Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PENULISAN LAPORAN

Peranan Audit Internal Pada Perusahaan Daerah Air Minum


(PDAM) Tirta Musi Palembang

Oleh:

PANJI YOJO PRAKOSO

01010581721002

Kelas 3A 1

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penjualan merupakan bagian yang penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan, dimana dengan adanya aktivitas penjualan, maka akan terbentuk

suatu pendapatan dan disini pula akan dapat ditemuinya kecurangan dan ketidak-

efektivan dan ketidak-efisienan yang dalam hal ini merugikan perusahaan,

sehingga diperlukannya suatu pengendalian yang dapat memeriksa dan

mengevaluasinya. Perusahaan harus menciptakan usaha yang profesional

sehingga dapat mencapai tujuan sesuai visi misi yang ada.

Upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada masyarakat,

yang bertujuan untuk mengalirkan air bersih dari tempat penampungan menuju

wilayah pelayanan konsumen, namun sistem distribusi perpipaan air minum harus

dapat melayani kebutuhan air bersih konsumen yang telah sesuai dengan syarat-

syarat dalam hal kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Air yang di distribusikan ini

harus sesuai jumlahnya dengan kebutuhan air pada masing-masing jenis

pelayanan pada setiap tahap perencanaan. Selain kriteria tersebut, air yang akan di

aliri tidak boleh mengalami kontaminasi selama perjalanan serta adanya

kebocoran teknis yang dapat ditekan seminimal mungkin. Oleh karena itu

perusahaan harus berkomitmen untuk meningkatkan tingkat efesiensi dan

efektivitas perusahaan tersebut. Agar dapat meminimalisir kesalahan yang dapat

merugikan perusahaan, perusahaan harus bisa memanfaatkan sumber daya

manusia agar bisa menetapkan kebijaksanaan untuk mengelola distribusi air agar
sampai ditangan konsumen dengan baik. Pada umumnya audit merupakan

tehnik yang digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan,

dan umumnya dibawah kepemimpinan manajemen yang baik maka aktifitas

perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat

laporan dengan judul “ Peranan Audit Internal Pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah audit internal pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Musi Kota Palembang sudah berjalan dengan baik?

2. Apakah Audit Internal memberikan peran dalam keefektifan dan efisiensi

produktifitas perusahaan?

3. Apakah dalam audit internal ditemukan hal-hal yang dapat mempengaruhi

penjualan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Kota

Palembang?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui audit internal pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirta Musi Kota Palembang.

2. Mengetahui peran Audit Internal dalam keefektifan dan keefisienan

produktifitas perusahaan.
3. Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi penjualan pada Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Kota Palembang

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan laporan bagi perusahaan untuk meningkatkan

manajemen pengendalian perusahaan.

2. Dapat memberikan informasi bagi perusahaan agar menerapkan audit

internal dengan baik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Audit

Menurut Agoes (2012:4) “ audit adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan

secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan

dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Menurut Mulyadi (2014:9) “Audit adalah Suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan”.

2.1.2 Klasifikasi Audit

Menurut Halim, Klasifikasi audit dibagi menjadi:

1. Auditing Eksternal, Auditing Eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang

memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar


perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang

independen.

Pihak di luar perusahaan yang independen adalah akuntan publik yang telah

diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Auditing ini pada

umumnya bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan. Auditor tersebut pada umumnya dibayar oleh manajemen perusahaan

yang diperiksa.

2. Auditing Internal, auditing internal adalah suatu kontrol organisasi yang

mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi. Informasi yang dihasilkan

ditujukan untuk manajemen organisasi itu sendiri. Auditornya digaji oleh

organisasi tersebut.

Auditor dalam organisasi tersebut dinamakan auditor internal dan merupakan

karyawan organisasi tersebut. Auditor internal bertanggung jawab terhadap

pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektivitas dan

ekonomis serta ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

Selain itu juga bertanggung jawab untuk selalu memberikan rekomendasi atau

saran kepada pihak manajemen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi

auditor intenal adalah membantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kegiatan perusahaan.


3. Auditing Sektor Publik, auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas

organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat seperti

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Audit dapat mencakup audit laporan

keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional. Auditornya adalah auditor

pemerintah dan dibayar oleh pemerintah.

2.1.3 Tujuan dan Sasaran Audit

Menurut Tuanakotta (2014:84) tujuan audit adalah : Mengangkat tingkat

kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan

keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai

apakah laporan keuangan disusun dalam segala hal yang material sesuai dengan

kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Menurut Arens dkk (2015:168) : Tujuan audit adalah untuk menyediakan

pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang diberikan oleh auditor tentang

apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material,

sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku. Pendapat auditor

ini menambah tingkat keyakinan pengguna yang bersangkutan terhadap laporan

keuangan.

2.1.4 Jenis-jenis Audit

Dalam melaksanakan pemeriksaan, ada beberapa jenis audit yang dilakukan

oleh para auditor sesuai dengan tujuan pelaksanaan pemeriksaan. Menurut Agoes
(2012:11-13) ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit bisa dibedakan menjadi 4

jenis yaitu:

1. Manajemen Audit (Operational Auditing) Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan

operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan

operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah

kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan

keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan.

Misalnya fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi pergudangan

dan distribusi, fungsi personalia (sumber daya manusia), fungsi akuntansi dan

fungsi keuangan.

2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Auditing) Pemeriksaan yang dilakukan

untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menaati peraturan-peraturan dan

kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern

perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (pemerintah,

Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain).

Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian Internal Audit.

3. Pemeriksaan Intern (Internal Auditing) Pemeriksaan yang dilakukan oleh

bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan

akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah

ditentukan.
4. Computer Auditing Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang

memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing

(EDP) System. Ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan auditor : 1. Audit Around

The Computer Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP

System tanpa melakukan tes terhadap proces dalam EDP System tersebut. 2.

Audit Through The Computer Selain memeriksa input dan output, auditor juga

melakukan tes proses EDP-nya. Pengetesan tersebut (merupakan compliance test)

dilakukan dengan menggunakan Generalized Audit Software, ACL dll dan

memasukan dummy data (data palsu) untuk mengetahui apakah data tersebut

diproses sesuai dengan sistem yang seharusnya. Dummy data digunakan agar

tidak mengganggu data asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyai Computer

Auditing Specialist yang merupakan auditor berpengalaman dengan tambahan

keahlian di bidang computer information system audit. 10 Sedangkan menurut

Mulyadi (2014:30-32) auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan

yaitu : 1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan

keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan

keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor

independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan

prinsip akuntansi berterima umum. 2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit

kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit

sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya

dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan


banyak dijumpai dalam pemerintahan. 3. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau

bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Pihak yang

memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit

operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit

tersebut.
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang

merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan pada tanggal 3

April 1976. Perusahaan ini bertujuan memberikan pelayanan penyediaan air

minum kepada masyarakat kota Palembang dengan kualitas dan kuantitas yang

sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Jumlah pelanggan PDAM hingga kini mencapai 131.000, atau baru 85%

dari penduduk Kota Palembang yang menikmati air bersih. PDAM Tirta Musi

akan memperluas jumlah pelanggan hingga 60.000 pasang baru, atau rata-rata

18.000 per tahun. Saat ini Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang

telah menginvestasikan dana sebesar Rp 490 miliar untuk memperluas jaringan

pipa air bersih yang ditargetkan tuntas hingga 2012.

3.1.1 Visi dan Misi

3.1.1.1 Visi

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang akan menjadi Penyedia

air minum terbaik di Indonesia melalui pelayanan prima serta menjadi

kebanggaan karyawan dan masyarakat.

3.1.1.2 Misi
1. Menjadikan PDAM Tirta Musi Palembang unggul dan tangguh melalui

kerja keras dalam penyediaan air minum dengan mengutamakan mutu dan

pelayanan demi kepuasan masyarakat.

2. Menjadi tempat karyawan PDAM Tirta Musi untuk berprestasi dan

pengembangan diri.

3. Menjadi aset dan kebanggaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai