Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

“ FUNGSI MANAJEMEN PENGAWASAN “


Dosen Pengampu : Salwa Hayati , M.E

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Evi Dwi Juliana (220501159)


2. Nadia Prasila Adriana (220501171)
3. Faozan Rizki (220501171)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamuaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,dan hidayah
nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang
berjudul “FUNGSI MANAJEMEN PENGAWASAN” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen bisnis. Kami menyadari bahwa tugas makalah ini belum
sempurna,baik isi maupun sitematikanya, oleh karena terbatasnya bacaan dan
kemampuan yang kami miliki. Dengan segala kerendahan hati kami menerima semua
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis, tetapi juga bagi para
pembaca dan tidak hanya di jadikan sebagai tulisan saja namun proses hasil penelitian
dan pemikiran kami yang dituangkan dalam bentuk makalah ini dapat diwujudkan atau
menjadi referensi didalam pemahaman tentang Pengantar manajemen bisnis.

Wassalamuaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………..……….....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..…………....ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…………………...ii
BAB I PENDAHULUAN……….…………………………………………………………………....1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….….1
B. Rumusan Masalah……………,………………………………………………….…1
C. Tujuan ………………………………………………………………………………….…1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….………………. 2

A. Definisi pengawasan……………………………………….……………………… 2
B. Maksud,tujuan dan manfaat pengawasan………………………………. 4
C. Macam teknik pengawasan…………………………………..………………. 7
D. Proses pengawasan………………………………………….………………………10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………… 13

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..….13
B. saran………………………………………………………………………………………13

Daftar pustkana………………………………………………………………………………………..14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri maupun
bagi para pekerjanya. Di dalam organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan,
seperti pengawasan pendahuluan (preliminary control), pengawasan pada saat kerja
berlangsung (cocurrent control), pengawasan feed back (feed back control).
Di dalam proses pengawasan juga diperlukan tahap-tahap pengawasan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari
beberapa macam, yaitu tahap penetapan standar, tahap penentuan pengukuran
pelaksanaan kegiatan, tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan, tahap pembandingan
pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan dan tahap pengambilan tindakan
koreksi.
Suatu organisasi juga memiliki perencanaan proses pengawasan, yang
berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan
berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses
pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan
dalam suatu proses dapat langsung di perbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan
ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yag menunjang keberhasilan dari
suatu tujuan organisasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis
menetapkan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pengawasan ?

2. Apakah maksud, tujuan dan manfaat pengawasan?


3. Apa saja tipe pengawasan?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang Fungsi Pengawasan adalah
1. Untuk mengetahui definisi pengawasan.
2. Untuk mengetahui maksud, tujuan dan manfaat pengawasan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process
of measuring performance and taking action to ensure desired results.
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring
that actual activities conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakanoleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta
“Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat
memberikan hasil seperti yang diinginkan”.Sedangkan menurut Komaruddin
“Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana
aktual rencana, dan awal untuk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan
rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan
kinerjastandar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik
informasi,untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan
tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah
digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan
atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan
suatu perencanaan.Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas
yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana
pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan.

2
Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan
dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kerja tersebut.

Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasa


merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap
sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas
kepada pihak di bawahnya.”Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan
sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial,
pengawasan mengandung makna pula sebagai: “pengamatan atas pelaksanaan
seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.”
Atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat
memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi
dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan
dimaknai sebagai “proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan,
dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki,
direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat
kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang
muncul.Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang
bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan
merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama
pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan
salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat
terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan
yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan
ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan
masyarakat (social control).
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya
penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
1. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;
2. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

3
3. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

B. Maksud, Tujuan Dan Manfaat Pengawasan

a. Maksud Penelitian

Menurut Situmorang dan Juhir, maksud pengawasan adalah untuk :


1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak
2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali
kesalahan¬kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam
rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat
pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan
dalam planning, yaitu standard.

