Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGENDALIAN INTERN SEKTOR PUBLIK

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Audit
Sektor Publik Dosen Pengampu :
Dr. Helmi Yasid, SE., M.Si.,Ak., CA., CPA., ASEAN CPA

Disusun Oleh : Kelompok 5


Sandra Amelia (5552210145)

Laisa Az-Zahra (5552210142)

Oktafia Handayani (5552210145)


Selly Romauli Yuniawati (5552210117)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, atas karunia Allah SWT, makalah berjudul
"Pengendalian Sistem Intern Sektor Publik" berhasil diselesaikan. Makalah ini
disusun sebagai bagian dari tugas kuliah yang diberikan oleh Dr. Helmi Yasid, SE.,
M.Si.,Ak., CA., CPA., ASEAN CPA, dalam mata kuliah Audit Sektor Publik. Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tambahan kepada
pembaca tentang Akuntansi Sektor Publik. Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Helmi Yasid sebagai dosen yang memberikan tugas ini, karena tugas
tersebut telah memperluas wawasan penulis terhadap topik yang diberikan. Selain itu,
penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis sadar bahwa dalam proses penulisan ini masih terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang mungkin ditemukan oleh pembaca dalam makalah ini. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di
masa mendatang.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
2.2. Latar Belakang.............................................................................................3
BAB II............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.3. 2.1.1. Audit Intern Sektor Publik.................................................................6
2.4. 2.1.2 Definisi audit sektor publik................................................................6
2.5. Sistem Pengendalian Audit Sektor Publik...................................................7
BAB III.........................................................................................................................13
KESIMPULAN............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang
korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara.
Keluhan “birokrat tidak mampu berbisnis” ditujukan untuk mengkritik
buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor publik. Pemerintah sebagai
salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini.
Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan
roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh
karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan
yang bersih.

Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga


pilar utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga
elemen dasar tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Suatu
pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-luasnya agar semua
pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan
secara transparan dan pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa akuntansi, akuntabilitas (kemampuan
memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting agar
dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat dalam suatu masyarakat yang demokratis.

Dalam negara demokrasi, “pelaporan keuangan yang transparan”


merupakan sesuatu yang dituntut oleh rakyat kepada pemerintahnya.
Sebaliknya, dalam negara demokrasi, pemerintah berkewajiban memberikan
laporan keuangan yang transparan kepada rakyat. Pemerintah demokratis
harus bertanggung jawab atas integritas, kinerja dan kepengurusan, sehingga
pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk menaksir
akuntabilitas serta membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial
dan politik. Pemerintah adalah entitas pelapor (reporting entity) yang harus
membuat laporan keuangan dengan beberapa pertimbangan berikut:

 Pemerintah menguasai dan mengendalikan sumber-sumber yang signifikan.


 Penggunaan sumber-sumber tersebut oleh pemerintah dapat berdampak luas
terhadap kesejahteraan ekonomi rakyat.
 Terdapat pemisahan antara manajemen dan pemilikan sumber-sumber
tersebut.

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi sektor publik


pemerintah merupakan instrumen utama untuk menciptakan akuntabilitas
sektor publik. Akuntabilitas mengacu pada kewajiban perseorangan, suatu
kelompok atau suatu organisasi yang diasumsikan harus melaksanakan
kewenangan dan/atau pemenuhan tanggung jawab. Kewajiban tersebut
meliputi :

 Answering, usaha untuk memberikan penjelasan atau justifikasi untuk


pelaksanaan dan/atau pemenuhan tanggung jawab.
 Reporting, pelaporan hasil atas pelaksanaan dan/atau pemenuhan.
 Producing, asumsi kewajiban atas hasil yang dicapai.

Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan


akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik
untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya melalui informasi
akuntansi yang berupa laporan keuangan. Dilihat dari sisi internal organisasi,
laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan evaluasi
kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban kepada publik dan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan. Menurut GASB, tujuan laporan keuangan
sektor publik adalah:

 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya (demonstrating


accountability).
 Melaporkan hasil operasi (reporting operating result).
 Melaporkan kondisi keuangan (reporting financial condition).
 Melaporkan sumber daya jangka panjang (reporting long live resources).

Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi


sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas
publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk
menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor
publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut.
Audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan
kepatuhan, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja
organisasi sektor publik tersebut.

