1 Pendahuluan...........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
2 Tinjauan Pustaka....................................................................................................3
2.1 Audit dan Auditor.....................................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Audit dan Auditor..................................................................................4
2.3 Peran dan Tanggung Jawab Auditor.......................................................................5
2.4 Teori Keagenan (Agency Theory)...........................................................................6
2.5 Teori Kecurangan (Fraud Theory).........................................................................6
2.6 Teori Peran................................................................................................................7
2.7 Teori Dasar Good Corporate Governance............................................................7
2.8 Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal......................................................8
3 Hasil Dan Pembahasan...........................................................................................9
3.1 Analisis peran dan kualitas internal auditor dalam efektifitas pengendalian
internal.......................................................................................................................9
3.2 Peran auditor internal dan auditor eksternal dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia................................................................................................11
3.3 Peran audit internal dalam mencegah fraud di tengah wabah covid-19...........12
3.4 Peran audit internal terhadap kepatuhan perangkat daerah dalam pengelolaan
keuangan pada kantor Inspektorat.........................................................................14
3.5 Peran audit internal dan komite audit dalam pencapaian tujuan good corporate
governance..............................................................................................................16
4 Kesimpulan Dan Saran.........................................................................................17
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................17
4.2 Saran.........................................................................................................................18
Daftar Pustaka..............................................................................................................19
1
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR
EKSTERNAL & AUDITOR INTERNAL
Oleh :
Ricky | Lusi Amelia | Ika Monalisa Tambunan
Irwansyah Putra | Bagus Kuncoro | Ryan Riesky P
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Audit dapat diartikan sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan pembukuan dan bukti pendukungnya. Proses auditing
tersebut dilaksanakan oleh auditorm yaitu akuntan public yang memberikan jasa
kepada auditan untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji.
Elder, Beasle, dan Arens (2015:41) mengatakan proses auditing merupakan
proses dimana auditor mengumpulkan dan mengevaluasi semua informasi dan juga
bukti-bukti yang ditemui dan dapat menjadikan entitas ekonomi menjadi lebih
kompeten dan independen dalam menentukan dan melaksanakan pelaporan informasi
yang telah didapat sesuai dengan aturan-aturannya. Seorang audior harus memiliki
kualitas yang baik agar dapat dipercaya dalam pengambilan suatu keputusan.
Dalam pelaksanaan audit, auditor yang ditugaskan harus mampu melaksanakan
tugasnya dengan independen dan tanpa melakukan pertimbangan-pertimbangan
terhadap objeknya. Tanpa sikap independen auditor akan sulit untuk menentukan
hasil sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan dapat berpengaruh terhadap kualitas
audit itu sendiri dalam penetapan keputusan.
Proses audit internal maupun eksternal berperan penting dalam memberikan
informasi atau mendeteksi kecurangan dan pelanggaran yang terjadi di perusahaan
maupun pemerintah di Indonesia. Fungsi auditor dalam struktur organisasi harus
mampu menjadi mitra manajemen dengan menjalankan tanggungjawabnya dalam
2
pengawasan keuangan perusahaan yang semakin kompleks dan rentan terhadap risiko
terjadinya pelanggaran. Oleh karena itu peran dan tanggung jawab auditor internal
dan eksternal begitu penting dalam perusahaan yang memerlukan komunikasi
terbuka, transparan, dan saling percaya diantara pemangku kepentingan yang terlibat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
peran dan tanggung jawab auditor internal dan eksternal dalam perusahaan dan
pemerintahan di Indonesia sebagai berikut :
1. Analisis peran dan kualitas internal auditor dalam efektifitas pengendalian
internal.
2. Peran auditor internal dan auditor eksternal dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
3. Peran audit internal dalam mencegah fraud di tengah wabah covid-19.
4. Peran audit internal terhadap kepatuhan perangkat daerah dalam pengelolaan
keuangan kantor inspektorat.
5. Peran audit internal dan komite audit dalam pencapaian tujuan good
corporate governance.
2 Tinjauan Pustaka
2.1 Audit dan Auditor
Menurut (Mulyadi 2014:9), audit adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian setara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut (Mulyadi 2014:71), auditor adalah akuntan publik yang memberikan
jasa audit kepada auditan untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah
saji. Menurut (Tuanakotta 2014:84) tujuan audit adalah mengangkat tingkat
kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan keuangan
itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan
3
keuangan disusun dalam segala hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
2.2 Jenis-jenis Audit dan Auditor
Menurut (Agoes 2017:11) ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit dibedakan atas :
1. Peran audit internal dan komite audit dalam pencapaian tujuan good
corporate governance. Manajemen Audit (Operational Audit), yaitu suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen,
untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara
efektif, efisien dan ekonomis.
2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern
perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal
(Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-
lain).
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh
bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan
akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan.
4. Computer Audit yaitu pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang
memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data
Processing (EDP) sistem.
Menurut (Mulyadi 2014:28), jenis auditor dibagi menjadi tiga yaitu
4
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak telah dipatuhi, yaitu menentukan baik atau tidaknya penjagaan
terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan kendalan informasi yang dihasilkan
oleh berbagai bagian organisasi. Utama Perusahaan.
3. Auditor Pemerintah (Government Auditor) Auditor Pemerintah adalah auditor
profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya
melakukan audit atas pusat pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan
kepada pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi
dua yaitu: 1) Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). 2) Auditor Internal Pemerintah yang
dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APIP).
5
instansi pemerintahan untuk mengidentifikasi timbulnya kesempatan, seperti
kurangnya perhatian dan efektivitas terhadap sistem pengendalian internal
yang ada.
6
2.6 Teori Peran
Menurut Kozier dikutip dalam Lia (2011:19) menyatakan bahwa toeri peran
merupakan bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. Dikatakan Levinson yang dikutip dalam Soekanto (2012:20) menyatakan
bahwa peranan meliputi tiga hal, yaitu:
1. Meliputi aturan yang berhubungan dengan posisi atau kedudukan seseorang
dalam bermasyarakat. Dalam artianya peran ini merupakan rangkaian aturan
yang menuntun seorang di dalam menjalankan kehidupan dalam masyarakat.
2. Adalah konsep mengenai apa yang dapat dilakukan individu didalam
berorganisasi dan bersosialisasi di masyarakat.
3. Merupakan pentingnya perilaku individu yang dapat mempengaruhi struktur
sosial dalam bermasyarakat.
7
5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-
hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-undangan.
Dari berbagai penjelasan prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip GCG
yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan
kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability)
perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders)
1. Internal audit dilaksanakan oleh pihak yang berasal dari dalam perusahaan
sedangkan eksternal audit dilaksanakan oleh pihak yang bukan dari dalam
perusahaan.
2. Audit internal sering disebut tidak independen oleh pihak luar organisasi
sedangkan audit eksternal merupakan pihak yang bersifat independen.
3. Audit internal bertugas dalam memberikan penilaian, analisis dan juga saran.
Sedangkan audit eksternal bertugas dalam pemberian opini dan pendapat.
4. Audit internal memuat temuan tentang penyimpangan yang dilakukan oleh
pihak dalam organisasi, dan kecurang yang terjadi. Sedangkan audit eksternal
memuat opini auditor tentang laporan keuangan yang diperiksa dengan
indikasi wajar atau tidak wajar.
5. Berpedoman pada standar oleh Institute of Internal Auditors yaitu Internal
Auditing Standard dan dalam lingkungan BUMN/BUMD digunakan Norma
Pemeriksaan Internal oleh BPKP oleh BPKP. Dan audit eksternal
menggunakan pedoman sesuai penetapan Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
6. Kegiatan pemeriksaan audit internal memiliki waktu lebih banyak dari pada
audit eksternal dalam melakukan pemeriksaan didalam organisasi.
8
7. Pemeriksaan audit internal tidak harus dipimpin oleh akuntan yang terdaftar
dan memiliki nomor register (registreted accountant) sedangkan eksternal
audit harus.
8. Didalam pemeriksaan audit internal tidak membutuhkan surat perwakilan
klien sedangkan pada audit eksternal harus terlebih dahulu di mintai surat
perwakilan tersebut.
9
tindakan sebuah organisasi. Beberapa hal yang berkaitan dengan penilaian
risiko menurut COSO yaitu menilai risiko, mengelola risiko, menaksir potensi
kecurangan dan perubahan.
3. Kegiatan pengendalian perusahaan sebagai entitas organisasi memilih dan
mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi dalam
pengelolaan risiko. Aktivitas pengendalian merupakan tindakan-tindakan yang
ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur untuk memastikan arahan
manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Tindakan- tindakan pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui
penggunaan dan pengelolaan teknologi serta dengan membuat kebijakan-
kebijakan untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi.
4. Informasi dan komunikasi, sebuah organisasi harus memiliki komunikasi yang
baik karena komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi
yang baik akan menghasilkan informasi yang baik pula. Dari komunikasi yang
baik tersebut menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawab pengendalian internal demi tercapainya tujuan perusahaan.
Dengan demikian, Perusahaan harus menggunakan informasi yang relevan
dan berkualitas dari sumber eksternal maupun dari sumber internal untuk
mendukung fungsi pengendalian internal.
5. Pemantauan Pengendalian dalam melaksanakan pengendalian internal,
perusahaan perlu melaksanakan kegiatan pemantauan. Kegiatan pemantauan
dilaksanakan untuk memberikan penilaian kinerja pengendalian internal pada
waktu tertentu.. Pemantauan terhadap pengendalian internal akan menemukan
kekurangan-kekurangan yang menghambat tercapainya tujuan organisasi
sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Auditor internal melakukan
inspeksi mendadak pada bagian tertentu untuk memastikan bahwa
pengendalian internal berjalan dengan baik, auditor internal melakukan
perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan dalam pengendalian
internal, melaksanakan evaluasi atas wewenang dan tanggung jawab masing –
masing bagian
10
3.2 Peran auditor internal dan auditor eksternal dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
Dalam teori Audit Kecurangan (Fraud Audit), berdasarkan skema pohon kecurangan
(Fraud Tree), korupsi termasuk dalam kategori tindakan fraud atau kecurangan.
Fraud sendiri memiliki cakupan definisi yang lebih luas, meliputi segala tindakan
ilegal yang bercirikan penipuan, penyembunyian, atau penyalahgunaan kepercayaan
dengan tujuan keuntungan finansial, bisnis, atau menutupi kesalahan tertentu. Adapun
jenis auditor dalam lingkup pemerintahan sebagai berikut :
1. Auditor Internal (APIP) berfungsi sebagai audit internal dalam memerangi
korupsi dan fraud secara umum adalah melalui penguatan organisasi audit
internal dan transformasi peran audit internal dalam pencegahan, pendeteksian
dan investigasi fraud khususnya korupsi yang didukung oleh komitmen dan
dukungan nyata dari manajemen senior dan pemangku kepentingan lain yang
bersedia untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi termasuk
mengembangkan fungsi audit internal yang efektif.
Auditor Internal (APIP) mempunyai peran dan tanggungjawab antara lain :
a. membantu pencegahan fraud melalui evaluasi kecukupan dan efektivitas
pengendalian intern.
b. membantu manajemen menetapkan langkah pencegahan fraud melalui
konsultasi serta pemetaan kekuatan dan kelemahan organisasi.
c. berperan dalam manajemen risiko fraud melalui penyelidikan terhadap
dugaan fraud.
d. analisis akar masalah.
e. rekomendasi perbaikan pengendalian, pemantauan hotline pengaduan, dan
pelatihan etika.
2. Auditor Eksternal (BPK) merupakan suatu lembaga negara yang menjalankan
tugasnya bebas dan mandiri, memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Peran Auditor Eksternal (BPK) dalam upaya pencegahan
fraud dapat dilakukan melalui pelaksanaan Fraud Risk Assestment, sebagai
berikut :
11
a. peran pendeteksian yaitu melalui pemeriksaan didesain dan dilaksanakan
untuk mendeteksi fraud yang relevan dengan tujuan pemeriksaan.
b. peran pemeriksaan investigatif untuk memperoleh bukti adanya fraud atau
melalui perhitungan kerugian negara dengan tujuan untuk menghitung
kerugian negara atau daerah.
c. peran investigatif yang dapat mengurangi isu krusial terkait pemberian
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) yang diberikan oleh BPK hanyalah penilaian atas kewajaran atas
laporan keuangan yang dihasilkan dari pemeriksaan keuangan, bukan
jaminan tidak ada korupsi. Jika dimaksudkan untuk menemukan korupsi,
maka lebih tepat melalui audit investigatif.
