Anda di halaman 1dari 19

PENGAUDITAN INTERNAL

MEMAHAMI KONTROL BAGI INTERNAL AUDIT

Dosen pengampu : I Ketut Sunarwijaya.,SE.,M.Si

Oleh

Kelompok 13

Ni Komang Ayu Anggreni 10/2002622010446

Ni Komang Pika Dinanti 25/2002622010461

AKUNTANSI A GIANYAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Memahami
Kontrol Bagi Internal Audit”.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah
kami yaitu Pengauditan Internal . Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan internet untuk
membantu menyelesaikan tugas dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu dan
teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini hingga selesai.

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami menginginkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang bersifat membangun kami dalam penyempurnaan
makalah ini. Selebihnya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
semuanya.

Gianyar, 14 Februari 2023

Kelompok 13

1
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Definisi Dari Control Bagi Internal Audit....................................................................................6
2.2 Model Model Kontrol Internal dan Penggunaan Model Kontrol Pada Audit Internal..................6
2.3 Penggunaan Model Control Pada Audit Internal..........................................................................9
2.4 Sistem Kontrol, Elemen-Elemen Sintem Kontrol........................................................................9
2.5 Standar – Standar Kontrol Internal............................................................................................10
2.6 Karakteristik Kontrol Internal....................................................................................................11
2.7 Sarana Untuk Mencapai Kontrol................................................................................................14
2.8 Laporan Auditor Internal Tentang Kontrol dan Audit Kontrol..................................................15
2.9 Artikel Penelitian Terkait Dengan Kontrol................................................................................16
BAB III.............................................................................................................................................17
PENUTUP........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada
asistenmengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit program sendri adalah
daftar prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, yang dimaksudkan untuk meningkatka
nkoordinasi dan integrasi semua bagian-bagian pemerisaan dalam suatu perusahaan.
Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari
kondisi persaingan dan globalisasi ekonmi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam 
persaingan diantara perusahaan, sehingga perluh strategi yang potensial dankreatif dalam
pemanfaatan secara optimal berbagai sumber daya yang ada. Selain itu,untuk mampu
bertahan dalam persaingan ini diperluhkan upaya pengawasan danmaksimalisasi kinerja.
Upaya ini secara umum meliputi peningkatan produktivitas,efisiensi serta evektifitas
pencapain tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagaikebijakan dan strategi terus
ditetapkan dan ditingkatkan.Kebijakan yang ditempuhmanajemen antara lain
meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control). 
Pengertian pengendalian internal menurut IAI adalah setiap tindakan yang
diambilmanajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran
yangditetapkan. Profesi akuntan publik berkaitan erat dengan internal control dalam
suatuorganisasi dimana internal control yang baik mencerminkan organisasi yang
sehat,demikian juga dengan interal control organisasi yang buruk akan
mencerminkanorganisasi yang tidak sehat. Organisasi yang sehat serta internal control
yang baik akanmeyakinkan investor untuk menanamkan modal pada organisasi, serta
dapatmeningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kinerja organisasi baik
berupaoperasional, maupun sumber daya manusia.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah Definisi Dari Kontrol Bagi Internal Audit ?
2. Apa Saja Model -Model Dari Kontrol Audit ?
3. Apa Saja Sistem Kontrol Yang Di Terapkan ?
4. Bagaimana Sarana Untuk Mencapai Kontrol ?
5. Bagaimana Standar- Standar Kontrol Internal Diterapkan?

3
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Kontrol Internal Audit
2. Untuk Mengetahui Model- Model Dari Kontrol Audit
3. Untuk Mengetahui Sistem Kontrol Yang Diterapkan
4. Untuk Mengetahui Sarana Untuk Tercapainya Kontrol
5. Untuk Mengetahui Standar Kontrol Internal Audit

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dari Control Bagi Internal Audit


Definisi awal
Pentingnya control audit bagi auditor (atau pengecekan internal seperti disebut
pertama kali) diakui oleh L.R. Dicksee pada awal tahun 1905. Ia mengatakan bahwa
sistem pengecekan internal yang layak bisa menghilangkan kebutuhan akan audit
yang terperinci. Menurutnya kontrol dapat dibagi menjadi 3 elemen yang terdiri atas
pembagian kerja, penggunaan catatan akuntansi, dan rotasi pegawai. Menurut AICPA
(Committee On Auditing Procedure) kontrol internal adalah rencanaorganisasi dan
semua metode yang terkoorinasi dan pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan.

Definisi control
menurut  AICPA (Committee On Auditing Procedure) Control internal
adalah rencana organisasi dalam semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-
pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa
akurasi dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan
mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Definisi control bagi audit internal

Audit internal memandang kontrol sebagai penggunaan semua sarana


perusahaan
untuk meningkatkan,mengarahkan, mengendalikan,dan mengawasiberbagai aktivitas 
dengantujuan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai. Sarana control ini
meliputi bentuk organisasi, kebijakan, sistem, prosedur, induksi, standar, komite, baga
n akun, perkiraan, anggaran, jadwal, laporan, catatan, daftar pemeriksaan, metode, ren
cana danaaudit internal. Namun, bagi auditor internal kontrol akan memadai dan
berguna jikadirancang untuk mencapai suatu tujuan. dan definisi kontrol menurut IIA

5
( Institute of Internal Auditors ) yaitu setiap tindakan yang diambil manajemen untuk
meningkatkankemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

2.2 Model Model Kontrol Internal dan Penggunaan Model Kontrol Pada Audit Internal
1. Model COSO Model COSO yang dikembangkan pada awal tahun 1990 an ini
menghubungkan pengendalian internal dengan lingkungan pengendalian diantaranya
meliputi budaya organisasi,sikap orang yang ada didalam organisasi dan pendekatan
organisasi untuk menilai risiko. Model ini melakukan pengendalian dengan cara
menempatkan pengendalian pada didalam praktek/pelaksanaan kegiatan organisasi.
COSO menyatakan bahwa proses kontrol dapat membantu dalam mencapai Tujuan
dasar usaha dan operasional, Pengamanan aktiva, Keandalan laporan keuangan,
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Model COSO memiliki lima
komponen kontrol internal, yaitu :

a. Lingkungan kontrol, meliputi sikap manajemen di semua tingkatan


terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus.

b. Penentuan risiko, mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan


penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko.

c. Aktiitas kontrol, mencakup aktiitas yang dulunya dikaitkan dengan konsep


kontrol internal

d. Informasi dan komunikasi

e. Pengawasan, merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang


diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol.

2. Model COCO Model CoCo mencakup empat komponen. Komponen-komponen


tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan 20 kriteria yang bisa menjadi bagian
dari program audit.Komponen dan ke-20 kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

 Tujuan
a. Tujuan harus diterapkan dan dikomunikasikan
b. Risiko eksternal dan internal signifikan yang dihadapi organisasi dalam
pencapaian tujuannya harus ditentukan dan dinilai.
c. Kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi dan pengelolaan risikonya harus diterapkan,

6
dikomunikasikan,dipraktikkan sehingga karyawan memahami apa yang
diharapkan dari mereka dan lingkup kebebasan mereka untuk bertindak.
d. Rencana-rencan yang menjadi pedoman upaya-upaya pencapaian
tujuanorganisasi harus ditetapkan dan dikomunikasikan.
e. Tujuan dan rencana terkait harus mencakup target kinerja dan indikator
yang bisa diukur
 Komitmen
a. Nilai-nilai etis bersama, termasuk integritas, harus ditetapkan,
dikomunikasikan, dan dilaksanakan di organisasi.
b. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia harus konsisten dengan
nilai etikaorganisasi dan dengan pencapaian tujuannya.
c. Kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas harus didefenisikan
secara jelasdan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan dan
tindakan diambil oleh orang yang tepat
d. Suasana saling percaya harus ditingkatkan untuk mendukung aliran
informasiantar karyawan dan kinerja efektif mereka menuju pencapaian
tujuan organisasi
 Kemampuan
a. Karyawan harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan sarana yang
diperlukanuntuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Proses komunikasi harus mendukung nilai-nilai organisasi dan
pencapaian tujuannya.
c. Informasi yang memadai dan relavan harus didefenisikan dan
dikomunikasikan secara tepat waktu sehingga memungkinkan
karyawan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
d. Keputusan dan tindakan pihak-pihak yang berbeda dalam organisasi
harus dikoordinasikan.
e. Aktivitas kontrol harus dirancang sebagai bagian yang integral
dalam organisasi,dengan mempertimbangkan tujuan, risiko untuk
mencapainya, dan keterkaitan antara elemen-elemen kontrol
 pengawasan dan pembelajaran

