Anda di halaman 1dari 9

Hakikat Pendidikan Pada dasarnya pendidikan ialah kegiatan mendidik manusia menjadi manusia sehingga hakikat atau inti

dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya. Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi sering kali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah refleksinya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Individu menjadi manusia karena proses pembelajaran atau proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini mengandung arti bahwa proses interaksi dalam kehidupan sosial menjadi salah satu panutan atau komponen pembentuk hakikat pendidikan yang dimengerti sebagai suatu proses memanusiakan manusia. Jadi pendidikan sebagai proses menjadikan subjek didik untuk menjadi dirinya sendiri, yang berlangsung sepanjang hayat. Diambil dan Adaptasidari: (Tata Abdulah. 2004. Landasan dan Prinsip Pendidikan Umum (Makalah). Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI Bandung)

B. Beberapa Asumsi Dasar yang Berkaitan dengan Hakikat Pendidikan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat. Pendidikan berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan, yaitu Pendekatan holistik integrative Pendekatan Redaksional

Teori-teori atau pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan redaksional sebagai berikut: 1. Pendekatan pedagogis atau pedagogisme yaitu titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja. 2. Pendekatan Filasofis atau religionisme Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri. 3. Pendekatan religius atau religionisme Pendekatan religius atau religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral. 4. Pendekatan psikologis atau psikologisme Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja. 5. Pendekatan negativis atau negativism Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh halhal yang merugikan pertumbuhan tersebut. 6. Pendekatan sosiologis atau sosiologismu Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu. Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak selalu etis. Versi yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme. Proses pendidikan diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak jarang nilai-nilai kemanusiaan disubordinasikan untuk mencapai target pembangunan. Pengalaman pembangunan Indonesia selama Orde Baru telah mengarah kepada paham developmentalisme yang menekan kepada pencapaian pertumbuhan yang tinggi, target pemberantasan buta huruf, target pelaksanaan wajib belajar 9 dan 12 tahun. Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer adalah konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan terkenal Paulo Freire. Pendidikan yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal sebagai pendidikan pembebasan pendidikan adalah proses pembebasan. Konsiensialisme yang dikumandangkan Freire merupakan suatu pandangan pendidikan yang sangat mempunyai kadar politis karena dihubungkan dengan situasi kehidupan politik terutama di negara-negara Amerika Latin. Paulo Freire di dalam pendidikan pembebasan melihat fungsi atau hakikat pendidikan sebagai pembebasan manusia dari berbagai penindasan. Sekolah adalah lembaga sosial yang pada umumnya mempresentasi kekuatan-kekuatan sosial politik yang ada agar menjaga status quo hukum membebaskan manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau di dalam

istilah Polo Freire kapitalisme yang licik. Sekolah harus berfungsi membangkitkan kesadaran bahwa manusia adalah bebas. Demikian hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional merumuskan pengelolaan situasi pendidikan dengan asas pengendalian kependidikan yang terkenal dengan ajarannya: 1. Ing ngarso sung tulodo (jika di depan menjadi teladan) 2. Ing madyo mangun karso (jika di tengah-tengah membangkitkan hasrat untuk be1ajar) 3. Tutwuri handayani (jika di be1akang, memberi dorongan) Dalam keadaan pendidikan seperti tergambar dan dibarengi dengan kedinamisan peranan pendidik, maka akan memungkinkan keterlibatan mental subjek didik yang maksimal untuk mengaktualisasikan pengalaman belajarnya, Konsep inilah yang dinamakan Cara Belajar siswa Aktif, yang pada hakikatnya bertujuan untuk peningkatan martabat kemanusiaan yang didasarkan pada asas Pancasila untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. F. Hakikat pendidikan menurut pandangan beberapa pakar asing : Paula Freire Pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Langeveld Pendidikan adalah membantu anak dalam mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Rosseau Pendidikan adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi dibutuhkan pada masa dewasa. Paulo freire Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan diri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan. Jhon dewey Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman hal ini mungkin terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dikembangkan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan mengelompok di mana dia hidup H. Horne

Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifeskasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dari kemanusiaan dari manusia. Sir Godfrey Thomson Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahanperubahan yang permanen di dalam kebiasaan-kebiasaan, tingkah laku, pikiran dan sifatnya.

BAB III Kesimpulan Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai manusia, manusia utuh. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran,pembersihan dan pembiasaan,dan kompetensi dengan memperhatikan kompetensi paedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial. Pendidikan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran dan tubuh peserta didik yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahkan.

