Anda di halaman 1dari 6

BERITA ACARA DISKUSI

(KELOMPOK 5)

Hari / Tanggal

: Kamis / 1 Oktober 2015

Tempat

: Gedung Fakultas Ekonomi

Materi Diskusi

: Jenis- Jenis Surat Pajak Meliputi : SSP, SKP, SKPKB, SKPKBT,


SKPLB, SKPN, STP, Pengertian dan dasar pengajuan serta
penyelesaian keberatan dan banding.

A. Tujuan Diskusi
1. Untuk mengetahui jenis jenis surat pajak
2. Untuk mengetahui pengertian dan dasar pengajuan serta penyelesaian keberatan
dan banding
B. Resume Materi
Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara
melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Pengertian lain juga
menyebutkan bahwa SSP adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan
pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima
Pembayaran.
Jenis Surat Setoran pajak
Surat Setoran Pajak sebagai sarana administrasi untuk melakukan pembayaran, yaitu:

Surat Setoran Pajak Standar

Surat Setoran Pajak Khusus

Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor

Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan dalam
Negeri.

Masing-masing pengertian jenis Surat Setoran Pajak tersebut adalah sebagai berikut:
SSP Standar adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak atau berfungsi untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kantor Penerima
Pembayaran, dan digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran, dan isi yang
telah ditetapkan.
SSP Khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke Kantor
Penerima Pembayaran yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan
mesin transaksi dan/atau alat lainnya yang isinya sesuai dengan yang telah ditetapkan, dan
mempunyai fungsi yang sarna dengan SSP Standar dalam administrasi perpajakan.
Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP) adalah SSP
yang digunakan oleh Importir atau Wajib Bayar dalam rangka impor.
Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
dalam Negeri (SSCP) adalah SSP yang digunakan oleh Pengusaha untuk cukai atas Barang
Kena Cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri.

SURAT KETETAPAN PAJAK (SKP)


Surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN),
atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).
Penerbitan suatu SKP hanya terbatas kepada WP tertentu yang disebabkan oleh
ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak
dilaporkan oleh WP. Daluwarsa penetapan pajak ditentukan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak akhir Masa Pajak atau Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
Fungsi SKP

Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata


Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan

Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak


Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

Jenis surat ketetapan pajak :


a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus
dibayar.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan
sebelumnya.
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau
pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Surat Tagihan Pajak (STP)


Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi
administrasi berupa denda, dan atau bunga.
Sebab diterbitkannya STP:
a. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar
b. Berdasarkan penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat
salah tulis dan atau salah hitung
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat faktur pajak atau
membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak mengisi faktur secara
lengkap
f. PKP melaporkan faktur tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak
g. PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan

Keberatan
Keberatan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh Wajib Pajak kepada Direktorat
Jenderal Pajak apabila merasa kurang/tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan
kepadanya atau atas pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga
Hal-hal yang Dapat Diajukan Keberatan
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN,
Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga.
Ketentuan Pengajuan Keberatan
Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat WP
terdaftar, dengan syarat:
a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
b. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong
atau dipungut.
c. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis pajak dan satu tahun/masa pajak.
d. Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang
disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
Penyelesaian Keberatan
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal surat keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.
Apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas ) telah lewat dan Direktorat Jenderal Pajak tidak
memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima
Keputusan keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau
menambah besarnya jumlah pajak terhutang.

Banding
Banding adalah Wajib Pajak (WP) yang masih tidak sependapat dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak atas keberatannya, dapat mengajukan banding kepada Pengadilan
Pajak (PP).

Tata Cara Pengajuan Banding


1. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memuat
alasan yang jelas;
2. Permohonan banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Keputusan atas Keberatan oleh WP;
3. Permohonan banding harus dilampiri foto kopi Surat Keputusan atas Keberatan.
Bentuk Putusan Banding
Putusan banding dapat berupa : menolak, mengabulkan sebagian atau seluruhnya,
menambah jumlah PBB yang harus dibayar, tidak dapat diterima, membetulkan kesalahan
tulis dan atau kesalahan hitung, dan/atau, membatalkan.

C. Kesimpulan / kesepakatan materi dalam Diskusi


Pada Diskusi kali ini kami menyimpulkan bahwa pengunaan SSP adalah untuk
menyetorkan pajak setelah ditetapkan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,
jumlah pembayaran pokok pajak, besarrnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus
dibayar yang tertera pada SKP.

D. Lampiran
DAFTAR HADIR DISKUSI KELOMPOK
Hari / Tanggal

: Kamis / 1 Oktober 2015

Tempat

: Gedung Fakultas Ekonomi

No.

NIM

Nama Mahasiswa

1.

7142220023

Melani Tanjung

2.

7143220023

M. Dimas Farhan

Tanda Tangan
1.
2.

3.

7143220035

Vicky Pravitasari

3.

Anda mungkin juga menyukai