Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH “AUDIT INTERNAL”

“ MENGANALISIS OVERVIEW AKTIVITAS AUDIT INTERNAL “

DOSEN PENGASUH : WADRI WAHYU , SE, M.AK

DISUSUN OLEH :

FIKRI HARDIAN PUTRA (2010091510764)

JERRY (2010091510791)

M HUZRI AL ARIF (2010091510788)

Program Studi AKUNTANSI S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANGKINANG

Jl. Dr. Rahman Saleh Bangkinang

TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assallamuallaikum Warrahmatullah Hiwabarakatuh

 Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah  “ AUDIT INTERNAL “


pada Program Studi “ akuntansi “ dengan ini penulis mengangkat
judul “menganalisis overview aktivitas audit internal”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassallamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bangkinang,17 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................3

C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. OPERASIONAL AUDIT.............................................................................4

B. COMPLIANCE AUDIT...............................................................................7

C. FRAUD AUDIT............................................................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. KESIMPULAN...............................................................................................14

B. SARAN.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian


pengevaluasian yang dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan
kriteria yang mendasarinya. Audit terdiri dari beberapa macam seperti audit
keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional. Di sini, penulis tertarik untuk
membahas mengenai audit operasional. Audit operasional merupakan audit yang
dilaksanakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi
dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Efisiensi digunakan
untuk sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu organisasi yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efektivitas digunakan
untuk menilai seberapa baik kebijakan- kebijakan organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang saling
berkaitan erat satu dengan lainnya. Efisiensi dan efektivitas ini merupakan hal
yang sangat berperan penting dalam peningkatan kinerja pelayanan suatu
organisasi.
Dista Amalia Arifah (2012) menyatakan bahwa setiap jenis perusahaan
perlu kiranya melaksanakan audit operasional tidak terkecuali sektor publik,
terlebih lagi aktivitas utamanya adalah pelayanan publik maka penilaian kinerja
sangat diperhatikan. Menurut (Indra Bastian, 2001) Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) atau Perusahaan Daerah merupakan salah satu dari organisasi sektor
publik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1962 Tentang


Perusahaan Daerah pasal 2, yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah ialah
semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya

1
untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang
dipisahkan. kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang.
Fraud atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah kecurangan,
merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Fraud dalam banyak jenis dan modus sudah menjadi permasalahan klasik di
dalam aktivitas bisnis. Kecurangan dapat terjadi di sektor privat maupun juga
pada sektor publik sejak bertahun-tahun yang lalu hingga sekarang. Segala cara
telah dilakukan guna mencegah dan mengatasi serangkaian kecurangan yang
terjadi. Mulai dari meningkatkan pengawasan, memperkuat fungsi pada setiap
bagian, memberikan sanksi hukum yang berat kepada pelakunya, namun hal itu
masih saja tidak membuat kecurangan menjadi berkurang.
Dari beberapa kasus yang muncul di Indonesia, auditor internal sering juga
tidak bisa mendeteksi adanya fraud dan ada pula yang ditemukan melakukan
kerjasama atau kolusi dengan beberapa klien yang terlibat guna beberapa kasus
kecurangan yang dilakukan tidak dilaporkan. Hingga saat ini Indonesia masih
bermasalah dengan yang namanya kecurangan atau sering disebut dengan masalah
korupsi. Pemerintah telah mengembangkan berbagai cara guna mengatasi serta
menanggulangi hal ini. Namun, berbagai cara yang ditempuh oleh pemerintah
belum sepenuhnya berhasil mengungkap.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan


adalah moralitas individu. Instansi pemerintah atau organisasi juga mempunyai
tanggungjawab moral. Tanggungjawab ini berpengaruh terhadap terjadinya
kecurangan (Fraud). Semakin rendah moral dari seseorang diasumsikan dapat
mendorong tindakan kecurangan.
Auditor internal semestinya mempunyai integritas tinggi apabila
dihadapkan dengan tindakan kecurangan yang muncul dalam suatu organisasi.
Apabila tidak, dengan adanya berbagai tekanan yang akan muncul kedepannya
akan membuat terdorong untuk melakukan kecurangan ketika melakukan
pekerjaannya yaitu mengaudit. Akibatnya, auditor internal bisa saja masuk dalam
kerjasama kolusi dengan diberikan insentif guna menutupi kecurangan tersebut.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan tentang Operasional Audit?


