Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok II

Makalah:
Di Susun Oleh
1.Edmundus Yemaro. (c2190107)
2.Jefri Imingkawak. (c2190108
3.Herman Kutapo. (c2190107)
4.Ferlin B.M. Tokeyau. (c2190107)
5.Maria R. Pane (c2190111)
6.Ferry R.Pekei. (c2190106)
Makalah Presentasi Pepajakan Mengenai STP DAN SKP Sbb:

Kata Pengantar
Puji Syukur Kami Naikan Kepada Kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa Yang Telah Memberikan Rahmat-nya Kepada Kami Sehingga Kami Kelompok II Dapat
Menyelesaikan Makalah Yang Berjudul Surat Ketetapan Pajak(SKP) Makalah Ini Di Ajukan Untuk
Memenuhi Tugas Kelompok
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
A. Pengertian Surat Ketetapan Pajak................................................................................ 2
B. Macam – Macam Surat Ketetapan Pajak...................................................................... 2
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar....................................................................... 3
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan..................................................... 4
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.......................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan................................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 9
Pendahuluan

Bab ll
PEMBAHASAN
A. Pengertian Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Surat ketetapan pajak adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian
dari proses pelaporan keuangan.
Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat
ketetapan tersebut dihasilkan dari proses pemeriksaan (pajak) yang dilaksanakan oleh petugas fungsional
pemeriksa pajak maupun penyidik pajak atau hasil penelitian dari petugas pengawasan dan konsultasi
pajak.
Surat ketetapan administrasi lainnya dapat berupa Surat Tagihan Pajak yang mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan surat ketetapan pajak.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang
memberitahukan besarnya pajak yang terutang termasuk denda administrasi, kepada Wajib Pajak (WP).
Pengertian Surat Ketetapan Pajak / SKP ( Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 ):
· Surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.
· Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak kewenangan mengeluarkan surat ketetapan pajak,
dilimpahkan kepada KPP.
· Surat ketetapan pajak timbul berdasarkan hasil pemeriksaan .
Pengertian (STP) atau Segmentation Targeting Positioning adalah salah satu pendekatan atau model yang
digunakan untuk mengembangkan pesan dan strategi pemasaran yang sesuai pada segmentasi target
audiens tertentu.

Model pemasaran ini dikenal sebagai salah satu yang paling efektif dan populer digunakan hingga saat ini.
Agar kamu lebih mengenal apa yang disebut sebagai STP marketing ini coba perhatikan ulasan berikut.
Jenis jenis surat ketetapan
Surat Tagihan Pajak(STP)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT)
Surat Ketetapan Lebih Bayar(SKPLB)
Surat Ketetapan Pajak Nihil(SKPN)
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT)
RUANG LINGKUP PEMBETULAN (Pasal 3 PMK Nomor 11/PMK.03/2013)

Ruang lingkup pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:


kesalahan tulis, berupa kesalahan penulisan nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak, nomor surat
ketetapan pajak, jenis pajak, Masa Pajak atau Tahun Pajak, tanggal jatuh tempo, atau kesalahan tulis
lainnya yang tidak mempengaruhi jumlah pajak terutang.
kesalahan hitung, meliputi :
kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan/atau pengurangan dan/atau perkalian dan/atau pembagian
suatu bilangan; atau
kesalahan hitung yang diakibatkan oleh adanya penerbitan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, surat
keputusan yang terkait dengan bidang perpajakan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.
kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, berupa
kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto,
kekeliruan penerapan sanksi administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak, kekeliruan
penghitungan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan dalam pengkreditan pajak. Dalam
hal terdapat kekeliruan pengkreditan Pajak Masukan PPN pada surat keputusan atau surat ketetapan yang
dapat diajukan pembetulan Pasal 16 UU KUP, pembetulan atas kekeliruan tersebut hanya dapat dilakukan
apabila : (Pasal 34 ayat (3) PP 74 TAHUN 2011) dan (Pasal 3 ayat (5) PMK Nomor 11/PMK.03/2013)
terdapat perbedaan besarnya Pajak Masukan yang menjadi kredit pajak dan
Pajak Masukan tersebut tidak mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak.
JANGKA WAKTU PELUNASAN STP, SKPKB, SKPKBT, DAN SURAT KEPUTUSAN ATAU
KETETAPAN LAINNYA

STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus
dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. (Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 28
TAHUN 2007).