Rachman (dalam Situmorang dan Juhir) juga mengemukakan


tentang maksud pengawasan, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan
instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
3. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-
kesulitan dan kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan
perubahanperubahan untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan
kegiatankegiatan yang salah.
4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah
dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat
efisiensi yang lebih benar.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud
pengawasanadalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala
sesuatunya apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur
tingkat kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih
baik.

4
b. Tujuan Pengawasan
Beberapa tujuanpengawasan menurut Odgersadalah :
1. Meningkatkan kinerja organisasi secara continue, karena kondisi
persaingan usaha yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap
saat mengawasi kinerjanya.
2. Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan
menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi
penyalahgunaan alat atau bahan.
3. Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang
dicapai, dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi
seorang pegawai.
4. Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang
dijalankan. 5. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar
tercapai.

c. Manfaat Pengawasan
Beberapa manfaat pengawasan menurut Quible antara lain:
1. Membantu memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh
organisasi.
2. Membantu pegawai dalam meningkatkan produktivitas karena
kesadaran akan kualitas dan kuantitas output yang dibutuhkan.
3. Menyediakan alat ukur produktivitas pegawai atau aktivitas yang
objektif bagi organisasi.
4. Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana tidak
sesuai dengan hasil aktual yang dicapai dan memfasilitasi
pemodifikasiannya.
5. Membantu pencapaian kerja sesuai tingkat atau deadline yang
ditetapkan.

d. Tipe Pengawasan
Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan seperti yang
diungkapkan Winardi. Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga macam
tipe, atas dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain

1. Pengawasan pendahuluan
Prosedur-prosedur pengawasan pendahuluan mencakup semua
upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil

5
aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang
direncanakan.
Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka
Kebijaksanaankebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman untuk
tindakan masa mendatang.Tetapi, walaupun demikian penting untuk
membedakan tindakan menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
tindakan mengimplementasikannya. Merumuskan kebijakan-
kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan
sedangkan tndakan mengimplementasi kebijaksanaan merupakan
bagian dari fungsi pengawasan.
Pengawasan pendahuluan meliputi:
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia.
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Pengawasan pendahuluan modal.
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya finansial

1. Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)


Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para
supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer
sewaktu mereka berupaya untuk:
1) Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan
metodemetode serta prosedur-prsedur yang tepat.
2) Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Proses memberikan pengarahan bukan
saja meliputi cara dengan apa petunjukpetunjuk dikomunikasikan
tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang memberikan
penyerahan.
2. Pengwasan Feed Back (feed back control)
Sifat khas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik)
adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal,
sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa
mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak
dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
1. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis
2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control)

6
C. Macam Teknik Pengawasan
Beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan
pengawasan kualitas ( Leonard dan Hilgert ) adalah :

1. Inspeksi Total, berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit


kerja atau tugas yang dilakukan oleh pegawai dan menjelaskan apakah
standar kualitas minimum sudah tercapai, dan bila belum, bagaimana
memperbaikinya.
2. Pengecekan Pada Area Tertentu, dilakukan melalui pengecekan
kinerja pegawai di suatu departemen atau divisi tertentu, seperti
departemen keuangan, yang dilakukan secara periodik. Penggunaan
komponen statistik akan menambah validitas data yang diperoleh
dalam fungsi pengawasan.
3. Pengontrolan Kualitas dengan Statistik. Apabila inspeksi total belum
diperlukan dan pengecekan pada divisi tertentu tidak terlalu akurat,
Manajer Administrasi dapat menggunakan teknik ini dengan memakai
data yang berbasis sampel yang dipilih untuk menjamin validitas dan
reliabilitas hasil pengukuran.
4. Kesalahan Nihil, merupakan teknik preventif terhadap potensi
kesalahan yang dilakukan oleh pegawai sejak pertama kali
mengerjakan tugasnya. Hal ini juga dapat memotivasi pegawai untuk
selalu bebas dari kesalahan.Ketika teknik ini diterapkan, mereka
seharusnya diberi imbalan yang setimpal atas tiadanya kesalahan yang
dilakukan dan peningkatan kinerja yang telah dilakukan.

a. Metode Pengawasan Non Kuantitatif


Metode pengawasan non kuantitatif bersifat umum terhadap kegiatan
dan keadaan organisasi dan lebih banyak menyangkut cara kerja karyawan.
Beberapa teknik yang biasa digunakan menurut Leon C. Mengginson, cs.
dalam Devung adalah:
1. Observasi
2. Pengawasan berkala
3. Laporan lisan dan tertulis
4. Penilaian kegiatan
5. Diskusi antara manajer dan karyawan.

7
b. Metode Pengawasan Kualintatif
Metode pengawasan kuantitatif bersifat lebih spesifik, dengan
menggunakan tinjauan data kuantitatif untuk mengukur dan mengadakan
penyesuaian seperlunya atas jumlah maupun kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan atau ditawarkan kepada konsumen. Beberapa teknik yang
digunakan menurut Leon C. Manggison dalam, cs. dalam Devung adalah:
1. Pengawasan Anggaran. Anggaran dalam konteks ini adalah anggaran
pendapatan dan belanja.
Pengawasan anggaran merupakan teknik memanfaatkan angka-angka
yang terdapat di dalam anggaran pendapatan dan belanja, untuk tujuan
pengawasan dengan membandingkan apa yang telah dicapai dalam masing-
masing kategori mata anggaran selama waktu tertentu dengan angka yang
sudah direncanakan dalam anggaran belanja. Teknik pengawasan anggaran
belanja ini memungkinkan administrator dan manajer bisa mengadakan
pengecekan yang berkesinambungan dan memecahkan masalah yang ada
secara dini.
2. Pemeriksaan Efektivitas Manajemen. Pemeriksaan efektivitas
manajemen hakekatnya adalah mempelajari
keadaan organisasi serta administrasi dan manajemennya dengan melihat ke
masa depan. Dan bisa membantu pemimpin melihat apakah kebijakan segala
prosedur yang telah ditetapkan , dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi
secara menyeluruh.
3. Analisis Rasio. Analisis rasio pada dasarnya mempelajari hubungan
antara komponenkomponen yang ada dalam laporan keuangan,
dalam bentuk rasio atau presentase. Dengan membandingkan rasio
dari komponen-komponen yang ada, administrator dan manajer bisa
melihat perubahan relatif yang terjadi selama periode waktu
tertentu.
4. Analisis Break-Even. Analisis break-even merupakan salah satu alat
yang memungkinkan
perusahaan memperlihatkan secara visual dan jelas hubungan antara
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Analisis break-even memberikan
analisis dan memperlihatkan secara grafis keseimbangan pendapan dan
biaya. Dengan cara ini administrator dan manajer dapat mengadakan
pengawasan secara langsung terhadap profitabilitas perusahaan, dan
analisis tersebut sangat membantu di dalam menentukan tindakan apa
yang harus diambil.

8
5. Tabel Waktu Pelaksanaan Kegiatan. Tujuan utama pembuatan tabel
waktu tersebut adalah untuk
memungkinkan administrator dan manajer melihat hubungan antara
berbagai bagian dan tahap kegiatan yang ada.

 Teknik Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung


Teknik pengawasab di bagi menjadi dua :
a. Pengawasan Langsung
Menurut Siagian yang dimaksud pengawasan langsung ialah
apabila pimpinan organisasi melakukan sendiri pengawasan terhadap
kegiatan yang sedang dijalankan oleh para bawahannya. Pengawasan
langsung ini dapat berbentuk:
1. Inspeksi langsung
2. On the spot observation, dan
3. On the spot report.
Dalam infeksi langsung dapat dengan meninjau pribadi yaitu
mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri
pelaksanaan pekerjaan.Cara ini mengandung kelemahan, menimbulkan kesan
kepada bawahan bahwa mereka diamati secara keras dan kuat sekali. Namun, ada
yang berpendapat bahwa cara inilah yang terbaik, karena melakukan kontak
langsung antara atasan dan bawahan dapat dipererat. Serta, kesukaran dalam
praktek dapat dilihat lansung dan tidak dapat dikacaukan oleh pendapat bawahan
sebagaimana mungkin terselip dengan cara menerima laporan tertulis.

Langkah kerja pemeriksaan pengawasan atasan langsung menurut


Khusnuridlo adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa apakah atasan Langsung Bendaharawan telah melakukan
pemeriksaan kas terhadap Bendaharawan sedikitnya tiga bulan sekali.
2. Meneliti apakah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perlengkapan telah melakukan pemeriksaan penyimpanan barang
inventaris yang dikelolanya, baik secara langsung melihat fisik barangnya
maupun melalui pembukuannya.
Akan tetapi, karena banyak dan kompleksnya tugas-tugas seorang
pimpinan terutama dalam organisasi besar seorang pemimpin tidak mungkin dapat
selalu menjalankan pengawasan langsung itu. Karena itu sering pula ia harus
melakukan pengawasan yang bersifat tidak langsung.
Pengawasan Tidak Langsung Yang dimaksud ialah pengawasan dari jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan.

9
b. Pengawasan Tidak Langsung
Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalu laporan yang disampaikan oleh para bawahan
Laporan ini berbentuk:
1. Lisan.
Pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui
laporanlisan yang diberikan bawahan. Dengan cara ini kedua pihak aktif,
bawahan memberikan laporan lisan tentang hasil pekerjaannya dan atasan
dapat bertanya lebih lanjut untuk memperoleh fakta-fakta yang
diperlakukannya. Pengawasan seperti ini dapat mempercepat hubungan
pejabat, karena adanya kontak wawancara antara mereka.
2. Tertulis.
Laporan tertulis merupakan suatu pertanggungjawaban kepada
atasannyamengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan
instruksi dan tugastugas yang diberikan atasannya kepadanya. Dengan
laporan tertulis sulit pimpinan menentukan mana yang berupa kenyataan
dan apa saja yang berupa pendapat. Keuntungannya untuk pemimpin dapat
digunakan sebagai pengawasan dan bagi pihak lain dapat digunakan untuk
menyusun rencana berikutnya.

D. PROSES PENGAWASAN
Pengawasan adalah suatu usaha sistematis menetapkan standar – standar
dengan tujuan perencanaan, merancang bangun system umpan balik informasi,
membandingkan kinerja sebenarnya dengan standar – standar yang telah
ditentukan terlebih dahulu, menentukan apakah ada penyimpanan dan mengukur
kemuradanya, serta mengambil tindakan yang diperlukan yang menjamin
pemanfaatan penuh sumberdaya yang digunakan secara efisien dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian langkah unsur proses pengawasan
itu adalah sebagai berikut:
1) Pencapain standar dan metode pengukuran kinerja.
2) Pengukuran kinerja yang senyatanya;
3) Pembandingan kinerja dengan standar serta menafsirkan penyimpangan–
penyimpangan; dan
4) Mengadakan tindakan korektif.

Standar yang ditentukan itu berupa standar masukan yang berupa


usahakerja, dan standar keluaran berupa ukuran kuantitas,kualitas, biaya atau

10
waktu pengukuran kinerja senyatanya adalah untuk melihat adanya
penyimpangan atau varians antara apa yang terjadi senyatanya dengan apa yang
di harapkan.

Pembandingan kinirja senyatanya dengan tujuan atau standar dapat


menghasilkan kinerja sama dengan standar atau dengan kinerja lain dengan
standar yang terakhir memerlukan manajemen berdasar pengecualian:
manajemen perlu memeperhatikan situs dimana penyimpanan anatara kinerja
senyawa dengan yang diharapkan sangatlah besar. Yang pertaman cukup
mempertahankan situs tak perlu dilakukan tindakan korektif.

Pengawasan itu dapat intern, dapat pula ekstern.Pengawasan


internmelalui disiplin diri dan latihan tanggung jawab individual atau kelompok.
Pengawasan ekstern terjadi melalui supervise langsung atau penerapan system
administrative seperti aturan dan prosedur. Pengawasan efektif yang akan di
uraikan kemudian, merupakan kombinasi dari keduanya.

Ada empat jenis pengawasan ekstern, yaitu:

1) Prapengawasan disebut juga precontrol atau feed-forward-control yaitu


pengawasan yang di lakukan sebelum memulai kegiatan, terdiri atas
kegiatan persiapan: Spesifikasi masukan, keluaaran, kejelasan tujuan,
sumber daya yang di perlukan.
2) Pengawasan pengarahan atau steering control yang fokusnya adalah
pada apa yang terjadi selama proses kerja. Juga di kenal dengan nama
concurrent control. Disini diusahakan untuk menemukan masalah dan
melakukan tindakan perbaikan sebelum hasil akhir.
3) Pengawasan ya/tidak (yes/no-control) yang menspesifikasi titik kritis
yang harus di lalui sebelum suatu kegiatan berlanjut. Pada suatu titik
Segala persyaratan harus dipenuhi terlebih dahulu (ya) sebelum proses
belanjur kalau tidak, proses berhenti.
4) Pengawasan pasca kegiatan (post action control atau feedback
control),dilakukan setelah kegiatan selesai.

Adapun faktor-faktor yang menjadi pengawasan itu merupakan keharusan ialah:


1) Adanya perubahan yang memerlukan penyesuain-penyesuain baru dan
ini harus selalu diawasi;
2) Adanya kekomplekan system memerlukan pengawasan yang
lebihbanyak;

11
3) Adanya kesalahan-kesalahan memerlukan pengawasan agar dapat
dilakukan tindakan perbaikan; dan
4) Adanya delegasi perlu pengawasan terhadap para pelaksana agar
jangan sampai melakukan penyimpangan yang terlalu banyak sehingga
sulit dibenahi lagi. Dengan memperhatikan faktor-faktor diatas , maka
tercapailah sasaran-sasaran pengawasan yaitu :
1. Meningkatkan disiplin dan prestasi kerja.
2. Menekansekecil mungkin penyalahgunaan wewenang.
3. Menekan sekecil mungkin kebocoran dan pemborosan.
4. Meningkatkan pelayanan.
5. Memperlancar segala kegiatan.

12
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpanbalik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanan-penyimpana
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Syarat-syarat pengawasan yaitu:
pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan keguatan, pengawasan harus
melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera, pengawasan harus
mempunyai pandangan ke depan,pengawasan harus objektif, teliti dan sesuai
dengan standar, pengawasan harus luwes atau fleksibel, pengawasan harus serasi
dengan pola organisasi, pengawasan harus ekonomis, pengawasan harus mudah di
mengerti, dan pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi. Tipe-tipe
pengawasan yaitu: pengawasan pendahuluan (Preliminary Control), Pengawasan
pada Saat Kerja Berlangsung (Cocurrent Control), Pengawasan Feed Back (Feedback
Control). Teknik pengawasan yaitu: Teknik Pengawasan Kualitas, Metode
Pengawasan Non Kuantitatif dan Kuantitatif, dan Teknik Pengawasan Langsung dan
Tidak Langsung. Langkah unsur proses pengawasan itu adalah sebagai berikut:
Pencapain standar dan metode pengukuran kinerja, pengukuran kinerja yang
senyatanya, pembandingan kinerja dengan standar serta menafsirkan
penyimpangan – penyimpangan dan mengadakan tindakan korektif.

B. Saran
Pengawasan dirasa sangat sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin akan menjdi lebih baik Karena jika
tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyak
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun
lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun
suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan
anggotaorganisasi.Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian
yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.Lebih baik dilakukan secara langsung
oleh pimpinan organisasi.Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan
seorang pemimpin dalam suatu organisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sukoco, B.M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga:


Jakarta.
http://malikazisahmad.wordpress.com/2012/01/13/pengertianpengawasan/
http://patangerangkota.go.id/index.php/layanainformasi/pengawasan/maksudfun
si-tujuan-pengawasa
http://proseapengawasan.blogspot.com/
http://tyoset.blogspot.com/2012/01/tipe-tipe-pengawasan.html
http://purwantiw.wordpress.com/2011/04/30/teknik-teknik-pengawasan/

14

Anda mungkin juga menyukai