A. KAJIAN KIMIA
BaCl+ memiliki panjang gelombang 514, 524 nm, hal ini membuat reaksi emisi
yang terjadi Nampak berwarna hijau. Dengan mekanisme yang sama garam-garam
logam tersebut akan memancarkan cahaya yang khas. Intensitas warna yang terlihat
pada saat kembang api meledak dipengaruhi beberapa hal, salah satunya adalah
komposisi zat dalam stars itu sendiri. Berikut ini data Ion logam yang dipakai untuk
memberi warna pada kembang api diantaranya adalah:
- Merah: Garam stronsium atau garam lithium. Contohnya adalah litium karbonat
Li2CO3 yang memberikan warna merah dan Stronsium karbonat yang
memberikan warna merah cerah.
- Oranye: Garam kalsium contohnya kalsium klorida CaCl2
- Kuning: Garam natrium contohnya natrium lorida NaCl.
- Hijau: Garam barium atau senyawa yang dapat menghasilkan gas Cl2. Contoh
garam bariumnya adalah BaCl2.
- Biru: Senyawaan tembaga contohnya tembaga(I) klorida CuCl.
- Ungu: Campuran antara garam stronsium dan garam tembaga. Karena stronsium
memberikan warna merah dan tembaga memberikan warna biru maka campuran
kedua garam ini akan menghasilkan warna ungu.
- Putih/Silver: Logam magnesium, titanium, ataupun aluminium.
c. Binder/Pengikat
Binder atau agen pengikat berfungsi untuk menyatukan semua zat pada kembang
api, sehingga seluruh bahan pembuat kembang api dapat dijadikan campuran
berbentuk pasta. Binder yang sering dipergunakan adalah dextrin. Dextrin adalah
sejenis polimer yang memiliki kemampuan untuk mengikat zat.
d. Regulator
Logam biasanya ditambahkan untuk mengatur kecepatan terjadinya reaksi pada
kembang api. Semakin besar luas permukaan logam maka semakin cepat reaksi
akan berlangsung, ukuran diameter logam biasanya 250-350 mikron.
Dari komponen kembang api diatas, kemudian disusun alat seperti dibawah ini untuk
membentuk kembang api:
B. KAJIAN FISIKA
1. Lintasan Kembang Api
Kembang api terdiri dari berbagai bahan kimia yang menyusunnya. Salah
satunya membuat kembang api bisa bergerak ke atas yaitu bubuk mesiu.
Reaksinya sebagai berikut :
Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2
20KNO3 + 30C + 10S 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas
ideal pada tekanan tetap yang menyatakan bahwa
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus
terhadap temperaturnya (dalam Kelvin).
Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:
dengan
V: volume gas (m3),
T: temperatur gas (K), dan
k: konstanta.
Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac
pada tahun 1802, namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip
karya Jacques Charles dari sekitar tahun 1787yang tidak dipublikasikan.
Hal ini membuat hukum tersebut dinamai hukum Charles
Molekul gas akan bergerak lebih cepat dikarenakan suhu meningkat,
maka gas tersebut mendorong kembang api ke atas. Ketinggian kembang
api sebanding dengan besar kembang api menghasilkan gas. Ketinggian
hasil kembang api dipengaruhi oleh percepatan gravitasi dan berlaku
persamaan
Keterangan
Y = Ketinggian (meter)
Vy = Kecepatan kearah sumbu y (m/s)
Vx = Kecepatan kearah sumbu x (m/s)
t = Waktu (sekon)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
Cahaya pada kembang api dihasilkan dengan dua cara yaitu Incandesence
dan Luminescence.
a. Incandesence
I= T4
Keterangan
I= Intensitas radiasi
= tetapan Stefan-Boltzmann
T= Suhu
Untuk warna biru dan hijau tidak bisa menggunakan metode ini
karena membutuhkan temperatur yang tinggi sehingga memerlukan
metode kedua yaitu Luminescence
b. Luminescence
Luminescence adalah menghasilkan cahaya selain dengan energi
panas. Cahaya dihasilkan oleh elektron didalam atom logam. Elektron
didalam atom tersusun sesuai dengan bilangan kuantumnya. Elektron
menyerap energi dan dapat tereksitasi ke sub kulit diatasnya, ini
membuat atom tersebut tidak stabil. Elektron akan kembali ke posisi
semula dengan memancarkan energi sehingga membuat stabil
kembali. Seperti yang di gambarkan dibawah ini
Menurut Niels Bohr elektron dapat berpindah dari tingkat energi lebih
rendah ke tingkat energi lebih tinggi. Elektron yang memiliki tingkat
energi terendah, berada pada lintasan yang terdekat dengan inti. Inti
atom yang bermuatan positif, memiliki daya tarik terhadap elektron
yang bermuatan negatif, sehingga elektron-elektron di setiap lintasan
selalu mengelilingi inti. Elektron yang tingkat energinya terendah,
paling mudah ditarik oleh inti.
Sedangkan istilah ground state adalah keadaan dasar atau stasioner.
Suatu atom pada suhu kamar dan tidak terkena cahaya, atau tidak ada
faktor yang mempengaruhinya, elektron-elektronnya beredar
mengelilingi inti secara normal. Keadaan inilah yang dikatakan
sebagai keadaan stasioner atau ground state. Elektron-elektron
tersebut berada pada lintasannya sendiri atau rumahnya sendiri.
