Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

AUDIT OPERASIONAL

DISUSUN
OLEH :

NAMA :
EKA SAKTI HANA PETRIAWATY HARAKAY
NIM :
(2020110055)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusunan makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi UTS mata kuliah auditing
dengan sub pembahasan "Audit operasional". Dalam menyusun makalah ini, penyusun telah
berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah dengan sebaik-baiknya.
Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki, saya berusaha mencari sumber data
dari berbagai sumber informasi. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan saya
tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Sebagai manusia biasa tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dari
makalah ini, oleh karena itu penyusun minta maaf apabila terdapat ketidaksesuaian atau
kesalahan kalimat. Meskipun demikian, penyusun terbuka pada kritik dan saran yang
membangun agar bisa menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3................................................................................................................. Tujuan 2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1. Auditing.............................................................................................................3
2.1.1. Pengertian Auditing.......................................................................................3
2.2. Audit Operasional.............................................................................................4
2.2.2.Pengertian Audit Operasional .......................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................7
3.1. Pengertian Audit Operasional..........................................................................7
3.2. Jenis-jenis Audit Operasional..........................................................................7
3.3. Tujuan Audit Operasional................................................................................8
3.4. Ruang Lingkup dan Kriteria Audit Operasional............................................10
3.5. Perencanaan dan Program Audit Operasional................................................11
3.6. Tahap-Tahap Audit Operasional....................................................................12
3.7. Pelaksana Audit Operasional.........................................................................13
3.8. Manfaat Audit Operasional.............................................................................14
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................16
BAB V PENUTUP.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Audit operasional merupakan audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi dan
efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Efisiensi digunakan untuk sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu
organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan- kebijakan organisasi
tersebut dalam mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang saling
berkaitan erat satu dengan lainnya. Efisiensi dan efektivitas ini merupakan hal yang
sangat berperan penting dalam peningkatan kinerja pelayanan suatu organisasi. (,‫اصل‬
1386)
Perkembangan perekonomian saat ini, dan semakin ketatnya persaingan
yang mengakibatkan banyaknya perusahaan yang tidak dapat berkompetisi, sehingga
menyebabkan terganggunya laju operasional perusahaan, namun demikian tidak sedikit
pula perusahaan yang dapat bertahan bahkan dapat bersaing di dalam kompetisi ini dan
mampu mempertahankan eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut
biasanya disebabkan oleh karena perusahaan tidak konsisten di dalam menjalankan
operasional yang menguasai berbagai bidang di dalam perusahaan, di mana perusahaan
tersebut tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini, hal ini
menuntut adanya efektivitas dan efisiensi seorang manajer dalam mengelola perusahaan.
(Masalah, 2013)
Audit operasional sangat penting dilaksanakan karena hasil audit tersebut
biasa berupa rekomendasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen untuk menentukan
dan menilai kebijakan-kebijakan dan kegiatan organisasi apakah sudah tepat atau
memerlukan adanya perbaikan sehingga berpengaruh terhadap hasil dan kegiatan
organisasi tersebut. Praktek audit operasional secara umum biasanya dilaksanakan oleh
auditor internal walaupun tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh auditor ekternal.
Dengan demikian, audit operasional dapt digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
apakah suatu perusahaan telah menjalankan operasionalnya sesuai dengan prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak.
Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha
untuk semakin maju lebih efektif. Penggunaan teknologi canggih diharapkan
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan didukung oleh pengelolaan faktor-
faktor yang tepat guna. Sumber daya dalam proses produksi yang tidak dijalankan dengan
sebaik mungkin dapat menyebabkan terjadinya kecacatan produk, berarti harus
menjalankan proses ulang produksi yang cacat tersebut. Kecacatan produk ini akan
menambah biaya produksi yang akhirnya akan menyulitkan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya di lingkungan usaha yang kompetitif.
(Belakang & Audit, n.d.)

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu pengertian audit operasional?
2. Apa bagian dari audit operasional?

1.3. TUJUAAN
1. Untuk mengetahui pengertian audit operasional
2. Untuk mengetahui bagian dari audit operasional
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Auditing
2.1.1. Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pertanyaan tersebut
dengan kriteria yang telah di tetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Auditing merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan .
Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
(Maltby & Chandler, 2020)
Pengertian Audit Menurut A Statement of Basic Auditing
Concepts atau yang disingkat ASOBAC menyatakan, Audit merupakan
sebuah proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
kejadian ekonomi secara objektif mengenai kebijakan serta aktivitas
ekonomi untuk menentukan tingkat kecocokan/kesesuaian antara
pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
Menurut PSAK (2006) Audit adalah suatu proses sistematis
yang secara objektif memperoleh serta mengevaluasi bukti mengenai
asersi tentang aktivitas ekonomi untuk lebih meyakinkan tingkat
keterkaitan hubungan antara asersi atau pernyataan dengan kenyataan
kriteria yang sudah ditetapkan dan menyampaikann hasilnya kepada
pihak yang memiliki kepentingan.
Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit
adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan
bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.(Rachmah, 2016)
Audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut :
1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti Informasi yang
dapat diukur. nformasi yang dievaluasi adalah informasi yang
dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan
dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut
ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup,
Kurang Baik, dan Tidak Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya
2. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah
kesatuan,baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain. Dilakukan
oleh seseorang (atau sejumlah orang) yang kompeten dan
independen yang disebut sebagai Auditor.
3. Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan
yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang
jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan
menyimpang.
4. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian
antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian
informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta
atas ketidaksesuaian tersebut.(Rachmah, 2016)

2.2. Audit Operasional


2.2.2. Pengertian Audit Operasional
Audit operasional adalah pemeriksaan yang sistemetis terhadap
kegiatan, program organisasi dan seluruh atau sebagian dari aktivitas
dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana
digunakan secara ekonomis dan efisien dan apakah tujuan program,
kegiatan, aktivitas, yang telah direncanakan dapat dicapai dengan tidak
bertetangan dengan peraturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku.
Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli.
Menurut Tunggal, A.W. (2008), “Audit operasional merupakan audit atas
operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai
ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas
hanya pada keinginan manajemen.
Di samping itu, dalam bukunya, Boynton, Johnson, & Kell yang
diterjemahkan oleh Rajoe, P.A., Gania, G., & Budi, I.S. (2003)
menyatakan “Audit operasional adalah suatu proses sistematis yang
mengevaluasi efektifitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang
berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-
orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi
perbaikan”. Whittington & Pany (2001) menjelaskan pula “Operational
audit refers to a comprehensive examination of an operating unit or a
complete organization to evaluate its systems, controls, and performance,
as measured by management’s objectives”.
Jadi berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa audit
operasional merupakan suatu alat pengendalian yang dapat digunakan
untuk mengukur efektifitas, efisiensi, dan ekonomis dari aktivitas
operasional perusahaan yang tujuannya memberikan rekomendasi
perbaikan pada pihak manajemen. (Rachmah, 2016)

1. Proses yang sistematis


Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional menyangkut
serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan
terorganisasi. Aspek ini meliputi perencanaan yang baik, serta
perolehan dan evaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan
aktivitas yang diaudit.
2. Mengevaluasi operasi organisasi
Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada beberapa
kriteria yang ditetapkan dan disepakati. Dalam auditing operasional,
kriteria seringkali dinyatakan dalam bentuk standar kinerja yang
ditetapkan oleh manajemen. Namun, dalam beberapa kasus, standar itu
mungkin ditetapkan oleh suatu badan pemerintahan atau oleh industri.
Kriteria ini seringkali didefinisikan kurang jelas bila dibandingkan
dengan kriteria yang digunakan dalam audit atas laporan keuangan.
Audit operasional mengukur derajat kesesuaian antara kinerja aktual
dan kriterianya.
3. Efisiensi, efektivitas, dan ekonomis
Efisiensi digunakan untuk menilai sebaik apakah pemakaian sumber
daya suatu organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai
seberapa baik kebijakan-kebijakan organisasi tersebut untuk mencapai
tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang saling
berkaitan erat satu dengan lainnya, bisa saja suatu kebijakan organisasi
itu sangat efisien akan tetapi tidak efektif begitupun sebaliknya.
Ekonomis maksudnya memperoleh kualitas dan kuantitas sumber daya
fisik dan manusia yang layak pada waktu yang layak dan biaya yang
rendah
4. Melaporkan kepada orang-orang yang tepat Auditor internal biasanya
melapor ke manajemen atau individu atau badan yang meminta audit
tentang seberapa efisien, efektif atau ekonomis suatu bagian atau
program kerja yang telah dilaksanakan. Hasil temuan dari audit kinerja
ini sangat jarang sekali diungkapkan ke seluruh bagian organisasi apa
lagi ke masyarakat umum. Padahal hasil audit ini bisa jadi sangat
dibutuhkan oleh pihak-pihak selain manajemen, misalnya masyarakat
luas yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
perusahaan tersebut. Sedangkan dewan komisaris atau komite audit
adalah pihak yang menerima salinan laporan audit operasional.
5. Rekomendasi perbaikan (Sesuai standar Pelaporan Ketiga dalam
Standar Pelaporan Audit Kinerja)
Hasil dari audit operasional bisa berupa rekomendasi yang sangat
berguna bagi pihak manajemen untuk menentukan dan menilai
kebijakan-kebijakan dan kegiatan perusahaan apakah sudah tepat
waktu atau memerlukan perbaikan sehingga akan berpengaruh pada
kelangsungan hidup perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Audit Operasional


