DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontrol” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Internal Auditing dengan dosen pengampu Eko Supriyanto Hadi,
S.E.,Ak.,CA.,AAAI-J.,M.M. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang kontrol dalam audit internal bagi para pembaca dan
penulis.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................................3
BAB 2 Pembahasan..........................................................................................................4
2.1 Pentingnya Kontrol dan Peran Auditor Internal ..............................................4
2.2 Standar 2120 – Kontrol .......................................................................................5
2.3 Definisi Kontrol ...................................................................................................6
2.4 Model-model Kontrol internal............................................................................8
2.5 Auditabilitas sistem dan studi kontrol .............................................................11
2.6 Jenis dan Fungsi Kontrol ..................................................................................13
2.7 Manfaat Kontrol ................................................................................................14
2.8 Sistem Kontrol ...................................................................................................15
2.9 Sarana untuk Mencapai Kontrol .....................................................................19
2.10 Laporan Auditor Internal tentang Kontrol Internal ......................................22
2.11 Pendekatan Siklus untuk Kontrol Akuntansi Internal ...................................22
2.12 Audit Kontrol ....................................................................................................23
2.13 Kontrol yang Berlebihan ..................................................................................24
2.14 Mengapa Kontrol Tidak Berjalan ....................................................................24
BAB 3 Penutup ...............................................................................................................27
3.1 Kesmpulan .........................................................................................................27
3.2 Saran ..................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................30
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi saat ini akan mempertajam persaingan – persaingan
antara perusahaan. Oleh karenanya diperlukan strategi yang baik untuk
mengoptoimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada. Untuk dapat bertahan
dalam persaingan ini maka diperlukan pula pengawasan dan memaksimalkan
kinerja para karyawannya. Upaya ini meliputi peningkatan produktivitas,
efisiensi dan efektivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk
menghadapinya diperlukanlah internal kontrol yang didalamnya terdapat
kebijakan dan strategi yang terus ditingkatkan dan diterapkan oleh manajemen
dalam meningkatkan pengawasan dan keberhasilan pencapaian tujuan
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya auditor akan berhadapan dengan
permasalahan di luar keahlian dan bidang mereka. Misalnya auditor akan
memeriksa perusahaan di bidang pertambangan pasti tidak mengerti hal-hal
terkait pertambangan, dalam hal ini kuncinya adalah kontrol. Kontrol
merupakan hal yang penting auditor internal serta merupakan jembatan
penghubung antara auditor dan klien. Kontrol digunakan untuk mencegah,
mendeteksi, dan memperbaiki suatu permasalahan. Dalam sebuah organisasi
terdapat sistem operasi dan sistem kontrol. Auditor Internal mungkin tidak
memahami sepenuhnya tentang sistem operasi yaitu sistem yang dirancang
untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, namun auditor internal memiliki
tugas untuk mengevaluasi sistem kontrol secara objektif. Sistem kontrol itu
sendiri dirancang untuk memastikan tercapainya tujuan yang ditetapkan.
Dengan adanya kontrol maka dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya
tujuan manajemen.
Kontrol menjadi lebih penting bagi organisasi-organisasi besar. Manajer
tidak dapat mengawasi secara pribadi segala sesuatu yang menjadi tanggung
jawabnya. Manajer akan memberikan tanggung jawab kepada bawahannya
untuk membantunya. Sebagai bukti bahwa tugas yang diberikan telah
diselesaikan maka dibuatlah laporan yang membandingkan hasil aktual dengan
1
yang direncanakan. Inilah yang disebut kontrol dasar. Merancang sistem
kontrol untuk memastikan bahwa tugas diselesaikan dan merupakan tanggung
jawab manajemen. Kontrol diperlukan agar segala rencana dapat berjalan baik
dan dikomunikasikan dengan baik, tanpanya rencana akan menjadi berantakan
dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kontrol internal menjadi hak dan alat prerogatif manajemen. Eksekutif
perusahaan memutuskan kontrol seperti apa yang akan diterapkan atau tidak
diterapkan pada usaha mereka. Jika kontrol dianggap terlalu berat,
menghabiskan biaya, atau tidak diinginkan, manajemen tidak akan
menerapkannya atau dapat menghilangkannya. Jika situasinya dapat
menyebabkan adanya risiko, manajemen akan berinisiatif untuk memutuskan
apakah akan menerapkan kontrol atau mengambil risiko tersebut. Berdasarkan
permasalahan tersebut penulis tertarik mengambil judul “kontrol”.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah sebagai
berikut ;
1. Untuk mengetahui apa itu kontrol.
2. Untuk mengetahui model-model dalam kontrol.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari kontrol.
4. Untuk mengetahui sarana untuk mencapai kontrol.
2
5. Untuk mengetahui audit kontrol.
6. Untuk mengetahui peran auditor internal dalam kontrol.
7. Untuk mengetahui kontrol yang tidak berjalan.
1.4 Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan agar dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca sebagai penambah wawasan
mengenai kontrol ini.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Kontrol dan Peran Auditor Internal
Dalam sebuah perusahaan terdapat sistem operasi dan sistem kontrol.
Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya memahami sistem operasi dan
kalaupun mereka memahami, mereka mungkin tidak bisa menilainya secara
objektif. Namun auditor internal memiliki tugas untuk mengevaluasi sistem
kontrol secara objektif. Sistem kontrol dirancang untuk memastikan
tercapainya tujuan yng ditetapkan. Dengan adanya kontrol maka dapat
meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen. Dengan
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi sistem kontrol audit internal diharapkan
dapat membantu manajemen dalam menerapkan kontrol tersebut.
Pengevaluasian tersebut mencakup tata kelola, operasi, dan sistem informasi
yang meliputi keandalan & integritas informasi keuangan & operasional,
efektivitas & efisiensi operasi, pengamanan aktiva, dan kepatuhan terhadap
hukum, regulasi.
Kontrol menjadi lebih penting bagi organisasi – organisasi besar.
Manajer tidak dapat mengawasi secara pribadi segala sesuatu yang menjadi
tanggung jawabnya. Manajer akan memberikan tanggung jawab kepada
bawahannya untuk membantunya. Sebagai bukti bahwa tugas yang diberikan
telah diselesaikan maka dibuatlah laporan yang membandingkan hasil aktual
dengan yang direncanakan. Inilah yang disebut kontrol dasar. Merancang
sistem kontrol untuk memastikan bahwa tugas diselesaikan dan merupakan
tanggung jawab manajemen. Kontrol diperlukan agar segala rencana dapat
berjalan baik dan dikomunikasikan dengan baik, tanpanya rencana akan
menjadi berantakan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Auditor internal sangat membantu manajemen dalam mengevaluasi
sistem kontrol dan menunjukan kelemahan – kelemahan dalam kontrol internal
serta mendokumentasikan sistem kontrol internal. Tetapi perlu diingat bahwa
auditor internal membantu manajemen dan bukan berperan sebagai manajer itu
sendiri. Perbedaan ini memunculkan keberatan mengenai kontrol akuntansi
internal sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Amerika Serikat dan
4
Kanada. Bukti ketaatan terhadap Undang-undang ini terletak pada
pendokumentasian yang layak. Jika sistem kontrol didokumentasikan dengan
baik suatu organisasi dapat lebih siap mematuhi peraturan-peraturan yang
relevan.
2120. A1: hasil penentuan risiko aktivitas audit internal harus mengevaluasi
kecukupan dan efektifitas kontrol yang mencakup tata kelola, operasi dan
sistem informasi organisasi. Meliputi :
a. Keandalan dan intergritas informmasi keuangan dan operasional;
b. Efektivitas dan efisiensi operasi;
c. Pengaman aktiva;
d. Kepatuhan terhadap huku, regulasi dan kontrak;
2120. A2: Auditor internal harus memastikan lingkup penetapan tujuan dan
sasaran operasi dan program yang harus sesuai dengan tujuan organisasi secara
keseluruhan.
2120. A3: Auditor internal harus menelaah operasi dan program untuk
memastikan kesesuaian hasil dengann tujuan dan sasaran guna menentukan
apakah operasi dan program dilaksanakan sesuai yang diinginkan.
2120. A4-1: Pratice advisory melengkapi standart ini untuk kriteria kontrol dan
memberikan lebih banyak ketentuan khusus.
5
Practice Advisory memberikan rincian mengenai pekerjaan kepala audit, yaitu:
1. Membuat rencana audit untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadai.
2. Mempertimbangkan pekerjaan yang relevan yang bisa dilakukan orang
lain.
3. Mengevaluasi ukuran kerja dari dua sudut pandang.
a. Kecukupan kontrol untuk organisasi secara keseluruhan.
b. Tercakupnya berbagai transaksi dan jenis proses bisnis.
6
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan
terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”.
7
komisaris, manajemen atau pegawai lainnya yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang wajar mengenai pencapaian tujuan pada hal-
hal berikut ini;
a. keandalan pelaporan keuangan,
b. efektivitas dan efisiensi operasi, dan
c. ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
8
keuangan dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Model
COSO terdiri atas lima komponen pengendalian intern sebagai berikut:
a. Lingkungan Kontrol
Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan
terhadap operan secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini
mencakup etika, kompetensi serta integritas dan kepentingan terhadap
kesejahteraan organisasi dan juga mencakup struktur organisasi serta
kebijakan dan filosofi manajemen.
b. Penentuan Risiko
Komponen ini merupakan aktivitas audit internal yang terus
berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua
aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi
risiko.
c. Aktivitas Pengendalian
Komponen ini mencakup aktivitas aktivitas yang sebelumnya
berkaitan dengan konsep kontrol internal. Aktivitas aktivitas ini meliputi
persetujuan, tanggung jawab, dan kewenangan, pemisahan tugas,
pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur,
pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas aktivitas ini dievaluası
risikonya secara keseluruhan.
e. Pengawasan
Merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang
diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol.
9
2. Model Criteria of Control Board of the Canadian Institute of Chartered
Accountants (CoCo)
Model CoCo merupakan sebuah model yang lebih berorientasi pada
prosedur audit internal dan kelihatan lebih mudah dipahami, serta bisa
menjadi pedoman untuk aktivitas audit internal. Model CoCo mencakup
empat komponen. Komponen-komponen tersebut digunakan untuk
mengklasifikasikan 20 kriteria yang dapat menjadi bagian dari program
audit.
Tujuan Komitmen
1. Nilai-nilai etis bersama, termasuk integritas, harus
1. Tujuan harus ditetapkan dan dikomunikasikan. ditetapkan, dikomunikasikan dan dilaksanakan di
organisasi.
2. Resiko eksternal dan internal signifikan yang 2. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia harus
dihadapi organisasi dalam pencapaian tujuannya harus komisten dengan nilai etika organisasi dan dengan
ditentukan dan dinilai. pencapaian tujuannya.
3. Kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi dan 3. Kewenangan tanggung jawab, dan akuntabilitas
pengelolaan risikonya harus ditetapkan, harus didefinisikan secara jelas dan konsisten dengan
dikomunikasikan, dipraktikkan sehingga karyawan tujuan organisasi sehingga keputusan dan tindakan
memahami apa yang diharapkan dari mereka dan diambil oleh orang yang tepat.
lingkup kebebasan mereka untuk bertindak.
4. Rencana-rencana yang menjadi pedoman upaya 4. Suasana saling percaya harus ditingkatkan untuk
upaya pencapaian tujuan organisasi harus ditetapkan mendukung aliran informasi antar karyawan dan kinerja
dan dikomunikasikan. efektif mereka menuju pencapaian tujuan organisasi.
5. Tujuan dan rencana terkait harus mencakup target
kinerja dan indikator yang bisa diukur
10
kemampuan Pengawasan dan Pembelajaran
1. Lingkungan eksternal dan internal harus dimonitor
1. Karyawan harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan
untuk memperoleh informasi yang bisa menandakan
sarana yang diperlukan untuk mendukung pencapaian
perlunya evaluasi ulang atas tujuan atau kontrol
tujuan organisasi.
organisasi.
2. Kinerja harus dimonitor untuk menentukan
2. Proses komunikasi harus mendukung nilai-nilai
kesesuaiannya dengan target dan indikator yang
organisasi dan pencapaian tujuannya.
terdapat pada tujuan dan rencana organisasi.
3. Informasi yang memadai dan relevan harus
diidentifikasi dan dikomunikasikan secara tepat waktu 3. Asumsi asumsi yang mendasari tujuan dan sistem
sehingga memungkinkan karyawan melaksanakan organisasi harus diubah secara periodik.
tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Kebutuhan informasi dan sistem informasi terkait
4. Keputusan dan tindakan pihak-pihak yang berbeda
harus dinilai ulang seiring perubahan tujuan atau
dalam organisasi harus dikoordinasikan.
ditemukannya kelemahan.
5. Aktivitas kontrol harus dirancang sebagai bagian
5. Prosedur tindak lanjut harus dilakukan untuk
yang integral dalam organisasi dengan
meyakinkan bahwa perubahan atau tindakan telah
mempertimbangkan tujuan, risiko untuk mencapainya,
dilaksanakan.
dan keterkaitan antara elemen-elemen kontrol.
11
c. Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
didokumentasikan dengan baik dan menjelaskan lingkup fungsi,
aktivitasnya, dan keterkaitan dengan departemen-departemen
lainnya.
d. Pengaruh-pengaruh eksternal mencakup persyaratan fidusiari,
hukum dan regulasi, ketentuan kontrak, adat istiadat, kebiasaan,
ketentuan serikat organisasi, dan lingkungan yang kompetitif.
3. Prosedur-prosedur kontrol
Prosedur-prosedur kontrol mencakup,
a. Kontrol sistem informasi umum, memiliki dampak yang luas terhadap
keseluruhan efektivitas fungsi sistem informasi mencakup,
1) Kontrol operasi komputer
2) Kontrol pengamanan secara fisik
3) Kontrol perubahan program
4) Kontrol pengembangan sistem
5) Kontrol telekomunikasi
b. Kontrol aplikasi dirancang untuk memastikan pemrosesan transaksi
yang terotorisasi, akurat, dan lengkap mulai dari input, pemrosesan,
sampai ke output informasi. Kontrol ini mencegah, mendeteksi, dan
memperbaiki kekeliruan.
c. Kontrol pengganti, mengatasi atau mengurangi kelemahan pada
aplikasi lainnya dari kontrol umum.
12
2.6 Jenis dan Fungsi Kontrol
Kontrol dapat dirancang untuk memiliki berbagai fungsi yaitu untuk
mencegah hasil-hasil yang tidak diharapkan sebelum terjadi, menemukan hasil-
hasil yang tidak diharapkan saat terjadi, serta memastikan bahwa tindakan
korektif yang diambil untuk memperbaiki hal-hal tersebut sudah tepat.
1. Kontrol Preventif
Kontrol preventif lebih efektif dari segi biaya. Ketika diterapkan ke
dalam sebuah sistem, kontrol preventif dapat mencegah kekeliruan
karenanya itu mencegah biaya perbaikan. Kontrol preventif contohnya
pemisahan tugas untuk mencegah pelanggaran yang disengaja, otorisasi
yang layak untuk mencegah penggunaan sumber daya organisasi dengan
tidak semestinya, dokumentasi dan catatan yang memadai serta prosedur
pencatatan yang layak untuk mencegah transaksi yang tidak semestinya, dan
kontrol fisik atas aktiva untuk mencegah penyalahgunaan atau pencurian
aktiva.
2. Kontrol Detektif
Kontrol detektif biasanya lebih mahal dibanding kontrol prevenif
namun diperlukan. Kontrol detektif mengukur efektivitas kontrol preventif
karena beberapa kekeliruan tidak dapat secara efektif dikendalikan. Kontrol
detektif mencakup pemeriksaan dan perbandingan, seperti catatan kinerja
dan pemeriksaan independen atas kinerja. Kontrol detektif juga mencakup
sarana kontrol seperti rekonsiliasi bank, konfirmasi saldo bank, perhitungan
kas, rekonsiliasi rincian piutang usaha ke akun pengendali piutang usaha,
pemeriksaan fisik persediaan dan analisis varians, konfirmasi dengan
pemasok utang usaha, penggunaan teknik-teknik komputer seperti limit
transaksi, kata kunci, pengeditan, dan sistem pemeriksaan seperti audit
internal.
3. Kontrol Korektif
Kontrol korektif dilakukan bila terjadi hal-hal yang tidak semestinya
dan telah dideteksi. Kontrol detektif tidak akan berfungsi jika kelemahan
13
yang telah diidentifikasi tidak diperbaiki atau dianggap tidak masalah bila
terulang. Oleh karena itu, manajemen harus mengembangkan sistem untuk
kondisi-kondisi yang tidak diinginkan sampai diperbaiki, dan jika perlu
menetapkan prosedur prosedur untuk mencegah terulangnya kondisi
tersebut. Pendokumentasian dan sistem pelaporan membuat masalah-
masalah tetap berada di bawah pengawasan manajemen sampai diselesaikan
atau kerusakan diperbaiki.
14
keyakinan yang memadai kepada pemilik mengenai pengelolaan perusahaan
yang telah dijalankan.
15
Kontrol
Pemrosesan
Masukan Keluaran
Umpan Balik
16
1. Standar Kontrol Operasi
Kontrol umumnya membutuhkan standar – standar operasi yang
berasal dari beberapa sumber :
a. Standar produksi
b. Standar akuntansi biaya
c. Standar tugas
d. Standar industri
e. Standar historis
f. Standar estimasi terbaik
d. Tujuan kontrol.
e. Pengawasan kontrol.
17
3. Karakteristik Kontrol
Audit internal dapat mengevaluasi sistem kontrol dengan menentukan
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Sebuah sistem yang dapat
diterima memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Tepat waktu
Kontrol berfungsi untuk mendeteksi penyimpangan aktual atau
potensial sejak awal untuk menghindari tindakan perbaikan yang
memakan biaya. Jika terdekteksi tepat waktu dapat meminimalisair
biaya yang dikeluarkan serta mengantisipasi masalah yang terdeteksi
diidentifikasi dan ditindaklanjuti tepat waktu.
b. Ekonomis
Kontrol diharapkan memberikan keyakinan yang wajar dalam
mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya minimum. Dengan
kontrol diharapkan dapat mengurangi kerugian dan beban-beban
potensial yang melebihi tambahan biaya yang harus ditanggung.
Manajemen perlu memperhatikan efektivitas kontrol dan efisiensi
biayanya. Peningkatan kontrol dilakukan hanya jika manfaat yang
diberikan lebih besar daripada biaya tambahannya.
c. Akuntabilitas
Manajer memerlukan kontrol untuk membantu para bawahannya
memenuhi tanggung jawabnya.
d. Penerapan
Kontrol harus diterapkan pada saat yang efektif.
e. Fleksibilitas
Keadaan bisa berubah sewaktu-sewaktu dan membuat rencana
dan prosedur berubah sering berjalannya waktu. Dalam hal ini kontrol
diharapkan dapat langsung menyesuaikan dengan perubahan dan
keadaan yang ada.
18
f. Menentukan penyebab
Tindakan korektif dapat dilakukan jika kontrol dapat
mengidentifikasi masalah serta penyebabnya. Tindakan korektif akan
efektif jika diketahui penyebabnya.
g. Kelayakan
Kontrol dapat membantu dalam mencapaian tujuan dan rencana
manajemen. Kontrol yang paling efisien dan bermanfaat adalah kontrol
dapat merespons penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.
2. Kebijakan
Suatu kebijakan (Policy) adalah pernyataan prinsip yang dibutuhkan
untuk menjadi pedoman/membatasi tindakan. Berikut adalah prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam suatu kebijakan,
a. Kebijakan dinyatakan dengan jelas secara tertulis serta disusun secara
sistematis
b. Kebijakan dikomunikasikan secara sistematis ke seluruh pegawai
19
c. Kebijakan haruslah sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku
d. Kebijakan dirancang untuk meningkatkan pelaksanaan aktivitas secara
efektif, efisien, dan ekonomis
e. Kebijakan perlu ditelaah secara periodik dan direvisi jika kondisi
berubah.
3. Prosedur
Prosedur (Procedur) adalah sarana yang digunakan untuk
melaksanakan aktivitas sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan.
Prinsip yang diterapkan pada kebijakan juga bisa diterapkan untuk prosedur.
Prosedur dikoordinakasikan sedemikian rupa untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan. Dalam meningkatkan
tingkat efektivitas dan efisiensi diperlukan prosedur yang sesederhanakan
dan biaya yng serendah mungkin. Prosedur juga tidak boleh saling tumpang
tindih / bertentangan satu sama lainnya. Prosedur perlu ditelaah secara
periodik agar dapat disesuaikan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan
manajemen.
4. Personalia
Orang – orang yang dipekerjakan atau ditugaskan harus memiliki
kualifikasi untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Bentuk kontrol
terbaik disamping kinerja masing – masing individu adalah supervisi.
Berikut adalah hal-hal yang dapat membantu dalam meningkatkan kontrol,
20
5. Akuntansi
Akuntansi (Accounting) merupakan sarana yang sangat penting dalam
kontrol keuangan. Akuntansi merupakan “penjaga gawang” keuangan
dalam organisasi. Berikut ini beberapa prinsip-prinsip dasar untuk sistem
akuntansi,
a. Kesesuaian akuntansi dengan kebutuhan manajer dalam pengambilan
keputusan.
b. Akuntansi harus didasarkan pada lini tanggung jawab.
c. Laporan keuangan operasi sesuai dengan unit yang bertanggung jawab
dalam operasional.
d. Akuntansi harus bisa menentukan biaya-biaya yang bisa dikendalikan.
6. Penganggaran
Penganggaran (Budget) adalah sebuah pernyataan akan hasil yang
diharapkan yang dinyatakan dalam bentuk angka.
7. Pelaporan
Manajemen berfungsi dan membuat keputusan berdasarkan laporan
yang diterima. Oleh karena itu, laporan haruslah tepat waktu, akurat,
bermakna, dan ekonomis.Berikut ini beberapa prinsip untuk menetapkan
sistem pelaporan (reporting),
a. Laporan dibuat sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
b. Meminta individu atau unit untuk melaporkan hal-hal yang menjadi
tanggung jawabnya.
c. Biaya yang dikeluarkan dalam menyiapkan laporan sebanding dengan
manfaat yang didapat.
d. Laporan dibuat sesederhana mungkin.
e. Sedikitnya dalam laporan kinerja dapat memperlihatkan perbandingan
antara standar biaya, kualitas, dan kuantitas yang ditetapkan.
f. Jika kinerja tidak dilaporkan secara kuantitatif, laporan berfokus pada
penekan hal-hal yang menjadi perhatian manajemen.
21
g. Laporan diberikan tepat waktu.
Penerima laporan perlu ditanyakan secara periodik untuk mengetahui
apakah mereka masih membutuhkan laporan yang diterima, atau apakah
ada yang bisa diperbaiki dari laporan tersebut.
22
3. Bandingkan prosedur dan teknik kontrol yang ada serta hasil dengan
kriterianya.
23
d. Pengidentifikasian penyebab.
e. Kelayakan.
f. Penempatan.
24
1. Dianggap sebagai permainan
Kontrol dilihat sebagai sebuah tantangan yang harus dikalahkan,
bukan sebagai alat yang berguna bagi manajemen.
4. Ilusi control
Manajer memberikan kesan bahwa sistem kontrol memang berfungsi.
Padahal sistem tersebut diabaikan atau disalahartikan. Hasil yang baik
dikatakan sebagai hasil dari sistem. Hasil yang tidak bagus dikatakan
bersumber dari kondisi yang tidak biasa yang berada di luar sistem.
25
Sebagai tambahan, para ahli operasi kontrol telah mengidentifikasi
penyebab yang lebih sederhana atas kegagalan sistem kontrol berikut adalah
penyebabnya,
a. Apati.
b. Keletihan.
c. Penolakan dari eksekutif.
d. Komunikas.
e. Aspek efisiensi.
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesmpulan
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis
dalam pembuatan makalah ini.
1. Internal kontrol dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan yang diambil
manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Namun, definisi kontrol dirasa kurang
penting dibandingkan tujuan kontrol itu sendiri.
27
diperlukan agar segala rencana dapat berjalan baik dan dikomunikasikan
dengan baik, tanpanya rencana akan menjadi berantakan dan tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Meskipun begitu auditor internal hanya membantu
manajemen dan bukan berperan sebagai manajer itu sendiri.
7. Terdapat 2 model dalam kontrol yaitu Model COSO dan Model CoCo serta
memiliki standar-standar tertentu baik dari operasional maupun kontrol
internal itu sendiri. Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya
memahami sistem operasi akan tetapi auditor internal ditugaskan untuk
mengevaluasi sistem kontrol secara objektif pada efektivitas dan efisiensi
serta mendorong perbaikan yang terus-menerus. Terdapat 3 elemen yaitu
pembagian kerja, penggunaan catatan akuntansi dan rotasi pegawai.
28
8. Resiko Kontrol adalah kemungkinan kontrol yang telah ditetapkan tidak
bisa mendeteksi adanya panyimpangan. Resiko kontrol merupakan hasil
antara penelaahan aktual atas semua kejadian dan transaksi serta penelaahan
dari sampel-sampel yang representatif.
3.2 Saran
Adapun beberapa saran ynag dapat diberikan oleh penulis mengenai
kontrol dalam audit adalah Auditor Internal perlu memerhatikan proses dari
kontrol itu sendiri dan menelaah kontrol internal tersebut secara periodik untuk
memaksimalkan sistem kontrol yang ada dan terus meningkatnya sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi. Serta dalam proses kontrol bukanlah hanya satu
orang yang menjalankannya namun seluruh pihak harus terlibat baik dari
karyawan maupun manajemen serta auditor internal itu sendiri agar sistem
kontrol dapat berjalan dengan baik tanpa ada kendala yang dapat
mempengaruhi rencana untuk mencapai keberhasilan tujuan perusahaan.
29
DAFTAR PUSTAKA