Apabila suatu saat atom yang bersangkutan terkena cahaya (foton),
maka elektron-elektron secara spontanitas akan menyerap cahaya
tersebut. Elektron yang telah menyerap cahaya, jumlah energinya
menjadi lebih besar. Elektron ini memiliki kekuatan untuk menjauh
dari inti. Oleh sebab itu, otomatis elektron tersebut berpindah ke
lintasan berikutnya yang tingkat energinya lebih tinggi. Misal elektron
itu berpindah dari lintasan E1 menuju lintasan E2.Pada saat elektron
berada di E2, dikatakan elektron tersebut dalam keadaan tereksitasi.
Ternyata setelah elektron berada di E2, pada saat itu pula sejumlah
energi yang telah diserap (E = E2 - E1) terlepas dan dipancarkan
kembali sebagai spektrum (cahaya). Bagaimana dengan elektron itu?
Tentu saja secara spontan elektron berpindah lagi ke lintasan semula.
Spektrum yang dipancarkan merupakan ciri khas dari suatu atom. Atom
yang berbeda memiliki spektrum dengan panjang gelombang berbeda,
sehingga warna spektrum untuk atom berbeda juga berbeda. Kejadian
ini dapat diamati pada saat uji nyala yang diterapkan dalam kembang
api. Pada saat uji nyala, garam padat dikenakan nyala api, elektron-
elektron kation menyerap energi, sehingga gerakannya semakin cepat.
Elektron yang mendapat energi tersebut berpindah ke tingkat energi
yang lebih tinggi, dikatakan elektron itu dari keadaan stasioner (ground
state) mengalami eksitasi. Namun keadaan ini tidak stabil. Energi
tersebut terpancar kembali sebagai spektrum dan elektron kembali ke
keadaan awal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Warna yang
berbeda disebabkan atom yang berbeda dengan panjang gelombang
yang berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan letak dari elektron yang
tereksitasi yang menyebabkan panjang gelombang yang berbeda
Wavelength
Colour Compound
of Light
a. Lapisan selongsong
Selongsong kembang api tidak harus selalu terdiri dari 1 lapisan. untuk
membentuk rentetan ledakan dan kombinasi warna serta pola,
umumnya sebuah kembang api tidak terdiri dari 1 selongsong, tapi
tersusun atas beberapa selongsong di dalam 1 buah kembang api. Ini
dinamakan dengan "Multibreak Shells", yang memungkinkan sebuah
kembang api bisa menghasilkan rentetan ledakan yang berlainan.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Chrysanthemum Fireworks Roman Candle
4. Suara
Kembang api terdiri dari dua tabung dengan diameter yang sama. Pertama , tabung
bagian luar yang disebut mortar dan kedua, tabung bagian dalam yang disebut shell.
Kembang api diluncurkan dengan mortar, yang terpendam sebagian di dalam tanah.
Diameter mortar dan shell harus sama. Jika diameter tabung dan shell tidak sama
maka akan mempengaruhi gaya dorong kembang api ke udara.
Sumbu utama
Sumbu delay
Mortar
Shell
Mesiu
tanah
Pada kembang api terdapat dua jenis sumbu yaitu sumbu fast -acting dan
sumbu delay yang terhubung ke sumbu utama. Sumbu fast-acting merupakan
sumbu yang terhubung ke bagian bawah shell sedangkan sumbu delay adalah
sumbu yang terhubung ke bagian dalam shell tetapi pembakaran sumbu ini dapat
ditunda beberapa detik. Pada saat kembang api di bakar, api akan membakar
sumbu fast acting terlebih dahulu dan membakar mesiu yang berada pada bagian
bawah shell. Proses pembakaran ini akan memperbesar volume zat terutama gas
hasil pembakaran di dalam shell sehingga memberikan daya dorong untuk shell
kembang api terlontar ke udara.
Di dalam shell kembang api terdapat banyak sekali bahkan sampai ratusan star
yang disusun membentuk pola-pola tertentu yang diinginkan. Star merupakan
bagian kembang api yang memberikan sensasi keindahan saat meledak. Sebuah
star yang belum meledak berbentuk bulatan hitam kusam seukuran permen. Star
terdiri dari bahan kimia berupa bubuk mesiu dan perchlorate yang dicampur
dengan bahan pengikat dan garam logam yang memberikan warna pada star saat
meledak.
a. Petasan (firecracker)
Petasan merupakan bentuk kembang api yang sederhana. Petasan terdiri atas
bubuk mesiu yang dibungkus kertas dan diberi sumbu. Mesiu terdiri dari
75% potasium nitrat, 15 % charcoal, dan 10 % belerang. Ketika petasan
dinyalakan bahan kimia dalam petasan bereaksi membentuk gas yang
volumenya besar sehingga menekan kertas pembungkus petasan. Ketika
kertas pembungkus tidak dapat menahan tekanan dari volume gas maka
terjadilah ledakan.
Kembang api roket adalah kembang api yang terlontar ke udara. Seperti
kembang api yang terlihat di angkasa pada perayaan hari-hari besar. Roket
ini menimbulkan suara ledakan yang keras.
c. Cake
Cake adalah paket kembang api yang terdiri dari beberapa kembang api
roket sehingga membentuk seperti cake kue. Banyaknya kembang api
roket di dalamnya tidak berarti penyalaan kembang api harus dilakukan
berulang-ulang tetapi cukup sekali.