Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Astina

NIM : 043746111
Jurusan : Manajemen

Soal 1. Apa yang dimaksud dengan manajemen rantai nilai, jelaskan!


Rantai nilai adalah keseluruhan urutan aktivitas kerja organisasi yang menambah nilai
pada setiap tahapannya, dari bahan baku hingga barang jadi. Rantai nilai mencakup pemasoknya
pemasok hingga pelanggannya pelanggan. Manajemen rantai nilai adalah proses mengelola
urutan aktivitas dan informasi di sepanjang rantai nilai. Kebalikan dengan manajemen rantai
pemasok, yang berorientasi internal dan berfokus efisiensi arus bahan (sumber daya) yang masuk
ke organisasi, manajemen rantai nilai berorientasi eksternal dan berfokus pada bahan yang
masuk dan pada keluarnya produk barang dan jasa. Sementara manajemen rantai pasokan
berorientasi efisien (tujuannya adalah mengurangi biaya dan menjadikan organisasi lebih
produktif), manajemen rantai nilai berorientasi efektivitas dan bertujuan menciptakan nilai
tertinggi bagi pelanggan
Sumber. : http://spi.upi.edu/2019/11/10/mengelola-manajemen/

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian manajemen!


Pengendalian manajemen merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak
digunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan untuk
pemeriksaan rutin intern, misalnya pada penyusunan kembali pembukaan. Biasanya interprestasi
yang lebih sempit ini ternyata merupakan salah satu kegiatan daripada struktur pengendalian
manajemen yang luas itu.
Definisi mengenai pengendalian manajemen menurut para ahli:
1. Menurut Arief Suadi, Ph.D :
Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber
daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Atau Proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif
dan efisien mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu.
2. Menurut Anthony, Dearden dan Bedford :
Pengendalian Manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi organisasi,
termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk
menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan.
Sumber : Norton M. Bedford, dkk.1996.Sistem Pengendalian Manajemen.Jakarta: PT Erlangga

Soal 3 Apa saja tipe-tipe pengendalian itu?


Pengendalian dibagi menjadi tiga tipe pengendalian, yaitu: 1. Pengendalian tindakan.
Pengendalian tindakan ini dititikberatkan pada pengendalian atas suatu aktivitas yang dilakukan
berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. 2. Pengendalian hasil. Pengendalian ini sangat
berorientasi pada hasil dan performa akhir, yang bertujuan memberikan motivasi dan gambaran
kepada para pelaksana untuk mengetahui apa dampak yang dapat mereka rasakan apabila sebuah
tujuan berhasil ataupun gagal dikerjakan. 3. Pengendalian personil dan lingkungan. Dalam
pengendalian personil dan lingkungan ini, organisasi memberikan landasan kerja, kemudian para
pelaksana menggunakan landasan tersebut untuk bertindak dan memotivasi dirinya sendiri.
Sumber : Prof. Dr. Sri Mulyani, S.E., M.Si., Ak , Sistem Pengendalian Manajemen

Soal 4. Bagaimana pengawasan yang efektif itu?


Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu.
1. Mengawasai kegiatan-kegiatan yang benar.
2. Tepat waktu.
3. Dengan biaya yang efektif.
4. Tepat akurat.
5. Dapat diterima oleh yang bersangkutan.
Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria semakin efektif sistem pengawasan. Karakteristik-
karakteristik pengawasan yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut :
1. Akurat, Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat. Data yang tidak akurat
dari sistem pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi
yang keliru atau bahkan menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada.
2. Tepat-Waktu, Informasi harus dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya
bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.
3. Obyektif dan menyeluruh. Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif
serta lengkap.
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategik. Sistem pengawasan harus
memusatkan perhatian pada bidang-bidang dimana penyimpangan-penyimpangan
dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling
fatal.
5. Realistik secara ekonomi. Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah,
atau paling tidak sama, dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
6. Realistik secara organisasional. Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis
dengan kenyataan-kenyataan organisasi.
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi. Informasi pengawasan harus
terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, karena setiap tahap dari proses
pekerjaan dapat mempengaruhi sukses atau kegagalan keseluruhan operasi, serta
informasi harus sampai pada seluruh personalia yang memerlukannya.
8. Fleksibel. Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan
atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.
9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional. Sistem pengawasan efektif harus
menunjukkan, baik deteksi atau deviasi dari standar, tindakan koreksi apa yang
seharusnya diambil.
10. Diterima para anggota organisasi. Sistem pengawasan harus mampu mengarahkan
pelaksanaan kerja para anggota organisasi dengan mendorong peranan otonomi,
tanggung jawab dan berprestasi

Sumber : Iswandir. Se, MM. Jurnal Dasar-Dasar Proses Pengawasan Dalam Organisasi

Anda mungkin juga menyukai