Dosen :
Oleh :
Kelompok 7
MANAJEMEN SDM A
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengukuran Kinerja Manajemen”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempercepat dan memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran kinerja manajemen merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi
bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat
pertanggungjawaban yang dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan
(Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan
jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh
pelanggan terpuaskan) hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan
efektivitas tindakan dalam pencapaian tujuan (Robertson, 2002).
Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif
ke kinerja kuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang. Konsep balanced scorecard pada dasarnya merupakan suatu sistem manajemen
strategik yang dapat membantu kemampuan organisasi balance scorecard juga apat dikatakan
suatu pendekatan pengukuran kinerja yang dalam hal ini berusaha menerjemahkan strategi
dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui informasi yang digunakan dalam penilaian.
2. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja.
3. Untuk mengetahui apa itu balance scorecard.
4. Untuk mengetahui penerapan balance scorecard.
1
1.4 Manfaat
Dengan makalah ini, kami mengharapkan agar dapat berguna bagi penulis, pembaca,
dan pihak lain untuk menambah dan memberikan wawasan mengenai Pengukuran Kinerja.
Juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
publik karena Balenced scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif – finansial,
tetapi juga aspek kualitatif dan non finansial.
Pengukuran dengan metode ini melibatkan empat aspek yaitu :
a. Perspektif Finansial (financial perspective)
Perspektif finansial menjadi perhatian dalam balanced scorecard karena ukuran
keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan
oleh pengambilan keputusan.
b. Perspektif Kepuasan Pelanggan (customer perspective)
Dalam perspektif ini, perhatian perusahaan harus ditunjukkan pada kemampuan
internal untuk peningkatan kinerja produk, inovasi, dan teknologi dengan memahami
selera pasar. Dalam perspektif ini, peran riset pasar sangat besar.
c. Perspektif Efisiensi Proses Internal (internal process efficiency)
Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu :
- Proses Inovasi
Dalam proses pencitaptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi
merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta
ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya
pada proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan.
- Proses Operasi
Pada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing organisasi bisnis, lebih
menitik beratkan pada efisiensi proses, konsistensi, dan ketepatan waktu dari
barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.
- Pelayanan Purna Jual
Tahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis internal adalah dilakukannya
pengukuran terhadap pelayanan purna jual kepada pelanggan. Pengukuran ini
menjadi bagian yang cukup penting dalam proses bisnis internal, karena
pelayanan purna jual ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (learning and growth perspective)
(Kaplan, 1996) mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus
mempertahankan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan, dan
meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk
berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif diatas dan tujuan perusahaan.
4
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan organisasi merupakan faktor pendorong
dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif Balanced scorecard.
Di masa lalu, perusahaan telah menggunakan ukuran keuangan dan non keuangan.
Namun perusahaan cenderung menggunakan ukuran non keuangan untuk pengendalian tugas,
sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk tingkatan pengendalian manajemen. Dengan
sistem pengukuran kinerja, gabungan antara ukuran keuangan dan non keuangan digunakan
pada semua tingkatan organisasi. Contoh penerapan sistem pengukuran kinerja saat ini adalah
pendekatan balance scorecard. Sistem pengukuran ini merupakan indikator dan ukuran
mengenai berbagai aspek strategi bisnis. Dalam penerapannya sistem ini akan membantu
manajer dalam melihat bisnis dari empat perspektif penting, yaitu perspektif keuangan,
perspektif bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan.
Pengukuran dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat dan valid tentang
perilaku dan kinerja anggota perusahaan/organisasi. Manfaat pengukuran kinerja bagi
manajemen maupun karyawan adalah sebagai berikut (Husein dkk, 2002:208).
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai
kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
5
2.3 Balanced Scorecard
Balanced scorecard merupakan contoh sistem pengukuran kinerja. Dalam membuat
balanced scorecard, eksekutif harus memilih seperangkat ukuran sebagai berikut :
1. Menunjukkan faktor krisis yang akan menentukan kesuksesan strategi perusahaan.
2. Menunjukan hubungan diantara hubungan individual sebagai penyebab
3. Menyediakan pandangan yang lebih luas tentang status terkini perusahaan.
Balanced scorecard menciptakan gabungan ukuran strategis, hasil dan ukuran pemicu, ukuran
keuangan dan non keuangan, ukuran internal dan eksternal.
a. Hasil dan Ukuran Pemicu
Ukuran hasil menunjukkan hasil dari suatu strategi (pendapatan yang meningkat atau
kualitas yang membaik). Jumlah pendapatan yang meningkat adalah hasil dari penerapam
strategi yang berhasil. Ukuran ini merupakan indikator yang menunjukkan kepada
manajemen apa yang telah terjadi. Sebaliknya ukuran pemicu adalah indikator terdepan
yang menunjukkan kemajuan bagian-bagian penting dari penerapan suatu strategi.
Contoh pemicu adalah waktu siklus. Ukuran pemicu dapat diperoleh dari tingkatan yang
lebih kecil dan menunjukkan perubahan yang mempengaruhi hasil.
b. Ukuran Keuangan dan Non Keuangan
Organisasi telah mengembangkan sistem yang sangat canggih untuk mengukur kinerja
keuangan. Namun sulitnya banyak perusahaan pada era 1980-an industrinya didorong
oleh perubahan dalam wilayah non keuangan, seperti kepuasan pelanggan dan kualitas,
yang dipengaruhi oleh kinerja keuangan. Dengan menyadari pentingnya ukuran non
keuangan, banyak organisasi yang masih gagal memasukkan ukuran non keuangan ke
dalam kinerja manajemen puncak.
Empat perspektif yang dihubungkan dengan strategi dan ukuran hasil yaitu sebagai berikut :
1. Kinerja Keuangan
6
Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar.
Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai
pemegang saham. Alat ukur yang biasa digunakan adalah Return on Investment dan
Residual Income.
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan ini diukur dari bagaimana perusahaan dapat memuaskan pelanggan.
Alat ukur yang biasa digunakan adalah market share, customer retention, customer
acquisition, customer satisfaction dan customer probability.
3. Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini kinerja perusahaan diukur dari bagaimana perusahaan dapat
menghasilkan produk atau jasa secara efisien dan efektif. Ukuran yang biasa digunakan
adalah kualitas, response time, cost dan pengenalan produk baru.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif ini menekankan pada bagaimana perusahaan dapat berinovasi dan terus
tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di masa sekarang maupun yang akan
datang. Oleh karena itu sumber daya dituntut untuk produktif dan terus belajar agar
mempunyai kemampuan dalam berinovasi dan mengembangkan produk baru yang
memiliki value bagi customer. Alat ukur yang biasa dipakai adalah employee
satisfaction dan information system available.
7
4. Menelaah Ukuran dan Hasil Secara Rutin
Saat balanced scorecard berjalan, maka secara konsisten harus ditelaah manajemen
puncak. Aspek penting yang didapat setelah menelaah ukuran dan hasil secara rutin
yaitu:
a. Memberitahukan manajemen apakah strategi telah diterapkan.
b. Menenjukkan bahwa manajemen serius terhadap ukuran-ukuran yang ada.
c. Tetap menggariskan ukuran terhadap strategi yang berubah.
d. Memperbaiki pengukuran.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengukuran kinerja manajemen merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi organisasi bisnis, yang di mana dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu
organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen
untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Sistem pengukuran kinerja
memiliki sasaran implementasi strategi. Dalam menetapkan sistem pengukuran kinerja,
manajemen puncak memilih serangkaian ukuran-ukuran yang menunjukkan strategi
perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor kesuksesan kritis saat ini dan
masa depan. Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian
eksekutif ke kinerja kuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja
jangka panjang.
3.2 Saran
Pihak manajemen perlu memperhatikan pengukuran kinerja tidak hanya dilihat dari
aspek keuangan, melainkan perlu mempertimbangkan faktor kunci keberhasilan lainnya yaitu
dalam aspek non keuangan seperti kepuasan pelanggan, pangsa pasar, karena sumber
pendapatan perusahaan berasal dari pelanggan, sehingga sangat diperlukan perhatian kepada
aspek non keuangan tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://ninisug.blogspot.com/2011/05/pengukuran-kinerja-manajemen.html
https://purnamiap.blogspot.com/2017/01/ringkasan-spm-bab-11pengukuran-kinerja.html
https://www.academia.edu/34665250/SPM_PENGUKURAN_KINERJA
https://www.scribd.com/document/368741066/Informasi-Yang-Digunakan-Untuk-
Pengukuran-Kinerja
10