Ada beberapa pengertian mengenai Audit Operasional menurut
para ahli antara lain :
Menurut Suyonto (2014:9), Audit Operasional adalah suatu kegiatan meneliti kembali
atau mengkaji ulang hasil operasi pada setiap bagian dalam suatu perusahaan dengan
tujuan untuk mengevaluasi atau menilai efisiensi dan efektivitasnya. Menurut
Bayangkara (2016:2), Audit Oprasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan
efektivitas operasional perusahaan dalam konteks audit manajemen meliputi seluruh
operasi internal perusahaan yang harus dipertanggung jawabkan kepada berbagai
pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi.
Menurut Agoes (2014:172), Audit Operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap
kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan
operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan
operasional tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

3.2. Jenis-jenis Audit Operasional


Terdapat tiga jenis audit operasional menurut Arens dan Loebbecke yang
diterjemahkan oleh Jusuf A. A (2006) yaitu:
1. Audit Fungsional (Functional Audit) Fungsi adalah suatu alat penggolongan
kegiatan suatu perusahaan, seperti fungsi penjualan dan penagihan piutang
serta penerimaan kas, sesuai dengan namanya audit operasional mempunyai
manfaat memungkinkan auditor melakukan spesialisasi dan dapat lebih
mengembangkan keahliannya pada suatu bidang tertentu, mereka juga dapat
menuangkan waktu lebih efisien memerika bidang itu namun kekeurangan
dari audit fungsional tidak mengevaluasi fungsi yang saling berkaitan.
2. Audit Organisasional (Organitational Audit)
Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan
unit organisasi, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.
Penekanan dalam suatu audit operasional adalah seberapa efesiensi
dan efektifitas fungsi-fungsi dan saling berinteraksi. Rencana
organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas
yang ada, sangat penting dalam audit jenis ini.
3. Penugasan Khusus (Special Assignment)
Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen.Ada
bayak variasi dalam audit seperti itu. Contohnya antara lain penetuan
penyebab tidak efektifnya system penyelidikan kemungkinan kecurigaan
dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya
produksi suatu barang.(Fuentes, 2017)

3.3. Tujuan Audit Operasional


Tujuan audit operasional secara umum adalah untuk mengetahui
apakah prestasi manajemen perusahaan telah sesuai dengan kebijkan,
ketentuan, dan peraturan yang ada dalam perusahaan, serta untuk
mengetahui apakah prestasi manajemen telah lebih baik dari pada
sebelumnya dan untuk membantu manajemen mengungkapkan
kekurangan dalam aktivitas perusahaan untuk mencapai efisiensi dari
operasional perusahaan.
Sasaran audit operasional adalah kegiatan, aktivitas, program
atau bidang-bidang organisasi yang diketahui atau diidentifikasi
memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam hal efektivitas,
efisiensi dan ekonomisnya. (Maltby & Chandler, 2020)

Menurut Agoes (2017:184) tujuan audit operasional yaitu :


1) Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan
berbagai fungsi dalam perusahaan.
2) Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin,
dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan
secara efisien dan ekonomis.
3) Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan
(objective)yang telah ditetapkan oleh top management.
4) Dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
penerapan pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen
dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan
efisiensi, keekonomisan dan efektivitas dari kegiatan operasi
perusahaan. (Maltby & Chandler, 2020)
Sedangkan menurut Bayangkara (2015:5) tujuan audit
operasional bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program dan
aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan
rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas
pengolahan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.
Dari beberapa tujuan audit operasional diatas, dapat peneliti
simpulkan bahwa tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi
tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan aktivitas suatu organisasi.
(Maltby & Chandler, 2020)
Audit operasional juga dapat mengidentifikasi timbulnya
penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan kemudian
membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan
selanjutnya. Audit operasional merupakan salah satu alat pengendalian
internal yang membantu dalam mengelola perusahaan dengan
penggunaan sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan
perusahaan dengan efektif dan efisien. (Maltby & Chandler, 2020)
3.4. Ruang Lingkup dan Kriteria Audit Operasional
Ruang lingkup pemeriksaan menurut Supriyono dan Haryono
Jusup (1990) meliputi suatu organisasi, program kegiatan, atau fungsi
yang harus meliputi:
1. Keuangan dan kepatuhan – menentukan (1) apakah laporan
keuangan suatu kesatuan ekonomi yang diperiksa menyajikan
secara wajar posisi keuangan dan hasil-hasil kegiatan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum dan (2)
apakah kesatuan ekonomi yang diperiksa mematuhi undang-undang dan
peraturan yang secara material mempengaruhi laporan
keuangan. (Fuentes, 2017)
2. Kehematan dan efisiensi – menentukan (1) apakah kesatuan
ekonomi mengelola dan memanfaatkan sumber-sumbernya secara
hemat dan efisien, (2) penyebab praktek-praktek yang tidak efisien
dan tidak hemat dan (3) apakah kesatuan ekonomi tersebut
mematuhi undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan kehematan dan efisiensi.(Fuentes, 2017)
3. Hasil-hasil program – menentukan (1) apakah hasil-hasil atau
manfaat yang ditentukan oleh badan legislatif atau badan otoritas
lainnya dapat tercapai dan (2) apakah pelaksana (agency)
mempertimbangkan alternative pencapaian hasil yang diinginkan
dengan biaya yang rendah.(Fuentes, 2017)

Ruang lingkup pelaksanaan audit operasional meliputi seluruh


aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup tersebut dapat mencakup
seluruh kegiatan / program atau hanya mencakup bagian / elemen /
dimensi tertentu dari suatu kegiatan atau program (BPKP, 1993). Para
pelaksana audit harus memperhatikan tujuan manajemen perusahaan
mengadakan audit ini Arens dan Loebbecke menyebutkan beberapa
kriteria yang dapat digunakan pada audit operasional, yaitu:
1. Historical Performance, merupakan hasil aktual yang didapat dari
hasil aktual periode sebelumnya. Dalam hal ini prestasi kerja
periode berjalan dibandingkan dengan periode kerja tahun
sebelumnya. Kriteria ini sering kali tidak memberikan keadaan
yang tepat mengenai organisasi yang sesungguhnya, karena
kemungkinan adanya perubahan pada dua periode yang berbeda.
2. Comparable Performance, merupakan hasil yang telah diterapkan
melalui hasi dari organisasi yang sejenis.
3. Engineered Standart, merupakan kriteria yang ditetapkan
berdasarkan standar rekayasa. Seperti penggunaan time and motion
studi untuk menentukn banyaknya output yang harus diproduksi.
Kriteria ini efektif untuk menyelesaikan masalah operasional yang
penting. Tetapi pembuatan kriteria ini menekan biaya dan waktu
yang cukup tinggi karena memerlukan suatu keahlian khusus.
4. Discussion and Aggreement, merupakan kriteria yang ditetapkan
berdasrkan hasil diskusi dan tujuan bersama antar manajemen dan
pihak lain yang terlibat dalam audit operasional. Kriteria umum ini
digunakan karena pembuatan kriteria lainnya sering kali sulit dan
membutuhkan biaya tinggi. (Fuentes, 2017)

3.5. Perencanaan dan Program Audit Operasional


Untuk setiap audit, terutama untuk audit operasional (performance
auditee), auditor harus mengorganisir kegiatannya sehingga auditor dapat
melaksanakannya secara efisiensi, ekonomis dan efektif. Perencanaan dan
program audit adalah perencanaan yang memadai untuk mengumpulkan
informasi dan bukti-bukti atas sasaran pemeriksaan selama pelaksanaan
tiap tahap fungsi audit (persiapan pemeriksaan, pengujian pengendalian
manajemen sampai dengan pemeriksaan lanjutan).(Fuentes, 2017)

Oleh karena itu auditor harus menetapkan dengan layak/cukup hal-hal


sebagai berikut:
1. Tipe / kualitas dan jumlah petugas yang diperiksa untuk melaksanakan
pekerjaan.
2. Informasi apa yang harus dikumpulkan, bagaimana memperolehnya
dan bagaiman mengevaluasi informasi ersebut agar dapat ditentukan
sasaran pemeriksaannya.
3. Bukti apa dan berapa banyak yang harus diperoleh kesimpulan yang
layak atas sasaran pemeriksaan.
4. Hasil apa yang diharapkan dalam rangka pembuatan laporan untuk
pekerjaan yang akan dilaksanakannya.(Fuentes, 2017)

Untuk mendukung hal-hal di atas auditor harus menyusun program


audit. audit. Program audit adalah rencana langkah kerja yang harus
dilakukanselama pemeriksaan, yang didasarkan atas tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta informasi yang ada tentang kegiatan atau
program yang diperiksa. Program audit merupakan alat pengendali setiap
kegiatan audit dan tidak boleh menjadi Check list yang kaku dari langkah-
langkah kerja sehingga mematikan inisiatif auditor dalam pelaksanaan
tugasnya.(Fuentes, 2017)

3.6. Tahap-Tahap Audit Operasional

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit


manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima,
menurut IBK (2008) yaitu sebagai berikut: 1.
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek yang diaudit. Pada tahap audit ini juga
dilakukan penelaan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit serta menganalisis
berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
(Fuentes, 2017)
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit dengan tujuan untuk menilai
efektifitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian
tujuan perusahaan.(Fuentes, 2017)
3. Audit Rinci / Lanjutan
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada
tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari
keterkaitan antara sati temuan dengan temuan yang lain dalam menguji
permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.(Fuentes, 2017)
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen
(ojek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak
yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan.(Fuentes, 2017)
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan
tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
(Fuentes, 2017)

3.7. Pelaksana Audit Operasional


Menurut Alvin A. Arens, et, al. (2008), pelaksana audit opersional
terbagi dalam tiga kelompok berikut, yaitu “Auditor Internal, Auditor
Pemerintah atau Kantor Akuntan Publik”.
Adapun uraian atas ketiga kelompok tersebut adalah
1. Auditor Internal
Auditor internal berada dalam posisi yang unik untuk melaksanaan audit
operasi sehingga ada sejumlah orang yang menggunakan istilah audit
internal dan audit operasi secara bergantian. Laporan audit internal berisi
temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan kecurangan yang
ditemukan, kelemahan pengendalian intern beserta saran-saran
perbaikannya.
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah merupakan auditor yang berasal dari struktur
pemerintahan suatu Negara, dengan objuk audit yaitu lembaga atau badan
pemerintah baik baik pemerintah pusat maupun daerah.
3. Kantor Akuntan Publik (KAP) Dalam melaksanakan audit laporan
keuangan historis KAP seringkali melakukan pemeriksaan atas masalah
operasional dan memberikan rekomendasi yang ekiranya bermanfaat bagi
klien. Rekomendasi dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis,
seperti yang kerap dilakukan yaitu secara tertuis melaui surat manajemen.
(Fuentes, 2017)

Pelaksana audit operasional harus memenuhi kriteria sebagaimana


yang diungkapkan oleh Arens, et, al (2012) “the two most important
qualities for an operational auditor are independence and completence”.
Dijelaskan pula bahwa independensi auditor intern dipertinggi dengan
menentukan agar bagian audit intern melapor kepada dewan direksi atau
direksi atau direktur utama.(Fuentes, 2017)

3.8. Manfat Audit Operasional


menurut Tunggal Amin Widjaya (2008:42) audit operasional
memberikan beberapa manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu
untukpengambilan keputusan.
2. Membantu pihak manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-
laporan pengendalian.
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang
ditetapkan rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan
pemerintah.
4. Mengidentifikasikan area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil.
5. Menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya
termasuk memperkecil pemborosan.
6. Menilai efektifitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perubahan
yang telah ditetapkan.
7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh tahap
operasi perusahaan.
Keterbatasan audit operasional menurut Widjayanto (2006):
1. Waktu Waktu menjadi factor yang membatasi karena auditor
harus memberikan informasi kepada manajemen setidaknya
tepat waktu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Sebaiknya audit operasional dilakukan secara teratur untuk
menjamin bahwa
2. permasalahan yang penting untuk perusahaan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang audit operasional telah banyak dilakukan


