Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

AUDITING INTERNAL, OPERASIONAL, DAN PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH:

NAMA :HENDRA
STAMBUK :C30119087

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Makalah (Auditing Internal, Operasional, dan Pemerintahan).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas rutin. Selain itu, makalah ini
juga merupakan output dari mata kuliah Audit II yang telah dipelajari dalam
proses belajar mengajar di kampus.
Telah disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan penulisan yang akan datang.

Palu, 29 Desember 2021

HENDRA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam perkembangan dunia usaha dan juga era globalisasi yang datang,

maka diperlukan suatu transpasansi dan akuntabilitas dalam melakukan aktivitas

bisnis. Setiap perusahaan dalam bersaing menghasilkan keuntungan dituntut untuk

dapat menekan biaya agar terwujud laba yang besar,hal ini dapat dilakukan

dengan efesiensi dan efektifitas biaya. Audit internal merupakan suatu penilaian

atas keyakinan, independen, obyektif dan aktivitas konsultasi yang dirancang

untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu

organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan

disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses manajemen

risiko, pengendalian, dan tata kelola.

Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektivitas organisasi

dan efisiensi dengan memberikan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis

dan penilaian data dan proses bisnis. Dengan komitmen untuk integritas dan

akuntabilitas, audit internal yang memberikan nilai kepada mengatur badan dan

manajemen senior sebagai sumber tujuan saran independen.Profesional yang

disebut auditor internal yang digunakan oleh organisasi untuk melakukan kegiatan

audit internal.

Internal audit adalah sebuah organisasi independen, dan aktivitas obyektif

jaminan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan

operasi organisasi. Hal Ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan

membawa pendekatan sistematis, untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.

B.Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana auditing internal ?

2. Bagaimana auditing operasional ?

3. Bagaimana auditing pemerintahan ?

C.Tujuan Penulisan
Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk agar pembaca dapat mengetahui :

1. Mengetahui bagaimana auditing internal.

2. Mengetahui bagaimana auiditing operasional.

3. Mengetahui bagaimana auditing pemerintahan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AUDITING INTERNAL

Audit Internal merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen

guna memberikan suatu pendapat. Fungsi dari audit internal adalah (1) sebagai

alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan

struktur pengendalian intern perusahaan (2) untuk memberikan hasil berupa saran

atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan

landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya. Audit internal juga

memiliki tujuan, tujuan dari audit internal adalah membantu para anggota

organisasi agar dapat secara efektif melaksanakan tanggung jawabnya dan

membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan

tanggung jawabnya dengan dapat memberikan penilaian, analisa, saran dan

komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Tahapan Audit internal ada 6 dimulai dari Persiapan penugasan, Survey

audit pendahuluan, Pelaksanaan pengujian, Penyelesaian penugasan audit,

Pelaporan hasil audit, dan diakhiri dengan Pemantauan tindak lanjut. Sedangkan

untuk pelaksanaan audit internalnya pertama auditor internal harus

mengidentifikasi informasi, kemudian Menganalisis, dan selanjutnya

Mengevaluasi dan yang terakhir adalah Mendokumentasikan informasi yang

memadai untuk mencapai tujuan penugasan.

Dalam laporan audit internal, auditor internal harus membahas kesimpulan

dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan

laporan tertulis yang final. Selain itu laporan internal haruslah objektif, jelas,

ringkas, konstruktif dan tepat waktu dan juga laporan internal harus menyatakan

tujuan, ruang lingkup, hasil audit, dan bila tepat laporan itu juga harus berisi suatu
pernyataan pendapat auditor. Di dalam Laporan audit internal dapat mencakup

rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan

korektif yang memuaskan. Pandangan auditee tentang AUDIT II 4 kesimpulan

dan rekomendasi audit juga dapat disertakan dalam laporan audit. Dan yang

terakhir Direktur auditing internal harus mereview dan meyetujui laporan audit

final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan

dibagikan atau diberikan.

A. Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan kebijakan yang

didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya

efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan,

pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undangundang, kebijakan

dan peraturan lain.

Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor

yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh

karena itu, sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi

yang tercantum dalam laporan keuangan, standar pekerjaan lapangan kedua

mengharuskan auditor memahami pengendalian intern yang berlaku dalam entitas.

1. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus

memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi:

a) Pemisahan fungsi Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan

pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya

pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.

b) Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin

bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang.

c) Prosedur dokumentasi Dokumentasi yang layak penting untuk

menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi

memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan

pencatatan akuntansi. AUDIT II

d) Prosedur dan catatan akuntansi Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat
disiapkannya catatan – catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan

data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara

tepat waktu.

e) Pengawasan fisik Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan

elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

f) Pemeriksaan intern secara bebas Menyangkut pembandingan antara

catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan

rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji

karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.

2. Elemen Pengendalian Internal :

a) Lingkungan Pengendalian Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi

menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan

mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.

b) Sistem Akuntansi Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk

menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan

pengendalian manajemen.

c) Prosedur Pengendalian Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan

aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa

tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai

3. Keterbatasan dalam pengendalian internal

Keterbatasan-keterbatasan tersebut menurut Mulyadi (2002 : 181) adalah:

a) Kesalahan dalam pertimbangan AUDIT II Kesalahan dalam

mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam

melaksanakan tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh manajemen atau

personel lain. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh tidak memadainya

informasi yang diterima, keterbatasan waktu, dan tekanan lain.

b) Gangguan Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya

kesalahan karena kelalaian dan perubahan yang bersifat sementara atau

permanent dalam personil atau dalam sistem dan prosedur yang

diterapkan.

c) Kolusi Kerja sama antara pihak-pihak yang terkait, yang mana seharusnya
antara pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling bekerja

sama untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang dibuat baik secara sengaja

maupun tidak sengaja.

d) Pengabaian oleh manajemen Manajemen mengabaikan kebijakan dan

prosedur yang telah diterapkan semata-mata untuk kepentingan pribadinya

sehingga pengendalian internal tidak berfungsi secara baik.

e) Biaya vs. manfaat Biaya yang telah dikeluarkan untuk penerapan

pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari

adanya penerapan pengendalian internal tersebut.

2.2 AUDITING OPERASIONAL

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan

secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian yang

mempengaruhi efisiensi atau efektivitas, sedangkan lingkup dari evaluasi

pengendalian internal atas pelaporan keuangan terbatas pada efektivitas

pengendalian internal atas laporan keuangan dan dampaknya terhadap penyajian

yang wajar dari laporan keuangan.

A. Jenis-jenis Audit Operasional

Menurut Agoes, S. (2004), “Audit operasional dibagi dalam 3 jenis, yaitu:

• Audit Fungsional (Functional Audit) Fungsi adalah sarana untuk

mengkategorikan aktivitas perusahaan seperti fungsi penjualan atau

fungsi penagihan. Audit fungsional ini meliputi satu fungsi atau

lebih dalam organisasi. Keunggulan dari audit fungsional adalah

memungkinkan auditor melakukan spesialis. Kekurangan audit

fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.

• Audit Organisasional (Organizational Audit) Audit operasional atas

suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi seperti

departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan audit

organisasional adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi


dalam organisasi berinteraksi, rencana organisasi dalam metodemetode untuk mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas merupakan hal

yang penting dalam jenis pemeriksaan ini.

• Penugasan Khusus (Special Assignment) Penugasan audit

operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Terdapat

banyak variasi dalam pemeriksaan tersebut, misalnya penyelidikan

kemungkinan kecurangan dalam satu divisi.”

B. Tahap-Tahap Audit Operasional

Menurut (Arens dan Loebbecke, 2000), ada tiga tahap yang dilakukan dalam

melakukan audit operasional yaitu:

• Perencanaan

Perencanaan dalam audit operasional serupa dengan perencanaan

untuk audit atas laporan keuangan historis. Seperti dalam audit laporan

keuangan, auditor operasional harus menentukan lingkup penugasan

dan menyampaikan hal itu kepada unit organisasional, juga perlu

menentukan staff yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi

mengenai latar belakang unit organisasional, memakai struktur

pengendalian intern, serta menentukan bahan bukti yang tepat yang

harus dikumpulkan. Perbedaan utama antara perencanaan audit

operasional dengan audit laporan keuangan adalah sangat banyaknya

keragaman dalam audit operasional. Oleh karena keragamannya,

seringkali sulit menentukan tujuan khusus pada suatu audit

operasional, sehingga tujuannnya akan didasarkan pada kriteria yang

dikembangkan untuk penugasan.

• Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti

Dengan cara yang sama seperti pada audit keuangan, auditor

operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti yang kompeten

agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu kesimpulan

mengenai tujuan yang sedang diuji.

• Pelaporan dan tindak lanjut

Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan


keuangan yang mempengaruhi laporan audit operasional. Pertama,

dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak

manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Tidak adanya

pemakaian pihak ketiga, mengurangi pembakuan kata-kata dalam

laporan audit operasional. Kedua, keragaman audit operasional

memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan

ruang lingkup audit, temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi.

Hubungan kedua faktor ini mengakibatkan banyak perbedaan

dalam laporan audit operasional. Penulisan laporan seringkali

memakan banyak waktu agar temuan-temuan dan rekomendasi

disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan hal yang biasa

dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi disampaikan

kepada manajemen, yang tujuannya adalah untuk memastikan apakah

ada perubahan-perubahan yang direkomendasikan telah dilakukan dan

jika tidak apakah alasannya

2.3 AUDITING PEMERINTAHAN

Audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang

dilakukan untuk mengetahui pertanggung jawaban (akuntabilitas) atas

pengelolaan dana masyarakat (publicmoney)

A. Jenis Audit Sektor Publik / Pemerintahan

Berdasarkan UU no. 15 tahun 2004 dan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN), terdapat tiga jenis audit keuangan Negara, yaitu:

➢ Audit Keuangan Adalah audit atas laporan keuangan yang

bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable

assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

➢ Audit Kinerja Adalah audit yang dilakukan secara objektif dan

sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja


entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas,

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit

dan meningkatkan akuntabilitas publik.

➢ Audit dengan Tujuan Tertentu Adalah audit khusus, diluar audit

keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan

kesimpulan atas hal yang diaudit.

B. Sistem Audit Keuangan Sektor Publik / Pemerintahan

1. Pemeriksaan Siklus Pendapatan

Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya

salah saji yang material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain-lain yang sah. Jenis koreksi pembukuan yang

harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:

a) Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa

perhitungan anggaran tahun lalu.

b) Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.

c) Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa

perhitungan anggaran tahun perhitungan.

d) Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun

anggaran perhitungan.

e) Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:

- Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).

- Kesalahan pembebanan.

- Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika)

2.Pemeriksaan Siklus Belanja

Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai

masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan

saldo siklus belanja. Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh

barang dan jasa yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi

sektor publik. Dua kelompok transaksi utama dalam siklus ini adalah

transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua transaksi tersebut

mempengaruhi berbagai akun berikut:


➢ Kas

➢ Persediaan barang habis pakai

➢ Aktiva tetap

➢ Aktiva lain-lain

➢ Utang

Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak

organisasi sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya

risiko bawaan siklus belanja ini, yaitu:

a) Volume transaksi yang selalu tinggi

b) Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi

c) Pembelian aset yang tidak perlu

d) Masalah akuntansi yang berkembang

Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya

salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan

kesalahan pencatatan transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada kemungkinan

bahwa organisasi sektor publik melakukan pembelian aset yang tidak perlu.

Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi

sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal

siklus belanja untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti siklus

pendapatan, pengujian pengendalian umumnya tidak mengurangi risiko

pengendalian asersi hak dan kewajiban. Jadi, auditor dapat menggunakan

kombinasi strategi risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dan

pengujian subtantif.

Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat.

Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal

degnan penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif.

3.Pemeriksaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi

sektor publik yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan

audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi

signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit
atas aktiva tetap sangat penting karena biasanya aktiva tetap merupakan

aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu organisasi sektor publik.

4. Pemeriksaan Jasa Personalia

Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak

penghasilan pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan

komponen biaya utama di hampir semua entitas.

5. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka

panjang suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara

tidak lebih dari satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi

investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena jarangnya

transaksi yang terjadi.

6. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus

investasi, dan siklus jasa personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk

memperoleh bukti tentang masing-masing asersi yang signifikan, ynag

berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audi ditentukan

berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:

➢ Asersi keberadaan dan keterjadian

➢ Asersi kelengkapan

➢ Asersi hak dan kewajiban

➢ Asersi penilaian dan pengalokasian

➢ Asersi pelaporan dan pengungkapan

C. Teknik Audit Keuangan Sektor Publik / Pemerintahan

1. Prosedur analitis (Analitycal Procedures)

Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio

sederhana, analisis vertikal, atau laporan persentase, perbandingan

jumlah yang sederhana dengan data historis atau anggaran, serta

penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.

2. Inspeksi (Inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan


catatan serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Inspeksi seringkali

digunakan dalam mengumpulkan dan mengevalusai bukti, baik

bottomup mapun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas

dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam

faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom –up atas

akuntansi transaksi tersebut.

3. Konfirmasi (Confirming)

Kegiatan konfirmasi adalah bentuk kegiatan keterangan yang

memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsug dari

sumber independen di luar organisasi sektor publik yang di audit.

Dalam kasus yang lazim, klien (organisasi yang di audit) mengajukan

permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang

mengirimkan permintaan keterangan tersebut.

4. Permintaan keterangan (Inquiring)

Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun

tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya

ditunjukan kepada manajemen atau karyawan organisasi sektor publik,

yang umumnya berupa pernyataan-pernyataan yang timbul setelah

dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara langsung

meminta keterangan kepada pihak external.

5. Perhitungan (Counting)

Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting)

adalah (1) perhitungan fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas

dan persediaan yang ada dan (2) akuntansi seluruh dokumen, dengan

nomor urut yang telah dicetak (prenumbered).

6. Penelusuran (Tracing)

Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor

(1) memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan,

dan (2) menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen

tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan

buku besar).
7. Pemeriksaan bukti pendukung (Vouching)

Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal

dalam catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa

dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk

menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.

8. Pengamatan (observing)

Pengamatan berkaitan dengan memerhatikan dan menyaksikan

pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatannya berupa

pemrosesan rutin atau jenis transaksi tertentu, seperti penerimaan kas,

untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang

telah diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi sektor

publik.

9. Pelaksanaan ulang (Reforming)

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang

perhitungan dan rekonsiliasi ynag dilakukan oleh organissasi sektor

publik yang di audit. Auditor juga dapat melakukan ulang beberapa

aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa

pemrosesan awal sudah sesuai dengan pengendaliaan internal yang

sudah dirumuskan.

10. Teknik audit berbantuan computer

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan

melalui media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik ini

untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah

diuraikan sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Audit Internal merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen

guna memberikan suatu pendapat. Fungsi dari audit internal adalah (1) sebagai

alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan
struktur pengendalian intern perusahaan (2) untuk memberikan hasil berupa saran

atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan

landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.

Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian yang

mempengaruhi efisiensi atau efektivitas, sedangkan lingkup dari evaluasi

pengendalian internal atas pelaporan keuangan terbatas pada efektivitas

pengendalian internal atas laporan keuangan dan dampaknya terhadap penyajian

yang wajar dari laporan keuangan.

Audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang

dilakukan untuk mengetahui pertanggung jawaban (akuntabilitas) atas

pengelolaan dana masyarakat (publicmoney).

Jenis Audit Sektor Publik / pemerintahan :

➢ Audit Keuangan

➢ Audit Kinerja

➢ Audit dengan Tujuan Tertentu

Sistem Audit Keuangan Sektor Publik / pemerintahan :

➢ Pemeriksaan Siklus Pendapatan

➢ Pemeriksaan Siklus Belanja

B. Saran

Menyadari bahwa dalam menulis makalah ini penulis masih jauh

dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details

dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang

lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan. Semoga dari

kritik dan saran pembaca kami bisa menjadi lebih baik dalam penulisan

berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

➢ https://www.kompasiana.com/ema_surya/556c4665589373c6038b4567/au

dit-internal-audit-operasional-audit-sektor-publik

➢ https://www.kompasiana.com/indahrahmawati/5748d04f5b7b61fd0b492e8

3/mengenal-audit-operasional-audit-internal-dan-auditkeuanganpemerintah

Anda mungkin juga menyukai