TERJEMAHAN

The Nature of Education Basically education is to educate people into human activity so that the essence or core of education will not be separated from human nature, education is a major cause of human affairs. Insights are shared by educators of humans will affect the strategy or method used in performing their duties. We agree that education is something that is familiar to us, especially since we are moving in the field of education. We must also agree that education is needed by everyone. In fact it can be said that education is experienced by all people of all classes. But often people forget the meaning and nature of education itself. Just like anything else that has become routine, tend forgotten the basic meaning and essence. Therefore it is true to say that everyone who looks in education sepatutnyalah always reflect on the meaning and nature of education, reflecting in the middle of the action / action as the fruit of reflection. Basically education should be seen as a process and as well as the destination. Individuals become human because the learning process or the process of human interaction with other humans. This implies that the process of interaction in social life to be one role model or forming part of the essence of education is understood as a process of humanizing mankind. So the subject of education as a process of making students to be themselves, which last a lifetime. Taken and Adaptasidari: (Tata Abdullah., 2004. Foundations and Principles of Public Education (Papers). Bandung: Bandung UPI Graduate School) B. Some Basic Assumptions Relating to Education Itself as follows: 1. Education is a process of human interaction is characterized by a balance between the sovereignty of students subject to the authority of educators. 2. Education is the subject of efforts to prepare students to face environmental changes more rapidly. 3. Education improves the quality of life of individuals and societies. 4. Education lasts a lifetime. 5. Education is an issue in applying the principles of science and technology for the formation of the whole man. According to Paula Freire's view of education is the process of cadre with the nature of the goal is liberation. The essence of education is the ability to educate yourself. Thus the essence of education is largely determined by the values, motivations and goals of education itself. Learners, son of man, do not live in isolation but she lived and develops in a given society, the culture, which has a vision to life in the future, including life after life, ie integrative holistic approach Editorial Approach Theories or approaches mentioned in the editorial is very much in the treasures of science education. In this editorial will discuss various approaches as follows:

1. Pedagogical approaches or pedagogisme is the starting point of this theory is that the child will become an adult human was raised. This view is a view of nativism schopenhouer and embrace adherents who believe that the child has had abilities that were born and lived alone developed. 2. Filasofis approach or religionism Son of Man has its own nature and the nature of being an adult. Therefore, the process of maturation of the child Focusing on children as human beings who have their own developmental levels.

3. Approach to religious or religious or religionism religionism approach espoused by thinkers who see human nature as being religious. However, the progress of secular science does not answer to the moral lives.

4. Psychological approaches or views expressed psikologisme pedagogisme as it has been described over the spur influx of psychology into the field of science education that have narrow views of educators as if science education is limited to only teach science.

5. Negativis or negativism approach is to maintain the growth of the child education. Thus the views of this negativism see that everything seemed to have been available in the child who is growing well when not influenced by things that are detrimental to growth. 6. Sociological approach or view sosiologismu sosiologisme tend in the opposite direction with pedagogisme. Starting point of this view is a priority to the needs of the community and not to the individual needs. Learners are members of the public. In the history of human development we see that the demand of the people is not always ethical. Another version of this view is to develop mentalism. The process of education is directed to the achievement of these targets and it is not uncommon human values subordinated to achieve development targets. Indonesia's development experience during the New Order has led to the understanding of developmentalism that suppress the growth of high achievement, literacy targets, targets the implementation of compulsory 9 and 12 years old. One view is very popular sosiologisme konsiensialisme exemplified by the famous thinker Paulo Freire's education. Education is echoed by Freire also known as liberation education education is the process of liberation. Konsiensialisme which echoed Freire is a view of education that is highly political because it has levels associated with political life situations, especially in Latin American countries. Paulo Freire on liberation education see education as a function or nature of human liberation from all oppression. Schools are social institutions that are generally presented the socio-political forces that exist in order to maintain the legal status quo free mankind from the tyranny of power. Qua or in terms Polo Freire's "cunning of capitalism". Schools should serve to raise awareness that human beings are free. Similarly, it is also confirmed by Ki Hajar Dewantara, National Education Mr. formulate management education situation with well-known principles of control of education by teaching: 1. Ing ngarso sung tulodo (if in front of a role model)

2. Ing madyo Karso Mangun (if in the middle of a desire to raise be1ajar) 3. Tutwuri handayani (if at be1akang, giving a boost) In the state of education as envisaged and dynamism coupled with the role of educators, it will allow the subject of mental engagement that maximum students to actualize their learning experience, this concept is called How Active Learning students, which is essentially aimed at enhancing human dignity based on the principles of Pancasila to achieve national education goals. F. The nature of education in the view of some foreign experts: Paula Freire Education is the process of cadre with the nature of the objective is exemption. The essence of education is the ability to educate yourself. Langeveld Education is to help children reach maturity in order for the child is proficient in performing tasks not his own life with the help of others. Rosseau Education is provided briefing that there are no children in the future, but it takes in adulthood. Paulo Freire Education is the path to permanent liberation and away from the two stages. The first phase is a period in which people become aware of their liberation through praxis transform that state. The second stage is built on the first stage and is a process of liberating cultural action. John dewey Education is a process of renewal of the meaning of this experience may occur in the ordinary intercourse or intercourse with the young adults, may also occur accidentally and developed to produce social sustainability. This process involves the supervision and development of the immature and clumped in which he lived H. Horne Education is a continuous process (eternal) from a higher adjustment for human beings who have evolved physically and mentally, which is free and conscious to the gods, such as the nature termanifeskasi about the intellectual, emotional humanity of man.

Sir Godfrey Thomson Education is the influence of the environment upon the individual to produce permanent changes in the habits, behaviors, mind and nature. CHAPTER III Conclusion The essence of education is a conscious effort to develop the potential that was God to man and the expected goal-directed in order to humanize humans or make it as a human being, a human whole. The essence of education is to be realized through the process of teaching, learning, cleaning and habituation, and competence with regard pedagogy in the form of professional competence, and social personality. Education fosters character, inner strength, character, mind and body that learners be integrally without separated.
Teks asli Bahasa Indonesia

Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya.
Sarankan terjemahan yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai