Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yayu Amba Mawarni

NIM : 049474207
Prodi : Akuntansi
UPBJJ : Banjarmasin

1.
a. Peran sistem dalam mendukung keberlangsungan usaha
Dengan adanya sistem pengendalian diharapkan dapat membantu manajemen dalam
memutuskan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi, dan bagian dari sistem
pengendalian adalah perbandingan penyelesaian aktual dengan perencanaan yang
telah dibuat. Untuk mencapai tujuannya tersebut, menurut Anthony dan Govindarajan
(2007), sistem pengendalian membutuhkan beberapa elemen utama, yaitu sebagai
berikut.
- Pelacak (detector) - perangkat yang digunakan untuk mengukur apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
- Penaksir (assessor) - perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa
aktual dengan membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari
apa yang seharusnya terjadi.
- Pelaksana (effector) - perangkat yang mengubah perilaku jika assessor
mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
- Jaringan komunikasi (communication network) - perangkat yang meneruskan
informasi antara detector dan assessor, dan antara assessor dengan effector.
b. Jenis dan Tipe Pengendalian
- Pengendalian Tindakan
Pengendalian tindakan ini dititikberatkan pada pengendalian atas suatu aktivitas
yang dilakukan berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. Pengendalian ini
biasanya efektif digunakan apabila manajer mengetahui tindakan apa yang
diperlukan dan manajer memiliki kemampuan untuk memastikan bahwa tindakan
yang diperlukan tersebut dapat terwujud. Beberapa tipe pengendalian tindakan
berikut ini :
1. Pembatasan tindakan, bersifat pencegahan kepada seseorang untuk tidak
melakukan hal-hal yang dapat merugikan organisasi. Pengendalian dapat
bersifat fisik maupun administratif.
2. Pengecekan sebelum bekerja, meliputi di dalamnya adalah pengecekan
terhadap keberlangsungan dari rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
Manajemen dapat memberi masukan untuk menyetujui kegiatan, memberikan
modifikasi, atau merekomendasikan hal lainnya sebelum persetujuan akhir
dari kegiatan diberikan.
3. Akuntabilitas tindakan, berkaitan dengan kemampuan individu/organisasi
untuk menyampaikan dan melaporkan kegiatannya secara terbuka dan
transparan sesuai dengan standar yang telah dibuat.
4. Redundansi, melibatkan penugasan komponen organisasi cadangan untuk
melakukan pekerjaan, tujuannya adalah untuk mengantisipasi apabila terjadi
hal-hal tertentu agar proses pencapaian tujuan dapat terus berjalan.
- Pengendalian Hasil
Pengendalian ini sangat berorientasi pada hasil dan performa akhir yang
bertujuan memberikan motivasi dan gambaran kepada para pelaksana untuk
mengetahui apa dampak yang dapat mereka rasakan apabila sebuah tujuan
berhasil ataupun gagal dikerjakan. Dasar yang digunakan untuk pengendalian
berorientasi hasil ini, selain berdasar pada rencana awal yang sudah
direncanakan, juga berdasar pada perbandingan antara personil satu dengan
lainnya.
Tipe pengendalian ini juga kerap disebut dengan pengendalian yang
terdesentralisasi, karena manajemen bersikap menunggu umpan balik (feed back)
dari para pegawainya untuk menilai efektivitas sistem kerja, baru kemudian
membuatkan sistem pengendaliannya. Beberapa elemen dari pengendalian hasil
adalah :
1. Pendefinisian dimensi kerja,
2. Mengukur kinerja,
3. Membuat target kinerja, dan
4. Membuat skema hadiah dan hukuman.
- Pengendalian Personil dan Lingkungan
Dalam pengendalian personil dan lingkungan ini, organisasi memberikan
landasan kerja, kemudian para pelaksana menggunakan landasan tersebut untuk
bertindak dan memotivasi dirinya sendiri.
1. Personil
Tipe pengendalian personil ini berorientasi personil untuk dapat mengontrol
dirinya sendiri. Tipe pengendalian ini biasa juga dikenal dengan istilah self
monitoring (penilaian pribadi). Dengan adanya prinsip penilaian pribadi ini
memberikan kesan bahwa organisasi memberikan kepercayaan penuh dan
tanggung jawab kepada tiap-tiap personil untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Lingkungan
Pengendalian lingkungan digunakan untuk mendorong terciptanya lingkungan
dan budaya kerja yang baik, seperti kedisiplinan, kesopanan, perilaku, sistem
kerja, dan lain sebagainya. Pengendalian lingkungan akan lebih efektif
apabila setiap individu dalam organisasi memiliki keterkaitan dan komunikasi
yang baik. Budaya kerja dibangun dari beberapa komponen dasar yaitu
tradisi, norma, nilai-nilai, dan ideologi.

