Oleh
Kelompok 13
AKUNTANSI A GIANYAR
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Memahami
Kontrol Bagi Internal Audit”.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah
kami yaitu Pengauditan Internal . Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan internet untuk
membantu menyelesaikan tugas dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu dan
teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini hingga selesai.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami menginginkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang bersifat membangun kami dalam penyempurnaan
makalah ini. Selebihnya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
semuanya.
Kelompok 13
1
DAFTAR ISI
Contents
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Definisi Dari Control Bagi Internal Audit....................................................................................6
2.2 Model Model Kontrol Internal dan Penggunaan Model Kontrol Pada Audit Internal..................6
2.3 Penggunaan Model Control Pada Audit Internal..........................................................................9
2.4 Sistem Kontrol, Elemen-Elemen Sintem Kontrol........................................................................9
2.5 Standar – Standar Kontrol Internal............................................................................................10
2.6 Karakteristik Kontrol Internal....................................................................................................11
2.7 Sarana Untuk Mencapai Kontrol................................................................................................14
2.8 Laporan Auditor Internal Tentang Kontrol dan Audit Kontrol..................................................15
2.9 Artikel Penelitian Terkait Dengan Kontrol................................................................................16
BAB III.............................................................................................................................................17
PENUTUP........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Kontrol Internal Audit
2. Untuk Mengetahui Model- Model Dari Kontrol Audit
3. Untuk Mengetahui Sistem Kontrol Yang Diterapkan
4. Untuk Mengetahui Sarana Untuk Tercapainya Kontrol
5. Untuk Mengetahui Standar Kontrol Internal Audit
4
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi control
menurut AICPA (Committee On Auditing Procedure) Control internal
adalah rencana organisasi dalam semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-
pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa
akurasi dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan
mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
5
( Institute of Internal Auditors ) yaitu setiap tindakan yang diambil manajemen untuk
meningkatkankemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
2.2 Model Model Kontrol Internal dan Penggunaan Model Kontrol Pada Audit Internal
1. Model COSO Model COSO yang dikembangkan pada awal tahun 1990 an ini
menghubungkan pengendalian internal dengan lingkungan pengendalian diantaranya
meliputi budaya organisasi,sikap orang yang ada didalam organisasi dan pendekatan
organisasi untuk menilai risiko. Model ini melakukan pengendalian dengan cara
menempatkan pengendalian pada didalam praktek/pelaksanaan kegiatan organisasi.
COSO menyatakan bahwa proses kontrol dapat membantu dalam mencapai Tujuan
dasar usaha dan operasional, Pengamanan aktiva, Keandalan laporan keuangan,
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Model COSO memiliki lima
komponen kontrol internal, yaitu :
Tujuan
a. Tujuan harus diterapkan dan dikomunikasikan
b. Risiko eksternal dan internal signifikan yang dihadapi organisasi dalam
pencapaian tujuannya harus ditentukan dan dinilai.
c. Kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi dan pengelolaan risikonya harus diterapkan,
6
dikomunikasikan,dipraktikkan sehingga karyawan memahami apa yang
diharapkan dari mereka dan lingkup kebebasan mereka untuk bertindak.
d. Rencana-rencan yang menjadi pedoman upaya-upaya pencapaian
tujuanorganisasi harus ditetapkan dan dikomunikasikan.
e. Tujuan dan rencana terkait harus mencakup target kinerja dan indikator
yang bisa diukur
Komitmen
a. Nilai-nilai etis bersama, termasuk integritas, harus ditetapkan,
dikomunikasikan, dan dilaksanakan di organisasi.
b. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia harus konsisten dengan
nilai etikaorganisasi dan dengan pencapaian tujuannya.
c. Kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas harus didefenisikan
secara jelasdan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan dan
tindakan diambil oleh orang yang tepat
d. Suasana saling percaya harus ditingkatkan untuk mendukung aliran
informasiantar karyawan dan kinerja efektif mereka menuju pencapaian
tujuan organisasi
Kemampuan
a. Karyawan harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan sarana yang
diperlukanuntuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Proses komunikasi harus mendukung nilai-nilai organisasi dan
pencapaian tujuannya.
c. Informasi yang memadai dan relavan harus didefenisikan dan
dikomunikasikan secara tepat waktu sehingga memungkinkan
karyawan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
d. Keputusan dan tindakan pihak-pihak yang berbeda dalam organisasi
harus dikoordinasikan.
e. Aktivitas kontrol harus dirancang sebagai bagian yang integral
dalam organisasi,dengan mempertimbangkan tujuan, risiko untuk
mencapainya, dan keterkaitan antara elemen-elemen kontrol
pengawasan dan pembelajaran
7
a. Lingkungan eksternal dan internal harus dimonitor untuk
memperoleh informasiyang bisa menandakan perlunya evaluasi ulang
atas tujuan atau kontrolorganisasi
b. Kinerja harus dimonitor untuk menentukan kesesuainnya dengan
target danindicator yang terdapat pada tujuan dan rencana organisasi
c. Asumsi-asumsi yang mendasari tujuan dan sistem organisasi harus
diubah secara periodik
d. Kebutuhan informasi dan sistem informasi terkait harus dinilai ulang
seiring perubahan tujuan atau ditemukannya kelemahan.
e. Prosedur tindak lanjut harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa
perubahan atautindakan telah dilaksanakan.
f. Manajemen harus menilai secara periodik efektivitas kontrol di
organisasinya dan mengomunikasikan hasilnya ke pihak yang berwenang
1. Sejauh mana Anda (TI) harus bergerak, dan apakah biaya TI yang
dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
2. Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang baik?
3. Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai
sukses (critical success factors)?
4. Apa saja risiko- risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran
yang ditentukan?
5. Bagaimana dengan organisasi lainnya apa yang mereka lakukan?
6. Bagaimana Anda mengukur keberhasilan dan bagaimana pula
membandingkannya.
8
4. Model CADBURY Model ini mempunyai juga empat komponen seperti model
COCO tetapi mempunyaiterminologi yang mirip model COSO (tanpa information and
communication), yakni model ini pertama kali muncul dalam suatu laporan yang
berjudul Internal Control and Financial Reporting. Laporan tersebut dipublikasi bulan
Desember 1994 oleh the Committee of the Financial Aspects of Corporate
Governance (Cadbury Committee) yang merupakan bentukan dari the Institute of
Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW). Model Cadbury menekankan
pada pengendalian keuangan financial control) dengan menghasilkan kehandalan dari
pelaporan keuangan. Selain itu model ini menekankan pula adanya jaminan atas
perlindungan asset dari pelepasan (disposal) yang tidak sah dan catatan akuntansi
yang baik serta kehandalan informasi keuangan yang digunakan untuk bisnis atau
untuk publikasi.
9
verifikasi yang objektif oleh auditor pemilik bisa yakin bahwa tanggung jawab yang
dibebankan kepada manajer telah dilaksanakan dengan baik. Lebih lanjut, dengan
menerapkan sistem kontrol yang tepat, manajer sebagai agen dapat memberikan keyakinan
yang memadai kepada pemilik mengenai pengelolaan perusahaan yang telah dijalankan.
A. Standar-standar Umum
Keyakinan yang Wajar Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar bahwa
tujuan kontrol internal akan dicapai.
Perilaku yang Mendukung Manajer dan karyawan harus memiliki perilaku yang
mendukung kontrol internal.
Integritas dan Kompetensi Orang-orang yang terlibat dalam pengoperasian kontrol
internal harus memiliki tingkat profesionalitas, integritas pribadi dan kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
Tujuan Kontrol Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan wajar harus
ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
10
Pengawasan Kontrol Manajer harus terus menerus mengawasi keluaran vang
dihasilkan oleh system kontrol mengambil langkah-langkah tepat terhadap
penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut.
B. Standar-standar Rinci
Dokumentasi Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap tersedia.
Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak Dan Tepat Waktu
Otorisasi, Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian Transaksi dan kejadian harus
diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang bertugas untuk itu.
Pembagian Tugas Otorisasi, pemrosesan, pencatatan dan pemeriksaan transaksi
harus dipisahkan ke masing-masing individu dan unit.
Pegawasan Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkelanjutan untuk
memastikan pencapaian tujuan kontrol internal.
Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya dan Catatan Akses harus dibatasi ke
individu yang memang berwenang, seseorang yang bertanggung jawab untuk
pengamanan dan penggunaan sumber daya dan orang lain yang mencatat. Aspek ini
harus diperiksa secara periodik dengan membandingkan jumlah yang tercatat dengan
jumlah fisik.
11
yang timbul akibat hal-hal yang bisa dicegah, dideteksi, dan dikoreksi oleh
sistem kontrol dengan biaya kontrol terebut. Manajemen tidak hanya harus
memerhatikan efektivitas kontrol, tetapi juga efisien dan keekonomisannya.
Kontrol harus ditingkatkan hanya jika manfaat yang diberikan lebih besar
daripada biaya tambahannya. Keseimbangan antara hal-hal yang dihasilkan
dari kontrol internal dengan proteksi tidak selalu bisa diukur dengan objektif.
Beberapa kontrol bisa jadi diwajibkan karena pertimbangan keamanan,
lingkungan, situasi yang sensitif, atau reputasi yang meningkat. Jadi, dalam
beberpa hal, manajemen mungkin perlu menggunakan pertimbangan yang
subjektif saat menentukan ketat tidaknya sistem kontrol yang akan diterapkan.
c. Akuntabilitas Kontrol harus membantu karyawan
mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan. Manajer memerlukan
kontrol untuk membantu mereka memenuhi tanggung jawabnya. Oleh
karena itu, manajer harus memerhatikan tujuan dan pengoperasian
kontrol sampai akhir dan bisa memanfaatkannya.
d. Penerapan Kontrol harus diterapkan pada saat yang paling efektif, yaitu
sebagai berikut:
Sebelum bagian proyek yang mahal dari suatu proyek dikerjakan.
Sebelum waktu yang perusahaan tidak bisa untuk kembali.
Saat satu tahap operasi berakhir dan tahap yang lain dimulai.
Saat pengukuran paling nyaman untuk dilakukan.
Saat tindakan korektif yang paling mudah untuk dilakukan.
Bila tersedia waktu untuk indakan perbaikan.
Setelah penyelesaian tugas atau penyelesaian sebuah aktivitas yang
mengandung kesalahan.
Jika akuntabilitas untuk seumber daya berubah.
e. Fleksibilitas Keadaan bias berubah sewaktu-waktu. Kontrol yang akan
mengakomodasi perubahan seperti ini tanpa harus berubah lebih disukai untuk
menghindari kebutuhan akan adanya perubahan. Perubahan dalam kontrol
untuk menyesuaikan dengan perubahan operasi cenderung menyebabkan lebih
banyak kebingungan. Contoh dari kontrol yang fleksibel adalah sistem
anggaran variabel yang memungkinkan biaya dan kuantitas operasi yang
berbeda untuk tingkat operasi yang berbeda.
12
f. Menentukan penyebab Tindakan korektif yang diambil segera bisa
dilakukan bila kontrol tidak hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga
penyebabnya. Penanganan standar bias disiapkan dan dilaksanakan bila
kontrol bias menentukan penyebab kesulitan. Tidak ada tindakan korektif
yang benar-benar efektif kecuali bila penyebabnya diketahui. Misalnya adalah
sistem akuntansi biaya yang memungkinkan berbagai elemen biaya dan
kuantitas diidendifikasi dan dibandingkan dengan standar. Jadi, varians dalam
biaya produk atau kuantitas dapat ditelusuri ke masing-masing elemen jika
terjadi penyimpangan dari standar.
g. Kelayakan Kontrol harus memenuhi kebutuhan manajemen. Kontrol
tersebut harus membantu dalam pencapaian tujuan dan rencana manajemen
dan juga harus sesuai dengan karyawan dan struktur organisasi dari operasi.
Kontrol yang paling efisien dan bermanfaat adalah kontrol berbasis
pengecualian, yaitu hanya merespons penyimpangan-penyimpangan yang
signifikan.
h. Masalah-masalah dengan kontrol Kontrol yang berlebihan dapat membuat
kebingungan dan frustasi. Begitu kontrol mencapai titik tertentu, maka
efektivitas sebenarnya bisa menurun sehingga biaya yang harus ditanggung
menjadi lebih besar dibandingkan manfaat yang semula diinginkan.
Penekanan yang berlebihan atas kontrol akan membuatnya menjadi sebuah
tujuan akhir, bukan sarana untuk mencapai tujuan itu sendiri. Jadi, karyawan
bisa bekerja untuk memenuhi kontrol prosedural tetapi melupakan tujuan
operasional yang akan dicapai. Kontrol dapat menghasilkan kekakuan mental
dan mengurangi biaya yang harus ditanggung menjadi lebih besar
dibandingkan manfaat yang semula diinginkan. Kontrol juga dapat
mengurangi fleksibilitas, seperti kesetiaan budak pada prosedur sehingga
mengalahkan penerapan alasan dan akal sehat. Kontrol bisa menjadi usang.
Sistem atau tujuan yang semula direncankan bisa berubah, tetapi tidak
demikian dengan kontrol. Oleh karena itu, kontrol harus diawasi agar tetap
relevan. Kontrol bisa jadi tidak merespons kebutuhan. Akibatnya, kontrol bisa
menjadi tidak produktif. Apalagi, informasi yang diberikan kontrol bisa jadi
tidak dipahami, atau bisa juga diberikan ke orang yang tidak tepat, atau bisa
juga terlalu rumit sehingga tidak bermanfaat.
13
Orang biasanya menolak kontrol, terutama bila mereka tidak ikut dalam
perancangannya atau tidak memahami tujuan yang akan dicapai. Juga, kontrol
yang dianggap tidak wajar dapat melumpuhkan kreativitas dan inisiatif. Di
samping itu, bila kontrol menjadi dasar penghargaan atau hukuman, maka
orang-orang yang terkena imbasnya bisa menganggapnya sebagai penghalang.
Dalam merancang dan melaksanakan kontrol, tingkah laku juga harus
dipertimbangkan. Salah satu caranya adalah melalui komunikasi dengan
karyawan. Cara lain adalah dengan mendorong partisipasi karyawan dalam
merancang operasi kontrol. Jika karyawan diharapkan bersedia menerima
kontrol, mereka harus memahami apa yang ingin dicapai kontrol, mereka
harus memahami tujuannya. Karyawan bisa merasa kontrol telah mengikat,
sebuah rintangan, atau tidak bermakna kecuali mereka memahami tujuannya.
14
g) Pelaporan Manajemen berfungsi dan membuat keputusan berdasarkan laporan yang
diterima. Oleh karena itu, laporan haruslah tepat waktu, akurat, bermakna, dan
ekonomis.
15
Menentukan apakah sistem kontrol memiliki karakteristik-karakteristik
berikut: - Fleksibilitas - Pengindentifikasikan penyebab - Ketepatan waktu -
Kelayakan Akuntabilitas – Penempatan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah kontrol pertama kali muncul dalam kamus bahasa Inggris sekotar tahun
1600 dan di definisikan sebagai salinan dari sebuah putaran yang kualitas dan isinya
sama dengan aslinya. kontrol internal adalah rencanaorganisasi dan semua metode
yang terkoordinasi dan pengukuran pengukuranyangditerapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, memeri ksa akurasi dankeandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatanterhadap kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan. Kontrol menjadi sasaran yang positif untuk
membantu manajer mencapai tujuan dan sasarannya. Filosofi manajemen modern
control sebagai bantuan, bukan penyempoit ruang gerak. Kontrol dapat dipandang
sebagai alat ukur seseorang menentukan apakah standar yang telah dicapainya dan
apakah seseotang telah menyelesaikan pekerjaannya dengan demikian kontrol
menjadi sarana mengendalikan diri sendiri, sarana kontrol dapat memusnahkan
godaan untuk melakukan kecurangan oleh karyawan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18