Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DASAR-DASAR MANAJEMEN

”TEKNIK DAN METODE PENGAWASAN”

Di susun oleh :

1. Muhammad Fauzan (0321013951)


2. Muhammaad Ma`arif Al-Malki (0321013841)

SEMESTER IV

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan sholawat
serta salam kita curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW karena dengan rahmat dan
hidayahnya, pembuatan makalah ini bias diselesaikan dalam tempo yang telah ditentukan.
Selaian daripada itu, pembuatan makalah dasar dasar proses pengawasan ini pun atas
bantuan dan dorongan dari keluarga serta teman – teman semua dan menjadikan ini
sebagai motivasi untuk kami supaya bias menyelesaikan makalah teknik dan metode
pengawasan ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah dasar-dasar manajemen.

Dalam pembuatan makalah ini, membahas tentang teknik dan metode pengawasan.
Informasi ini pun kami dapat dari berbagai sumber yang telah kami rangkum supaya
menjadi kesatuan yang kompleks, sistematis, dan mudah dipahami.

Besar harapan kai agar pembuatan makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan
khususnya kami sebagai penyusun. Walaupun kami menyadari banyak sekali kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini mohon untuk dimaklumi.

Pekalongan, 21 Februari 2023

Kelompok 15

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................5
1.1. Latar belakang...........................................................................................................................5
1.2. Rumusan masalah......................................................................................................................5
1.3. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................7
2.1. Pengertian pengawasan.............................................................................................................7
2.2 Pentingnya Pengawasan.................................................................................................................7
2.3. Tipe-Tipe Pengawasan....................................................................................................................8
2.4. Proses Perencanaan Atau Metode Pengawasan............................................................................9
2.4. Teknik Proses Pengawasan..........................................................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................................11
3.2. Saran.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pengawasan sebagai komponen dalam proses manajemen memiliki peran penting dalam
proses pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Proses ini dilaksanakan ketika suatu program
sedang dilaksanakan sampai dengan kegiatan tersebut selesai dilaksanakan. Istilah pengawasan
ini didalamnya mengandung beberapa aktifitas, diantaranya adalah inspeksi, control dan
evaluasi. Berdasar pada pengertian tersebut, maka sebenarnya ketika membahas tentang
pengawasan, maka secara otomatis aktifitas control juga dilakukan. Oleh karena itu maka
tulisan ini hanya memaparkan masalah pengawasan sebagai fungsi manajemen.

Dalam dunia pendidikan istilah "pengawasan" lebih cenderung dikonotasikan dengan


kegiatan supervisi, yakni kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh seorang pengawas
(supervisor) guna membantu seorang guru dalam memberikan arahan pada pelaksanaan
kegiatan pendidikan, yakni dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Tetapi sesungguhnya
kedua istilah tersebut – meskipun dalam tataran praktik dianggap sama– ada perbedaan,
walaupun pada akhirnya kedua istilah tersebut dipakai dalam kegiatan yang sama.

Istilah "pengawasan" dalam hal ini cenderung mengarah kepada salah satu peran seorang
manajer dalam kegiatan manajemen, atau yang dikenal dengan istilah controlling. Oleh karena
itu, istilah pengawasan dapat dipahami sebagai bagian kecil dari peran seorang manajer ( bagian
kecil dari fungsi kontrol). Artinya bahwa pengawasan merupakan coercion atau compeling
yaitu suatu proses yang bersifat memaksa agar aktifitas dapat disesuaikan dengan rencana yang
telah ditetapkan.

Sebelum lebih jauh membahas tentang pengawasan, terlebih dahulu perlu dipaparkan
tentang pengertian dari pengawasan itu sendiri. Hendyat Soetopo mengartikan pengawasan
sebagai suatu aktifitas dalam usaha mengendalikan, menilai dan mengembangkan kegiatan
organisasi agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
pengawasan berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam
arah atau jalur tujuan. Apabila salah satu bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para
manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan
yang benar. S. Hendayaningrat memberikan definisi pengawasan sebagai suatu proses dimana
pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah ditentukan

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan ?
2. Bagaimana cara melakukan pengawasan ?
3. Apa saja teknik dalam proses pengawasan ?
4. Apa saja metode-metode dalam proses pengawasan ?

iii
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengawasan
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengawasan
3. Untuk mengetahui berbagai teknik dalam proses pengawasan
4. Untuk mengetahui apa saja metode proses pengawasan

iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian pengawasan
Pengertian pengawasan Menurut Stoner dan Wankel (dalam Subardi,1992:6). “Pengawasan
berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah atau
jalur tujuan. Apabila salah satu bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer
berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang
benar “. Sementara itu menurut McFarland (dalam Handayaningrat, 1994:143). “Control isthe
process by which an executive gets the performance of his subordinates to correspond as
closely as possible to chosen plans, orders, objectives, or policies “. (Pengawasan ialah suatu
proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah
ditentukan ).

Selanjutnya Smith (dalam Soewartojo, 1995:131-132) menyatakan bahwa: “Controlling“


sering diterjemahkan pula dengan pengendalian, termasuk di dalamnya pengertian rencana-
rencana dan norma-norma yang mendasarkan pada maksud dan tujuan manajerial, dimana
norma-norma ini dapat berupa kuota, target maupun pedoman pengukuran hasil kerja nyata
terhadap yang ditetapkan.

Pengawasan merupakan kegiatan-kegiatan dimana suatu sistem terselenggarakan dalam


kerangka norma-norma yang ditetapkan atau dalam keadaan keseimbangan bahwa pengawasan
memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diterima, dipercaya atau mungkin
dipaksakan, dan batas pengawasan (control limit) merupakan tingkat nilai atas atau bawah suatu
sistem dapat menerima sebagai batas toleransi dan tetap memberikan hasil yang cukup
memuaskan.

Dalam manajemen, pengawasan (controlling) merupakan suatu kegiatan untuk


mencocokkan apakah kegiatan operasional (actuating) di lapangan sesuai dengan rencana
(planning) yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan (goal) dari organisasi. Dengan
demikian yang menjadi obyek dari kegiatan pengawasan adalah mengenai kesalahan,
penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat negatif seperti adanya kecurangan, pelanggaran
dan korupsi.

2.2 Pentingnya Pengawasan

1) Perubahan lingkungan organisasi . berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi


terus- menerus dan tak dapat dihindari , seperti munculnya inovasi produk dan pesaing
baru , diketemukanya bahan baku baru , adanya peraturan pemerintah baru , dan
sebagainya melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organsasi.

2) Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi semakin memerlukan


pengawasan yang lebih formal dan hati –hati, berbagai jenis produk harus diawasi
iii
untuk menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas tetap terjaga , penjualan eceran pada
para penyalur perlu di analisis dan di catat secara tepat

3) Kesalahan-kesalahan . bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan manajer


dapat secara sederhana malakukan fungsi pengawasan , tetapi kebanyakan anggota
oeganisasi seriing membuat kesalahan-kesalahan memesan barang atau komponen yang
salah.

4) Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang , bila manajer mendelegasikan


wewenang kepada bawahanya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang . satu-
satu melakukan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan
mengimplementasikan system pengawasan .tanpa system tersebut, manajer tidak dapat
memeriksa pelaksanaan tugas bawahan.

2.3. Tipe-Tipe Pengawasan

Ada 3 tipe-tipe dasar pengawasan, yaitu :

1) Pengawasan pendahuluan (feedfoward control). Pengawasan pendahuluan atau sering


disebut juga steering controls dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau
penyimpangan-penyimpangan daari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap tertentu diselesaikan. Jadi pendekatam pengawasan ini
lebih aktif dan agresif dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan
yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2) Pengawasan (concurrent) adalah pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan. Pengawasan ini sering disebut pengawasan “ya-tidak”, screening
control atau berhenti terus dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
3) Pengawasan umpan balik (feedback control) juga dikenal sebagai past-action control,
mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab
penyimpangan dari rencana atau standar yang ditentukan dan penemuan-penemuan
diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan dating.

iii
2.4. Proses Perencanaan Atau Metode Pengawasan

William H.Newman telah mengemukakan prosedur untuk penetapan system pengawasan,


pendekatan terdiri dari lima langkah dasar yang diterapkan untuk semua tipe kegiatan
pengawasan :

1) Merumuskan hasil yang diinginkan , manajer harus merumuskan hasil yang akan di
capai sejelas mungkin , tujuan yang dinyatakan secara umumatau kurang jelas seperti “
pengurangan biaya overhead”atau “meningkatkan pelayanan langganan”, perlu
dirumuskan lebih jelas seperti “ pengurangan biaya over head dengam 12%” .

2) Menetapkan penunjuk (predictors) hasil , tujuan pengawasan sebelum dan selama


kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya
penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan , Newman telah mengindentifikasikan
beberapa “early warning predictors” yang dapat membantu manajer memperkirakn
apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak.

3) Menetapkan standar penunjuk dan hasil . penetapan standar untuk penunjuk dan akhir
adalah bagian penting perancangan proses pengawasan , tanpa penetapan standar ,
manajer mungkin memberikan perhatian yang lebih terhadap penyimpangan kecil atau
tidak bereaksi terhadap penyimpangan besar.

4) Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. ;langkah keempat dalam


perancangan suatu siklus pengawasan adalah menetapkan sarana untuk
pengumpulan informasi penunjukan dan pembandingan penunjuk terhadap standar.

5) Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi . langkah bterakhir adalah


pembandingan penunjuk dengan standar , penetuan apakah tindakan koreksi perlu
diambil dan kemudian pengambilan di tindakan

iii
2.4. Teknik Proses Pengawasan

a) Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)

Penetapan standar adalah standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang
dapat digunakan sebagai “patokan”untuk penilaian hasil-hasil . tujuan ,sasaran,kuota dan
target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar

b) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Beberapa pernyataan yang penting berikut ini dapat digubakan berapa kali : Berapa kali (how
often) pelaksanaan seharusnya diukur setiap jam , harian , mingguan , bulanan ? dalam bentuk
apa ( what from ) pengukuran akan di lakukan –laporan tertulis , inspeksi visual , melalui
telepon ? siapa ( who) yang akan terlibat – manajer , staf departemen ? pengukuran ini
sebaiknya mudah di laksanakan dan tidak mahal , serta dapat di terangkan kepada karyawan
Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata Pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses
yang berulang- ulang dan terus menerus , ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan yaitu :
1) Pengamatan (observasi)
2) Laporan-laporan ,(baik lisan maupun tulisan)
3) Metode-metode otomatis
4) Inspeksi pengujian (test)

c) Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan analisis penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang di rencanakan atau standar yang telah di tetapkan walaupun tahap ini paling
mudah dilakukan , tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya
penyimpangan.

d) Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Bila hasil analisis menunjukkan perlunya tindakan koreksi , tindakan ini harus
diambil,tindakan koreksi dapat di ambil daaalam berbagai bentuk standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki ,atau keduanya dilakuakn bersama-sama.

iii
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-


tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat
kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan
yang sangat erat antara pengawasan dan perencanaan. Seperti terlihat dalam kenyataan,
langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah perencanaan, penetapan tujuan,
standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan. Pengawasan membantu penilaian apakah
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah direncanakan
secara efektif. Dan fungsi pengawasan itu sendiri harus diawasi. Ada tiga tipe dasar
pengawasan, yaitu (1) pengawasan pendahuluan (2) pengawasan “concurrent” dan (3)
pengawasan umpan balik.

3.2. Saran

Pembaca yang budiman, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami
miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu kami
berpesan kepada pembaca ambilah sesuatu yang positif dari sebuah makalah yang kami buat
dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami muapun pembaca dan menjadi
wawasan kita dalam memahaminya.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Tadjudin, Tadjudin. "Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan." Ta'allum: Jurnal


Pendidikan Islam 1.2 (2013): 195-204.

Glendoh, S. H. (2000). Fungsi pengawasan dalam penyelenggaraan manajemen


korporasi. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 2(1), 43-56

Anthony, Robert N., John Dearden, and Norton M. Bedford. "Management Control
Systems. Richard D. Irwin." Inc. Homewood, Illinois (1980)..

Arthur G. Bedeian, Organization : Theory and Analysis, The Dryden Press,


Hinsdale. Illinois, 1980.

iii

Anda mungkin juga menyukai