2. Rumusan Masalah:

a. Bagaimana implementasi sistem pengendalian intern dalam sektor publik di


Indonesia?

b. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menerapkan sistem pengendalian


intern di sektor publik?

c. Bagaimana efektivitas sistem pengendalian intern dalam meningkatkan


akuntabilitas dan transparansi di sektor publik?

3. Tujuan Penelitian:

a. Untuk memahami implementasi sistem pengendalian intern dalam sektor


publik di Indonesia.

b. Untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam penerapan sistem


pengendalian intern di sektor publik.

c. Untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian intern dalam


meningkatkan akuntabilitas dan transparansi di sektor publik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Audit Sektor Publik

2.1.1. Audit Intern Sektor Publik

Sistem pengendalian intern sektor publik adalah serangkaian prosedur,


kebijakan, dan praktik yang diterapkan oleh entitas sektor publik untuk
memastikan bahwa tujuan organisasi dicapai secara efektif dan efisien, sumber
daya dikelola dengan baik, dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi dapat
diidentifikasi dan dikelola dengan tepat. Ini melibatkan pengawasan,
pemantauan, dan evaluasi terus-menerus terhadap aktivitas organisasi untuk
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku serta
pencapaian tujuan yang diinginkan.

2.1.2 Definisi audit sektor publik

Auditing merupakan suatu invetigasi independen terhadap aktivitas


khusus. Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang menggerakkan
akuntanbilitas dalam pengelolaan sektor pemerintah, BUMN atau instan
pengelola aset negara, serta organisasi sektor publik lainnya sperti yayasan,
LSM, dan partai politik.“Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait
evaluasi bukti-bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan anatara asersi
tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil yang
diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan (. Afkar,
Taudlikhul.,2016)

Pengertian audit sektor publik menurut Mahendra, Komang Yoga,


AAA Erna Trisna Dewi, and Gst Ayu Intan Saputra Rini. (2021) adalah “jasa
penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah
mereka danai.” “Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap
entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang
pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya
dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan
kriteria yang ditetapkan.”

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan


bahwa audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang
dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas
pengelolaan dana masyarakat (public money) yang bertujuan untuk
membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan


negara. Audit keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu
Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor
de Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas
akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.

2.2. Sistem Pengendalian Audit Sektor Publik

Sistem pengendalian audit di sektor publik merupakan kerangka kerja


yang diterapkan untuk memastikan bahwa organisasi pemerintah menjalankan
aktivitasnya secara efisien, efektif, serta sesuai dengan peraturan dan
kebijakan yang berlaku. Pengendalian audit bertujuan untuk memberikan
keyakinan bahwa sumber daya publik dikelola dengan baik dan akuntabel
(.Kurniawan, Pratomo Cahyo, and Khairina Nur Izzaty.2019)

Pertama-tama, pengendalian audit mengacu pada kepatuhan terhadap


peraturan dan prosedur yang ditetapkan. Hal ini meliputi pemantauan terhadap
kegiatan organisasi untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil
sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Misalnya, dalam
pengelolaan anggaran publik, pengendalian audit memastikan bahwa
penggunaan dana publik dilakukan sesuai dengan alokasi yang telah disetujui
dan tanpa adanya penyalahgunaan.

Selain itu, pengendalian audit juga mencakup evaluasi terhadap


efisiensi dan efektivitas operasional organisasi. Ini melibatkan pengukuran
terhadap pencapaian tujuan organisasi dan identifikasi area di mana
peningkatan efisiensi dapat dilakukan. Contohnya, sebuah lembaga
pemerintah dapat menggunakan pengendalian audit untuk mengevaluasi
efektivitas program-program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan
pembangunan sosial atau ekonomi.

Selanjutnya, aspek penting lainnya dari sistem pengendalian audit


adalah identifikasi dan mitigasi terhadap risiko. Audit di sektor publik harus
mampu mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat menghambat pencapaian
tujuan organisasi, seperti risiko keuangan, operasional, atau kepatuhan.
Dengan mengevaluasi dan mengelola risiko-risiko ini, organisasi dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah atau kerugian di masa
mendatang.

Tidak kalah pentingnya, pengendalian audit juga mencakup aspek


transparansi dan akuntabilitas. Organisasi sektor publik harus bersedia untuk
mempublikasikan informasi yang relevan dan mempertanggungjawabkan
penggunaan dana publik kepada publik. Dengan demikian, pengendalian audit
tidak hanya melibatkan proses internal, tetapi juga melibatkan keterlibatan
pihak-pihak eksternal seperti auditor independen dan masyarakat umum.

Dalam keseluruhan, sistem pengendalian audit di sektor publik


merupakan komponen krusial dalam menjaga integritas dan kredibilitas
pemerintah. Dengan menerapkan pengendalian audit yang kuat, organisasi
sektor publik dapat memastikan bahwa sumber daya publik dimanfaatkan
secara optimal untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan negara.

Dalam melanjutkan pembahasan mengenai sistem pengendalian audit


di sektor publik, perlu diperhatikan bahwa implementasi yang efektif dari
sistem ini membutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Keberhasilan
pengendalian audit tidak hanya bergantung pada tim audit internal organisasi,
tetapi juga pada keterlibatan dan kerja sama dengan auditor eksternal,
pengawas, dan regulator. Integrasi antara audit internal dan eksternal ini
membantu memastikan bahwa evaluasi yang dilakukan mencakup perspektif
yang luas dan mendalam.

Implementasi pengendalian audit yang efektif juga memerlukan


penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih. Dalam era digital
saat ini, penggunaan perangkat lunak audit, analisis data besar (big data
analytics), dan teknologi informasi lainnya dapat meningkatkan kemampuan
organisasi dalam melakukan pengawasan, deteksi, dan pencegahan terhadap
ketidaksesuaian dan penyalahgunaan. Teknologi ini memungkinkan auditor
untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam volume yang besar dengan
cepat dan akurat, memperkuat proses pengambilan keputusan berbasis bukti.

Edukasi dan pelatihan terhadap auditor juga merupakan aspek penting


dalam meningkatkan kualitas pengendalian audit di sektor publik. Auditor
harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang standar audit, peraturan
terkini, serta pemahaman tentang sektor publik yang mereka audit. Program
pelatihan yang berkelanjutan dan sertifikasi profesional dapat membantu
meningkatkan kompetensi dan menjaga integritas auditor dalam menjalankan
tugasnya.

Keterlibatan dan partisipasi masyarakat juga memainkan peran penting


dalam pengendalian audit di sektor publik. Transparansi laporan dan akses
publik terhadap informasi mengenai penggunaan dana dan hasil audit
memungkinkan masyarakat untuk memonitor dan memberikan umpan balik
terhadap kinerja pemerintah. Ini menciptakan lingkungan yang memperkuat
akuntabilitas dan mendorong perbaikan berkelanjutan dalam pengelolaan
sumber daya publik.

Akhirnya, budaya organisasi yang mendukung tata kelola yang baik


dan etika kerja yang kuat adalah fundamental dalam menunjang sistem
pengendalian audit. Pemimpin organisasi harus menunjukkan komitmen
terhadap transparansi, integritas, dan akuntabilitas. Dengan membangun
budaya yang memprioritaskan prinsip-prinsip ini, organisasi sektor publik
dapat memastikan bahwa pengendalian audit menjadi bagian integral dari
operasional mereka, bukan sekadar kepatuhan formal.

Melalui pengendalian internal yang kuat, keterlibatan auditor eksternal,


penggunaan teknologi canggih, pengembangan kompetensi auditor, partisipasi
masyarakat, dan pembangunan budaya organisasi yang kuat, sistem
pengendalian audit dapat secara efektif mendukung tata kelola pemerintahan
yang baik dan pelayanan publik yang berkualitas.

Sistem pengendalian intern sektor publik mencakup beberapa elemen


penting yang diterapkan dalam entitas publik untuk mencapai tujuan
organisasi dan memastikan akuntabilitas yang baik. Beberapa materi yang
dapat dijelaskan dalam konteks ini meliputi:

1. Tujuan dan Prinsip-prinsip Pengendalian Intern

Penjelasan tentang tujuan utama dari sistem pengendalian


intern dalam sektor publik, seperti mencapai efektivitas dan efisiensi
operasional, kepatuhan terhadap peraturan, dan perlindungan terhadap
aset organisasi. Prinsip-prinsip yang mendasari pengendalian intern
juga perlu dipahami, termasuk pertanggungjawaban, independensi, dan
transparansi.

2. Komponen Sistem Pengendalian Intern

Rincian tentang komponen-komponen utama dalam sistem


pengendalian intern, seperti lingkungan pengendalian, evaluasi risiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Setiap komponen memiliki peran khusus dalam memastikan efektivitas
keseluruhan sistem.

3. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab

Penjelasan tentang bagaimana struktur organisasi dan tata


kelola yang baik mendukung implementasi sistem pengendalian intern.
Ini mencakup alokasi tanggung jawab, pemisahan tugas, dan
pemberian wewenang yang sesuai.

4. Prosedur Operasional Standar (SOP)

Pentingnya memiliki SOP yang jelas dan terdokumentasi untuk


memandu aktivitas sehari-hari dalam entitas sektor publik. SOP
membantu memastikan konsistensi, transparansi, dan kepatuhan
terhadap kebijakan organisasi.

5. Pengawasan dan Pemantauan

Penerapan mekanisme pengawasan dan pemantauan yang


efektif untuk mengidentifikasi dan menangani ketidaksesuaian atau
risiko yang muncul dalam operasi organisasi. Ini termasuk audit
internal, pemantauan kinerja, dan pelaporan yang berkala.

6. Teknologi Informasi dalam Pengendalian Intern

Peran teknologi informasi dalam memperkuat sistem


pengendalian intern, termasuk penggunaan sistem informasi
terintegrasi, pengamanan data, dan otomatisasi proses.

7. Kepatuhan dan Etika

Pentingnya mematuhi regulasi dan standar etika dalam semua


aktivitas organisasi. Hal ini melibatkan pemahaman dan penegakan
terhadap hukum, kebijakan, dan standar perilaku yang berlaku.

8. Penerapan Praktik Terbaik

Tinjauan tentang praktik terbaik dalam pengendalian intern


sektor publik, termasuk contoh-contoh kasus sukses dan pembelajaran
dari pengalaman organisasi lain.
BAB III

KESIMPULAN

Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang
korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor
publik merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber
legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan
adanya pemerintahan yang bersih.

Sistem pengendalian audit di sektor publik memainkan peran krusial dalam


memastikan efisiensi, kepatuhan, dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya
publik. Melalui implementasi pengendalian audit yang efektif, organisasi pemerintah
dapat meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan publik, mengidentifikasi serta
mengelola risiko operasional dan keuangan, dan memastikan bahwa setiap aktivitas
dan penggunaan dana dilaksanakan sesuai dengan hukum serta peraturan yang
berlaku. Pengendalian audit yang baik juga mendukung pencapaian tujuan organisasi
dengan mempromosikan efisiensi dan efektivitas dalam proses kerja.

Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan sinergi antara audit internal dan
eksternal, pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan kompetensi auditor, serta
keterlibatan aktif dari masyarakat. Transparansi dalam laporan dan hasil audit
berkontribusi pada peningkatan partisipasi publik dan memperkuat fungsi pengawasan
masyarakat terhadap penggunaan sumber daya publik. Kesuksesan implementasi
sistem pengendalian audit juga bergantung pada pembangunan budaya organisasi
yang kuat, yang mengutamakan integritas, akuntabilitas, dan komitmen terhadap tata
kelola pemerintahan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Afkar, Taudlikhul. "Efektivitas Pengendalian Preventif, Pengendalian Detektif, dan


Pengendalian Represif Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi." Majalah
Ekonomi 21.2 (2016): 211-225.

Anggraeni, Nyoria Mersa, Sailawati Sailawati, and Niken Elok Larasatining Malini.
"Pengaruh Whistleblowing System, Sistem Pengendalian Internal, Budaya Organisasi,
dan Keadilan Organisasi Terhadap Pencegahan Kecurangan." Jurnal Akuntansi
Keuangan dan Bisnis 14.1 (2021): 85-92.

Hadi, Muhsin, Rizka Ariyanti, and Muhammad Iqbal Notoatmojo. "Pengaruh


Pengendalian Internal dan Komitmen Organisasi dalam Pencegahan Fraud Pengadaan
Barang (Studi Kasus Pada Rsud Bendan Kota Pekalongan)." Jurnal Aktual Akuntansi
Keuangan Bisnis Terapan (AKUNBISNIS) 4.1 (2021): 21-28.

Kurniawan, Pratomo Cahyo, and Khairina Nur Izzaty. "Pengaruh Good Corporate
Governance dan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud." ECONBANK:
Journal of Economics and Banking 1.1 (2019): 55-60.

Mahendra, Komang Yoga, AAA Erna Trisna Dewi, and Gst Ayu Intan Saputra Rini.
"Pengaruh Audit Internal dan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan
Kecurangan (Fraud) Pada Bank Bumn di Denpasar." Jurnal Riset Akuntansi
Warmadewa 2.1 (2021): 1-4.

Anda mungkin juga menyukai