Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENJELASAN UMUM DAN PENGERTIAN DASAR AUDITING

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Erwin Syaputra Nasution 20100001


2. Selvi Nelwani 20100003
3. Samsia Harahap 20100010

Dosen Pengampu : Laila Surayya,S.E,M.Ak,Akt

PROGRAM STUDI EKONOMI KONSENTRASI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
makalah dengan judul “Penjelasan Umum Dan Pengertian Dasar Auditing” dapat
terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Penulisan makalah ini telah
diusahakan semaksimal mungkin. Namun, karena keterbatasan pengetahuan tentu
makalah ini belum sempurna. Maka, dari itu kami harapkan kritik dan saran untuk
membangun Poin-Poin dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengucapkan terimah kasih atas
perhatian dan kerja sama dari semua pihak yang telah mendukung guna penulisan
makalah ini.

Padangsidimpuan, 08 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Auditing........................................................................................3
2.2 Jenis – Jenis Audit........................................................................................4
2.3 Standar Auditing.............................................................................................6
2.4 Manfaat Audit................................................................................................7
2.5 Keterbatasan Audit.........................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Audit merupakan proses sistematis yang dilakukan oleh auditor
untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti atas peristiwa ekonomis sebuah
perusahaan serta menyertakan kewajaran berdasarkan standar yang telah
ditentukan serta menyampaikan hasil-hasil temuan yang didapatkan kepada
pihak yang mempunyai kepentingan (Mulyadi, 2016:8). Perusahaan di
haruskan untuk menjalankan fungsi pengawasan yang baik yaitu dalam
mempertanggungjawabkan penggunaan pendanaan untuk menjalankan
kegiatan usaha yang mampu memberikan jaminan terhadap terlaksananya
kegiatan yang menyuluruh pada sektor perusahaan.
Auditing yaitu sebuah fungsi penilaian independensi yang
dilakukan perusahaan yang berguna untuk menguji dan mengevaluasi sistem
pengendalian yang ada diperusahaan (Hery, 2017). Kualitas auditing yang
dilaksanakan akan berhubungan dengan kompentensi dan objektivitas staf
auditor perusahaan tersebut. Karena auditing yang mempunyai kualitas baik
mampu meningkatkan kualitas hasil kerja auditor yang merupakan salah
satu faktor kunci agar dapat tercapainya kinerja perusahaan.
Pada pelaksanaan kegiatan audit merupakan tahapan penting yang
dilaksanakan oleh seorang auditor dalam proses auditing untuk
menentukkan arah utama dan pendekatan dalam proses audit. Auditor
yang melaksanakan fungsi nilai independensi disuatu perusahaan sangat
dibutuhkan perannya untuk menjunjung pencapaian kinerja perusahaan
yang maksimal.
Hasil audit yang berkualitas dapat menunjukkan bahwa
perusahaan melakukan pengawasan serta pengelolaan dengan baik. Jika
mempunyai kualitas yang tidak baik dari sisi audit maka akan dapat
memberikan peluang terhadap lembaga perusahaan untuk melakukan
segala bentuk kesalahan dan penyimpangan dalam menggunakan
anggaran dan dapat menyebabkan adanya resiko tuntutan hukum kepada
anggota didalam perusahaan yang terlibat atau yang melakukan tindakan

1
tersebut. Untuk mengurangi adanya tindakan tersebut diperlukan
pengawasan terhadap semua aktivitas yang ada didalam perusahaan.
Terutama padahal yang mempunyai hubungan dengan pelaporan
keuangan. Hal ini dimulai dengan melakukan pengawasan didalam
instansi perusahaan itu sendiri.
Dalam penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit yang meliputi etika auditor, independensi
dan pengalaman kerja. Standar pengukuran nya berdasarkan standar
professional akuntansi publik yang berlaku di Indonesia.
Kualitas audit seorang auditor ditentukan dari etika seorang
auditor itu sendiri, jika auditor memiliki etika yang baik tentunya akan
meminimalisir tindakan kecurangan yang akan dilakukan oleh seorang
auditor terhadap penyajian atau pemeriksaan laporan keuangan. Seorang
auditor wajib memiliki etika yang baik agar kualitas audit dapat tercapai
dengan baik. Etika adalah salah satu faktor yag dapat mempengaruhi
kualitas audit.
Di dalam etika mengandung norma atau nilai-nilai yang mendasari
perilaku manusia, maka dari itu seorang auditor harus menjunjung tinggi
norma atau nilai-nilai etika tersebut. Etika berkaitan dengan moral baik
itu secara lisan maupun non tertulis yang bisa disebut juga sebagai kode
etik. Para penyedia pelayanan jasa untuk masyarakat harus mempunyai
kode etik profesi, karena merupakan prinsip-prinsip moral yang
mengatur tentang perilaku professional.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana latar belakang auditing ?
2. Apa yang dimaksud auditing?
3. Apa saja jenis-jenis auditing?
4. Bagaimana standar yang digunakan dalam mengaudit?
5. Apa manfaat auditing?
6. Apa saja keterbatasan dalam mengaudit?