3.3 Peran audit internal dalam mencegah fraud di tengah wabah covid-19
Audit internal dalam mencegah fraud adalah SPI (Satuan Pengawas Internal)
pada rumah sakit. Tugas SPI berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur
nomor: 71 Tahun 2017 Tentang Tata kelola RSUD Dr. Soetomo adalah melakukan
pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu Direktur Utama
untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial
sekitarnya (social responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis yang sehat. Audit
internal dalam wadah SPI memegang peranan penting dalam satuan kerja BLUD
untuk dapat mendorong akuntabilitas yang andal serta kinerja yang berkualitas. SPI
harus mampu menempatkan diri dan berkontribusi secara tepat sesuai dengan
karakteristik organisasinya sehingga mampu menjaga sekaligus mengembangkan
BLUD secara optimal.
Pendampingan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal (BPK
RI, BPK perwakilan jawa timur, Inspektorat Jenderal BNPB, Inspektorat, KAP).
Pendampingan Eksternal adalah kegiatan Satuan Pengawas Internal (SPI) yang
dilakukan dalam rangka menjembatani maksud dan tujuan auditor eksternal (KAP,
Itjen, BPK) dan APIP lainnya terhadap data atau dokumen pendukung dalam
melakukan audit. SPI menjadi pendamping (counterpart) bagi auditor eksternal dan
12
bertugas melakukan koordinasi dengan unit kerja dalam menyelesaikan tindak lanjut
temuan-temuan auditor eksternal. SPI juga bertugas mendampingi auditor eksternal
dan berupaya untuk meminimalkan duplikasi audit.
Auditor eksternal maupun internal diharapkan melakukan upaya mengoptimalkan
sumber daya, kapasitas, dan kompetensi pengawasan. APIP dan SPI agar dapat
memberikan advice untuk penerapan tata kelola organisasi yang baik sesuai best
practice dan menjaga potensi kecurangan untuk mencegah morale hazards dan
conflict of interest. APIP harus berperan secara optimal, tidak hanya sebagai
watchdog apabila BLUD terjadi permasalahan, namun juga sebagai catalyst,
memberikan consulting and assurance services, serta menjadi strategic partner and
trusted advisor bagi BLUD.
Satuan Pengawasan internal telah melakukan fungsi pengawasan internal dalam
mencegah fraud di tengah pandemi Covid-19, sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan khusus terkait anggaran percepatan penanganan
covid-19 meliputi anggaran belanja tak terduga (BTT1,BTT2,BTT3),
anggaran fungsional, serta bantuan CSR (corporate social responsibility)
Covid -19. Obyek yang dilakukan pengawasan adalah pada pemeriksaan atas
kesesuaian dokumen penerimaan dan distribusi APD, melakukan monitoring
dan evaluasi kesesuaian dokumen atas penggunaan akomodasi hotel bagi tim
medis penanganan covid 19 dan kesesuaian dokumen atas pengadaan mobil
PCR.
2. Melakukan pengawasan rutin yang sudah tertuang dalam PKPT. Pengawasan
rutin dilakukan pada bidang/bagian/instlasi terkait evaluasi kinerja.
Pemantauan atas tindak lanjut (monitoring) dilakukan pada
bidang/bagian/instalasi terkait temuan dan rekomendasi LHP tahun
sebelumnya yang belum selesai ditindaklanjuti.
3. Melakukan Pendampingan Pemeriksaan/Penyelesaian TL Audit APIP,
Eksternal & KAP padatahun 2020 terfokus pada kepatuhan dan kinerja
penanganan pandemi Covid -19 yang dilaksanakan RSUD dr. Soetomo telah
difasilitasi dan ditindaklanjuti hasil pemeriksaannya.
13
4. Pelaksanaan tugas di tengah pandemi covid-19 dilakukan dengan protokol
kesehatan yang ketat, yaitu dalam pelaksanaan tugas auditor diharuskan
memakai masker dan sanitizer, juga meminimalkan penerimaan data audit
secara hardcopy namun sebisa mungkin data berupa softfile yang dikirim
melalui email. Pelaksanaan pekerjaan dengan cara work from office (WFO).