2. Menjelaskan tentang Compliance Audit?
3. Menjelaskan tentang Fraud Audit?

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca dapat memahami apa
aitu audit internal khususnya dalam menganalisis overview aktivitas audit internal
sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah audit internal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. OPERASIONAL AUDIT

1. Pengertian Audit Operasional


Audit operasional merupakan suatu proses yang sistematis untuk menilai
efektivitas organisasi, efisiensi dan ekonomi operasi di bawah pengendalian
manajemen dan melaporkan kejadian kepada orang yang tepat hasil dari
penilaian bersama dengan disertai rekomendasi untuk perbaikan.
Rekomendasi evaluasi SPI ada dua:
a. Bila tidak memerlukan pengujian audit maka unit kerja yang dievaluasi
memerlukan perbaikan desain SPI
b. Bila memerlukan pengujian Audit, maka BPI akan menyusun program
audit untuk aktivitas tertentu

2. Tujuan Audit Operasional

Tujuan dilakukan audit operasional (Arens et al, 2017) adalah:

a. Menekankan pada efektivitas dan efisiensi.


b. Fokus pada meningkatkan kinerja operasional di masa yang akan datang.
c. Laporan untuk evaluasi manajemen.

Menurut Murdock (2017), tujuan dilakukannya audit operasional dibagi


menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum audit operasional
yaitu:

A. Menilai Kinerja

Cara menilai kinerja adalah dengan membandingkan cara suatu


perusahaan melaksanakan aktivitasnya dengan tujuan yang telah

4
ditetapkan oleh manajemen seperti, kebijakan, standar, tujuan, dan rencana
perusahaan. Selain itu, membandingkan dengan fungsi atau individu yang
ada dalam perusahaan (internal benchmarking), dan membandingkan
dengan perusahaan lain (external benchmarking).

B. Mengidentifikasi Peluang untuk Perbaikan.

Mengidentifikasi peluang dapat dilakukan dengan melakukan wawancara,


observasi, meninjau data masa lalu maupun saat ini, menganalisis
transaksi, membuat perbandingan eksternal dan internal, dan pendapat
profesional berdasarkan pengalaman untuk meningkatkan ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas.

C. Membuat Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindak Lanjut

Untuk memberikan rekomendasi agar adanya perbaikan atau tindak lanjut


tergantung pada kasus atau masalah yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Bisa dengan memberikan rekomendasi khusus atau pemeriksaan lebih
lanjut, serta pemeriksa juga harus terus mencari praktik terbaik (baik
internal maupun eksternal).

Menurut Reider (2002), selain tujuan umum, berikut adalah tujuan khusus
dari audit operasional:

a) Untuk meninjau dan mengevaluasi kecukupan sistem akuntansi dan


kontrol akuntansi.
b) Untuk menganalisis sistem dan kontrol terkait pengendalian internal,
fungsi operasi, dan kepatuhan hukum.
c) Untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan,
sasaran, dan hasil yang telah ditentukan.
d) Untuk membandingkan hasil aktual dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan.

5
e) Untuk menganalisis dan menjelaskan biaya yang tinggi untuk setiap fungsi
atau aktivitas perusahaan dimana datanya merupakan data kuantitatif.
f) Untuk menilai dan mengevaluasi kepatuhan terhadap hukum.
g) Untuk mengidentifikasi dan melaporkan kekurangan pada area yang
membutuhkan perbaikan atau tindak lanjut.

3. Ruang Lingkup Audit Operasional


Cakupan jasa audit dan penilaian mencakup semua unit yang ada dalam
universitas dan operasinya. Jasa audit dimaksudkan untuk menjamin proses
manajemen risiko, pengendalian (termasuk pengendalian informasi dari
komputer dan keamanannya), pengukuran kinerja dan pengelolaan yang
dirancang dan dijalankan oleh manajemen layak dan berfungsi sebagaimana
mestinya. Proses ini harusnya menjamin dalam tingkatan praktik :

a. Risiko diidentifikasi dan dikelola.


b. Ketika dibutuhkan, interaksi dengan kelompok atau unit lain terjadi.
c. Informasi keuangan, manajerial dan operasi disajikan secara akurat, andal
dan tepat waktu.
d. Pegawai mematuhi kebijakan, standar dan aturan yang berlaku
e. Sumberdaya diperoleh secara ekonomis, digunakan secara efisien dan
dilindungi.
f. Program, rencana dan tujuan dicapai
g. Penekanan terhadap kualitas dan perbaikan berkelanjutan menjadi fokus
dalam proses pengendalian
h. Konsekuensi hukum yang disebabkan oleh kegiatan unit organisasi dan
mungkin berdampak pada universitas harus diperhatikan oleh semua
komponen universitas.
i. Informasi pengukuran kinerja valid dan andal

6
B. COMPLIANCE AUDIT

1. Pengertian Audit Compliance Audit (Kepatuhan)

Audit Compliance (Kepatuhan) adalah program kerja yang menentukan


apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan
tertentu yang ditetapkan oleh yang berwenang. Menurut Halim (2008:198)
pengertian audit compliance adalah untuk menentukan apakah kegiatan
finansial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-
kondisi, aturan-aturan dan regulasi yang telah ditentukan. Audit ini bertujuan
untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan,
dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit
compliance berasal dari sumber-sumber yang berbeda.

Audit compliance seringkali dinamakan sebagai audit aktivitas. Audit


compliance merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi untuk
menentukan apakah organisasi tersebut telah melaksanakan prosedur-
prosedur, kebijakan-kebijakan, atau peraturan yang telah dibuat oleh otoritas
yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, tujuan audit compliance sudah tentu
menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan
yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi tersebut. Temuan audit compliance
biasanya disampaikan pada seseorang di dalam unit organisasi yang diaudit
dan menyampaikan kepada pihak-pihak di luar organisasi yang sifatnya lebih
luas. Manajemen adalah pihak pertama atau utama yang menaruh perhatian
prosedur-prosedur dan peraturan yang berlaku. Audit jenis ini sebagian besar
dilaksanakan oleh auditor yang dipekerjakan pada unit organisasi itu sendiri.

2. Pentingnya Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Dalam


Perusahaan

compliance atau kepatuhan berarti mengikuti suatu aturan standar atau


rambu-rambu yang tertulis dan telah disahkan atau diterbitkan oleh lembaga

7
atau organisasi secara internal atau eksternal perusahaan. Muncul audit
kepatuhan (Audit Compliance) yang diatur di Statement on Auditing
Standards (SAS) adalah untuk membantu perusahaan memastikan kepatuhan
perusahaan terhadap aturan baik secara internal (misalnya SOP jam kerja)
ataupun eksternal. Ketika melakukan pemeriksaan di dalam sebuah
perusahaan audit kepatuhan menjadi program kerja internal audit untuk
memastikan kepatuhan (100%) terhadap ketentuan yang berlaku.
Audit kepatuhan dilakukan dengan cara melakukan pengujian kepatuhan
untuk mengetahui ada atau tidaknya informasi mengenai struktur
pengendalian yang dikumpulkan auditor. Pengujian dilakukan dengan cara
mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu. Pengujian ini membuktikan adanya
kepatuhan dan pengendalian intern dalam pelaksanaan transaksi awal hingga
transaksi selesai. Sebagai auditor, pengujian tersebut tidak hanya
berkepentingan dengan eksistensi pengendalian internal, tetapi juga
berkepentingan pada kepatuhan klien terhadap pengendalian internal.
Tahapannya memiliki prosedur yang meliputi: Pengujian sampel yang
diambil dari dokumen populasi, lalu memeriksa dokumen pendukungnya.
Tujuannya untuk dapat kepastian bahwa dokumen telah diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang. Lalu prosedur pengujian substansi yang memiliki
tujuan ganda yaitu untuk menilai efektivitas pengendalian internal dan
menilai kewajaran informasi pada laporan keuangan.

Audit kepatuhan berfungsi untuk menentukan sejauh mana peraturan,


kebijakan, hukum, perjanjian, atau peraturan pemerintah dipatuhi oleh entitas
yang sedang diaudit. Namun hal itu berlaku kepada audit kepatuhan yang
membahas tentang keuangan. Jika kita membahas secara umum maka seperti
yang dikatakan oleh Arens, Elder, & Beasley (2015) bahwa Tujuan dari audit
kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur, kebijakan, dan regulasi yang telah ditetapkan oleh
badan/otoritas yang lebih tinggi.

8
C. FRAUD AUDIT
1. Pengertian Fraud Audit

Pengertian fraud adalah penyajian laporan keuangan palsu secara sengaja


dengan menghilangkan atau menambahkan jumlah tertentu untuk menipu
pemilik hak dari laporan keuangan tersebut.

Contoh fraud adalah penipuan pajak, penipuan kartu kredit, penipuan


sekuritas, dan penipuan-penipuan keuangan yang lain. Fraud sendiri dapat
dilakukan oleh satu individu, kelompok maupun perusahaan secara utuh.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari apa itu fraud adalah
serangkaian ketidakberesan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum
(illegal act) yang dilakukan oleh suatu pihak guna mendapatkan keuntungan
pribadi.

2. Jenis-Jenis Fraud

Sesuai dengan pengertian fraud, berikut adalah jenis-jenis fraud yang


biasa terjadi di lingkungan perusahaan berdasarkan bentuknya.

a. Korupsi

Korupsi adalah salah satu contoh fraud yang paling marak terjadi di
Indonesia. Korupsi biasanya berbentuk penyuapan, pemerasan, atau
penyalahgunaan informasi suatu instansi. Wujud yang dapat terbentuk dari
fraud jenis ini adalah gratifikasi atau pemberian hadiah demi kepentingan
jangka panjang.

b. Pencucian dan penggelapan uang

Pencucian dan penggelapan uang adalah jenis kasus fraud di Indonesia


yang berkorelasi dengan white collar crime. Dalam jenis penipuan ini pelaku
akan menyalahgunakan aset yang dipercayakan padanya.

9
Contohnya adalah multi level marketing dengan skema Ponzi. Jadi,
pelaku akan menggelapkan aset para investor yang dipercayakan padanya.

c. Pencurian data

Pencurian data adalah salah satu jenis kasus fraud di indonesia yang
terjadi melalui pengambilan data-data penting instansi atau perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan pribadi. Tindakan ini tidak hanya merugikan
perusahaan tetapi juga dapat merugikan masyarakat secara luas.

Penipuan jenis pencurian data disebut computer fraud jika pencatatan


data baik berupa pembukuan keuangan atau catatan operasional hingga data
pribadi suatu perusahaan terpusat pada komputernya.

d. Penyimpangan aset

Penyimpangan data merupakan salah satu jenis kasus fraud di Indonesia


yang paling umum terjadi dalam sebuah perusahaan. Jenis penipuan ini
meliputi seluruh tindakan berkaitan dengan pencurian atau penyalahgunaan
aset yang dipercayakan pada orang tersebut.

Walaupun penyimpangan aset paling banyak terjadi dalam perusahaan,


namun penyimpangan ini merupakan yang paling mudah dideteksi selama
pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan dikerjakan dengan baik.

3. Faktor Penyebab Fraud secara Umum

Beberapa faktor yang seringkali menjadi penyebab fraud adalah sebagai


berikut.

a. Tekanan ekonomi

Faktor ekonomi menjadi faktor penyebab fraud yang pertama. Hal ini
disebabkan karena seseorang yang berada di bawah tekanan ekonomi dapat
melakukan fraud demi memenuhi semua kebutuhan ekonominya.

10
Karena dorongan faktor ekonomi inilah seseorang dapat mengambil
keputusan yang salah hingga berujung fraud dan hal tersebut dilakukan hanya
untuk keuntungan diri sendiri.

b. Keinginan individu

Kedua, faktor penyebab fraud adalah faktor individu. Ini biasanya terjadi
dalam pelaporan keuangan dan penipuan. Faktor individu tertanam di dalam
diri seseorang dimana terdapat dua kategori yaitu, moral dan motivasi.

Kategori moral adalah ketika keserakahan dalam diri seseorang muncul,


dan itu memicu mereka untuk melakukan fraud. Sedangkan untuk kategori
motivasi yaitu karena tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, sehingga fraud
sering menjadi pilihan guna memenuhi kebutuhannya.

c. Lemahnya kebijakan dan hukum

Ketiga, faktor penyebab fraud adalah faktor hukum. Lemahnya kebijakan


hukum yang dibuat perihal sanksi pidana dan hukum melakukan fraud
membuat pelaku fraud tidak takut untuk melakukan hal tersebut.

Contoh hal ini bisa dilihat dari banyaknya pelaku korupsi dalam sebuah
pemerintahan. Atau sebuah perusahaan mendapatkan keringanan sanksi
pidana dan potongan hukuman, berbeda dibanding kasung pencurian lain.

4. Cara Mendeteksi Adanya Fraud

Fraud adalah kecurangan pada laporan keuangan yang sudah sepatutnya


kita waspadai. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ada beberapa cara
yang dapat kamu lakukan untuk mendeteksi kecurangan tersebut.

a. Memeriksa karakteristik operasional laporan

Cara mendeteksi adanya fraud adalah dengan melakukan pemeriksaan


terhadap beberapa laporan keuangan, mulai dari catatan pendapatan,
pengeluaran, aset, kewajiban, hingga ekuitas.

11
Nantinya tanda kecurangan akan terdeteksi dengan melihat apabila ada
perbedaan jumlah dalam laporan keuangan tersebut.

b. Melakukan audit secara internal dan eksternal

Cara berikutnya untuk mendeteksi adanya fraud adalah dengan audit.


Audit adalah aktivitas konsultasi yang obyektif dan independen guna
memperbaiki operasional perusahaan. Audit sendiri dibagi menjadi 2, yaitu
audit melalui internal dan audit melalui eksternal.

Audit internal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak di dalam


perusahaan yang dinilai memiliki kompetensi dalam meneliti catatan
akuntansi dan pengendalian internal perusahaan.

Sementara, audit eksternal adalah penilaian yang dilakukan dengan


bantuan pihak di luar perusahaan untuk mendeteksi kecurangan, serta
menganalisis laporan apabila auditor internal mengalami kesulitan.

c. Memeriksa jajaran manajerial

Pada beberapa kasus penggelapan maupun kecurangan pada laporan


keuangan seringkali melibatkan pihak pengambil keputusan atau yang biasa
disebut jajaran manajerial.

Oleh sebab itu, orang-orang dalam jajaran manajerial harus secara rutin
diselidiki untuk mengetahui apabila mereka melakukan kecurangan.

5. Tips mencegah terjadinya fraud

untuk mencegah terjadinya kasus fraud di Indonesia, berikut di


antaranya:

a. Tegas dalam menerapkan hukum

Pertama, tips mencegah terjadinya contoh fraud adalah dengan membuat


sanksi dan hukuman tegas, guna memunculkan efek jera bagi para pelaku yang

12
melakukan fraud dan sebagai pencegahan timbulnya banyak pelaku yang
berniat melakukannya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga keuangan
dan aset milik perusahaan.

b. Melakukan evaluasi berkala

Berikutnya tips mencegah fraud adalah dengan melakukan evaluasi


berkala terhadap perilaku menyimpang dari aturan dan sistem kerja yang
berlaku. Evaluasi ini bebas dilakukan berapa kali dalam setahun tergantung
ketentuan perusahaan.

c. Mengadakan penyuluhan tentang fraud

Terakhir, tips mencegah terjadinya kasus fraud adalah dengan


mengadakan penyuluhan tentang bahayanya perilaku tersebut dalam internal
sebuah perusahaan atau organisasi, agar seluruh elemen berjalan sesuai sistem
kerja dan dapat memiliki tanggung jawab untuk menjaga kepercayaan
perusahaan.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah menimbulkan persaingan ekonomi


yang ketat. Persaingan mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih kritis dalam
pemanfaatan dan pengalokasian sumber dayanya yang berarti untuk menghadapi
pesaing bisnisnya. Audit yang sistematis terhadap program, kegiatan/aktivitas
organisasi dan seluruh atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara ekonomis dan
efisien, serta apakah tujuan program dan kegiatan/aktivitas yang telah
direncanakan dapat dicapai dengan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Compliance atau kepatuhan berarti mengikuti suatu aturan standar atau
rambu-rambu yang tertulis dan telah disahkan atau diterbitkan oleh lembaga atau
organisasi secara internal atau eksternal perusahaan. Muncul audit kepatuhan
(Audit Compliance) yang diatur di Statement on Auditing Standards (SAS) adalah
untuk membantu perusahaan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap aturan
baik secara internal (misalnya SOP jam kerja) ataupun eksternal. Ketika
melakukan pemeriksaan di dalam sebuah perusahaan audit compliance menjadi
program kerja internal audit untuk memastikan kepatuhan (100%) terhadap
ketentuan yang berlaku.

Fraud dapat membawa akibat kerugian financial, rusaknya reputasi,


permasalahan hukum, hingga bangkrutnya perusahaan. Fraud berkaitan dengan
ketidakjujuran manusia.Kecurangan atau fraud menggambarkan setiap upaya
penipuan yang disengaja, yangdimaksudkan untuk mengambil harta, hak orang
atau pihak lain. beberapa kasus khususnya yang dilakukan secara disengaja
mungkin merupakan suatu kejahatan. Salah satu bentuk kecurangan yang sering
terjadi di Indonesia adalah tindak korupsi.

14
B. SARAN
Diharapkan setelah mengetahui ini, kita selaku calon auditor dapat
memahami seluk  beluk permasalahan apa yang menjadi objek auditnya.
Memahami cara mengidentifikasi, mengolah, hingga menyampaikan hasil audit
tanpa bahasa yang ambigu atau tidak jelas. Sebuah integritas atau kejujuran tentu
sangat diperlukan dalam hal ini. Selain integritas, Ketelitian dan Keandalan sangat
di junjung tinggi demi sebuah Profesionalitas seorang auditor.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, R. Mansor, N. 2015. Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond


Theory: Understanding the Convergent and Divergent For Future Research.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance, Management
Sciences, Vol. 5, No.4, pp. 38-45

Fathin Hanifati, 2015. "Penerapan audit operasional dalam menunjang efisiensi


dan efektivitas produksi" dalam Jurnal Ilmu dan Reset Akuntansi Vol 4 No 11
(2015).

16

Anda mungkin juga menyukai