Anda di halaman 1dari 13

OM

SWASTYASTU
Nama Anggota Kelompok 5 :
 Ida Ayu Satwika Dewi ( 2002622010313 ) / (05)
 Ni Luh Putu Wiras Aryaningsih ( 2002622010319 ) / (11)
 Ni Made Hirtayani ( 2002622010325 ) / (17)
 A.A. Diah Pradnyawati ( 2002622010332 ) / (23)
 Ni Putu Sindi Yuli Antari ( 2002622010338 ) / (29)
SURAT KETETAPAN PAJAK
01 03
Pengertian SKP
02 Penerbitan SKP
Jenis- jenis SKP

04 05
Fungsi SKP Sanksi Administrasi
01
Pengertian Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Surat Ketetapan Pajak dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal pemeriksaan
pajak atas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan/Masa Pajak Penghasilan (PPh) maupun
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Mengenai SKP ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lalu dilakukan perubahan aturan yang
tertuang dalam UU No. 28 Tahun 2007.
02
Jenis – Jenis Surat Ketentuan Pajak (SKP)

● Surat Tagihan Pajak (STP)


● Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
● Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
● Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
● Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Permohonan Pembetulan SKP

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983


Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah
Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2009, wajib pajak dapat mengajukan permohonan
pembetulan SKP jika terdapat kesalahan.
03
PENERBITAN SKP

Sistem, Mekanisme dan Prosedur Surat Ketetapan Pajak


1) Setelah SOP Tata Cara Pemeriksaan, Anggota Tim Pemeriksa melakukan input data Nota Penghitungan
Pajak, mencetak konsep Nota Penghitungan Pajak dan menyampaikannya kepada Ketua Tim Pemeriksa.
2) Ketua Tim Pemeriksa meneliti dan memaraf konsep Nota Penghitungan Pajak kemudian meneruskannya
kepada Ketua Kelompok Pemeriksa.
3) Ketua Kelompok Pemeriksa meneliti, menyetujui dan memaraf konsep Nota Penghitungan Pajak
kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
4) Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti dan memaraf konsep Nota Penghitungan pajak dan selanjutnya
menyampaikan kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak Surat Ketetapan Pajak. Surat Ketetapan Pajak
diterbitkan dalam rangkap 4 (dalam hal yang diterbitkan adalah SKPN atau SKPLB) atau rangkap 5 (dalam hal yang diterbitkan
adalah STP, SKPKB atau SKPKBT) yaitu:
Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak
Lembar ke-2 : untuk Seksi Penagihan (dibuat dalam hal STP, SKPKB dan SKPKBT)
Lembar ke-3 : untuk Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Lembar ke-4 : untuk arsip Seksi Pelayanan
Lembar ke-5 : untuk seksi/unit pembuat Nota Penghitungan
6) Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan Surat Ketetapan Pajak dan menyampaikannya ke Kepala Seksi Pelayanan.
7) Surat Ketetapan Pajak yang sudah dicetak diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan kemudian disampaikan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak.
8) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Ketetapan Pajak.
9) Proses dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen WP dan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
10) Proses selesai. Jangka waktu penyelesaian paling lama 3 hari kerja sejak tanggal pembuatan Nota Penghitungan, dengan tetap
memperhatikan batas waktu atau daluwarsa yang telah diatur di dalam UU KUP.
04
Fungsi Surat Ketetapan Pajak

 Sarana menagih pajak dan kekurangan pajak


 Memberitahukan jumlah pajak terutang
 Mengenakan sanksi administrasi perpajakan
 Mengembalikan jika ada kelebihan bayar pajak
05
Sanksi Administrasi
1. SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB)
Sanksi administrasi atau denda berupa bunga yang besarannya tergantung kasus kurang bayar pajak. Berikut ragam besaran sanksi
untuk wajib pajak yang mendapat SKPKB:
• Tambahan bayar denda berupa bunga sebesar 2% dari nilai kekurangan pajak.
• Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang bayar dalam satu tahun pajak.
• Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 100% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, dipungut, disetor,
dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor.
• Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 100% dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

2. SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN (SKPKBT)


Sanksi administrasi yang dikenakan adalah berupa kenaikan 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut dan ditambah
dengan jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).
KESIMPULAN
Surat Ketetapan Pajak dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal pemeriksaan pajak
atas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan/Masa Pajak Penghasilan (PPh) maupun Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). SKP terdiri dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), dan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB). Surat Ketetapan Pajak (SKP) memiliki fungsi untuk sarana
menagih pajak dan kekurangan pajak, memberitahukan jumlah pajak terutang, mengenakan sanksi
administrasi perpajakan, dan mengembalikan jika ada kelebihan bayar pajak. Sanksi administrasi
perpajakan merupakan pembayaran kerugian yang ditimbulkan wajib pajak kepada negara. Pembayaran
kerugian tersebut dapat berupa denda, bunga, dan kenaikan bayar. Sanksi yang dikenakan sesuai jenis
pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM

Anda mungkin juga menyukai