14
a. Terlepas dari tekanan dalam enggan mencampurkan masalah yang
signifikan didalam laporan hasil audit.
b. Terlepas dari segala macam daya yang diperuntukan dalam pelanggaran
sebagai auditor yang andal.
c. Terbebas dalam emosi yang mengharuskan untuk melakukan perubahan
terhadap fakta yang harus dilaporkan.
3. Independensi dalam program kerja pengawasan. Terlepas dari pengaruh
penyusunan program kerja pengawasan yang melawan kebijakan dan aturan
dalam proses audit.
Inspektorat sangat berperan dalam pengawasan pengelolaan keuangan
perangkat daerah. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan fungsinya dalam Audit
Internal sebagai Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang mengawasi
dan mengawal jalannya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengkoordinasian pengelolaan keuangan oleh SKPD di Sulawesi Utara.
Inspektorat juga memiliki peran dalam pemberlakuan early morning system atau
peringatan dini kepada perangkat daerah. Yang dimana APIP melakukan probity
audit dengan memeriksa di awal sejak penyusunan rencananya pengadaan. Jadi
selain mengawal dan memeriksa APIP juga memiliki peran sebagai pencegahan
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan SKPD sebagai tugas pokok dan
fungsi Inspektorat dalam pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Inspektorat Daerah dalam menjaga Independensinya melaksanakan
penyusunan dan penataan penugasan audit dengan memperhatikan keterkaitan
antara objek dan auditor untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik
kepentingan. Karenanya Inspektur atau kepala Inspektorat secara periodik
melakukan reviuw hasil pekerjaan audit untuk memastikan kegiatan audit telah
dilaksanakan secara objektif. Kemudian dilakukan rotasi penugasan bagi staf
audit. Ketika terjadi konflik kepentingan atau objektivitas yang terganggu, auditor
diharuskan untuk melaporkan kepada pimpinan auditnya. Auditor juga dapat
meminta untuk dipindahkan atau digantikan tugasnya dalam pemeriksaan ketika
memang terjadi konflik kepentingan.
15
3.5 Peran audit internal dan komite audit dalam pencapaian tujuan good
corporate governance.
Komite Audit memiliki Audit Committee Charter sebagai pedoman untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efisien, efektif, transparan,
independen, dan dapat dipertanggungjawabkan. Audit Committee Charter disusun
oleh Komite Audit dengan persetujuan Dewan.Komisaris. Charter ini dikaji ulang
setiap satu tahun sekali oleh Komite Audit. Jika ada perubahan peraturan, Charter
akan dikaji ulang dan berlaku sejak perubahan peraturan tersebut tiap tahun sebagai
landasan pelaksanaan kegiatannya. Program kerja inidisampaikan dalam Laporan
Keuangan tahunan yang telah diaudit oleh eksternal auditor. Komite Audit turut
berperan dalam pemenuhan prinsip-prinsip dan pencapaian tujuan Good Corporate
Governance. Sebagai salah satu komite penunjang Dewan Komisaris, Komite Audit
berperan membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan
terhadap pengendalian internal dan informasi keuangan perusahaan. Lebih lanjut
dalam Piagam Komite Audit disebutkan bahwa Komite Audit merupakan salah satu
ujung tombak dalam membantu Dewan Komisaris melalui pelaksanaan fungsi
pengawasan, pemberian nasihat serta memastikan telah dilaksanakannya prinsip-
prinsip GCG dan Standar Etika.
Dalam melakukan pemantauan terhadap efektivitas pengendalian internal,
Komite Audit harus berkoordinasi dengan SPI untukmengadakan pertemuan reguler
untuk membahas temuan Auditor Internal dan jika diperlukan Komite Audit dapat
memperluas review-nya untuk menilai sifat, lingkup, besaran, dan dampak dari
kelemahan signifikan pengendalian intern serta pengaruhnya pada Laporan
Keuangan. Komite Audit juga dapat menggunakan laporan auditor independen untuk
melakukan identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal.
