1. Alvie Kusnarti (2110180104)
2. Natasha Dwi A (2110180155)
3. Natasya Rohmah (2110165748)
4. Nurul Maulidyah (2110165747)
5. Putri Sabila (2110165776)
6. Siti Alfiana (2110165744)
7. Tita Marinda H (2110165785)
8. A.Aryo Senopati Ageng (2220190583)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYATAHUN AJARAN
2022-2023
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat tidak mampu
berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor publik.
Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini.
Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan
yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.

Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-
luasnya agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan
pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa
akuntansi, akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting
agar dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dalam suatu masyarakat yang demokratis.

Dalam negara demokrasi, “pelaporan keuangan yang transparan” merupakan sesuatu


yang dituntut oleh rakyat kepada pemerintahnya. Sebaliknya, dalam negara demokrasi,
pemerintah berkewajiban memberikan laporan keuangan yang transparan kepada rakyat.
Pemerintah demokratis harus bertanggung jawab atas integritas, kinerja dan kepengurusan,
sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk menaksir akuntabilitas
serta membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik. Seiring dengan
munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas,
profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya
serta untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik,
maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit yang dilakukan tidak
hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, namun perlu diperluas dengan melakukan
audit terhadap kinerja organisasi sektor publik tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori sektor publik?
2. Jelaskan bagaimana sistem audit keuangan sektor publik!
3. Jelaskan bagaimana siklus audit keuangan sektor publik!
4. Jelaskan bagaimana teknik audit keuangan sektor publik!

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Apa yang dimaksud dengan teori sektor publik?
2. Jelaskan bagaimana sistem audit keuangan sektor publik!
3. Jelaskan bagaimana siklus audit keuangan sektor publik!
4. Jelaskan bagaimana teknik audit keuangan sektor publik!
BAB II

Teori Sektor Publik


2.1.1. Definisi Audit Sektor Publik

Secara umum Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik yang secara objektif
terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara aserssi tersebut dengan kriteria yang ada,
serta mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

PROSES SISTEMATIK

MENGKOMUNIKASI OBJEKTIVITAS
KAN HASIL

AUDIT

DERAJAT
HUBUNGAN EVALUASI ASERSI
KRITERIA YANG ADA
BUKTI BUKTI

 Proses Sistematik -Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan
yang logis.
 Objesktivitas – hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan
serta kualitas orang yang melakukan audit. Secara esensial, objektivitas berarti bebas dari
prasangka ( freedom from bias).
 Asersi – proporsi yang secara esensial dapat dibuktikan atau tidak dapat
dibuktikan.
 Derajat Hubungan Kriteria yang Ada – Audit memberikan kecocokan antara
asersi dengan kriteria yang ada.
 Mengomunikasikan Hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
 Evaluasi Bukti-Bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari dukungan
terhadap asersi atau representatif

2.1.2. Regulasi dalam Audit Sektor Publik


Regulasi dalam Audit Sektor Publik adalah peraturan, kaidah yang dibuat untuk
mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata suatu aturan, ketentuan yang harus dijalankan
dan di patuhi dalam melaksanakan audit sektor publik.

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik, keuangan


organisasi harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang- undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta
kepatuhan.

Sebagai contoh, di organisasi pemerintahan di Indonesia, keuangan Negara wajib di


kelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatuhan. Oleh
karena iitu, untuk mewujudkan itu semua, Undang- undang No 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ditetapkan.

2.1.3. Audit Sektor Publik dan Audit Sektor Swasta


2.1.4. Jenis-jenis Audit Sektor Publik
 Audit keuangan (Finansial Audit)

Audit keuangan merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan kewajiban yang memadai, apakah laporan keuang telah disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsipakuntansi umum yang berlaku
di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi.

Audit Keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar.

 Audit Kinerja ( Performance Audit)

Audit Kinerja meliputi audit ekonomi, efisien, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.

Audit Kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen
atas ekonomi dan efisiensi operasi, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah
dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada piha-pihak pengguna laporan tersebut

 Audit untuk Tujuan Tertentu

Audit untuk Tujuan Tertentu meruapakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.Audit untuk
Tujuan Tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan Audit investigative
dan audit system pengendalian internal.

2.1.5. Audit Keuangan Sektor Publik

Secara spesifikasi, pendefinisian audit keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:


Tujuan pengujian atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah ekpresi suatu
opini secara jujur tentang posisi keuangan, hasil operas, dan arus kas yang disesuaikan dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Laporan auditor merupakan media yang
mengekspresikan opini auditor atau dalam kondisi tertentu menyangkal suatu opini.

Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi unsur berikut ini:

 Segmen laporan keuangan.


 Pengendalian internal.
 Pengawasan internal atas penyusunan laporan keuangan.
 Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2. Sistem Audit Keuangan Sektor Publik


2.2.1. Pemeriksaan Siklus Pendapatan
Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji
yang material dalam pos Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan
Lain-lain yang sah.
Risiko bawaan siklus pendapatan pada banyak organisasi sektor publik sangatlah tinggi.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan yaitu :
(a) Volume transaksi yang selalu tinggi
(b) Masalah akuntansi yang berkembang.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:
1.Kesalahan Pembukuan dan atau penyajian saldo awaltahun anggaran / isa perhitungan
anggaran tahun lalu
2.Kesalahan pembukuan dan / atau penyajian pendapatan daerah
3. Kesalahan Pembukuan dan penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan anggaran
tahun anggaran perhitungan
4. Kesalahan Penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun anggaran
Kesalahan yang Wajib Dikoreksi oleh Auditor, yang terdiri atas:
 Kesalahan Pembukuan (kekeliruan pencatatan)
 Kesalahan Pembebanan
 Kesalahan Penjumlahan dan Pengurangan Angka (aritmatika)

2.2.2. Siklus Belanja


Audit terhadap siklus belanja organisasi sektor publik terdiri dari audit terhadap belanja
aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan publik.
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang
signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja. Tujuan audit
ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan berikut:

1. Transaksi-transaksi dalam siklus belanja organisasi sktor publik sangat berpengaruh terhadap
lapran keuangan sektor publik. Kesalahan membedakan pengeluaran/belanja untuk belanja
aparat/pegawai dan pengeluaran/belanja untuk pelayanan publik akan menyebabkan laporan
keuangan mengandung salah saji. Auditor akan berusaha mencari cara untuk mencapai tingkat
resiko yang lebih rendah.Transaksi dalam pos belanja merupakan sumber salah saji yang
material dalam laporan keuangan.

2. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah tinggi.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini, yaitu:
 Volume transaksi yang selalu tinggi
 Pembelanjaan dan pengeluaran tanpat otorisasi yang dapat terjadi
 Pembelian aset yang tidak perlu
 Masalah akuntansi yang berkembang
3. Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjainya salah
saji.
4. Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat resiko pengendalian yang
ditetapkan lebih rendah. Auditor akan menguji efektivitas struktur pengendalian internal.

5. Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal dengan


penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif

2.2.3. Pemeriksaan Aktiva Tetap


Audit atas aktiva tetap ini sangat penting karena aktiva tetap memiliki porsi terbesar sebagai
aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk
memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo
aktiva tetap. Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan.

2.2.4. Pemeriksaan Jasa Personalia


Siklus jasa personalia sangat penting karena merupakan komponen biaya utama di hampir semua
entitas. Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi (penggajian). Kompensasi ini meliputi gaji, insentif lembur, komisi, dan berbagai
bentuk tunjangan lainnya. Transaksi utama dlam siklus ini adalah transaksi gaji.

2.2.5. Siklus Investasi (Pembiayaan)


Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu organisasi
sektor publik. Investasi dalam surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi
sementara yang bertujuan memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek
untuk memperoleh laba seperti keuntungan modal.
Surat berharga yang dipegang sebagai investasi jangka pendek biasanya material bagi neraca,
tetapi tidak material bagi laporan surplus defisit organisasi sektor publik. Sedangkan, surat
berharga yang dipegang sebagai investasi jangk panjang bisa bersifat material bagi neraca
maupun laporan surplus defisit. Investasi surat berharga jangka panjang umumnya dilakukan
dalam nilai nilai rupiah yang besar shingga sangat berpengaruh terhadap neraca. Risiko salah saji
pada transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi
yang terjadi.
Strategi audit sangat tergantung frekuensi transaksi invetasi. Bila frekuensinya rendah, auditor
akan menghemat biaya bila memakai pendekatan mengutamakan pengujian substantif. Bila
frekuensinya tinggi, auditor akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian
untuk menghimpun bukti yang mendukung.

2.2.6. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas


Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa
personalia. Saldo kas meliputi kas di tangan atau yang disimpan dalam entitas, kas di bank, dan
dana tertentu yang disisihkan (seperti dana kas kecil).
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing – masing asersi yang
signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasarkan
kelima kategori asersi laporan keuangan :
a. Asersi Keberadaan dan Keterjadian : saldo kas tercatat, benar – benar pada tanggal neraca.
b. Asersi Kelengkapan : saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah
terjadi.
c. Asersi Hak dan Kewajiban : hal legal atas semua saldo kas yang tersaji pada tanggal neraca. d.
Asersi Penilaian dan Pengalokasian : saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang
dinyatakan dalam neraca dan sesuai skedul pendukungnya.
e. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan : saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara
tepat dalam neraca.

2.3. Siklus Akuntansi Sektor Publik

2.3.1. Perencanaan Audit Keuangan


Tahap perencanaan audit terdiri dari langkah-langkah berikut:

1) Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik


Pemahaman atas system akuntansi sangatlah penting karena saat ini audit sector public tidak lagi
berfokus pada laporan realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan lainnya seperti
neraca, laporan surplus/deficit, dan laporan arus kas. Jadi, auditor harus memiliki pemahaman
yang memadai tentang system akuntansi keuangan public.

2) Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit


Tujuan dan lingkup audit sector public sangat tergantung pada mandate dari lembaga audit yang
bersangkutan. Audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor eksternal umumnya bertujuan
untuk menilai kewajaran laporan keuangan organisasdi sector public, sedangkan audit atas
penyusunan laporan keuangan oleh pengawas bertujuan memberikan rekomendasi perbaikan
system pengendalian internal dan koreksi kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa tujuan dan ruang
lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga audit dan
pengawas yang bersangkutan. Dalam kontes audit atas laporan keuangan organisasi sector
public, pengawas berwenang:

a) Melakukan review atas system akuntansi dan pengendalian internal serta memberikan
rekomendasi perbaikan atas kelemahannya;
b) Melakukan pengujian dan koreksi atas kesalahan pencatatan akuntansi sehingga laporan
keuangan akan dihasilkan dengan informasi yang dapat diandalkan.
Tujuan pemahaman mandate ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui batasan-batasan yang ada pada pekerjaan audit;


 Untuk mengidentifikasi wewenang yang dimiliki oleh pelaksanaan audit;
 Untuk memastikan bahwa pengawas telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku;
 Untuk memberikan keyakinan bahwa pendekatan audit yang direncanakan telah sesuai
dengan kebijakan audit yang ditetapkan;
 Untuk memastikan bahwa tujuan audit telah memenuhi kebutuhan legistif;
 Untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang berhak menerima laporan audit.

3) Penilaian Risiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung risiko kesalahan,
sehingga penilaian risiko pengendalian, risiko bawaan, dan risiko deteksi harus dilakukan. Jadi,
kesimpulan dan opini yang diberikan oleh auditor memiliki jainan yang memadai.

4) Penyusunan Rencana Audit


Berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit tersebut, suatu rencana audit harus disusun,
yang umumnya berisi uraian mengenai: area yang akan di audit, jangka waktu pelaksanaan audit,
personel yang dibutuhkan, dan sumber daya lain yang perlu untuk pelaksanaan audit.

2.3.2. Penetapan Regulasi Audit Keuangan


Penetapan prosedur audit keuangan merupakan bagian yang penting dalam proses audit
karena dibutuhkan aturan untuk memberikan arahan yang jelas, dan sebagai control agar
pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan opini yang tepat.

2.3.3. Penyusunan Perencanaan Audit Tahunan Oleh Lembaga Auditora


Perencanaan audit merupakan tahap yang vital dalam audit. Perencanaan audit yang matang akan
sangat menentukan kesuksesan audit. Perencanaan audit yang baik merupakan faktor penting
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan komponen sebagai pendukung isi laporan audit.

2.3.4. Temu Renana Audit Tahunan


Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan, kemudian mereka
bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sector public untuk membicarakan perencanaan
audit yang sudah disusun.

2.3.5. Peneritan Regulasi Tentang Tim Dan Kebijakan Audit Tahunan


Regulasi yang ditetapkan dalam tahapan ini menyangkut tim atau personel yang akan melakukan
audit terhadapa organisasi sector public maupun regulasi dalam menjalankan proses audit.

2.3.6. Penerimaan Regulasi Organisasi Yang Akan Diaudit


Setelah regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan diterbitkan kemudikan regulasi tersebut
akan diterima oleh lembaga pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau
organisasi sektor publik terkait.

2.3.7. SurveyAwal Karakter Industri/Organisasi yang akan di audit

Ini adalah tahapan selanjutnya untuk men survey awal terhadap karakter industri/organisasi yang
akan di audit.

2.3.8. Pembuatan Program Audit


Untuk stiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit yang akan
dilakukannya.
1. Tujuan audit untuk setiap area
2. Prosedur audit yang akan
dilakukan
3. Sumber bukti audit
4. Deskripsi mengenai kesalahan
(error)

2.3.9. Penerbitan surat tugas audit


Setelah program audit selesai, maka pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat
tugas kepada lembaga pemeriksa (auditor) untuk melaksanakan audit.

2.3.10. Pelaksanaan Audit Keuangan


Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
1. Menilai pengendalian internal
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian tiga golongan.
Adapun jenis-jenis pengendalian internal
adalah:
a. Organisasi
b. Pemisahan tugas
c. Fisik
d. Persetujuan dan otorisasi
e. Akuntansi
f. Personalia
g. Supervisi
h. Manajemen

2. Melakukan prosedur Analitis


Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan.
Ada 6 langkah yang harus dilakukan oleh auditor dalam melakukan prosedur analitis,
yaitu: 1) Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat
2) Mengembangkan ekspektasi
3) Melakukan perhitungan dan perbandingan
4) Menganalisis data
5) Menyelidiki perbedaan/penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan
6) Menentukan pengaruh perbedaan/penyimpangan terhadap perencanaan audit

3. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan


Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan cross-check dengan penjabat organisasi
sektor publik, auditor kemudian menyusun draft.

4. Pembahasan Draft Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Organisasi yang diaudit

Draft laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun, auditor lalu membicarakan/membahasnya
dengan pimpinan.

5. Penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan


Setelah melakukan pembahasan dan memastikan kelengkapan serta kesepakatan mengenai
draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan dilakukan penyelesaian atau finalisasi.

6. Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan


Berdasarkan temuan-temuan yang ada dilapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau dengan
kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi yang telah diaudit

7. Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan


Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepada
pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang telah diaudit tersebut.

2.4. Teknik Audit Keuangan Sektor Publik

1. Prosedur Analitis (analytical procedures) prosedur analitis terdiri dari penelitian dan
perbandingan hubungan diantara data.
2. Inspeksi (inspecting) inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan
serta pemeriksaan sumber daya berwujud.
3. Konfirmasi (confirming) adalah bentuk permintaan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari sumber indenpenden di luar organisasi sektor publik
yang diaudit.
4. Permintaan Keterangan (inquiring) permintaaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor
5. Penghitungan (counting) dua aplikasi yang palng umum dari perhitungan adalah
1) Perhitungan fisik sumber daya berwujud
2) Akuntansi seluruh dokumen
6. Penelusuran (tracing) yang sering kali disebut penelusuran ulang.
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching) meliputi
1) Pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi dan
2) Mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal
tersebut.
8. Pengamatan (Observing) adalah kegiatan berupa pemrosesan rutin atas jenis transaksi tertentu.
a.(Reperforming) merupakan menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan dan lain-lain.
9. Teknik Audit Berbantukan Komputer (Computer-Assisted Audit Techblniques) merupakan
kegiatan audit berbantuan komputer untuk memeriksa angka-angka dalam file jurnal
bendahara dan membandingkannya dengan kwintansi pembelian, kwintansi oendapatan, dan
bukti transaksi lainnya.
10. Pengujian Pengendalian
Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu :
1. Berkaitan langsung dengan keefektifan desain kebijakan atau prosedur benar digunakan
dalam kegiatan organisasi
2. berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan prosedur serta pengaplikasiannya,
konsistensinya dengan aplikasi terdahulu dan oleh siapa aplikasi tersebut dilakukan
selama periode audit.
11. Pengujian subtansif
Dua katagori yaitu :
1) Prosedur analitis
2) Pengujian yang terperinci

CONTOH PRAKTEK AUDIT SEKTOR PUBLIK DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


a. Pemerintah Pusat
Siklus belanja pemerintah pusat mencakup berbagai proses serta kepuasan untuk
memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah pusat,
rtermasuk didalamnya dinas dan instansi pemerintah pusat. Sebagai contoh, audit terhadap siklus
belanja pemerjntab pusat yang terdiri dari audig terhadap belanja aparat dan belanja pelayanan
publik. Belanja aparat dan belanja pelayanan phblik terdiri dari belanja administrasi umum,
belanja operasi dan pemeliharaan serta belanja modal/pembangunan.
b. Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaaan pekerjaan atah atas bantuan
pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tuhuab audit semacam ituseringkali
mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit kinerja.
c. LSM
Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit :
 Audit kinerja keuangan
 Audit kinerja
nonkeuangan
d. Yayasan
Audit yang diselenggarakan atas semua kegiatan yang dilaksanakan yayasan dapat dibagi
menjadi audit keuangan dan audit kinerja. Penetapan tujuan harus dilakukan untuk menentukan
jenis audit yang akan dilaksanakan serta standar audit yang harus duikuti oleh auditor.
e. Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik yang lain, audit dalam organisasi partai politik
juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja non keuangan.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara umum Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik yang secara objektif
terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara aserssi tersebut dengan kriteria yang ada, serta
mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Regulasi dalam Audit Sektor Publik adalah peraturan, kaidah yang dibuat untuk
mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata suatu aturan, ketentuan yang harus
dijalankan dan di patuhi dalam melaksanakan audit sektor publik.
Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji
yang material dalam pos Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan
Lain-lain yang sah.

Anda mungkin juga menyukai