Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1. Alvie Kusnarti (2110180104)
2. Natasha Dwi A (2110180155)
3. Natasya Rohmah (2110165748)
4. Nurul Maulidyah (2110165747)
5. Putri Sabila (2110165776)
6. Siti Alfiana (2110165744)
7. Tita Marinda H (2110165785)
8. A.Aryo Senopati Ageng (2220190583)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat tidak mampu
berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor publik.
Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini.
Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan
yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.
Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-
luasnya agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan
pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa
akuntansi, akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting
agar dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dalam suatu masyarakat yang demokratis.
Secara umum Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik yang secara objektif
terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara aserssi tersebut dengan kriteria yang ada,
serta mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
PROSES SISTEMATIK
MENGKOMUNIKASI OBJEKTIVITAS
KAN HASIL
AUDIT
DERAJAT
HUBUNGAN EVALUASI ASERSI
KRITERIA YANG ADA
BUKTI BUKTI
Proses Sistematik -Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan
yang logis.
Objesktivitas – hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan
serta kualitas orang yang melakukan audit. Secara esensial, objektivitas berarti bebas dari
prasangka ( freedom from bias).
Asersi – proporsi yang secara esensial dapat dibuktikan atau tidak dapat
dibuktikan.
Derajat Hubungan Kriteria yang Ada – Audit memberikan kecocokan antara
asersi dengan kriteria yang ada.
Mengomunikasikan Hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Evaluasi Bukti-Bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari dukungan
terhadap asersi atau representatif
Audit keuangan merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan kewajiban yang memadai, apakah laporan keuang telah disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsipakuntansi umum yang berlaku
di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi.
Audit Keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar.
Audit Kinerja meliputi audit ekonomi, efisien, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Audit Kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen
atas ekonomi dan efisiensi operasi, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah
dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada piha-pihak pengguna laporan tersebut
Audit untuk Tujuan Tertentu meruapakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.Audit untuk
Tujuan Tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan Audit investigative
dan audit system pengendalian internal.
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi unsur berikut ini:
1. Transaksi-transaksi dalam siklus belanja organisasi sktor publik sangat berpengaruh terhadap
lapran keuangan sektor publik. Kesalahan membedakan pengeluaran/belanja untuk belanja
aparat/pegawai dan pengeluaran/belanja untuk pelayanan publik akan menyebabkan laporan
keuangan mengandung salah saji. Auditor akan berusaha mencari cara untuk mencapai tingkat
resiko yang lebih rendah.Transaksi dalam pos belanja merupakan sumber salah saji yang
material dalam laporan keuangan.
2. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah tinggi.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini, yaitu:
Volume transaksi yang selalu tinggi
Pembelanjaan dan pengeluaran tanpat otorisasi yang dapat terjadi
Pembelian aset yang tidak perlu
Masalah akuntansi yang berkembang
3. Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjainya salah
saji.
4. Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat resiko pengendalian yang
ditetapkan lebih rendah. Auditor akan menguji efektivitas struktur pengendalian internal.
a) Melakukan review atas system akuntansi dan pengendalian internal serta memberikan
rekomendasi perbaikan atas kelemahannya;
b) Melakukan pengujian dan koreksi atas kesalahan pencatatan akuntansi sehingga laporan
keuangan akan dihasilkan dengan informasi yang dapat diandalkan.
Tujuan pemahaman mandate ini adalah sebagai berikut:
3) Penilaian Risiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung risiko kesalahan,
sehingga penilaian risiko pengendalian, risiko bawaan, dan risiko deteksi harus dilakukan. Jadi,
kesimpulan dan opini yang diberikan oleh auditor memiliki jainan yang memadai.
Ini adalah tahapan selanjutnya untuk men survey awal terhadap karakter industri/organisasi yang
akan di audit.
Draft laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun, auditor lalu membicarakan/membahasnya
dengan pimpinan.
1. Prosedur Analitis (analytical procedures) prosedur analitis terdiri dari penelitian dan
perbandingan hubungan diantara data.
2. Inspeksi (inspecting) inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan
serta pemeriksaan sumber daya berwujud.
3. Konfirmasi (confirming) adalah bentuk permintaan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari sumber indenpenden di luar organisasi sektor publik
yang diaudit.
4. Permintaan Keterangan (inquiring) permintaaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor
5. Penghitungan (counting) dua aplikasi yang palng umum dari perhitungan adalah
1) Perhitungan fisik sumber daya berwujud
2) Akuntansi seluruh dokumen
6. Penelusuran (tracing) yang sering kali disebut penelusuran ulang.
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching) meliputi
1) Pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi dan
2) Mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal
tersebut.
8. Pengamatan (Observing) adalah kegiatan berupa pemrosesan rutin atas jenis transaksi tertentu.
a.(Reperforming) merupakan menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan dan lain-lain.
9. Teknik Audit Berbantukan Komputer (Computer-Assisted Audit Techblniques) merupakan
kegiatan audit berbantuan komputer untuk memeriksa angka-angka dalam file jurnal
bendahara dan membandingkannya dengan kwintansi pembelian, kwintansi oendapatan, dan
bukti transaksi lainnya.
10. Pengujian Pengendalian
Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu :
1. Berkaitan langsung dengan keefektifan desain kebijakan atau prosedur benar digunakan
dalam kegiatan organisasi
2. berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan prosedur serta pengaplikasiannya,
konsistensinya dengan aplikasi terdahulu dan oleh siapa aplikasi tersebut dilakukan
selama periode audit.
11. Pengujian subtansif
Dua katagori yaitu :
1) Prosedur analitis
2) Pengujian yang terperinci
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara umum Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik yang secara objektif
terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara aserssi tersebut dengan kriteria yang ada, serta
mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Regulasi dalam Audit Sektor Publik adalah peraturan, kaidah yang dibuat untuk
mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata suatu aturan, ketentuan yang harus
dijalankan dan di patuhi dalam melaksanakan audit sektor publik.
Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji
yang material dalam pos Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan
Lain-lain yang sah.