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan tidak mengajukan permohonan banding, pelunasan atas
jumlah pajak yang belum dibayar dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat
Keputusan Keberatan. (Pasal 48 ayat (1) PP 74 TAHUN 2011)
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas SKPKB atau SKPKBT untuk Tahun Pajak 2008 dan
sesudahnya, jangka waktu pelunasan untuk jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan
keberatan sebesar pajak yang tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, tertangguh sampai
dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 6 ayat (2)
PMK-242/PMK.03/2014)
Dikecualikan dari ketentuan ini, untuk jumlah pajak yang tidak disetujui dalam hasil pembahasan akhir
hasil pemeriksaan baik sebagian atau seluruhnya, namun tidak diajukan keberatan, harus dilunasi dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan SKPKB atau SKPKBT untuk Tahun Pajak 2008 dan
sesudahnya. (Pasal 6 ayat (3) PMK-242/PMK.03/2014)
Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam jangka waktu ini,
pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal
48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, pelunasan atas jumlah pajak yang belum dibayar
dilakukan paling lama 1 (atu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding. (Pasal 48 ayat (2) PP 74
TAHUN 2011)
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatan sehubungan dengan SKPKB
atau SKPKBT untuk Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya, jangka waktu pelunasan tertangguh sampai dengan
1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding. (Pasal 6 ayat (4) PMK-242/PMK.03/2014)
Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam jangka waktu ini,
pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal
48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)
Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan atau Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi, pelunasan atas jumlah pajak yang masih
harus dibayar dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak. (Pasal 48
ayat (3) PP 74 TAHUN 2011)
Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam jangka waktu ini,
pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal
48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)
Bagi Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu, jangka waktu pelunasan dapat
diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 9 ayat (3a) UU Nomor 28 TAHUN 2007). (diatur lebih lanjut pada
PMK-242/PMK.03/2014)

Dalam hal Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu menyetujui seluruh jumlah pajak
yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau Pembahasan Akhir Hasil
Verifikasi, pelunasan atas jumlah pajak yang masih harus dibayar dilakukan paling lama 2 (dua) bulan sejak
tanggal penerbitan surat ketetapan pajak. (Pasal 48 ayat (4) PP 74 TAHUN 2011)
Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam jangka waktu ini,
pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal
48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)
Wajib Pajak usaha kecil ini terdiri dari Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib Pajak badan.
Wajib Pajak orang pribadi usaha kecil harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (Pasal 7 ayat (3) PMK-
242/PMK.03/2014)
Wajib Pajak orang pribadi; dan
menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Wajib Pajak badan usaha kecil harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (Pasal 7 ayat (4)
PMK-242/PMK.03/2014)
Wajib Pajak badan tidak termasuk BUT; dan
menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Wajib Pajak di daerah tertentu adalah Wajib Pajak yang tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat
kegiatan usahanya berlokasi di daerah tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.Untuk
mendapatkan perpanjangan jangka waktu pelunasan, Wajib Pajak usaha kecil atau Wajib Pajak di daerah
tertentu harus mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan kepada Direktur Jenderal
Pajak, paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran dengan menggunakan
surat permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan. (Pasal 7 ayat (5) PMK-242/PMK.03/2014)

Atas permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan. (Pasal 7 ayat (6) PMK-242/PMK.03/2014)
Apabila jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja tersebut telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak
menerbitkan suatu keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap diterima. (Pasal 7 ayat (10)
PMK-242/PMK.03/2014)
Keputusan tersebut dapat berupa: (Pasal 7 ayat (7) PMK-242/PMK.03/2014)
menyetujui; atau
Dalam hal permohonan Wajib Pajak disetujui, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan persetujuan
perpanjangan jangka waktu pelunasan pajak
menolak permohonan Wajib Pajak.
Dalam hal permohonan Wajib Pajak ditolak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan penolakan
perpanjangan jangka waktu pelunasan pajak.
Sanksi sanksi STP Dan SKP
Sanksi-sanksi mengenai SPT dan SKP adalah sbb:
Secara umum, sanksi pajak terbagi menjadi 2, yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana. Sanksi
administratif berupa denda, bunga dan kenaikan dikenakan sesuai dengan tingkat pelanggaran atau
kesalahan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.4 Mei 2020
Bab lll
PENUTUP
Kesimpulan
A.Ketetapan Pajak adalah suatu ketentuan dalam sistem perpajakan untuk pembayaran pajak terutang
dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak.
Saran
B.Adapun Saran Dari Kami Kelompok II Yang dapat Menyusun Surat Ketetapan Pajak (SKP), yaitu :
Setiap Warga Negara membayar pajak sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak agar sistem perpajakan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan.
Membantu menejelaskan bagaimana sebenarnya Surat Ketetapan Pajak sehingga yang membaca dapat
lebih memahami dan mengerti mengenai penetapan pajak dan dapat menjalankan proses perpajakan dengan
benar.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai