Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

“FUNGSI PENGAWASAN”

DOSEN PENGAMPU
DR. WAHYONO, M.M DAN WIDYA PRANANTA, S.ST., M.M

OLEH KELOMPOK 13
ANGGOTA :
1. SALMA SALSABILA (7311421383)
2. SINTA YULIAWATI (7311421384)
3. AGNA MUTIA BURDIARTO (7311421385)
4. DLILLA ILLA DLILLUKA (7311421386)
5. MARTINUS ADITYA PRASENKA (7311421387)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Makalah ini merupakan makalah Pengantar Manajemen yang membahas tentang Fungsi
Pengawasan. Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga
materi yang disampaikan dapat dimengerti dan di pahami oleh para pembacanya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam materi tentang
“Fungsi Pengawasan” dengan dibimbing oleh dosen Pengantar Manajemen yaitu Dr.
Wahyono, M.M dan Widya Prananta, S.ST., M.M
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat kerja tim penyusun yang baik dan
dapat diandalkan satu sama lain sehingga terjalin kekompakan dalam tim penyusunan
makalah ini.
Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih
dalam proses pembelajaran, dalam penyusunan makalah masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
dalam penyusunan makalah ini bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami,
semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi pengetahuan serta ilmu sebagai
pembelajaran bagi para pembacanya.

Semarang, 15 November 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II

BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian....................................................................................................................3
2.2 Sistem Pengawasan.....................................................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Pengawasan...............................................................................................5
2.4 Tahap-Tahap Proses Pengawasan................................................................................6
2.5 Fungsi Pengawasan.....................................................................................................7
2.6 Tujuan Pengawasan.....................................................................................................8
2.7 Pentingnya Pengawasan..............................................................................................8

BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................III

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana pengendalian
yang dianggap paling efektif untuk menciptakan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan pada hakekatnya
merupakan kewajiban setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi. Pengawasan
secara khusus melekat pada tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap pimpinan.
Operasionalisasi pengawasan dapat dilaksanakan dalam berbagai cara, seperti pelimpahan
wewenang kepada seseorang atau lembaga yang kompeten dan atau yang ditunjuk untuk
tugas pengawasan.
Fungsi pengawasan dalam lingkup manajemen pemerintahan dimaksudkan untuk
mencegah berbagai penyalahgunaan wewenang, pungutan liar, korupsi, kolusi,
nepotisme, pemborosan dan kebocoran keuangan/kekayaan negara serta bentuk-bentuk
penyimpangan lainnya, dengan tujuan untuk meminimalisasi terjadinya berbagai
penyimpangan. Selain dari pada itu pengawasan sebagai sarana untuk mendorong
terciptanya aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa, professional, penuh
pengabdian dan tanggungjawab, sehingga mampu mendukung kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan, baik pelayanan publik, pemberdayaan
masyarakat maupun pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan?
2. Bagaimana sistem pengawasan berjalan?
3. Jelaskan jenis-jenis pengawasan!
4. Bagaimana tahap-tahap proses pengawasan?
5. Apakah fungsi dari pengawasan?
6. Jelaskan tujuan pengawasan!
7. Apa pentingnya pengawasan?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui arti dari Pengawasan
2. Untuk mengetahui system Pengawasan
3. Untuk mengetahui jenis jenis Pengawasan
4. Untuk mengetahui tahap-tahap proses pengawasan

1
5. Untuk mengetahui fungsi pengawasan
6. Untuk mengetahui tujuan Pengawasan
7. Untuk mengetahui pentingnya pengawasan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dalam KBBI, Pengawasan (controling) memiliki makna / arti penilikan dan
penjagaan. Sedangkan dalam bahasa inggris pengawasan disebut dengan pengendalian
(controlling).
Secara umum Pengawasan dalam manajemen ialah sebuah proses untuk memastikan
semua operasional (actuating) organisasi terlaksana sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Lebih lengkapnya pengertian pengawasan (controling) ialah suatu proses yang telah
disusun secara sistematis dan digunakan untuk menentukan sebuah acuan kerja. Proses
tersebut meliputi perencanaan, menetapkan operasional (actuating) apa yang telah
dilaksanakan, menganalisa terjadinya kesalahan / penyimpangan, dan segera mengambil
langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan untuk menjamin penggunaan sumber daya
organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan (goal) organisasi

Berikut adalah definisi / pengertian pengawasan menurut para ahli:


 Menurut T. Hani Handoko, Pengawasan adalah sebagai proses untuk "menjamin"
bahwa tujuan-tujuan manajemen dan organisasi dapat tercapai.
 Menurut Admosudirdjo, Pengawasan ialah segala kegiatan yang membandingkan atau
mengukur apa saja yang sedang / sudah dilakukan dengan standar kriteria, atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Menurut Manullang, Pengawasan ialah proses menentuan permberian tugas dan
tanggung jawab yang telah dijalankan, memberikan penilaian, dan mengambil
tindakan korektif jika diperlukan dengan tujuan agar pelaksanaan organisasi yang
telah dilaksanakan sesuai dengan perecanaan.
 Menurut Sondang P. Siagian, Pengawasan ialah proses pengamatan seluruh kegiatan
organisasi yang tujuannya ialah untuk menjamin agar supaya seluruh pekerjaan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Menurut G.R Terry dalam Hasibuan, Pengertian Pengawasan ialah proses penentuan
standar apa yang harus dicapai dalam pelaksanaan, memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan dan melakukan koreksi perbaikan-perbaikan penyimpangan, sehingga
pelaksanaan organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.

3
 Henry Fayol dalam Harahap, Pengawasan adalah upaya pememeriksaan apakah
semua kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan perencanaan sebelumnya,
termasuk perintah dan standar prinsip yang dianut.
 Menurut McFarland, Pengawasan adalah sebuah proses dimana manajer / atasan ingin
mengetahui apakah hasil output dari pelaksanaan yang dilakukan oleh bawahannya
telah sesuai dengan perencanaan, instruksi, atau aturan yang telah ditentukan.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disarikan bahwa pengawasan
merupakan upaya pengamatan dari keseluruhan kegiatan dengan membandingkan,
mengukur, menilai, dan mengoreksi untuk mengetahui dan memastikan agar semua
operasonal (actuating) organisasi dapat dicapai, serta tidak terjadi penyimpangan dari
pedoman, standar, kriteria dan norma-norma yang telah ditentukan pada perencanaan
sebelumnya.

2.2 Sistem Pengawasan


Pengawasan yang efektif dalam organisasi harus memenuhi prinsip-prinsip
pengawasan yaitu:
1. Perencanaan sebelumnya telah ditetapkan, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa rencana merupakan standar, pedoman atau alat (tool) pengukur
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan.
2. Kejelasan instruksi dan delegasi wewenang-wewenang, pemberian instruksi
dan delegasi wewenang harus jelas dan dapat diterima oleh bawahan, karena
berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah menjalankan operasional
(actuating) organisasi dengan baik atau tidak.
3. Fleksibel, agar sistem pengawasan (controling) itu tetap dapat dipergunakan,
walaupun nantinya terjadi perubahan rencana karena faktor lain yang diluar dugaan.

Menurut Duncan, bahwa sistem pengawasan dapat berjalan secara efektif apabila
memenuhi kriteria pengawasan sebagai berikut:
1. Pengawasan harus dapat dipahami sifat dan kegunaannya. Setiap operasional
organisasi tentunya memiliki sub operasional dan masing-masing operasional tersebut
membutuhkan sistem pengawasan yang berbeda atara operasional satu dengan yang
lainnya. Contoh Sistem pengawasan dibidang produksi akan berbeda dengan sistem

4
pengawasan untuk bidang pemasaran. Pengawasan dibidang produksi umumnya tertuju
pada kualitad produk sementara pengawasan dibidang pemasaran tertuju pada jumlah
kuantitas produk yang terjual.
2. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut organisasi. Ciri khas atau
budaya intern organisai yang meliputi sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya
serta seluruh operasional-oprasional organisasi merupakan cerminan dari pola
organisasi, maka suatu system control pengawasan harus dapat memenuhi prinsip
berdasarkan pola organisasi.
3. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi permasalahan organisasi. Di awal
telah desebutkan bahwa tujuan utama dari fungsi pengawasan ialah memastikan agar
apa yang direncanakan sebelumnya (goal) menjadi kenyataan. Artinya pengawasan
yang efektif adalah pengawasan yang dapat merealisasi tujuan (goal) organisasi.
4. Pengawasan harus mampu mengidentifikasi kesalahan yang terjadi dalam
organisasi sesegera mungkin. Dengan ditemukannya masalah atau penyimpangan sedini
mungkin tentunya organisasi dapat mencari solusi agar seluruh operasionalnya sesuai
dengan perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya.
5. Pengawasan harus fleksibel. Sistem pelaksanaan yang efektif adalah sistem
yang memenuhi prinsip fleksibilitas artinya pengawasan akan tetap berjalan walaupun
terjadi perubahan-perubahan yang diuar duagaan.
6. Pengawasan harus ekonomis. Sifat ekonomis dari suatu sistem pengawasan
sangat diperlukan. harus diingat bahwa pengawasan disini fungsinya adalah menunjang
agar supaya tujuan (goal) organisasi dapat tercapai, jangan sampai pengawasan disini
melampui kemampuan organisasi. Pengawasan yang efektif adalah pengawasan mampu
menekan biaya (cos) tampa mengurangi kualitas hasil. Kenapa harus mahal jika dapat
direfleksikan dengan suatu sistem pengawasan yang lebih murah.

2.3 Jenis-Jenis Pengawasan


Secara umum jenis Pengawasan dapat dibagi menjadi dua (2) yaitu:
Pengawasan internal dan eksternal.
1. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilaksanakan oleh orang
ataupun lembaga yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan.
2. Pengawasan ekternal adalah pengawasan yang dilaksanakan oleh lembaga
pengawasan yang berada dari luar organisasi yang diawasi.

5
Dari dua (2) jenis pengawasan tersebut terdapat jenis-jenis pengawasan yang
perlu diketahui sebagai berikut:
1. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sejak awal
sebelum kegiatan itu dilakukan, sehingga dapat menghindari terjadinya
kesalahan dan penyimpangan. Misalnya pengawasan organisasi pada
bagian produksi pengawasan dilaksanakan untuk menghindari adanya
kesalahan-kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan pembelian bahan
baku yang dapat membebankan / merugikan organisasi.
2. Pengawasan represif adalah pengawasan yang dilaksanakan setelah
kegiatan selesai (rampung). Misalnya pengawasan dilakukan pada akhir
tahun organisasi meminta dan memeriksa bagian pemasaran terkait laporan
pencapaiannya.
3. Pengawasan aktif adalah Pengawasan yang dijalankan langsung pada
lokasi operasional organisasi tersebut beroperasi.
4. Pengawasan pasif adalah pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh.
Misalnya pengawasan dilakukan dengan cara pengujian dan penelitian
pada surat-surat, dokumen berharga atau pada laporan hasil kegiatan yang
disertai dengan bukti-bukti terkait dengan pelaksanakan kegiatan.
5. Pengawasan kebenaran formil adalah pengawasan menurut hak (hukum)
dan pemeriksaan kebenaran materil (barang bukti) mengenai maksud serta
tujuannya.

2.4 Tahap-Tahap Proses Pengawasan


Tahapan-tahapan dalam proses melaksanakan pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan standar atau dasar untuk pengawasan. Standar pengawasan ialah
sebuah target yang dijadikan sebagai acuan perbandingan untuk kinerja
dikemudian hari. Standar yang telah ditetapkan harus dapat diekspresikan
dandapat diukur. Strategi pengawasan harus konsisten (tidak berubah-rubah)
dengan tujuan organisasi. Standar tersebut harus dikomunikasikan secara jelas
baik melalui standar operasional persedur (SOP) atau pedoman-pedoman lainnya
agar standar tersebut dapat diketahui secara baik dan benar oleh karyawan
sehingga karyawan mengetahui dan memahami tujuan (goal) yang ingin dicapai
organisasi.

6
2. Meneliti basil yang di capai. Meneliti hasil capaian adalah kegiatan konstan dan
kontinu bagi sebagian besar organisasi. Agar pengawasan berlangsung efektif,
ukuran-ukuran kinerja yang digunakan harus valid.
3. Membandingkan pelakanaan dengan standar. Pada Tahapan ini membandingkan
hasil pekerjaan (output) dengan standar yang telah ditentukan dalam perncanaan.
Hasil (output) tesebut dapat diketahui melalui laporan rutin maupun laporan
khusus. Jika hasil (output) lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan, maka
fungsi pengawasan akan menilai seberapa besar penyimpangan terjadi, apakah
penyimpangan tersebut dapat ditoleransi atau perlu melakukan tindakan korektif.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan-tindakan korektif.

Setelah membandingkan hasil (output) dengan standar, manajer / atasan dapat memilih
opsi tindakan:
1. Mempertahankan statusquo (tidak melakukan apa-apa),
2. Mengoreksi penyimpangan yang terjadi, atau
3. Mengambil tindakan dengan cara mengubah standar.

2.5 Fungsi Pengawasan


Fungsi pengawasan ialah sebagai berikut :
1. Untuk menilai apakah organisasi dan unit-unitnya telah menjalankan tanggung
jawabnya masing-masing sesuai perencanaan.
2. Untuk melakukan penilaian apakah surat-surat, dokumen atau laporan yang
dihasilkan telah mempresentasikan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya.
3. Untuk melakukan penilaian apakah pengendalian (controling) yang dilakukan
oleh manajemen telah memadai dan dapat menjalankannya secara efektif.
4. Untuk bahan / data penelitian apakah seluruh kegiatan yang terlaksana dapat
berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.

Jadi dapat disarikan bahwa fungsi dari pengawasan (controling) ialah untuk pemberian
penilaian, melakukan analisis, merekomendasikan serta menyampaikan hasil surat,
dokumen dan laporan pekerjaan yang dilaksanakan organisasi atau lembaga yang telah
diteliti.

7
2.6 Tujuan Pengawasan
Adapun tujuan pengawasan yaitu:
1. Untuk menjamin pelaksanaan tugas dari organisasi sesuai dengan perencanaan,
perintah / aturan.
2. Untuk melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan organisasi.
3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dan penyelewengan.
4. Untuk Menjamin tercapainya kepuasan konsumen atas produk / jasa yang
disajikan.
5. Untk mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi.
Menurut Terry dan Rue, Manfaat Pengawasan adalah relatif dan tergantung dari
seberapa pentingnya kegiatan itu, sumbansih apa yang telah diperbuat, serta besarnya
sebuah organisasi.

2.7 Pentingnya Pengawasan


Ada berbagai bebagai alasan dan faktor yang membuat pengawasan dalam sebuah
organisasi sangat diperlukan (urgent), berikut adalah beberapa alasan mengapa
organisasi membutuhkan pengawasan (controling) sebagai berikut:
1. Terjadinya Perubahan pada lingkungan organisasi. Perubahan lingkungan
organisasi dapat berdapak negatif terhadap jalannya organisasi, perubahan
tersebut seperti munculnya produk inovasi baru dari barang sejenis maupun
subtitusi dan datangnya pesaing baru, adanya regulasi baru dari pemerintah,
diketemukannya bahan baku baru, dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasan
manajer dapat mendeteksi gejala perubahan yang dapat berpengaruh terhadap
organisasi, sehingga dapat memanfaatkan kesempatan dan mampu menghadapi
tantangan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Peningkatan kompleksitas Organisasi. Semakin besar keberadaan sebuah


organisasi maka pengawasan yang dilakukan haru lebih formal. Berbagai jenis
produk dan jasa harus sesusai standart dan memiliki izin, melakukan promosi
dalan lain sebagai untuk menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas organisasi
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pengawasan agar dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

8
3. Dengan pengawasan manajer / atasn mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan
secara lebih dini, yang mana bila tidak segera sesaikan akan berdampak negatif
terhadap organisasi / perusahaan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengawasan(controlling) adalah sebuah kegiatan untuk memastikan suatu kegiatan
operasional (actuating) sudah sesuai dengan rencana (planning) yang telah ditetapkan dalam
mencapai suatu tujuan dalam sebuah organisasi. Dapat disimpulkan bahwasannya
pengawasan memiliki banyak perananan penting dalam sebuah organisasi. Karena dijadikan
sebagai acuan kerja yang disusun secara sistematis supaya kesalahan/penyimpangan proses
tidak terjadi. Sehingga semua aktivitas bisa dilakukan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Pengawasan berfungsi untuk menilai apakah
organisasi dan unit-unitnya telah menjalankan tanggung jawabnya masing-masing sesuai
perencanaan atau tidak. Lalu melaporkannya dari hasil surat, dokumen, dan laporan pekerjaan
yang dilaksanakan organisasi dan tiap-tiap unit tadi.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga pemakalah dan pembaca dapat lebih memahami
tentang fungsi pengawasan (controlling). Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurulhuda.id.(Mei, 2020). “Fungsi Pengawasan Dalam manajemen”. Retrived November 23,


2021. From
https://www.google.com/amp/s/www.nurulhuda.id/2020/05/fungsi-pengawasan-dalam-
manajemen.html%3fm=1&amp=1

III

Anda mungkin juga menyukai