Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FINAL

Makalah Manajemen Syariah

Di

Oleh:

Nama : Nurul Ismayanti

Nim : 2102010023

Prodi : Ekonomi Syariah (Semester 3)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD
(STAI DDI) PINRANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT.yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, bimbingan, dan petunjuk-Nya, sehingga

atas kemudahan-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas final makalah

ini. Tak lupa shalawat dan salam selalu mengiringi baginda Rasulullah

Muhammad SAW. karena atas berkat beliaulah kita mampu mengenal agama

yang benar yaitu Addinul Islam.

Kemudian kami juga menghaturkan ucapan terimakasih kepada ibu

Amalia S Tapparang, S.Sos., M.M. yang telah memberikan tugas makalah ini

kepada kami mahasiswanya. Makalah ini saya susun tidak hanya semata-mata

untuk memenuhi tugas yang telah diberikan namun saya juga berharap bahwa

makalah ini mampu dijadikan sebagai pembelajaran untuk saya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan keraguan dalam

makalah ini, maka besar kiranya harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi semua pihak terlebih lagi bagi penyusun.

Pinrang, 10 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................. ii
PEMBAHASAN .................................................................................... 1
A. Fungsi Pengawasan dalam Islam ................................................ 1
B. Manajemen Lokal dalam Islam .................................................. 8
C. Teori Alternatif Bagi Prilaku Manajemen .................................. 10
D. Teori Manajemen dalam Islam ................................................... 15
Daftar Pustaka ........................................................................................ 17

ii
PEMBAHASAN

A. Fungsi Pengawasan dalam Islam

1. Built In Control

Menurut Bohari, built in control atau pengawasan melekat

didefinisikan berupa tindakan atau kegiatan atas usaha untuk

mengawasi dan mengendalikan anak buah secara langsung, yang harus

dilakukan sendiri oleh setiap pimpinan organisasi yang bagaimanapun

juga tindakan atau usaha yang dianggap paling tepat untuk

menanamkan pengawasan atasan.

Sedangkan menurut Nawawi, yaitu proses pemantauan,

pemeriksaan dan evaluasi atasan langsung terhadap pekerjaan dan hasil

kerja bawahannya, agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan

ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-

kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Kemudian untuk efektifnya Sujamto telah mengemukakan bahwa

built in control ini secara potensial merupakan salah satu bentuk

pengawasan yang paling intensif karena antara jarak subyek

(pimpinan) dan obyek pengawasan (bawahan) adalah yang paling

dekat. Dengan jarak antara subyek dan obyek pengawasan itu

dimungkinkan pengawas atasan langsung mengamati setiap saat

pelaksanaan tugas bawahannya dan memberi petunjuk-petunjuk serta

tindakan-tindakan korektif lainnya yang diperlukan secara cepat dan

tepat.

3
4

Adapun tujuan built in control yaitu untuk menciptakan kondisi

yang mendukung kelancaran dan ketetapan pelaksanaan tugas-tugas

umum pemerintahan dan pembangunan, kebijaksanaan, rencana dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan oleh

atasan langsung.

2. Pengawasan Manajemen

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial,

sebaik apapun pekerjaan yang dilaksanakan tanpa adanya pengawasan

tidak dapat dikatakan berhasil.Pengawasan yang berhubungan dengan

tindakan atau usaha penyelamatan jalannya perusahaan kearah tujuan

yang diinginkan yakni tujuan yang telah direncanakan.

GR. Terry mengatakan bahwa pengawasan adalah proses

penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar apa yang sedang

dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu

dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan

rencana yaitu selaras dengan standar.

Adapun fungsi utama pengawasan yaitu bertujuan untuk

memastikan bahwa setiap pegawai yang memiliki tanggung jawab bisa

melaksanakannya dengan sebaik mungkin.Kinerja karyawan dikontrol

dengan sistem operasional dan prosedur yang berlaku, sehingga dapat

disingkap kesalahan dan penyimpangan.


5

3. Mekanisme Pegawasan Manajemen

Terdapat beberapa mekanisme dalam pengawasan manajemen,

yaitu:

a. Penetapan standar pelaksanaan

Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang

dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil,

tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan

sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus anatar lain target

penjualan, anggaran, bagian pasar, marjin keuntungan, keselamatan

kerja dan sasaran produksi. Ada tiga bentuk standar yang umum,

yaitu:

1.) Standar-standar phisik, meliputi kuantitas barang dan jasa,

jumlah langganan dan kualitas produksi.

2.) Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan

mencakup biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan.

3.) Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas

waktu pekerjaan yang harus diselesaikan.

b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Penetapan standar pengukuran dan sistem monitoring ditentukan,

pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata.Oleh karena itu, tahap

kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran

pelaksanaan kegiatan secara tepat.


6

c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan,

pengukuran pelaksnaan dilakukan sebagai proses yang berulang-

ulang dan terus menerus. Banyak perusahaan sekarang

mempergunakan pemeriksa intern (in-ternal auditor) sebagai

pelaksana pengukuran.

d. Pembandingan pelaksanaan dengan standar evaluasi

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan

pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau

standar yang telah ditetapkan. Pada tahap ini kompleksitas dapat

terjadi pada saat mengimplementasikan adanya penyimpangan

(deviasi).Penyimpangan tersebut harus dianalisa untuk menentukan

mengapa standar tidak dapat dicapai.

e. Pegambilan tindakan koreksi bila diperlukan

1.) Mengubah standar mula-mula, kemungkinan terlalu tinggi atau

terlalu rendah.

2.) Mengubah ukuran pelaksanaan, inspeksi terlalu sering

frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem

pengukuran tersebut.

3.) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterprestesikan

penyimpangan-penyimpangan.
7

4. Pengawasan public

Dalam hal pengawasan pelayanan public, selain menjadi tugas, fungsi

dan kewenangan ombudsman RI masih belum banyak yang

mengetahui bahwa ada unsur lain yang memiliki tugas tersebut. Pasal

35 UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengatur

bahwa pengawas pelayanan public terbagi menjadi dua, yaitu

a. Pengawasan internal

UU Pelayanan public membagi pengawas internal menjadi

beberapa, yaitu: pengawasan oleh atasan langsung dan pengawasan

oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Salah satu yang dapat dilakukan oleh pengawas internal

khususnya oleh atasan langsung yaitu dengan melakukan evaluasi

kinerja penyelenggaraan pelayanan public.

b. Pengawasan eksternal

Dalam UU pelayanan public pengawas eksternal terdiri dari

masyarakat, Ombudsman, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD

kabupaten/kota.Jika sektor unggulan pengawasan ekstrernal ini

berjalan secara sinergis maka pelayanan public yang berkualitas

dan prima dapat dengan mudah diwujudkan bersama.

5. Pengawasan Peradilan serta Lembaga Hisbah dan Muhtasib

Pengawasan peradilan adalah rangkaian kebijakan untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan, meliputi: perencanaan,


8

pelaksanaan, pengendalian/pengawasan dan penilaian serta evaluasi

atas kegiatan yang dilakukan.

Pengawasan peradilan memiliki maksud untuk memperoleh

informasi apakah penyelenggaraan tekhnis peradilan, pengelolaan

administrasi peradilan dan pelaksanaan tugas umum peradilan telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Lembaga hisbah ialah lembaga yang tugasnya mengawasi

kegiatan pasar agar tercipta keadilan dan tata niaga yang adil dalam

interaksi manusia, alam sekitar dan binatang.

Lembaga hisbah memiliki tugas yaitu memberi pertolongan

kepada orang-orang yang tidak mampu berdasarkan haknya dan juga

menyelesaikan suatu perselisihan antar manusia dan mengjaka untuk

melakukan perbuatan yang baik.

Muhtasib merupakan seseorang yang bertugas melaksanakan

hisbah, muhtasib pertama diangkat di Irak pada abad

kedelapan.Muhtasib diangkat oleh penguasa, wazir, atau qadi.

B. Manajemen Lokal dalam Islam

1. Sentralisasi Desentralisasi

Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah

kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur

organisasi.Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di

Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.Sedangkan, desentralisasi


9

dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan dan

sumber-sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Berubahnya sentralisasi menjadi desentralisasi membawa

perubahan dalam sistem pemerintahan diantaranya Pilkada langsung

dan Pemilu Presiden. Meskipun dirasa sebagai perubahan kea rah

positif tetap saja timbul nada pesimis dan pandangan negative dari

berbagai kalangan tentang pelaksanaan pilkada di Indonesia tidak

meniadakan arti pentingnya institusi ini dalam konsoliddasi demokrasi

di era desentralisasi ini.

2. Manajemen Lokal dalam Islam

Di awal perkembangan islam, manjemen dianggap sebagai ilmu

sekaligus teknik (seni) kepemimpinan. Dalam konteks bisnis bisa

dimaknai bahwa “bisnis berjalan pada siklusnya”, sehingga

manajemen bisa diartikan kemampuan manajer yang membuat bisnis

berjalan sesuai rencana.

Dalam islam, manajemen dipandang sebagai perwujudan amal

saleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan

memunculkan motivasi untuk mencapai hasil yang baik demi

kesejahteraan bersama. Paling tidak, ada empat landasan untuk

mengembangkan manjemen menurut pandangan islam, yaitu

kebenaran, kejujuran, keterbukaan dan keahlian.

Manajemen islami memandang manajemen sebagai objek yang

sangat berbeda dibanding konvensional. Dalam manajemen


10

konvensional manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi,

sedangkan dalam islam manuia merupakan makhluk spiritual, yang

mengakui kebutuhan baik material.

Manajemen merupakan pengaturan dan mengarahkan sesuatu

yang lebih baik. Manjemen karena adanya tuntutan leadership dalam

islam. Konsep manjemen islam menjelaskan bahwa setiap manusia

(bukan hanya organisasi) hendaknya memperhatikan apa yang telah

diperbuat pada masa lalu yang telah lalu untuk merencanakan hari

esok.

C. Teori Alternatif Bagi Perilaku Manajemen

1. Pemikiran Manajemen Islam

Pemikiran manajemen dalam isla bersumber dari nash-nash Al-

Qur’an dan As-Sunnah.Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni yang

mengurus atau mengelola, tidak dapat lepas dari fungsi-fungsi dan

ketentuan yang telah ditetapkan Allah Swt. Dalam Al-Qur’an.

Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang

berkembang dalam masyarakat.

Manajemen merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk

mewujudkan tujuan dan melaksanakan aktifitas organisasi.Untuk itu,

manajemen harus terikat dengan lingkungan sosial dan berpegang

teguh pada nilai-nilai syariat pada setiap kondisi dan tempat.

Ketika lingkungan sosial islami telah berbentuk, dalam

manajemen akan terbentuk pegawai, pemimpin yang beriman, taqwa


11

dan menjalankan semua perintah dan menjauhi larangannya ketika

menjalankan tanggung jawab dan wewenang yang dibebankan

kepadanya.

2. Tujuan dan Karakteristik Teori Manajemen

Teori manajemen berfungsi untuk menyediakan kerangka kerja

organisasi dalam membangun tim kerja. Dengan teori manajemen

maka para pemimpin mampu menggunakan secara efektif banyak

proses sistemik dan aspek motivasi dari struktur dan fungsi organisasi.

Dalam praktiknya, penerapan teori manejemen dapat dilihat ketika

para pemimpin organisasi memotivasi karyawan mereka untuk

memberikan kontribusi yang terbaik bagi pencapaian tujuan organisasi.

Misalnya, ketika para pemimpin organisasi mulai melakukan

koordinasi dan pengawasan, maka pada saaat itulah teori manjemen

bekerja.

Tidak hanya dapat mendukung praktik lapangan, dengan

mengetahui teori-teori manajemen akan memberikan beberap manfaat

bagi organisasi secara keseluruhan.

Ada beberapa karakteristik teori manajemen diantaranya, yaitu:

a. Beriorentasi pada tujuan

Setiap organisasi atau bisnis memiliki suatu tujuan yang

menjaddi dasar ari pembentukannya.

b. Bersifat lugas
12

Maksudnnya yaitu, semua kegiatan yang terlibat dalam

mengelola suatu perusahaan termasuk hal lumrah bagi semua

organisasi di berbagai bidang.

c. Bersifat multidimensi

Karakteristik ini meliputi pekerjaan, perorangan, dan operasi

atau proses produksi.

d. Proses yang berkelanjutan

Manajemen merupakan serangkaian fungsi yang berkelanjutan

meliputi perencanaan, pengarahan, penempatan staf,

pengendalian dan pengoorganisasiaan yang dilakukan oleh

semua manajer sepanjang waktu.

e. Kegiatan kelompok

Hal ini karena dalam prosesnya tidak bisa dilakukan secara

individu tetapi harus bersama-sama.

f. Kekuatan yang tidak berwujud

Kekuatan yang tidak berwujud namun hasilnya bisa kita lihat

dan rasakan secara fungsional.

3. Teori Manajemen Modern

Teori manajemen modern muncul pada tahun 1950 sebagai akibat

ketidak puasaan dua teori sebelumnya, yaitu klasik dan neoklasik.Teori

manajemen modern sering disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau

“Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan

neoklasik.Teori manajemen modern memandang bahwa semua unsur


13

manajemen sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak

dapat dipisahkan.

Pendekatan-pendekatan daalam pemikiran manajemen modern

antara lain, yaitu:

a. Pendekatan proses

Pendekatan ini memandang manajemen sebagai satu kesatuan yang

saling berinteraksi yang tak terpisahkan.

b. Pendekatan kontigensi

Pendekatan ini digunakan untuk menjembatani celah antara teori

dan praktek nyatanya.Biasanya terdapat perbedaan antara teori

dengan praktek, oleh karena itu harus memperhatikan lingkungan

sekitarnya.

c. Pendekatan manajemen strategi

Pendekatan ini mengkonsentrasikan pada proses pengambilan

keputusan dan kajian serta analisa aktivitas terkait kinerja jangka

panjang.

d. Pendekatan gaya manajemen Jepang

Tipe pengambilan keputusan di pendekatan ini biasanya bersifat

kebebasan dengan melibatkan karyawan pada setiap prosesnya.

e. Pendekatan manajemen keunggulan

Pendekatan uatama dari manajemen keunggulan adalah

mengarahkan smua sumber daya perusahaan untuk mencapai

sesuatu yang unggul.


14

4. Teori Birokrasi

Max Weber dari Jerman memperkenalkan birokrasi legal rasional

teori manajemen birokrasi yang dikenal dengan birokrasi legal

rasional.

Weber percaya bahwa saah satu karakteristik utama masyarakat

industry adalah dorongan untuk merasionalisasikan proses sosial dan

ekonomi.

Karena itu, jenis birokrasi seperti ia dinamakan sebagai birokrasi

“tipe ideal” atau “model organisasi yang rasional”.

Berikut adalah kriteria birokrasi menurut Max Weber, yaitu:

a. Adanya keutungan tegas dan resmi mengenai kewenangan yang

didasarkan pada peraturan-peraturan umum, yaitu ketentuan-

ketentuan hukum dan administrasi.

b. Prinsip pertingkatan (hierarki) dan derajat wewenang, merupakan

sistem tegas hubungan atasan dan bawahan dimana terdapat

pengawasan di dalamnya.

c. Ketalaksanaan suatu birokrasi yang modern didasarkan pada

dokumen-dokumen tertulis, disusun dan dipelihara aslinya ataupun

salinannya.

d. Pelaksanaan birokrasi dalam bidang-bidang tertentu memerlukan

latihan dan keahlian khusus.

e. Bila birokrasi telah berkembang dengan penuh, maka kegiatan-

kegiatan meminta kemampuan bekerja yang maksimal dari


15

pelaksana-pelaksanaannya, terlepas dari kenyataan bahwa waktu

bekerja pada organisasi tersebut secara tegas dibatasi.

D. Teori Manajemen dalam Islam

Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini ssebenarnya bukan

hal yang baru dalam perspektif islam. Manajemen itu telah ada paling

tidak ketika Allah Swt. Menciptakan alam semsta beserta isinya.Unsur-

unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluk lainnya

tidak terlepas dari manajemen langit.Ketika Nabi Adam sebagai khalifah

memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur manajemen

tersebut.

Manajemen dalam islam tidak jauh dari pemahaman ini. Manajemen

dianggap sebagai ilmu teknik (seni) kepemimpinan diawal perkembangan

islam. Akan tetapi, pemikiran manajemen telah diterapkan dalam beberapa

Negara yang tersebar di penjuru dunia.

Pemikiran manajemen dalam islam bersumber dari nash-nash Al-

Qur’an dan petunjuk-petunjuk Al-Sunnah. Selain itu, ia juga berasaskan

pada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang dalam masyarakat pada

waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen konvensional, ia merupakan

suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai serta hanya beriorentasi

pada pencapaian manfaat duniawi semata. Pada awalnya manajemen ini

berusaha untuk diwarnai dengan nilai-nilai, namun dalam perjalannnya

tidak mampu. Karena, ia tidak bersumber dan berdasarkan petunjuk

syariah yang bersifat sempurna, komperehensif dan kebenaran.


16

Manajemen syariah adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai

keimanan dan ketauhidan, jika setiap orang perilaku yang terlibat dalam

sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan

perilakunya akan terkendali. Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Qur’an,

hadist dan beberapa contoh yang dilakukan para sahabat.

Hal yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan islam

adaah harus memiliki sifat ri’ayah (jiwa kepemimpinan). Jiwa

kepemimpinan menurut pandangan islam merupakan faktor utama dalam

konsep manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting dari

manusia sebagai khalifah fil al ardh.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ridwan. 2010. Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The

Celestial Management, Jakarta: Salemba Empat.

Budiharto, Priyo. Analisis Kebijakan Pengawasan Melekat di Badan Pengawas

Provinsi Jawa Tengah, Diponegoro: University Institutional Reposity.

Effendi, Usman. 2014. Asas Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers.

Etania, Riyanti. 2021. Teori Manajemen: Definisi dan Terapan di Organisasi,

HR.Note.asia.

Fitriyanti, Upi. 2020. Pengawasan Pelayanan Publik, Lampung.

Hafidhuddin, Didin. 2008. Manajemen Syariah, Jakarta: Gema Insani.

Hasibuan, Malayu. 2014. Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara.

Issakh, Henki Idris dan Zahrida Wiryawan. 2015. Pengantar Manajemen, Jakarta:

In Media.

Iswandir.Dasar-Dasar Proses Pengawasan dalam Organisasi.

Kamaluddin, Undang Ahmad. 2009. Etika Manajemen Islam, Bandung: Pustaka

Setia.

Mahkamah Agung RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan

Lembaga Peradilan.

Nuradhawati, Rira. 2019. Dinamika Sentralisasi dan Desentralisasi di Indonesia.

17
18

Romly. 2019. Al-Hisbah Al-Islamiyah: Sistem Pengawasan Pasar dalam Islam,

Yogyakarta: Depublish.

Siagian, Sondang P. 2007. Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara.

Sin, Ahmad Ibrahim Abu. 2008. Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan

Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Som. 2022.Konsep Dasar Manajemen, PPM School Of Management Inspiring

Transformation.

Widjianto, Danu. 2019. Muhtasib, Jakarta: Wikipedia.

Zahroh, Siti. 2019. Manajemen dalam Islam, Jakarta: Kompasiana

Anda mungkin juga menyukai