Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR MANAJEMEN

“Pengendalian”

Dosen Pengampu: IA. Rayhita Santhi, SE., M.Acc., Ak.

Kelompok 12

 Ni Ketut Sridama Yanti ( 2002622010323 ) / (15)


 Ni Made Yuniari ( 2002622010324 ) / (16)
 Ni Made Hirtayani ( 2002622010325 ) / (17)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan paper mata kuliah
Pengantar Manajemen tepat pada waktunya. Penulisan paper dengan materi Pengendalian ini
dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap paper tentang Pengendalian
ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada Ilmu Ekonomi. Selain itu, kami juga
berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru dan menambah pengetahuan setelah
membaca paper ini.
Penulis menyadari paper ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya paper selanjutnya yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
paper ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan, akhir kata semoga
paper ini dapat bermanfaat.

Denpasar, 9 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 KUALITAS SISTEM PENGENDALIAN YANG EFEKTIF..............................2


2.2 ALAT BANTU PENGENDALIAN MANAJERIAL...........................................3
2.3 BERBAGAI TEKNIK DAN METODE PENGENDALIAN...............................5

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN...................................................................................................10
3.2 SARAN................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengendalian sangatlah diperlukan dalam suatu proses kegiatan agar dapat
menentukan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya apabila terjadi kesalahan atau
pelencengan rencana yang telah diperbuat maka proses pengendalian ini harus hadir
demi membuat batasan-batasan atau tambahan rencana dalam suatu proses kegiatan
agar menemukan tujuan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Manfaat pengendalian bagi suatu perusahaan atau organisasi adalah untuk
mengontrol segala aktifitas yang ada di perusahaan atau organisasi tersebut,
pengendaliannya menyangkut segala aspek dikarenakan proses atau sistem
pengendalian harus dilakukan dengan pengawasan yang terus menerus. Proses
pengendalian bermanfaat apabila kondisi yang ada itu mengalami pelencengan dari
batasan-batasan yang ada. Oleh sebab itu pengendalian hadir guna mengetahui
permasalahan yang ada hingga demikian bisa mengendalikan atau mendiagnosa
masalah. Apabila mengalami permasalahan maka dapat diambil suatu kebijakan-
kebijakan untuk menentukan keseimbangan atau kestabilan proses rencana
perusahaan atau organisasi yang sedang berjalan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kualitas sistem pengendalian yang efektif?
2. Apa saja alat bantu pengendalian manajerial?
3. Apa saja teknik dan metode pengendalian?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui kualitas sistem pengendalian yang efektif
2. Mengetahui yang termasuk alat bantu pengendalian manajerial
3. Mengetahui berbagai teknik dan metode pengendalian

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 KUALITAS SISTEM PENGENDALIAN YANG EFEKTIF


Pengendalian adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan
(comparing), dan mengoreksi (correcting) kinerja. Semua manajer harus tetap
mengendalikan, bahkan jika mereka mengira bahwa unitnya telah berjalan sesuai
rencana, manajer tidak akan benar-benar mengetahui kinerja unitnya kecuali mereka
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan membandingkan kinerja sebenarnya
dengan standar yang diinginkan. Pengendalian yang efektif memastikan kegiatan telah
dilakukan dengan cara yang menghasilkan pencapaian tujuan. Keefektifan
pengendalian ditentukan oleh bagaimana pengendalian itu dapat membantu karyawan
dan manajer mencapai tujuan mereka. Jadi pengendalian yang efektif berarti
pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilalui tanpa menyimpang
dari sistem yang dianut sehingga tahapan yang dilaluinya benar.
Pengendalian sebagai suatu sistem, seperti halnya sistem-sistem yang lain memiliki
karakteristik tertentu. Namun demikian, arti penting karakteristik tersebut berlaku
relatif, artinya pada kondisi yang berbeda, karakteristik itupun berbeda pula. Pada
kondisi yang sama, karakteristik tersebut berlaku sama. Untuk menjadi efektif, sistem
pengendalian harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria-kriteria utama adalah bahwa
sistem seharusnya mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar, tepat waktu, dengan
biaya yang efektif, tepat akurat, dan dapat diterima oleh yang bersangkutan. Semakin
dipenuhinya kriteria-kriteria tersebut semakin efektif sistem pengendalian. Kualitas
sistem pengendalian yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut:
1. Akurat, artinya informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat. Data yang
tidak akurat dari sistem pengendalian dapat menyebabkan organisasi mengambil
tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan masalah yang sebenarnya
tidak ada.
2. Tepat waktu, artinya informasi harus dikumpulkan, disampaikan, dan dievaluasi
secepatnya bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.
3. Obyektif atau menyeluruh artinya informasi harus mudah dipahami dan bersifat
obyektif serta lengkap.

2
4. Terpusat pada titik-titik pengendalian strategik artinya sistem pengendalian harus
memusatkan perhatian pada bidang-bidang di mana penyimpangan-
penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan
kerusakan paling fatal. Selain itu, sistem pengendalian strategik sebaiknya
dipusatkan pada tempat dimana tindakan perbaikan dapat dilaksanakan seefektif
mungkin.
5. Realistik secara ekonomis artinya biaya pelaksanaan sistem pengendalian harus
lebih rendah, atau paling tidak sama, dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem
tersebut.
6. Realistik secara organisasional artinya sistem pengendalian harus cocok atau
harmonis dengan kenyataan-kenyataan organisasi.
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi artinya informasi pengendalian
harus terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, karena setiap tahap dari proses
pekerjaan dapat mempengaruhi sukses atau kegagalan keseluruhan operasi dan
informasi pengendalian harus sampai pada seluruh personalia yang
memerlukannya.
8. Fleksibel artinya pengendalian harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.
9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional artinya sistem pengendalian efektif
harus menunjukkan, baik deteksi atau deviasi dari standar tindakan koreksi apa
yang seharusnya diambil.
10. Diterima para anggota organisasi arinya sistem pengendalian harus mampu
mengarahkan pelaksanaan kerja para anggota organisasi dengan mendorong
perasaan otonomi, tanggung jawab dan berprestasi.
2.2 ALAT BANTU PENGENDALIAN MANAJERIAL
Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan pengendalian
menjadi lebih efektif. Dua teknik yang paling terkenal adalah manajemen dengan
pengecualian (management by exception) dan sistem informasi manajemen
(management information systems).
1. Management By Exception (MBE)
MBE atau prinsip pengecualian, memungkinkan manajer untuk mengarahkan
perhatiannya pada bidang-bidang pengendalian yang paling kritis dan
mempersilahkan para karyawan atau tingkatan manajemen rendah untuk
menangani variasi-variasi rutin. Hal ini dapat dipraktekkan oleh manajer-manajer
3
penjualan, produksi, keuangan, personalia, pembelian, pengawasan mutu, dan
bidang-bidang fungsional lainnya. Bahkan manajer-manajer lini pertama dapat
mempergunakan prinsip ini dalam pengendalian harian mereka.
Pengendalian yang ditujukan pada terjadinya kekecualian ini murah, tetapi
penyimpangan baru dapat diketahui setelah kegiatan terlaksana. Biasanya
pengawasan ini dipergunakan untuk operasi-operasi organisasi yang bersifat
otomatis dan rutin.
Contoh dari MBE adalah sebagai berikut:
Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good
dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu
waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka
jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000
bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan
mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
Keputusan yang dapat diambil antara lain:
1. Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.
Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara
normal
2. Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan
perhatian.
3. Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan
2. Management – Information System (MIS)
Sistem informasi manajemen atau management – information system
memainkan peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
perencanaan dan pengawasan dengan efektif. MIS dapat didefinisikan sebagai
suatu metode formal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang
diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan
operasional organisasi dilaksanakan secara efektif. MIS adalah sistem pengadaan,
pemrosesan, penyimpanan, dan penyebaran informasi yang direncanakan agar
keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat dibuat. Sistem menyediakan
4
informasi waktu yang lalu, sekarang, dan yang akan datang serta kejadian-
kejadian di dalam dan di luar organisasi.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu:
1) Tahap survey pendahuluan dan perumusan masalah
2) Tahap desain konsepsual
3) Tahap desain terperinci
4) Tahap implementasi akhir
Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan lima
pedoman berikut ini:
1. Mengikut sertakan pemakai (unsusr) ke dalam tim perancang.
2. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.
3. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi lebih daripada
pertimbangan kuantitas belaka.
4. Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.
5. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi para
operator dan pemakai sistem.
Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan teknologi komputer, yang
mencakup kapasitas komputer, program dan bahasa program, dan lain-lainnya.
Organisasi mungkin mempunyai MIS tanpa komputer, tetapi sitem akan
kehilangan sebagian “keampuhannya” tanpa bantuan komputer. Jadi, pada
dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan personalia yang tepat
dengan jumlah yang tepat dari informasi yang tepat pula pada waktu yang tepat.
Contoh penerapan MIS: 
Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis
layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat dan tepat. Sistem
informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan
informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri
2.3 BERBAGAI TEKNIK DAN METODE PENGENDALIAN
Metode pengendalian terdiri atas dua kelompok, yaitu metode bukan kuantitatif (non
quantitative) dan metode kuantitatif.

1. Metode Pengendalian Non-Kuantitatif

5
Pengendalian non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan
untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang
sering digunakan adalah:
1) Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan
untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Misalnya
suatu perusahaan sedang memproduksi barang, maka staff pengawas akan
melakukan pengamatan mulai proses pembuatan dan hingga barang tersebut
siap dijual. Melalui kegiatan pengamatan tersebut, staff pengawas tersebut
akan tahu, apakah proses yang diamati susuai prosedur atau tidak.
2) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodik
dengan mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Contohnya
staff pengawasan melakukan inspeksi terhadap barang yang diproduksi apakah
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Mulai dari ukuran, berat, dll. Dari
inspeksi yang dilakukan, perusahaan menjadi lebih tahu secara detail tentang
barang yang diproduksi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan
informasi yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari
bawahan dengan relatif lebih cepat. Misalnya pegawai melaporkan kualitas
barang yang dihasilkan kepada atasannya secara lisan dan tertulis. Dari hasil
laporan tersebut, atasannya dapat memberikan perintah selanjutnya tentang
bagaimana dan apa yang semestinya dilakukan oleh pegawai tersebut.
4)  Evaluasi pelaksanaan. Evaluasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu
kegiatan dan tindakan apa yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan
perusahaan memperoleh keuntungan penjualan yang cukup banyak. Maka
evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana cara mempertahankan hal tersebut
serta cara meningkatkannya.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.
Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada
dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama. Misalnya seorang pegawai
mengalami masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya terpecahkan, maka
diskusi dengan atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.
2. Metode Pengendalian Kuantitatif
Pengendalian kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengendalian kuantitatif adalah:
6
1) Anggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan
bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan
resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk
membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan.
Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat
pengendalian.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengendalian
organisasi. Pengendalian anggaran atau Budgetary Control itu sendiri
merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran
untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan
pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah pemilik
modal memberikan anggaran sebesar Rp 10.000.000 kepada perusahaan untuk
menjalankan bisnisnya selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik
modal dapat melihat apakah modal yang awalnya sudah ditetapkan bersama
oleh pemilik modal dan perusahaan dapat digunakan dengan baik oleh 
perusahaan. Setelah perusahaan menjalankan bisnisnya dan perusahaan
mengatakan bahwa ternyata modal yang diberikan kurang, maka dapat
dikatakan bahwa di dalam perusahaan tersebut terjadi korupsi.
2) Audit
Metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan
pemeriksaan akuntan (auditing), yaitu suatu proses sistematik untuk
memperoleh bukti secara obyektif tentang pernyataan-pernyataan berbagai
kejadian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, dan penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan. Contohnya adalah audit memeriksa laporan laba rugi suatu
perusahaan untuk mengetahui apakah benar perusahaan mengalami
keuntungan atau malah mengalami kerugian.
Alat pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua kategori :
 Internal Audit

7
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian,
rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
 Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan
oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.
3) Analisa break-even 
Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan
hubungan biaya, volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang
sama seperti dalam persiapan anggaran variabel. Analisa break-even
menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukan pada volume berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total
sama dengan penghasilan total sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau
rugi. Contohnya adalah perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan
antara banyaknya penjualan dan keuntungan yang didapat, melalui analisa
break even perusahan dapat mengetahui hubungan tersebut.
4) Analisis rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan
informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung
rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada
neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
Analisis rasio menyangkut dua jenis perbandingan yaitu:
a. Membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu
b. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain
yang sejenis
Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang diperoleh
pada periode yang sebelumnya dengan sekarang. Dengan melakukan
perbandingan, perusahaan akan tahu apakah perusahaan mengalami kemajuan
atau kemunduran. Sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan selanjutnya
untuk di periode yang akan datang.

8
5) Bagan dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan,
seperti :
a. Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu
disumbu yang lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan
kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan
dalam hubunganya dengan waktu.
Contohnya adalah perushaan membuat bagan tentang proyek yang
dikerjakan. Dari bagan manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang
dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.
b. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengendalian proyek –
proyek yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan
tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh
waktu.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Karakteristik-karakteristik pengendalian yang efektif ada sebanyak 10
karakter yaitu akurat, tepat waktu, obyektif dan menyeluruh, terpusat pada titik-titik
controlling yang strategik, realistik secara ekonomis, terkoordinasi dengan aliran kerja
organisasi, fleksibel, bersifat sebagai petunjuk dan operasional, realistik secara
organisasional, dan dapat diterima para anggota organisasi.
Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan pengendalian
menjadi lebih efektif.  Dua teknik yang paling  terkenal adalah manajemen dengan
pengecualian (management by exception) dan sistem informasi
manajemen (management information systems) - Management By Exception (MBE).
Metode-metode pengendalian bisa dikelompokkan ke dalam dua
bagian yaitu pengendalian non-kuantitatif dan pengendalian kuantitatif.
3.2 SARAN
Pengendalian sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengendalian dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-
kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengendalian menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi
yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengendalian
dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu
masalah. Oleh karena itu penting untuk setiap organisasi atau perusahaan memiliki
manajemen pengendalian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Obelixs, Ngurah. 2016. Pengendalian Manajemen dalam


https://ngurahobelixs.blogspot.com/2016/05/pengendalian-manajemen.html?m=1
diunduh 6 Agustus 2021

11

Anda mungkin juga menyukai