Terkait pelaksanaan fungsi nasihat, Komite Auditsebagai bagian dari Dewan
Komisaris dapat memberi masukan atas Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
(PKPT) yang disusun oleh Audit Internal. Komite Audit juga melakukan penelaahan
atas pelaporan risiko dan pelaksaaan manajemen risiko. Assessment terhadap ruang
lingkup dan efektivitas manajemen risiko merupakan tanggung jawab Komite
16
Manajemen Risiko. Namun, jika dalam pelaksanaan tugasnya Komite Audit
mendapati adanya aktivitas perusahaan yang memiliki risiko tinggi tetapi belum ada
upaya mitigasi risiko dan/atau pengendalian internal yang memadai, Komite Audit
melalui Dewan Komisaris dapat meminta Komite Manajemen Risiko menindaklanjuti
Laporan Komite Audit tersebut. Untuk risiko yang berkaitan dengan pelaporan
keuangan, Komite Audit akan mengadakan koordinasi dengan Komite Manajemen
Risiko mengenai dampak yang mungkin muncul dan bagaimana cara memitigasi
risiko tersebut.
Penerapan Good Corporate Governance dinilai telah sesuai dengan peraturan-
peraturan yang ada, ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan untuk mendukung
penerapan Good Corporate Governance diantaranya dengan menyusun pedoman
GCG yaitu Code of Corporate Governance, adanya charter, Prosedur Operasional
Baku, dan kebijakan perusahaan lain yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
Audit Internal memberikan peran pada pencapaian tujuan Good Corporate
Governance. SPI menjalankan dengan baik fungsinya berdasarkan pada prinsip-
prinsip GCG sebagai tangan kanan Dewan Direksi dan mitra kerja Komite Audit
dalam melakukan pengawasan. Semua tugas dan tanggung jawab yang dilakukan
menunjukkan SPI telah memenuhi perannya sebagai watchdog, konsultan dan
katalisator.
17
Auditor internal berfokus dengan pendekatan pada kejadian masa depan, sebagai
hasil dari reviu berkelanjutan dan evaluasi atas proses dan pengendaliannya serta
membantu manajemen dalam bentuk audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
lainnya. Auditor eksternal memberikan opini independen atas kewajaran penyajian
laporan keuangan organisasi yang diauditnya, audit eksternal menilai hasil akhir dari
kegiatan atau program yang diaudit.
4.2 Saran
Baik auditor internal dan eksternal yang ada di Indonesia, masih adanya auditor
internal dan eksternal yang belum maksimal untuk memenuhi peran dan tanggung
jawab yang dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugasnya, untuk itu sebagai
seorang auditor internal dan eksternal baik di perusahaan atau pemerintahan, akan
lebih baik dan maksimal jika para auditor melakukan tugasnya dengan sungguh-
sungguh.
18
Daftar Pustaka
Aldi, F., & Sari, R. P. (2021). Analisis Peran Dan Kualitas Internal Auditor Dalam
Efektifitas Pengendalian Internal. Jawa TImur: Seminar Nasional Akutansi
senapan.upnjatim.ac.id.
Hatijah, S., & Yuhertiana, I. (2021). Peran Audit Internal Dalam Mencegah Fraud
Di Tengah Wabah Covid-19 (Studi Kasus Pada SPI RSUD DR. Soetomo
Surabaya). Surabaya: Jurnal Proaksi, Vol 8 Nomor 2.
Hutabarat, R., & Tobing, S. F. (2022). Peran Audit Internal Dan Komite Audit
Dalam Pencapaian Tujuan Good Corporate Governance Pada PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang. Palembang: Jurnal Riset Akutansi Tridinanti (Ratri)
Vol 3 No 2.
Rambing, T. A., Tinangon, J. J., & Pontoh, W. (2018). Peran Audit Internal
Terhadap Kepatuhan Perangkat Daerah Dalam Pengelolaan Keuangan Pada
Kantor Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado: Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern 13(4).
Rinjani. (2022). Peran Auditor Internal Dan Auditor Eksternal Dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia. Jakarta Barat: E-Jurnal Akutansi TSM.
Segah, B. (2018). Dua Sisi Auditing : Audit Eksternal dan Internal Pemerintah.
Palangkaraya: Anterior Jurnal .
Yukmi, Agussalim, & Meriyani. (2020). Pengaruh Penilaian Kinerja Auditor Dan
Penerapan Audit Internal Terhadap Sistem Pengendalian Intern Pada Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Sumatera Barat: Jurnal Kajian
Akuntansi Dan Auditing Vol 15 No 1 .
19
20