Anda di halaman 1dari 25

PERILAKU AUDIT INTERNAL DALAM MENDUKUNG KINERJA MANAJEMEN

PERUSAHAAN

Oleh :

Ilfa Damayanti
NIM: 90400121081
Arinil Ichsani Rahman
NIM: 90400121085

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur selalu tercurahkan pada Allah Swt. Karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Keperilakuan Audit
Internal”. Salam serta Shalawat tak lupa dikirimkan kepada junjungan kita nabiullah
Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan yang diampu oleh Bapak Dr. Jamaluddin Majid, SE., M.Si.,
Selama proses menyusun makalah, penulis telah memanfaatkan berbagai sumber referensi
yang bermutu, termasuk jurnal ilmiah, artikel online dan materi terkait lainnya. Segala upaya
telah dilakukan untuk mencari informasi yang akurat dan terpercaya. Namun dengan
demikian penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan masih
memiliki keterbatasan dan ruang untuk pengembangan lebih lanjut.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca makalah ini, agar dapat menjadi referensi atau evaluasi yang
bermanfaat bagi pembaca yang ingin lebih memperluas ilmu dan wawasannya dala aspek
keprilakuan audit internal terhadap kinerja manajemen.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
yang signifikan bagi para pembaca. Semoga informqasi yang disajikan dapat mencerahkan,
menginspirasi dan memicu sengat diskusi. Terimaksih atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN........................................................................................................................v
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................v

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................vi

C. TUJUAN...........................................................................................................vi

BAB II........................................................................................................................................1
LANDASAN TEORI.....................................................................................................................1
A. Definisi dan Konsep Dasar Audit Internal.......................................................1

B. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal.....................................................4

C. Dimensi Perilaku Audit Internal......................................................................5

BAB III.......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN..........................................................................................................................9
A. Hubungan Antara Audit Internal Dan Manajemen........................................9

B. Peran Audit Internal dalam Meningkatkan Kinerja Manajemen Perusahaan


11

C. Independensi kepatuhan manajemen.............................................................12

D. Review and Testing of Manajemen Control System......................................14

E. Laporan Mengenai Manajemen Audit...........................................................14

BAB IV....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manjemen yang efektif merupakan salah satu pilar utama dalam keberhasilan
perusahaan. Untuk mencapai kinerja yang optimal, manajemen perusahaan memerlukan
informasi yang akurat, dapat diandalkan, dan terkini tentang berbagai aspek operasional dan
keuangan perusahaan. Disinilah peran audit internal menjadi sangat penting.
Peran audit internal telah berkembang dari sekedar memverifikasi kepatuhan
terhadap aturan dan peraturan, dan menjadi mitra strategis dalam mengidentifikasi resiko
yang mungkin akan muncul dalam perusahaan. Audit internal tidak hanya sekedar mencari
kesalahan atau ketidakpatuhan, tetapi juga berfokus pada identifikasi peluang perbaikan dan
memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja perusahaan.
Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan
objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja suatu
organisasi. Fungsi “audit internal” adalah fungsi untuk mengaudit dan mengevaluasi
efektivitas struktur pengendalian internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian
internal yang efektif dengan biaya minimum. Fungsi pengawasan “audit internal” membantu
perusahaan menghasilkan laporan keuangan yang sehat dengan memantau tindakan
manajemen dan membatasi pelaporan keuangan yang agresif.
Dalam proses kegiatannya ”Audit Internal” melakukan pengkajian dan
pengevaluasian kualitas, kecukupan atau ketidakcukupan penerapan sistem pengendalian
manajemen, struktur pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya, serta
mengembangkan pengendalian biaya yang efektif yang tidak terlalu mahal. Audit internal
juga harus memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
dipatuhi sehingga dapat mempertanggungjawabkan dan melindungi aset perusahaan dari
pencurian, penipuan, atau penyalahgunaan pemprosesan data yang dikembangkan secara
internal.
Audit internal terhadap kegiatan operasional perusahaan perlu dilakukan
secara teratur, baik sebelum dirasakan adanya suatu masalah maupun sesudah terlanjur terjadi
masalah. Audit internal yang dilakukan secara teratur dapat mencegah terjadinya masalah.

iv
Manajemen akan dapat segera mengetahui dan mengatasi masalah serta sebab sebelum
masalah tersebut semakin berkelanjutan, atau secara tepat mengidentifikasi masalah yang
sebenarnya, sumber penyebab dan pengambilan langkah yang efektif untuk mengatasinya.
Efektifnya peran audit internal didalam suatu organiasi akan meningkatkan kinerja yang
bersangkutan.
Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan audit internal yaitu tahap rencana
pemeriksaan yang merupakan langkah awal dalam pelaksanaan audit internal, perencanaan
dibuat untuk menentukan prioritas, arah dan pendekatan dalam proses audit internal. Agar
supaya pelaksanaan audit internal efektif dan efesien maka, diperlukan adanya rencana yang
berkaitan dengan subjek yang diperiksa. Auditor harus mempertimbangkan waktu
pelaksanaan audit dengan membuat program secara tertulis. Tahapan kedua yaitu, pengujian
dan pengevaluasian informasi merupakan tahap mengumpulkan, menganalisa,
menginterpretasi dan membuktikan kebenaran informasi yang mendukung hasil audit.
Tahapan ketiga yaitu menyampaikan hasil audit merupakan tahapan dimana laporan audit
internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk memperkuat
pengendalian intern, untuk menentukan ditaatinya prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen. Tahapan terakhir yaitu, tindak lanjut hasil pemeriksaan, dimana audit internal
harus meninjau atau melakukan tindak lanjut untuk memastikan terhadap temuan
pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan dengan tindakan yang tepat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah hubungan antara Audit internal dan Manajemen?
2. Apa saja peran Audit Internal dalam meningkatkan kinerja manajemen?
3. Bagaimana Independensi kepatuhan terhadap manajemen?
4. Bagaimana bentuk sistem kontrol manajemen?
5. Seperti apa bentuk laporan mengenai audit manajemen?

C. TUJUAN
1. hubungan antara Audit internal dan Manajemen
2. Peran Audit Internal dalam meningkatkan kinerja manajemen
3. Bentuk Independensi kepatuhan terhadap manajemen
4. Bentuk sistem kontrol manajemen

v
5. Bentuk laporan mengenai audit manajemen

vi
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi dan Konsep Dasar Audit Internal


Audit adalah suatu proses yang ditempuh oleh seseorang yang independent dan
kompeten untuk dapat menghimpun serta mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang
terukur dari suatu entitas usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan kesesuaian
dengan kriteria yang ditetapkan. Menurut (Agoes, 2012:4) dalam Rivani dkk., (2018) Audit
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis dan kritis oleh pihak yang
independent terhadap laporan keuangan yang telah disusun manajemen serta catatan-catatan
pembukuan berikut bukti-bukti pendukunya dengan tujuan agar dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Sedangkan menurut Sukrisno Agoes, (2013)
dalam Erfiansyah dkk., (2018) Auditing adalah tindakan pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis, kritis, dan komperhensif oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang
telah disusun manajemen serta catatan-catatan atas laporan pembukuan bukti- bukti
pendukung laporan tersebut yang bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajiban
laporan keuangan.
Menurut Pernyataan Standar Audit Keuangan (PSAK) definisi audit adalah suatu
proses sistematik yang bertujuan agar dapat mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas
pernyataan atau asersi terkait berbagai aksi ekonomi, kejadian-kejadian dan melihat tingkat
hubungan antara pernyataan atau asersi dengan kenyataan serta mengomunikasikan hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Sari, (2021) auditing adalah proses
sistematis yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen sehingga dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti terkait informasi yang terukur dari asersi-asersi
tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi suatu entitas usaha agar dapat
mempertimbangkan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang dapat ditentukan serta
melaporkan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Audit internal adalah proses independen dan objektif yang dilakukan oleh sebuah
organisasi untuk mengevaluasi dan memberikan jaminan terhadap efektivitas, efesiensi, dan
keandalan sistem pengendalian internal perusahaan. Audit internal memiliki tujuan untuk
membantu organisasi mencapai tujuan bisnisnya dengan memberikan penilaian independen

1
terhadap proses bisnis, resiko, pengendalian, dan tata kelola perusahaan. Konsep dasar audit
meliputi beberapa aspek, diantaranya :
1. Independensi, audit intenal harus independen secara organisasional dan
fungsional.
2. Objektivitas, Auditor internal harus tetap objektif dalam menjalankan tugasnya.
Mereka harus melaksanakan pekerjaan mereka tanpa kepentingan pribadi atau
bisa yang mempengaruhi penilaian mereka. Objektivitas memastikan bahwa hasil
audit internal didasarkan pada fakta dan bukti yang objektif.
3. Evaluasi dan pengendalian resiko, audit intrernal bertujuan untuk membantu
organisasi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola resiko yang
dihadapinya. Auditor internal melakukan penilaian resiko untuk
mengidentifikasikan area-area yang rentan terhadap resiko, dan kemudian
merancang audit berdasarkan resiko tersebut. Mereka juga memberikan
rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal yang tidak memadai atau
rentan terhadap resiko.
4. Pegujian dan pemantauan pengendalian internal, auditor internal melakukan
pengujian pemantapan terhadap sistem pengendalian internal organisasi. Ini
melibatkan memeriksa keefektifan pengendalian internal yang ada,
mengidentifikasi kelemahan atau kegagalan dalam pengendalian tersebut, dan
memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, audit internal bertujuan untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasisional organisasi. Auditor internal
mengidentifikasi keslah atau ketidaksesuaian dalam proseds bisnis dan
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja dan efesiensi operasional.
6. Komunikasi dan Pelaporan, auditor internal harus berkomunikasi secara efektif
dengan pihak terkait mengenai temuan audit dan rekomendasi perbaikan.
Laporan audit internal harus jelas, akurat dan relavan agar dapat digunakan oleh
manajemen dalam pengambilan keputusan dan perbaikan sistem.
7. Profesionalisme dan Etika, auditor harus menjalankan tugas mereka dengan
profesional dan integritas. Mereka harus mematuhi standar etika profesi audit

2
internal, termasuk menjaga kerahasiaam informasi yang mereka akses selama
audit.
Konsep dasar ini nantinya akan membentuk kerangka kerja untuk melaksanakan
audit internal yang efektif dan bermanfaan bagi organisasi. Audit internal
membantu organisasi untuk meningkatkan pengendalian internalnya, mngeloal
resiko, dan mencapai tujuan bisnisnya dengan lebih efesien.
Auditor internal mencakup pemeriksaan terhadap segala aspek operasional
perusahaan, termasuk keuangan, operasional, kepatuhan, dan resiko. Tujuannya adalah untuk
memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa pengendalian internal telah dirancang dan
diimplementasikan dengan baik, serta memberikan informasi dan rekomendasi yang berharga
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Auditor internal menggunakan berbagai metode dan tehnik audit, seperti
pengumpulan dan analisis data, wawancara dengan karyawan, pengujian pengendalian, dan
evaluasi proses bisnis. Mereka juga dapat melakukan pengujian terhadap kepatuhan, terhadap
kebijakan dan peraturan yang berlaku, serta melibatkan pihak eksternal jika diperhatikan.

3
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Tujuan dari audit internal adalah untuk membantu bagian-bagian pada organisasi
agar dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif. Sehingga, audit internal
akan dilakukan dengan kegiatan analisis, penilaian, mengajukan saran/ masukan bagi
organisasi serta mencakup pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar
(ekonomis). Independensi dan sikap objektif merupakan dua faktor yang penting dalam
keefektifan audit internal. Sehingga setiap audit internal perlu mempertahankan integritas dan
objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, audit
internal akan dilaksanakan dengan jujur dan tegas, dan dengan mempertahankan
objektivitasnya audit internal akan dilaksanakan dengan seadil-adilnya. Dalam hal ini juga
tentunya dapat mempertahankan dan menambah kepercayaan manajemen. Adapun sasaran
dan ruang lingkup dari pada audit internal adalah sebagai berikut:
1. Audit internal harus dapat membantu organisasi untuk memeliharan pengendalian
intern yang efektif, dengan melakukan evaluasi kecukupan, efisiensi, efektivitas dan
ekonomis dari pengendalian yang dilakukan.
2. Audit internal harus dapat membantu organisasi untuk memeliharan pengendalian
intern yang efektif, dengan melakukan evaluasi kecukupan, efisiensi, efektivitas dan
ekonomis dari pengendalian yang dilakukan.
3. Audit internal harus dapat membantu organisasi untuk mengamankan harta kekayaan
organisasi.
4. Audit internal harus dapat membantu organisasi untuk memberikan nilai tambah
(Added Value),

Ruang lingkup audit internal mencakup berbagai area dan aktivitas dalam sebuaqh
organisasi. Meskipun ruang lingkup audit internal dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan organisasi, beberapa area yang umumnya menjadi fokus utama audit meliputi:

1) Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan
operasi lainnya.
2) Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap kebijakan,
rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

4
3) Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan di pertanggungjawabkan dan
dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.
4) Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5) Menilai prestasi kerja para pejabat/ pelaksana dalam menyelesaikan tanggung jawab
yang telah ditugaskan.

Tujuan dari audit internal adalah untuk membantu bagian-bagian pada organisasi agar
dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif. Sehingga, audit internal akan
dilakukan dengan kegiatan analisis, penilaian, mengajukan saran/ masukan bagi organisasi
serta mencakup pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar
(ekonomis). Independensi dan sikap objektif merupakan dua faktor yang penting dalam
keefektifan audit internal. Sehingga setiap audit internal perlu mempertahankan integritas dan
objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, audit
internal akan dilaksanakan dengan jujur dan tegas, dan dengan mempertahankan
objektivitasnya audit internal akan dilaksanakan dengan seadil-adilnya. Dalam hal ini juga
tentunya dapat mempertahankan dan menambah kepercayaan manajemen. Adapun sasaran
dan ruang lingkup daripada audit internal adalah sebagai berikut: a. Audit internal harus
dapat membantu organisasi untuk memelihara pengendalian intern yang efektif, dengan
melakukan evaluasi kecukupan, efisiensi, efektivitas dan ekonomis dari pengendalian yang
dilakukan, b. Audit internal harus dapat membantu organisasi untuk mengamankan harta
kekayaan organisasi, c. Audit internal harus dapat membantu organisasi untuk memberikan
nilai tambah (Added Value).

C. Dimensi Perilaku Audit Internal


Audit internal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai tambah
pada suatu organisasi untuk meningkatkan kegiatan operasional (Ananda & Triyanto, 2019).
Program kerja Audit internal merupakan langkah maupun tindakan yang dilakukan
manajemen sebagai alat kendali auditor yang dituangkan dalam proses pemeriksaan. Manfaat
program kerja audit antara lain alokasi tanggung jawab untuk setiap prosedur audit,
pembagian kerja yang jelas sehingga semua unit diaudit secara menyeluruh sehingga

5
menghasilkan audit yang akurat dan hemat waktu, menyoroti prosedur terpenting untuk
setiap audit sebagai pedoman audit, yang dapat digunakan secara komprehensif secara
berkelanjutan, memfasilitasi penilaian manajemen atas pelaksanaan audit, memastikan
kepatuhan terhadap standar audit dan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan memastikan
bahwa auditor internal memperhatikan alasan untuk melakukan berbagai prosedur (Lubis,
2017).

Audit internal juga berdampak pada hubungan kekuasaan di dalam perusahaan,


mempengaruhi kekuatan relatif dari fungsi tertentu dan cara fungsi tersebut beroperasi.
Dinamika perubahan dalam hubungan tidak dapat dilepaskan dari konteks organisasi,
perilaku dan peristiwa masa lalu yang menggambarkan keterkaitan fenomena sosial (Turley
& Zaman, 2007).

Dinamika kemampuan non-teknis auditor internal membawa dampak yang paling


sukses dan dihargai, yang kemudian disebut dengan Dimensi aspek perilaku (Behavioral
Dimensions of Internal Auditing) (Dittenhofer, Ramamoorti, Ziegenfuss, & Evans, 2011) .
Dimensi ini meliputi :

1. Agen perubahan, auditor internal berperan sebagai agen yang memantau tindakan
agen lain atau orang lain dalam organisasi agar sistem pengendalian berjalan efektif
dan untuk mendeteksi potensi pelanggaran atau kecurangan baik dibidang akuntansi
maupun keuangan (Lubis, 2017).
2. Manajemen staf, merupakan staf kantor yang memberi data kepada auditor untuk
mengolah data dan mendapatkan hasil yang diperiksa.
3. Fasilitasi, suatu kegiatan yang menjelaskan pemahaman, tindakan, keputusan yang
dilakukan oleh seorang auditor internal dengan atau bersama orang lain kepada
auditee untuk memperlancar tugas auditnya.
4. Mempengaruhi, auditor menjalankan tugas pemeriksaan memengaruhi auditee agar
menginformasikan data yang dibutuhkan oleh auditor untuk dijadikan bahan
pemeriksaan dan ditarik hasil dari pemeriksaan tersebut.
5. Kepemimpinan, proses untuk mengarahkan anggota tim auditor internal untuk
mencapai tujuan terkait dengan pemeriksaan organisasi tersebut.

6
6. Membangun tim, pemilihan tim yang tepat dapat membawa tim “Audit internal” ini
mencapai tujuannya, antar anggota tim harus memiliki sikap yang tepat untuk
menyatukan pendapat dalam mencapai hasil yang diinginkan.
7. Bekerja secara mandiri, suatu bentuk tanggung jawab dari auditor dalam melakukan
pekerjaannya tanpa adanya pengawasan secara mendalam dari pimpinan “Audit
internal” namun tetap melaporkan hasil pekerjaannya.
8. Membangun hubungan, komunikasi yang baik antara auditor dengan auditee
merupakan awal dari membangun hubungan yang baik diantara keduanya, hubungan
ini akan membawa auditor untuk memudahkan mencari informasi yang dibutuhkan
untuk menyusun laporan audit, dengan ini maka diharapkan informasi yang didapat
secara akurat dan tidak menyulitkan auditor dalam membuat opini pemeriksaan
9. Anggota tim, auditor didalam tugasnya memiliki kesatuan yang setiap anggota
timnya bekerja sesuai dengan bidang yang telah ditentukan, sehingga tidak
menimbulkan kelebihan beban kerja antara masing-masing anggota tim.
10. Etika, auditor menegakkan prinsip integritas yaitu dengan membangun kepercayaan
yang menyatukan kejujuran, hubungan dari kedua pihak serta keadaan yang
sebenarnya sebagai dasar untuk mempertimbangkan hasil dari pemeriksaan audit.
11. Bekerja dengan baik dengan semua level manajemen.
12. Bekerja secara tuntas, auditor internal harus menyadari bahwa dirinya merupakan
auditor dari dlaam organisasi itu sendiri dan bukan merupakan auditor eksternal,
yang menjalankan tugasnya untuk memeriksa kewajaran dalam sebuah pelaporan
suatu organisasi tersebut.
13. Komunikasi, merupakan bagian dari Audit internal, auditor maupun auditee
diharapkan memiliki komunikasi yang baik dalam perencanaan pemeriksaan,
pelaksanaan pemeriksaan serta pemantauan dari hasil pemeriksaan dalam suatu
organisasi.
14. Objektivitas, dalam pengumpulan data maupun mengevaluasi data serta
menginformasikan proses dan kegiatannya, seorang auditor diharapkan menunjukkan
objektivitas yang tinggi agar dapat menilai secara seimbang semua data yang telah
terkumpul tanpa merugikan ataupun menguntungkan salah satu pihak.

7
15. Kerahasiaan, seorang auditor diharuskan menjaga setiap informasi maupun data yang
didapat dalam pekerjaannya sehingga, sebagai auditor maupun auditee dapat bekerja
secara professional dan tanpa ada pihak yang diuntungkan maupun dirugikan.

Peran penting auditor internal dalam memastikan pandangan yang benar dan adil
mengenai posisi kinerja manajerial perusahaan. Hal ini ditemukannya kasus-kasus penipuan
keuangan, kecurangan kerja, prosedur kerja tidak sesuai, membuktikan bahwa tanggung
jawab auditor terkait pencegahan dan deteksi penipuan sering kali terhalang oleh
ketidakmampuan untuk mendeteksinya , atau, lebih buruk lagi, oleh keterlibatannya auditor
internal (Robu, Chersan, Mironiuc, & Carp, 2012). Faktor lain yang dapat meningkatkan
manifestasi financial fraud terjadi manakala auditee menjalin afiliasi dengan auditor tertentu
adalah keterlibatan auditor dalam menyembunyikan financial fraud. Kriteria independensi
dan objektivitas, serta perilaku lainnya terjadi dalam kasus Temuan-temuan hasil penelitian
seperti Aswar, (2019), Jaya & Roekhudin (2018) Maksymov (2018) Robu, Chersan,
Mironiuc, & Carp (2012) belum mengindikasikan adanya dimensi perilaku auditor internal.
Dimensi perilaku auditor internal yang diterapkan berkesesuaian dengan pencegahan atau
perbaikan kinerja manajerial akan menghasilkan pencegahan atau penurunan kerugian
perusahaan.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Audit Internal Dan Manajemen


Manajemen merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah perusahaan. Dalam
praktek manajemen kerap dikaitkan dengan proses audit internal yang dilakukan secara
berkala oleh pihak perusahaan itu sendri.

Fungsi utama manajemen untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan


pengorganisasian terhadap operasional entitas. Manajemen bertanggungjawab memastikan
pengendalian tujuan dari entitas/perusahaan sudah tercapai sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Sementara itu, fungsi utama dari audit internal adalah untuk membantu
mengidentifikasi dan mengelola resiko yang dihadapi oleh perusahaan. Audit internal
melakukan penilaian independen terhadap kegiatan, proses, dan sistem organisasi untuk
mengevaluasi keefektifan, keefesienan, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang
ada.

Kaitan antara fungsi utama manajemen dan audit internal teletak pada peran audit
internal sebagai alat bantu manajemen untuk mengelola resiko, memperbaiki pengendalian
internal dan meningkatkan kinerja perusahaan. Audit internal memberikan rekomendasi
kepada menjemen untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang lebih baik,
perbaikan proses, dan pecapaian tujuan oerganisasi. Dengan saling bekerjasama, manajemen
dan audit internal saling menduung dalam mencapai tujuan organisasi dan memastikan
pengelolaan yang efektif.

Perilaku audit internal yang baik dapat memberikan dampak positif pada peningkatan
kinerja perusahaan, dalam beberapa cara diantaranya :

9
1. Meningkatkan efesiensi perusahaan.
Perilaku audit internal yang proaktif dan terfokus pada efisiensi dapat membantu
manajemen mengidentifikasi dan menghilangkan ketidakefisienan dalam proses
bisnis. Auditor internal yang berperilaku baik akan menganalisis proses bisnis secara
menyeluruh, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi operasional. Tindakan ini dapat
mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan sumber daya
perusahaan.
2. Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal:
Perilaku audit internal yang profesional dan teliti dapat membantu manajemen
meningkatkan efektivitas pengendalian internal di perusahaan. Auditor internal yang
berperilaku baik akan mengevaluasi kebijakan, prosedur, dan sistem pengendalian
yang ada untuk memastikan kepatuhan dan efektivitasnya. Dengan mengidentifikasi
kelemahan dalam pengendalian internal, mereka dapat memberikan rekomendasi
untuk perbaikan dan membantu mencegah penyalahgunaan, kehilangan aset, atau
kesalahan yang dapat merugikan perusahaan.
3. Meningkatkan Manajemen Risiko:
Perilaku audit internal yang proaktif dan analitis dapat membantu manajemen
perusahaan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko dengan lebih baik.
Auditor internal yang berperilaku baik akan terlibat dalam proses identifikasi risiko,
melakukan penilaian risiko, dan memberikan rekomendasi untuk pengendalian risiko
yang efektif. Dengan adanya perilaku audit internal yang baik, perusahaan dapat
mengurangi risiko yang mungkin mempengaruhi pencapaian tujuan bisnisnya.
4. Memperkuat Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan Peraturan:
Perilaku audit internal yang berintegritas dan objektif dapat memastikan kepatuhan
terhadap kebijakan internal perusahaan dan peraturan eksternal yang berlaku. Auditor
internal yang berperilaku baik akan memeriksa dan mengevaluasi kepatuhan terhadap
kebijakan, prosedur, peraturan, dan praktik bisnis yang ditetapkan Mereka akan
mengidentifikasi pelanggaran, memberikan rekomendasi perbaikan, dan memastikan
bahwa perusahaan mematuhi peraturan yang berlaku, termasuk peraturan keuangan,
hukum ketenagakerjaan, atau regulasi sektor industri tertentu.

10
5. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas:
Perilaku audit internal yang jujur dan transparan dapat membuat manajemen
perusahaan meningkatkan akuntabilitas dan integritas perusahaan. Auditor internal
yang berperilaku baik akan mengungkapkan temuan mereka secara obyektif dan
tepat waktu kepada manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan
menyediakan informasi yang akurat dan relevan, perilaku audit internal yang baik
dapat memperkuat kepercayaan pihak internal dan eksternal terhadap perusahaan.

B. Peran Audit Internal dalam Meningkatkan Kinerja Manajemen Perusahaan


Peranan audit internal menurut Mulyadi dalam Theobalds Maradona Bimantara
(2015:40) antara lain :

a. Pemeriksaan (audit) dan penilaian terhadap efektifitas struktur pengendalian internal


dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang efektif dengan
biaya yang minimum.
b. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak
dipatuhi.
c. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan
dan dilindungi dari segala macam kerugian.
d. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam
perusahaan.
e. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaaan.

Pandangan mengenai peran audit internal menurut Valery (2011:8) sebagai berikut :

Versi Pandangan Terhadap Peran Audit Internal


Strategic Level a. Penangkal tindak kecurangan (fungsi watchdog) dengan
mewaspadai kemungkinan adanya musuh dalam selimut di tengah
perusahan.
b. Menyajikan data tambahan (fumgsi internal intelligence) terhadap

11
informasi internal, yang diterima petinggi bisnis dari jalur struktural.
c. Memantau efektivitas pelaksanaan strategi atau kebijakan yang
diterapkan oleh Business Owner.
Kolega Audit a. Mirip dengan harapan sebagai watchdog pada strategic level, tetapi
(Auditee) dalam perspektif selaku pihak terakhir dalam rantai pengawasan
(fungsi goal keeper atau dish washer penyelesaian akhir masalah.
b. Berperan melakukan fungsi intermediasi (fungsi makelar) antar
berbagai pihak dalam permasalahan sekitar pemberlakuan standar atau
ketentuan yang berlaku.
c. Tidak jarang diharapkan pula sebagai eksekutor (fungsi law
enforcement) yang memberikan sanksi langsung terhadap
penyimpangan yang terjadi.
Praktisi Audit a. audit internal sebagai penjaga aset perusahaan dan penegak sistem
Internal atau kebijakan perusahaan.
b. Pengawasan sesuai arahan atau kemauan Business Owner atau
menyesuaikan dengan kebutuhan dari para auditee selaku pengguna
jasa audit internal.
c. Sebagai backup dari fungsi pengawasan lainnya atau menutupi
celah-celah berbagai aktivitas rutin yang tidak optimal dijalankan oleh
fungsi pengawasan lain.

C. Independensi kepatuhan manajemen


Kepatuhan manajemen adalah prosedur yang dilakukan oleh manajemen untuk
mengikuti prosedur atau peraturan yang telah diterapkan oleh otoritas. Tujuan kepatuhan
adalah untuk mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur dan peraturan
tertentu yang telah diterapkan oleh otoritas yang lebih tinggi (Novitasari & Usnan, 2019).
Novitasari & Usnan, (2019) mengungkapkan bahwa independensi memungkinkan audit
internal untuk melaksanakan pekerjaan audit secara bebas dan objektif, serta memungkinkan
audit internal untuk membuat pertimbangan penting secara netral dan tidak menyimpang.
Kemandirian (independensi) dapat dicapai melalui status dan objektivitas organisasi.

12
Status organisasi, harus berperan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan
mendapat dukungan dari pimpinan tingkat atas, status yang diinginkan adalah bagian audit
internal harus bertanggung jawab kepada pimpinan yang memiliki wewenang yang cukup
untuk menjamin jangkauan yang luas, pertimbangan dan tindakan temuan audit yang efektif
dan saran perbaikan. Objektivitas, yaitu bahwa auditor internal dalam menjalankan fungsi
dan tanggung jawabnya harus memperhatikan sikap mental dan kejujuran dalam
melaksanakan pekerjaannya. Untuk mempertahankan sikap ini, audit internal harus
dibebaskan dari tanggung jawab operasionalnya.

Auditor internal dalam melaksanakan penugasan harus bebas dan objektif agar dapat
menghasilkan kualitas audit yang baik. Selain itu juga auditor internal dalam melaksanakan
penugasan harus profesional, mematuhi kode etik auditor internal dan standar audit serta
prosedur atau peraturan yang sudah dicantumkan dalam PERBUP maupun PERDA. Auditee
atau klien dalam pelaksanaan pengauditan berdasarkan PERBUP maupun PERDA sebagian
sudah mengikuti prosedur dan peraturan serta kebijakan yang ditetapkan oleh otoritas yang

13
lebih tinggi karena selama pelaksanaan pengauditan sudah ada rambu – rambunya. Dalam
pelaksanaan pengauditan, auditor internal harus mempunyai motivasi yang tinggi dan
menjaga sikap integritasnya agar terhindar dari intervensi sehingga dapat menghasilkan
Laporan Hasil Pengauditan (LHP) yang bagus dan maksimal serta patut diapresiasi
(Novitasari & Usnan, 2019).

D. Review and Testing of Manajemen Control System


Tujuan dari review and testing of manajement control system diantaranya adalah :

1. untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative audit objektive
dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan
dengan sistem pengendalian manajemen.

2. untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika
audit diperluas kedalam detail examination (Pemeriksaan Secara Rinci).

Istilah sistem pengenndalian manejemen yang digunakan mencakup keseluruhan


sistem organisasi, termasuk perencanaan, kebijakan dan prosedur-prosedur yang diterapkan
dan praktik-praktik yang dijalankan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan perusahaan.

Sistem pengendalian manajemen mencakup seluruh kegiatan-kegiatan manajemen


yang menyangkut akuntansi maupun tidak, kegiatan manajemen didalam maupun diluar
perusahaan. Dengan mendapatkan bukti-bukti dari masing-masing elemen dari tentative audit
objectif, auditor dapat menentukan apakah tentative audit objective tersebut dapat dijadikan
firm audit objective sebagai dasar untuk melakukan tahap berikutnya (detailed examination).
Jika auditor dapat memporoleh bukti-bukti yang kompeten dalam melaksanakan review and
testing of manajement control system, berarti auditor dapat meyakinkan dirinya mengenai
keandalan informasi yang diperoleh dari sistem pengendalian manajemen.

14
E. Laporan Mengenai Manajemen Audit
Dalam melaksanakan manajemen audit, auditor biasanya menemukan defiency
findings yang merupakan major defiency findings Mupun minor defiency finding. Findings
(temua-temuan) tersebut dicatat dalam list of findings yang nantinya akan ditelaaah dan
dipilih oleh audit supervisor untuk dimasukkan dalam laporan manajement audit. Laporan ini
bertujuan untuk menggambarkan peran dan pentingnya audit internal dalam meningkatkan
kinerja perusahaan.

Audit internal merupakan suatu aktivitas independen yang dilakukan oleh organisasi
untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal dan memberikan rekomendasi
yang dapat meningkatkan kinerja manajemen. Dalam laporan ini, akan dijelaskan bagaimana
audit internal dapat berkontribusi dalam mengidentifikasi risiko, memperbaiki proses
operasional, dan meningkatkan pelaporan keuangan.

1. pengevaluasi Pengendalian Internal:


a. Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan pengendalian internal manajemen
perusahaan.
b. Identifikasi risiko yang mungkin timbul dan rekomendasi perbaikan untuk
mengurangi risiko tersebut.
2. Identifikasi Ketidakpatuhan dan Pelanggaran Kebijakan:
a. Deteksi pelanggaran kebijakan dan ketidakpatuhan manajemen terhadap
peraturan perusahaan.
b. Rekomendasi tindakan perbaikan untuk menghindari pelanggaran di masa
depan.
3. Peningkatan Efisiensi Operasional:
a. Identifikasi proses yang tidak efisien dan saran perbaikan untuk meningkatkan
produktivitas.
b. Evaluasi penggunaan sumber daya dan rekomendasi penghematan.
4. Pencegahan dan Deteksi Kecurangan:
a. Pengawasan terhadap potensi kecurangan dan pencegahan tindakan yang
merugikan perusahaan.

15
b. Deteksi indikasi kecurangan dan penyediaan rekomendasi untuk mencegah
kejadian serupa di masa depan.

Adapun langkah-langkah atau strategi peningkatan perilaku audit internal, dimana


strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku audit internal, seperti peningkatan
pelatihan dan pengembangan auditor internal, penguatan kebijakan dan prosedur audit
internal, serta pemberian penghargaan dan pengakuan atas kinerja yang baik. Hal ini
membantu perusahaan/intitusi dalam memaksimalkan manfaat fungsi audit internal.

1. Peningkatan Kompetensi Auditor Internal:


a. Pelatihan dan pengembangan auditor internal dalam bidang audit, keuangan, dan
teknologi informasi.
b. Peningkatan pemahaman terhadap bisnis dan industri perusahaan.
2. Penggunaan Teknologi Audit yang Modern:
a. Penerapan teknologi audit seperti analisis data, pengujian otomatis, dan
pemantauan real-time.
b. Meningkatkan efisiensi dan akurasi audit internal.
3. Kolaborasi dengan Manajemen:
a. Komunikasi yang efektif dengan manajemen untuk memahami kebutuhan dan
tujuan perusahaan.
b. Diskusi mengenai rekomendasi audit internal dan pengimplementasiannya.
4. Evaluasi Rutin dan Pengawasan Independen:
a. Peninjauan dan evaluasi berkala terhadap kualitas dan efektivitas audit internal.
b. Penugasan auditor independen untuk melihat keberhasilan audit internal.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah perilaku audit internal dalam meningkatkan kinerja manajemen, kita telah
membahas berbagai aspek penting, seperti hubungan antara audit internal dan manajemen,
peran audit internal dalam meningkatkan kinerja manajemen perusahaan, independensi dan
sistem kontrol manajemen dan laporan mengenai audit manajemen.

Dengan berbagai pembahasan tersbut. Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwasannya
Audit internal yang mana dilakukan juga oleh pihak internal. Yang mana pada audit internal
auditor akan mengaudit bukan hanya bagian daripada keuangan tetapi juga bagaimana bentuk
pengelolaan atau manajemen pada suatu perusahaan.

Sehingga hasil daripada audit internal dapat dikatakan mempengaruhi kualitas atau kinerja
suatu manajemen perusahaan. Dikarenakan dengan adanya audit internal maka kesalahan-
kesalahan yang mungkin saja tidak didapatkan oleh pihak manajemen diungkapkan oleh
auditor. Sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mutiara, Sudrajat “Pengaruh Audit Internal Terhadap kinerja perusahaan pada PT Krakatau
Steel (Persero) Tbk”.file:///C:/Users/Asus/Downloads/2561-Article%20Text-6358-1-
10-20210506%20(2).pdf

Herna, Prngaruh internal audit terhadap kepatuhan manajemen (Studi kasus di PT Smart
Multi Finance. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12562-Full_Text.pdf

Januanto, Wiwit. ”Auditor Internal dalam prespektif perilaku untuk keberhasilan tugas audit
pada instansi pemerintah di kabupaten pemalang” Jurnal Akuntansi dan Bisnis
https://jurnal.um-palembang.ac.id/balance/article/download/5384/3195

Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik
(Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2017) Buku 2 Edisi 5.

Hubungan antara manajemen resiko dan audit internal


https://crmsindonesia.org/publications/hubungan-antara-manajemen-risiko-dan-audit-
internal/

18
19

Anda mungkin juga menyukai