oleh para peneliti Sebelumnya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Gultom (2014) meneliti
tentang Pengaruh Audit Operasional terhadap Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Makassar. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Rumah Sakit
Umum di Makassar dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien dikategorikan bermutu dan efektif, Karena tidak
terlepas dari proses dan prosedur pelaksanaannya, yakni antara
fakta dan standar sesuai tanggapan -tanggapan responden pada
hasil penelitian dibandingkan dengan informasi masyarakat
sebelumnya.(Fuentes, 2017)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2012) meneliti
tentang Peranan Audit Operasional terhadap Efektifitas
Pelayanan Rawat Inap (Studi Kasus pada Rumah Sakit Bunda
Palembang). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa audit
operasional memiliki peranan yang signifikan dalam
menunjang efektivitas pelayanan rawat inap. (Fuentes, 2017)
3. Penelitian ini dilakukan oleh Mukminin (2014) meneliti
tentang Pengaruh Audit Operasional terhadap Kinerja Non
Keuangan dengan Audit atas Persediaan sebagai Variabel
Intervening. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa hasil uji
regresi berganda melalui uji t variable audit operasional melalui
audit atas persediaan berpengaruh terhadap kinerja non
keuangan. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji f
variable audit operasional dan audit atas persediaan secara
berpengaruh terhadap kinerja non keuangan.(Fuentes, 2017)
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Audit Oprasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan
efektivitas operasional perusahaan dalam konteks audit manajemen
meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggung
jawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno, 2011, Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Salemba
Empat, Jakarta.
Anthony dan Govindarajan, 2002, Sistem Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Arens A. Alvin, Elder J Randal, Beasley S Mark, 2008, Auditing dan Jasa Assurannce
pendekatan terintegrasi, Erlangga, Jakarta
Arikunto Suharsimi, 2006, Proseedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI,
Cetakan ke-13, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Amilin. (2012). Konsep dan Lingkungan Akuntansi Sektor Publik. Modul Perkuliahan Jaka
Abdullah, Syukriy. (2008). AkuntansiPemerintahan: Perbedaan dengan Akuntansi Bisnis,
diakses 24 Januari 2010, www.google.comrta : Fakultas Ekonomi Universitas Mercubuana.
Aren&LOebbecke. (1995). AUDITING (Pendekatan Terpadu). Edisi Indonesia, Buku Satu.
(Amir,& A. Jusuf, Trans). Jakarta: Salemba Empat
Alvin A. Arens, Randal dan Mark S. Beasley, 2015, Auditing dan PelayananVerifikasi Pendekatan
Terpadu, Indeks: Jakarta. Aryan, Farida, 2009 Analisis Prosedur Pemberian Kredit Usaha Kecil Dan
Menengah Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KantorWilayah 03 Palembang, FE-UTP:
Skripsi tidak dipublikasikan.
Afriani, Meriza, Audit Oprasional Atas Kegiatan Pembiayaan Konsumen PadaPT. BATAVIA
PROSPERINDO FINANCE Tbk. Cabang Bengkulu, UNSRI Palembang
Belakang, L., & Audit, P. (n.d.). BAB I. 1–8.
Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
BPK RI Provinsi Kalimantan Selatan. (2009). Audit Kinerja, diakses pada 16 Februari 2010,
www.bpk.go.id
Bayangkara, IBK, 2008, Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi, Salemba Empat,
Jakarta.
Boynton, J.K. (2003). Modern Auditing. Jilid 1, Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga.
Citrami, Dwi Dwi, Audit Oprasional Atas Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Pada PT. Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO) Persero CabangPalembang, UNSRI
Palembang.
Effendi Antonius, 2005, Peranan Audit Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Penjualan
PT. “X" Bandung, Skripsi, Universitas Widyatama
Faisal Sanapiah, 1992, Format-format Penelitian Sosial dasar-dasar aplikasi, Edisi 1, Cetakan
2, CV Rajawali, Jakarta.
Fitrianti Annisa, 2006, Manfaat Audit Operasional Dalam Menunjang Efektivitas
Pengendalian Internal Penjualan PT. INTI Persero Divisi JTS Bandung, Skripsi,
Universitas Widyatama.
Fuentes, M. M. M. (2017). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連
指標に関する共分散構造分析 Title. 1–14.
Ghozali Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan VI,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gondodiyoto Sanyoto, Henny Hendarti, Ariefah, 2007, Pengolahan Fungsi Audit Sistem
Informasi, Mitra Wacana Media, Jakarta
Gondodiyoto Sanyoto, 2007, Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT, Mitra Wacana
Media, Jakarta.
Guy, Dan M, C.Wayne Alderman, dan Alan J.Winters. (2003). Auditing, Jilid 2 Edisi
Kelima. Jakarta : Erlangga.
Halim, Abdul. (2007). Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Tiga. Jakarta : Penerbit Salemba
Empa
Harahap, (2002). Auditing Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka Quantum
Henry Simamora, 2016, Auditing, Ykpn: Yogyakarta
Iriyadi, 2004, Peranan Internal Auditor Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian
Internal Penggajian PT. Organ Jaya, Jurnal Ilmiah Vol.2.No.2. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Kesatuan Bogor.
Juliani Gita, Peranan Audit Operasional Dalam Menunjang Sistem Pengendalian Intern
Khari, G. M. (2009). Audit Operasional Untuk Meningkatkan Efisien Dan Efektivitas Fungsi Produksi
(Studi pada PT. Kemasan Mitra Bersama Banjarmasin). Malang: UMM Press. Penjualan PT.
Indomobil Trada Nasional, Skripsi, Universitas Gunadarma.
Mardiasmo, 2005, Auditing, Andi, Yogyakarta.
Mirhani, Siti, 2003, Penerapan Pengawasan Intern Pendapatan Dan Pengeluaran Pada Garuda
Plaza Hotel, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Mulyadi, 2010, Auditing, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta. Panjaitan Pransiska, 2014,
Peranan Audit Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Penjualan Sepeda Motor PT.
Vi Martani, Dwi. (2012). Dampak Konvergensi IFRS Ke Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Indonesia Terhadap Perpajakan. Disampaikan pada Seminar
Perpajakan 12/07/2012. Diakses 31 Desember 2012. www.pajak.go.id
Mulyadi dan Puradiredja, Kanaka. (1998). Auditing. Buku Satu dan Dua. Edisi Kelima.
Jakarta : Penerbit Salemba Empatctory, Skripsi, Universitas Wijaya Putra Surabaya.
Maltby, J., & Chandler, R. (2020). Auditing. The Routledge Companion to Accounting
History, 252–275. https://doi.org/10.4324/9781351238885-10
Masalah, A. L. B. (2013). Bab I Pendahuluan ُ۟ ِ ‫ق َّ تٱ او ۟ ُ ن م ۢ ٌ ب ُ ن َ ت ل ْ و ْ َ ن ر َّ إ ْ م َ َ ه َّ لٱل ن ٍ َ غ ل‬
‫ت ري ْ ظ َّ س ف ِ ۚ َ ه َّ لٱل او َ َّ د َ ق ا م َ ا ء َ َ ني ِ ذ َّ ٱل ا ه َ ُّ ي َ أ ٰ َٓ ي َ ۖ د َ نو ُ ل م ْ َ ت ا م َ ب ا م ْ َ ل ْ ا ِ ا ح َ ر َ و‬
17–1 ,)30(2 ..َ
Nugraha, Eva Putra. (2009). Audit Sektor Publik, diakses 19 Februari 2010,
www.google.comhmah, I. A. (2016). Audit Operasional Pelayanan Customer Service Pada
Pelanggan Di Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Surya Sembada Kota Surabaya.
Diploma Thesis, STIE PERBANAS SURABAYA., 4(1), 8–25.
)1386( .‫ خ‬.‫ ک‬.‫ ح‬.‫ و‬,‫اصل‬. No Title 11–1 .‫مقدمه ایی بر کاربرد فناوری در پلیمرها‬.
Prasetyo, Ferry, Analisis Audit Oprasional Atas Penjualan Kredit dan PiutangPada PT.
Penerbit Erlangga Mahameru Cabang Palembang, UNSRI Palembang.
Rosjidi. (2001). Akuntansi Sektor Publik Pemerintahan, Kerangka, Standard an Metode. Surabaya:
Rudianto. (2010). AKUNTANSI KOPERASI (Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan).
Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Sukrisno Agoes, 2019, Auditing ( Pemeriksaan Akuntansi ), Universitas IndonesiaJakarta: Jakarta
Thomassuyanto, H. M. (1992). Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tunggal, A.W. (200). Pendekatan Audit Operasional. Edisi Pertama. Jakarta:
Bhineka Cipta.
Ulum, Ihyaul M.D. (2009). Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara
Widjayanto, N. (1985). Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai