Disusun Oleh
1219200095
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Prosedur Audit Operasional
pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah
yang dikemukakan diatas adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui Prosedur audit operasional pada Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini, diharapkan dapat menjadi informasi
tambahan/pelengkap pemikiran pada Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang untuk dijadikan
masukan dan pertimbangan.
b. Dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi para pembaca dan
referensi bagi peneliti lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Audit
a. Tujuan Audit
Audit dilakukan tentunya memiliki tujuan tertentu. Mengacu
pada pengertian audit di atas, adapun tujuan audit adalah
sebagai berikut:
1. Memastikan Kelengkapan (Completeness) Audit dilakukan
untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi
telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal dengan
segala kelengkapannya.
2. Memastikan Ketepatan (Accuracy) Kegiatan audit juga
bertujuan untuk memastikan semua transaksi dan saldo
perkiraan telah didokumentasikan dengan baik,
perhitungannya benar, jumlahnya tepat, dan
diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.
3. Memastikan Eksistensi (Existence) Dengan adanya audit
maka pencatatan semua harta dan kewajiban memiliki
eksistensi sesuai dengan tanggal tertentu. Dengan kata
lain, semua transaksi yang dicatat sesuai dengan kejadian
yang sebenarnya.
4. Membuat Penilaian (Valuation) Kegiatan audit juga
bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip
akuntansi yang berlaku umum telah diaplikasikan dengan
benar.
b. Jenis-jenis Audit Oprasional
menurut Arens et al. (2015:32) membagi audit menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional
bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
dari prosedur operasi di setiap devisi dalam perusahaan.
Hasil dari sebuah operasional audit adalah rekomendasi
untuk peningkatan kegiatan operasional. Cakupan audit
operasional tidak hanya terbatas pada devisi akuntansi,
tetapi juga divisi produksi, pemasaran, teknologi
informasi, dan lain-lain. Secara praktik, auditor
operasional lebih mirip konsultan manajemen daripada
auditor itu sendiri. Hal ini disebabkan karena kriteria atau
standar audit yang dijunjung adalah standar dari
perusahaan sendiri bukan standar audit laporan
keuangan sehingga akan menjadi subjektif.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit kepatuhan
bertujuan untuk menentukan apakah suatu perusahaan
telah mengikuti, prosedur, peraturan, atau regulasi yang
diatur oleh pihak yang berwenang. Tidak seperti audit
laporan keuangan yang akan dilaporkan hasil audit ke
user atau BAPEPAM dalam bentuk laporan audit, audit
kepatuhan hanya akan melaporkan hasil auditnya ke
manajemen karena manajemen adalah pihak yang
berkepentingan melihat kepatuhan perusahaan atas
prosedur dan regulasi yang ditetapkan. Audit Laporan
Keuangan (Financial Statament Audit) Jenis audit yang
terakhir adalah audit laporan keuangan, audit ini yang
paling umum dilakukan oleh auditor.
3. Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan
apakah laporan keuangan dan informasi yang terdapat
didalamnya telah disajikan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Kriteria yang dimaksud adalah Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk negara
Amerika. Internation Financial Reporting Standard (IFRS)
untuk negara-negara Uni Eropa, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk indonesia, dan lain-
lain.
2. Pengertian Audit Oprasional
Menurut Bayangkara (2008: 2) mendefinisikan audit
operasional sebagai pengevaluasian terhadap efesiensi, dan
efektifitas perusahaan, dalam konteks audit operasional,
manajemen meliputin seluruh operasi internal perusahaan yang
harus dipertanggung jawabkan kepada pihak yang memiliki
wewenang yang lebih tinggi.
Menurut BPKP (2005) dalam Cahyoko Audit oprasional
adalah pemeriksaan yang sistemetis terhadap kegiatan, program
organisasi dan seluruh atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana
digunakan secara ekonomisdan efisien dan apakah tujuan
program, kegiatan, aktivitas, yang telah direncanakan dapat
dicapai dengan tidak bertetangan dengan peraturan, ketentuan
dan undang-undang yang berlaku.
Audit operasional adalah pemeriksaan sistematis terhadap
aktivitas operasi organisasi dalam hubungan dengan tujuan
tertentu, atau dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi
peluang untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas.
Darsono dan Ashari (2005:30-31).
Audit ini biasanya bertujuan untuk kelompok sebagai berikut :
1. Menilai kinerja, yang berhubungan dengan pemeriksaan
kinerja organisasi dibandingkan dengan kebijakan dan tujuan
yang diinginkan perusahaan.
2. Mengidentifikasi peluang untuk perbaikan, dimana dengan
audit ini diharapkan auditor bisa mengidentifikasi peluang
untuk meningkatkan produktivitas,efisiensi dan evektifitas.
3. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindak
lanjut, dengan audit ini diharapkan akan ada saran atau
rekomendasi khusus untuk perbaikan kinerja perusahaan.
Sedangkan menurut Institute of Iinternal Auditor (IAA)
(2008:11) dalam Darsono dan Ashari Mendefinisikan audit
operasional sebagai proses sistematis yang mengevaluasi
efektivitas, efisiensi dan keekonomisan operasi organisasi yang
berada dalam pengendalian manajemen. Audit operasi dilaporkan
kepada manajemen, atau badan yang meminta audit mengenai
hasil- hasil dari evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan.
Bagian-bagian penting dari defenisi audit operasional adalah.
1. Proses yang sistematis , merupakan serangkaian langkah
atau prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisasi. Aspek
ini meliputi perencanaan yang baik, serta perolehan dan
evaluasi secara objektif atas bukti yang berkaitan dengan
aktivitas yang sedang diaudit.
2. Melakukan evaluasi terhadap operasi organisasi, dimana
evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada beberapa
kriteria yang telah ditetapkan dan disepakati. Dalam auditing
operasional, kriteria sering dinyatakan dalam bentuk standar
kinerja yang ditetapkan manajemen. Namun dalam beberapa
kasus, standar ini bisa ditetapkan oleh suatu badan
pemerintahan atau industri.
3. Utama dari audit operasional adalah untuk membantu
manajemen organisasi yang diaudit dalam meningkatkan
efektivitas, efisiensi dan keekonomisan Tujuan operasi.
4. Audit operasional dilaporkan kepada manajemen, individu
atau badan yang meminta audit.
5. Audit operasional memberikan rekomendasi perbaikan.
Dalam hal ini audit operasional sangat penting bagi
manajemen perusahaan atau instansi pemerintah karena dari hasil
audit dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh
manajemen sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi
dan apakah operasi yang berjalan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu audit operasional
sangat diperlukan dalam pelaksanaan proses audit.
B. Peneliti terhadulu
Nur Aswing (2014). Prosedur Audit Operasional Terhadap
Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Audit
operasional terhadap instansi pemerintah Dinas Pendapatan Daerah
Kota Makassar dimaksudkan untuk mengidentifikasi kegiatan, program
dan aktifitas yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan dengan
tujuan agar pengelolaan kegiatan, program dan aktifitas dilaksanakan
secara ekonomis,efisisen dan efektif.
Cahyoko (2005). Prosedur Pelaksanaan Audit Operasional
Terhadap Instansi Pemerintah Pada Kantor Perwakilan Badan
Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan ( Bpkp ) Provinsi Jawa
Tengah. Audit Operasional terhadap Instansi Pemerintah yang
dilakukan oleh Kantor perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah sudah
cukup baik sesuai dengan pedoman pemeriksaan operasional yang
telah dibuat oleh BPKP Pusat. Dari hasil penelitian di atas diharapkan
agar Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam
melaksanakan Audit Operasional terhadap instansi Pemerintah
menggunakan semua Folmulir Kendali mutu yang ada dan
meningkatkan kinerja dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah.
Fenansius (2018). Prosedur Pelaksanaan Audit Operasional
Terhadap Isntansi Pemerintah Pada Kantor Inspektorat Kabupaten
Belu. prosedur pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan pada
kantor Inspektorat sudah dilakukan sesuai dengan prosedur dan
standar yang ada. Serta audit operasional yang dilakukan oleh APIP
memberikan dampak positif yaitu berupa kemajuan pelayanan yang
diberikan oleh OPD.
C. Kerangka Konseptual
Instansi Pemerintah
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
metode kualtitatif deskriptif. Adapun metode kulatitatif deskriptif
adalah metode yang digunakan peneliti untuk menemukan
pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu.
akan dianalisis.
jenisnya.