2
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah untuk
mengetahui latar belakang auditing & untuk mengetahui pengertian, jenis,
manfaat, standar, dan keterbatasan auditing.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Auditing


Auditing secara umum adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam
memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan
klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau
menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat
memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan
atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(Agoes, 2004).
Audit Manajemen dan Keuangan serta Sistem Pengendalian Intern
Auditing/pemeriksaan akuntansi bertujuan memberikan nilai tambah bagi
laporan keuangan perusahaan, karena tujuan akhir auditing adalah
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan suatu

3
perusahaan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi adalah
merupakan suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan
mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari
pihak lainnya. Disamping itu auditing juga merupakan salah satu bentuk jasa
assurance (Agoes, 2004).
Sebagai Ilmu pengetahuan, pengertian auditing sendiri telah
dirumuskan oleh beberapa akademisi. Stamp dan Moonitz (1978), dalam
Suharli (2000), mendefinisikan:
“An Audit is an independent, objective and expert of a set of financial
statements of an entity along with all necessary suporting evidence. It is
conducted with a view to expressing an informed and credible opinion, in a
written report as to wether the financial position and progress of the
entity/fairly, and in accordance with generally accepted accounting
principles.
Definisi ini dapat diartikan: audit adalah pengujian yang independen,
objektif dan mahir atas seperangkat laporan keuangan dari suatu perusahaan
beserta dengan semua bukti penting yang mendukung. Hal ini diarahkan
dengan maksud untuk menyatakan pendapat yang berguna dan dapat
dipercaya dalam bentuk laporan tertulis, seperti apakah laporan keuangan
menggambarkan posisi keuangan kemajuan dari suatu perusahaan secara
wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.2 Jenis – Jenis Audit


Agoes (2004) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum
dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu:
1. Operasional Audit ( Pemeriksaan Operasional/ Manajemen)
Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan atas
semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu
organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan
ekonomisasinya. Audit operasional dapat menjadi alat manajemen
yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Hasil dari audit operasional berupa rekomendasi- rekomendasi

4
perbaikan bagi manajemen sehingga audit jenis ini lebih
merupakan konsultasi manajemen.
2. Compliance Audit ( Audit Ketaatan )
Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui
apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas
berwenang sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut.
Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang
yang telah menetapkan prosedur/ peraturan dalam perusahaan
sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan tetapi
untuk intern manajemen.
3. Financial audit (Audit atas Laporan Keuangan)
Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi
kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah
laporan keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat
ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan
kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar
akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang
diterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan adalah opini
auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer
Opinion dan Adverse Opinion.
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi
4 jenis yaitu:
1. Auditor Ekstern
Auditor ekstern/independent bekerja untuk kantor akuntan
publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka
audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas
financial audit.
2. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.
Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen

5
perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor
biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis
compliance audit.
3. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib
pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang
berlaku.
4. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi
keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping
itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan
ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik
pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan
yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh
pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).

2.3 Standar Auditing


Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu
pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai. Standar
auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung
jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan kualitas profesional
auditor, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan
bukti. Standar auditing terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu standar umum, standar pekerjaan
lapangan, dan standar pelaporan. (SPAP, 2011).
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

6
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran professionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan haru dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkungan
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten dan cukup harus diperoleh melalui inspeksi
pengamatan, pengujian pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau sesuatu asersi penyataan
demikian tidak dapat diberikan.

2.4 Manfaat Audit


Manfaat audit dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar yang menikmati
manfaat audit, yaitu :
A. Bagi Pihak yang diaudit

7
1. Menambah Kredibilitas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut
dapat dipercaya untuk kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang
saham, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.
2. Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan yang diaudit.
3. Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan Surat
Pemberitahuan Pajak yang diserahkan kepada Pemerintah.
4. Membuka pintu bagi masuknya sumber- pembiayaan dari luar.
5. Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.
B. Bagi anggota lain dalam dunia usaha
1. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para rekanan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
2. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi
untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang diasuransikan.
3. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor
untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen
4. Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang
diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
5. Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk
menentukan syarat penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.
6. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau
klien untuk menilai profitabilitas atau rentabilitas perusahaan itu, efisiensi
operasionalnya, dan keadaan keuangannya.
C. Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak dibidang hukum
1. Memberikan tambahan kepastian yang independen tentang kecermatan dan
keandalan laporan keuangan.
2. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang
hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan
masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi, dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
3. Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan
UndangUndang Keamanan Sosial.

8
2.5 Keterbatasan Audit
Menurut Nugroho Widjayanto (1985:23-24) ada beberapa keterbatasan
audit operasional:
1. Waktu
Waktu menjadi faktor yang sangat membatasi, karena auditor harus
memberikan informasi kepada manajemen secara cepat atau setidaknya
tepat waktu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sebaiknya audit
operasional dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan
yang penting tidak menjadi kronis dalam perusahaan.
2. Keahlian auditor
Kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan para auditor operasional karea
tidak mungkin bagi seorang auditor mengetahui dan menguasai berbagai
disiplin bisnis. Auditor operational hanya lebih ahli dalam bidang audit
daripada dalam bidang bisnis.
3. Biaya
Biaya juga merupakan salah satu factor pembatas, karena itu tentu saja
biaya audit harus lebih kecil dari jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena
itu, auditor harus mengabaikan masalah kecil yang mungkin dapat
memakan biaya jika diselidiki lebih lanjut.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil makalah tersebut,maka dapat disimpulkan:


1. Auditing adalah suatu proses yang sistematis dan objektif terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan atau unit organisasi lain.
2. Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
jenis-jenis audit dapat dibedakan menjadi: manajemen audit,

9
pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan intern dan computer audit yaitu
merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh manajemen terhadap
ketaatan karyawan, peraturan dan kebijakan baik dari dalam
perusahaan itu sendiri maupun dari KAP yang berupa kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional sebagai penentuan efektif dan
efisien suatu kegiatan operasi suatu perusahaan.
3. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Standar
Profesional Akuntansi Publik ada 3 : Standar umum, Standar
pekerjaan lapangan, Standar pelaporan.
4. Menurut Nugroho Widjayanto (1985:23-24) ada beberapa
keterbatasan audit operasional:
1. Waktu
2. Keahlian auditor
3. Biaya

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik. Jilid 1,


Edisi Ketiga

Hery. Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi.

10

Anda mungkin juga menyukai