7
a. Lingkungan eksternal dan internal harus dimonitor untuk
memperoleh informasiyang bisa menandakan perlunya evaluasi ulang
atas tujuan atau kontrolorganisasi
b. Kinerja harus dimonitor untuk menentukan kesesuainnya dengan
target danindicator yang terdapat pada tujuan dan rencana organisasi
c. Asumsi-asumsi yang mendasari tujuan dan sistem organisasi harus
diubah secara periodik
d. Kebutuhan informasi dan sistem informasi terkait harus dinilai ulang
seiring perubahan tujuan atau ditemukannya kelemahan.
e. Prosedur tindak lanjut harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa
perubahan atautindakan telah dilaksanakan.
f. Manajemen harus menilai secara periodik efektivitas kontrol di
organisasinya dan mengomunikasikan hasilnya ke pihak yang berwenang

3. Model COBIT Control objectives for information and related technology


merupakan sekumpulan dokumentasi best practices yang dapat membantu organisasi
untuk menjembatani gap antara risiko, kebutuhan kontrol dan permasalahan teknis.
Komponen ini berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci
(detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan
jaminan manajemen dan/atau saran perbaikan. Arahan Manajemen (Management
Guidelines) Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja
yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Sejauh mana Anda (TI) harus bergerak, dan apakah biaya TI yang
dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
2. Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang baik?
3. Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai
sukses (critical success factors)?
4. Apa saja risiko- risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran
yang ditentukan?
5. Bagaimana dengan organisasi lainnya apa yang mereka lakukan?
6. Bagaimana Anda mengukur keberhasilan dan bagaimana pula
membandingkannya.

8
4. Model CADBURY Model ini mempunyai juga empat komponen seperti model
COCO tetapi mempunyaiterminologi yang mirip model COSO (tanpa information and
communication), yakni model ini pertama kali muncul dalam suatu laporan yang
berjudul Internal Control and Financial Reporting. Laporan tersebut dipublikasi bulan
Desember 1994 oleh the Committee of the Financial Aspects of Corporate
Governance (Cadbury Committee) yang merupakan bentukan dari the Institute of
Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW). Model Cadbury menekankan
pada pengendalian keuangan financial control) dengan menghasilkan kehandalan dari
pelaporan keuangan. Selain itu model ini menekankan pula adanya jaminan atas
perlindungan asset dari pelepasan (disposal) yang tidak sah dan catatan akuntansi
yang baik serta kehandalan informasi keuangan yang digunakan untuk bisnis atau
untuk publikasi.

2.3 Penggunaan Model Control Pada Audit Internal


Kontrol menjadi sasaran yang positif untuk membantu manajer mencapai tujuan dan
sasarannya. Filosofi manajemen modern control sebagai bantuan, bukan penyempit ruang
gerak. Kontrol dapat dipandang sebagai alat ukur seseorang menentukan apakah standar yang
telah dicapainya dan apakah seseotang telah menyelesaikan pekerjaannya dengan demikian
kontrol menjadi sarana mengendalikan diri sendiri, sarana kontrol dapat memusnahkan
godaan untuk melakukan kecurangan oleh karyawan. Contohnya, kita ketahui terdapat tiga
kondisi yang menyebabkan karyawan melakukan penyelewengan dana kebutuhan yang
berlebihan dalam kenyataan atau dalam keinginan, adanya kesempatan dan anggapan
penyelewengan adalah hal yang biasa. Manajemen tidak dapat berbuat banyak atas apa yang
dianggap kebutuhan yang memadai oleh karyawan.Tetapi dengan control yang memadai,
kesempatan atau godaan untuk melakukan penyelewengan bisa dikurangi atau dihilangkan.
Hal ini merupakan keniscayaan, sebelum karyawan berpikir untuk merusak sistem kontrol.
Namun jika aktiva dibiarkan tanpa pengawasan, karyawan dapat saja beralasan bahwa
kondisi memang memungkinkan untuk melakukan penyelewengan terhadap aktiva. Kontrol
yang baik tidak hanya melindungi organisasi, tetapi juga karyawan. Manajemen bertanggung
jawab secara moral bahwa tidak ada celah melakukan kecurangan . Kebanyakan karyawan
akan menghargai operasi yang dikendalikan dengan baik. Penggunaaan kontrol lainnya
muncul dari teori agensi untuk manajemen. Manajer sebagai agen dari pemilik. Mereka harus
dapat membuktikan bahwa mereka telah menggunakan sumber daya yang telah di percayakan
kepada mereka dengan sebaik baiknya. Dengan melaksanakan control melalui laporan dan

9
verifikasi yang objektif oleh auditor pemilik bisa yakin bahwa tanggung jawab yang
dibebankan kepada manajer telah dilaksanakan dengan baik. Lebih lanjut, dengan
menerapkan sistem kontrol yang tepat, manajer sebagai agen dapat memberikan keyakinan
yang memadai kepada pemilik mengenai pengelolaan perusahaan yang telah dijalankan.

2.4 Sistem Kontrol, Elemen-Elemen Sintem Kontrol


Elemen - elemen sistem Kontrol sarana kontrol meliputi orang, peraturan, anggaran,
jadwal, dan analisis komponen - komponen lainnya. Bila digabungkan elemen - elemen ini
membentuk sistem kontrol, bisa memiliki subsistem- subsistem dan bisa juga menjadi bagian
dari sistem yang lebih besar. Semua sistem berfungsi secara harmonis untuk memenuhi satu
atau lebih tujuan bersama. Sistem bisa berbentuk tertutup atau terbuka. Sistem tertutup
(closed system) tidak berinteraksi dengan lingkungan, sedangkan sistem terbuka (open
system) memiliki interaksi. Semenjak komputer digunakan secara luas, sistem tertutup sering
digunakan. Auditor internal akan berhubungan dengan kedua system meskipun mereka tidak
dapat mengabaikan dapak lingkungan pada sistem kontrol terbuka. Sistem lingkaran tertutup
(closed loop system) sesuai dengan pandangan manajemen klasik tentang kontrol untuk
meyakinkan bahwa sistem telah tercapai. Oleh karena itu, kontrol terdiri atas keseluruhan
usaha untuk mencapai hasil yang sesuai dengan rencana, untuk meyakinkan bahwa tujuan
telah tercapai.

2.5 Standar – Standar Kontrol Internal


Terdapat kerangka standar yang harus diikuti sistem kontrol itu sendiri. Standar-standar ini
adalah sebagi berikut :

A. Standar-standar Umum
 Keyakinan yang Wajar Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar bahwa
tujuan kontrol internal akan dicapai.
 Perilaku yang Mendukung Manajer dan karyawan harus memiliki perilaku yang
mendukung kontrol internal.
 Integritas dan Kompetensi Orang-orang yang terlibat dalam pengoperasian kontrol
internal harus memiliki tingkat profesionalitas, integritas pribadi dan kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
 Tujuan Kontrol Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan wajar harus
ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.

10
 Pengawasan Kontrol Manajer harus terus menerus mengawasi keluaran vang
dihasilkan oleh system kontrol mengambil langkah-langkah tepat terhadap
penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut.
B. Standar-standar Rinci
 Dokumentasi Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap tersedia.
 Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak Dan Tepat Waktu
 Otorisasi, Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian Transaksi dan kejadian harus
diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang bertugas untuk itu.
 Pembagian Tugas Otorisasi, pemrosesan, pencatatan dan pemeriksaan transaksi
harus dipisahkan ke masing-masing individu dan unit.
 Pegawasan Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkelanjutan untuk
memastikan pencapaian tujuan kontrol internal.
 Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya dan Catatan Akses harus dibatasi ke
individu yang memang berwenang, seseorang yang bertanggung jawab untuk
pengamanan dan penggunaan sumber daya dan orang lain yang mencatat. Aspek ini
harus diperiksa secara periodik dengan membandingkan jumlah yang tercatat dengan
jumlah fisik.

2.6 Karakteristik Kontrol Internal


Auditor internal dapat mengevaluasi sistem kontrol dengan menentukan
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan seperti berikut :
a. Tepat waktu Kontrol seharusnya mendeteksi penyimpangan aktual atau
potensial sejak awal untuk menghindari tindakan perbaikan yang memakan
biaya. Kontrol harus tepat waktu, meskipun efektivitas biaya juga
dipertimbangkan. Manajemen harus mengantisipasi masalah yang dideteksi
kontrol. Tetapi selalu ada "hal-hal yang tidak diketahui" bila terjadi masalah-
masalah yang tidak diharapkan maka harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti
tepat waktu.
b. Ekonomis Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar dalam
mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya minimum dan dengan efek
samping yang paling rendah. Kontrol yang memberikan keyakinan yang
mutlak memang dimungkinkan (walaupun jarang), tetapi mencapai keyakinan
seperti ini bisa melebihi tambahan biaya yang harus membandingkan biaya

11
yang timbul akibat hal-hal yang bisa dicegah, dideteksi, dan dikoreksi oleh
sistem kontrol dengan biaya kontrol terebut. Manajemen tidak hanya harus
memerhatikan efektivitas kontrol, tetapi juga efisien dan keekonomisannya.
Kontrol harus ditingkatkan hanya jika manfaat yang diberikan lebih besar
daripada biaya tambahannya. Keseimbangan antara hal-hal yang dihasilkan
dari kontrol internal dengan proteksi tidak selalu bisa diukur dengan objektif.
Beberapa kontrol bisa jadi diwajibkan karena pertimbangan keamanan,
lingkungan, situasi yang sensitif, atau reputasi yang meningkat. Jadi, dalam
beberpa hal, manajemen mungkin perlu menggunakan pertimbangan yang
subjektif saat menentukan ketat tidaknya sistem kontrol yang akan diterapkan.
c. Akuntabilitas Kontrol harus membantu karyawan
mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan. Manajer memerlukan
kontrol untuk membantu mereka memenuhi tanggung jawabnya. Oleh
karena itu, manajer harus memerhatikan tujuan dan pengoperasian
kontrol sampai akhir dan bisa memanfaatkannya.
d. Penerapan Kontrol harus diterapkan pada saat yang paling efektif, yaitu
sebagai berikut:
 Sebelum bagian proyek yang mahal dari suatu proyek dikerjakan.
 Sebelum waktu yang perusahaan tidak bisa untuk kembali.
 Saat satu tahap operasi berakhir dan tahap yang lain dimulai.
 Saat pengukuran paling nyaman untuk dilakukan.
 Saat tindakan korektif yang paling mudah untuk dilakukan.
 Bila tersedia waktu untuk indakan perbaikan.
 Setelah penyelesaian tugas atau penyelesaian sebuah aktivitas yang
mengandung kesalahan.
 Jika akuntabilitas untuk seumber daya berubah.
e. Fleksibilitas Keadaan bias berubah sewaktu-waktu. Kontrol yang akan
mengakomodasi perubahan seperti ini tanpa harus berubah lebih disukai untuk
menghindari kebutuhan akan adanya perubahan. Perubahan dalam kontrol
untuk menyesuaikan dengan perubahan operasi cenderung menyebabkan lebih
banyak kebingungan. Contoh dari kontrol yang fleksibel adalah sistem
anggaran variabel yang memungkinkan biaya dan kuantitas operasi yang
berbeda untuk tingkat operasi yang berbeda.

12
f. Menentukan penyebab Tindakan korektif yang diambil segera bisa
dilakukan bila kontrol tidak hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga
penyebabnya. Penanganan standar bias disiapkan dan dilaksanakan bila
kontrol bias menentukan penyebab kesulitan. Tidak ada tindakan korektif
yang benar-benar efektif kecuali bila penyebabnya diketahui. Misalnya adalah
sistem akuntansi biaya yang memungkinkan berbagai elemen biaya dan
kuantitas diidendifikasi dan dibandingkan dengan standar. Jadi, varians dalam
biaya produk atau kuantitas dapat ditelusuri ke masing-masing elemen jika
terjadi penyimpangan dari standar.
g. Kelayakan Kontrol harus memenuhi kebutuhan manajemen. Kontrol
tersebut harus membantu dalam pencapaian tujuan dan rencana manajemen
dan juga harus sesuai dengan karyawan dan struktur organisasi dari operasi.
Kontrol yang paling efisien dan bermanfaat adalah kontrol berbasis
pengecualian, yaitu hanya merespons penyimpangan-penyimpangan yang
signifikan.
h. Masalah-masalah dengan kontrol Kontrol yang berlebihan dapat membuat
kebingungan dan frustasi. Begitu kontrol mencapai titik tertentu, maka
efektivitas sebenarnya bisa menurun sehingga biaya yang harus ditanggung
menjadi lebih besar dibandingkan manfaat yang semula diinginkan.
Penekanan yang berlebihan atas kontrol akan membuatnya menjadi sebuah
tujuan akhir, bukan sarana untuk mencapai tujuan itu sendiri. Jadi, karyawan
bisa bekerja untuk memenuhi kontrol prosedural tetapi melupakan tujuan
operasional yang akan dicapai. Kontrol dapat menghasilkan kekakuan mental
dan mengurangi biaya yang harus ditanggung menjadi lebih besar
dibandingkan manfaat yang semula diinginkan. Kontrol juga dapat
mengurangi fleksibilitas, seperti kesetiaan budak pada prosedur sehingga
mengalahkan penerapan alasan dan akal sehat. Kontrol bisa menjadi usang.
Sistem atau tujuan yang semula direncankan bisa berubah, tetapi tidak
demikian dengan kontrol. Oleh karena itu, kontrol harus diawasi agar tetap
relevan. Kontrol bisa jadi tidak merespons kebutuhan. Akibatnya, kontrol bisa
menjadi tidak produktif. Apalagi, informasi yang diberikan kontrol bisa jadi
tidak dipahami, atau bisa juga diberikan ke orang yang tidak tepat, atau bisa
juga terlalu rumit sehingga tidak bermanfaat.

13
Orang biasanya menolak kontrol, terutama bila mereka tidak ikut dalam
perancangannya atau tidak memahami tujuan yang akan dicapai. Juga, kontrol
yang dianggap tidak wajar dapat melumpuhkan kreativitas dan inisiatif. Di
samping itu, bila kontrol menjadi dasar penghargaan atau hukuman, maka
orang-orang yang terkena imbasnya bisa menganggapnya sebagai penghalang.
Dalam merancang dan melaksanakan kontrol, tingkah laku juga harus
dipertimbangkan. Salah satu caranya adalah melalui komunikasi dengan
karyawan. Cara lain adalah dengan mendorong partisipasi karyawan dalam
merancang operasi kontrol. Jika karyawan diharapkan bersedia menerima
kontrol, mereka harus memahami apa yang ingin dicapai kontrol, mereka
harus memahami tujuannya. Karyawan bisa merasa kontrol telah mengikat,
sebuah rintangan, atau tidak bermakna kecuali mereka memahami tujuannya.

2.7 Sarana Untuk Mencapai Kontrol


Sarana operasional yang dapat digunakan manajer untuk mengendalikan
fungsi di dalam perusahaan adalah :

a) Organisasi Organisasi sebagai sarana kontrol merupakan struktur peran yang


disetujui untuk orang-orang di dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat
mencapai tujuannya secara efisien dan ekonomis.

b) Kebijakan Suatu kebijakan adalah pernyataan prinsip yang membutuhkan, menjadi


pedoman, atau membatasi tindakan.

c) Prosedur Prosedur adalah sarana yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas


sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan.

d) Personalia Orang-orang yang dipekerjakan atau ditugaskan harus memiliki


kualifikasi untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Bentuk kontrol terbaik
disamping kinerja masing-masing individu adalah supervisi.

e) Akuntansi Akuntansi merupakan sarana yang sangat penting untuk kontrol


keuangan pada aktivitas dan sumber daya. Akuntansi merupakan pedoman keuangan
dalam organisasi.

f) Penganggaran Penganggaran adalah sebuah pernyataan hasil hasil yang diharapkan


yang dinyatakan dalam bentuk numerik.

14
g) Pelaporan Manajemen berfungsi dan membuat keputusan berdasarkan laporan yang
diterima. Oleh karena itu, laporan haruslah tepat waktu, akurat, bermakna, dan
ekonomis.

2.8 Laporan Auditor Internal Tentang Kontrol dan Audit Kontrol


 Internal Kontrol
Internal Auditor internal secara periodik akan mengakumulasikan evaluasi
kontrol dari banyak laporan audit internal dan mencapai kesimpulan tentang
lingkungan kontrol internal, struktur, dan filosofi organisasi secara keseluruhan.
Pengamatan harus dilakukan dengan memperhatikan posisi manajemen di berbagai
tingkatan. Kebanyakan evaluasi ini dapat berasal dari wawancara dengan manajemen.
 Audit Kontrol
Tujuan audit kontrol adalah untuk menentukan bahwa:
a) Kontrol memang diterapkan
b) Kontrol secara structural memang wajar
c) Kontrol dirancang untuk mencapai tujuan menajemen khusus atau untuk
mencapai ketaatan denganpersyaratan yang ditentukan, atau memastikan
akurasi dan kelayakan transaksi
d) Kontrol memang digunakan
e) Kontrol secara efisien melayani tujuan tersebut
f) Kontrol bersifat efektif
g) Manajemen menggunakan keluaran yang dihasilkan sistem kontrol Secara
rinci auditor harus :
 Menelaah elemen risiko kontrol.
 Menentukan tujuan sistem kontrol.
 Menelaah tujuan untuk menentukan kesesuaiannya dengan kebijakan
organisasi atau dirancang untuk memastikan ketaatandengan persyaratan
internal atau eksternal.
 Memeriksa dan menganalisasistem kontrol untuk menentukan kewajaran
susunannya: yaitu, apakah terdapat kreteria, metode pengukuran kondisi,
evaluasi penyimpangan, evaluasi efektivitas, dan metode laporan.
 Menentukan apakah hasil kontrol dirancang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
 Menelaah operasi sistem control

15
 Menentukan apakah sistem kontrol memiliki karakteristik-karakteristik
berikut: - Fleksibilitas - Pengindentifikasikan penyebab - Ketepatan waktu -
Kelayakan Akuntabilitas – Penempatan.

2.9 Artikel Penelitian Terkait Dengan Kontrol


Artikel penelitian yang digunakan terkait dengan kontrol yaitu artikel penelitian yang
berjudul “PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN DENGAN INDEPENDENSI SEBAGAI
PEMODERASI”

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Istilah kontrol pertama kali muncul dalam kamus bahasa Inggris sekotar tahun
1600 dan di definisikan sebagai salinan dari sebuah putaran yang kualitas dan isinya
sama dengan aslinya. kontrol internal adalah rencanaorganisasi dan semua metode
yang terkoordinasi dan pengukuran pengukuranyangditerapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, memeri ksa akurasi dankeandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatanterhadap kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan. Kontrol menjadi sasaran yang positif untuk
membantu manajer mencapai tujuan dan sasarannya. Filosofi manajemen modern
control sebagai bantuan, bukan penyempoit ruang gerak. Kontrol dapat dipandang
sebagai alat ukur seseorang menentukan apakah standar yang telah dicapainya dan
apakah seseotang telah menyelesaikan pekerjaannya dengan demikian kontrol
menjadi sarana mengendalikan diri sendiri, sarana kontrol dapat memusnahkan
godaan untuk melakukan kecurangan oleh karyawan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada 14 februari 2023, https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jet/article/view/14714

Diakses pada 14 februari 2023, http://eprints.perbanas.ac.id/1733/3/BAB%20I.pdf

Diakses pada 14 februari 2023, https://www.scribd.com/document/470106704/MAKALAH-


AUDIT-INTERNAL-KELOMPOK-6-INTERNAL-CONTROL

18

Anda mungkin juga menyukai