2.
A. Kendala yang dialami amazon lab126 dan hal yang perlu dikendalikan
Kendala yang dihadapi yaitu lingkungan HPC on-premises yang tidak memberikan
skalabilitas dan kecepatan yang dibutuhkan, kebutuhan kapasitas komputasi yang
berbeda untuk setiap tim, dan juga fleksibilitas yang kurang. Amazon Lab126 juga
tidak memiliki kemampuan untuk meluncurkan klaster HPC baru untuk setiap tim
saat mereka membutuhkannya. Maka hal-hal yang perlu dikendalikan adalah sebagai
berikut :
- Komponen operasi yang terpasang secara terus-menerus. Pengendalian
manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi pada
seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus-menerus.
- Pengendalian manajemen dipengaruhi oleh manusia. Sistem pengendalian
manajemen dapat berjalan efektif jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
oleh manusia. Tanggung jawab berjalannya sistem pengendalian manajemen
sangat tergantung pada manajemen.
- Memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak.
Perancangan dan pelaksanaan sistem pengendalian yang baik dalam suatu
organisasi tidak secara langsung menjamin sebuah organisasi dapat mencapai
tujuannya, karena sistem pengendalian merupakan salah satu komponen
pencapaian tujuan.
B. Fungsi manajemen yang diperlukan untuk menanggulangi kegagalan manajemen
Amazon Lab126.
1. Planning (perencanaan)
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk
mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama
manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam
planning, manajer memperhatikan masa depan terkait apa yang ingin dicapai dan
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Organizing (pengorganisasian)
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang
berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap
aktivitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan
menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
Organizing adalah mengatur sumber daya agar tepat, segala sesuatu berjalan
dengan semestinya dan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
3. Actuating (penggerakan)
Actuating adalah proses pelaksanaan dari rencana yang sudah ditetapkan. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja
yang telah disusun. Kecuali memang ada hal- hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuaian.
4. Controlling (pengendalian)
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Hal paling penting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian.

3.
A. Proses Penyusunan Strategi
- Menganalisis kebutuhan organisasi. Kebutuhan organisasi mencakup apa yang
ingin dicapai dari strategi yang dibuat. Kebutuhan dapat dibagi menjadi
kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun panjang. Pembagian kebutuhan
inilah yang nantinya dibuatkan prioritas pelaksanaannya.
- Menganalisis keadaan yang terjadi. Metode analisis keadaan dapat menggunakan
pendekatan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, thread) yang ruang
lingkupnya menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman pada
organisasi. Kelebihan dan kekurangan ditinjau dari sisi internal, sementara
peluang dan ancaman disebabkan oleh faktor di luar organisasi.
- Memilih strategi alternatif. Setelah mengetahui kebutuhan yang ingin dicapai,
dengan mempertimbangkan pula keadaan yang terjadi pada saat ini. Langkah
berikutnya adalah proses pemilihan strategi alternatif. Strategi dapat dibedakan
menjadi strategi yang cukup agresif namun berisiko tinggi, atau strategi yang
konservatif dengan menghindari risiko besar.
B. Upaya pengendalian yang harus dilakukan oleh Amazon Lab126
Amazon Lab126 dapat melakukan Upaya pengendalian dengan cara menghindari
masalah. Yang tergolong sebagai eliminasi masalah adalah :
- Mengeliminasi Aktivitas. Terkadang ada beberapa aktivitas dan pekerjaan yang
berhubungan dengan upaya pencapaian organisasi, namun komponen internal
organisasi tersebut belum cukup mampu untuk mengerjakannya. Untuk
menghindari risiko kegagalan dan kerugian yang lebih besar, organisasi biasanya
menyerahkan pekerjaan tersebut kepada pihak eksternal yang dinilai mampu
untuk mengerjakannya. Bentuk yang dapat dilakukan dalam kategori
mengeliminasi aktivitas ini di antaranya adalah kerja sama, subkontrak,
pembelian dari pihak lain, dan sebagainya.
- Otomatisasi. Di era modern seperti sekarang ini sebagian besar prosedur manual
sudah mulai ditinggalkan, diubah menjadi proses yang terotomatisasi. Alasannya
adalah untuk efektivitas proses pengerjaan dan untuk efisiensi (personil, biaya,
waktu). Otomatisasi memanfaatkan kemajuan teknologi dengan memanfaatkan
komputer, robot, mesin-mesin canggih, maupun sistem informasi terintegrasi.
- Sentralisasi. Sentralisasi bermakna pembatasan akses pengambilan keputusan
pada level tertentu saja, artinya semua keputusan yang diambil berasal dari satu
meja saja sehingga meminimalisir distorsi terhadap keputusan yang diambil.
Dengan pembatasan tersebut diharapkan keputusan-keputusan yang diambil dapat
lebih ketat dan terkendali. Untuk organisasi berskala kecil, hal ini dapat diartikan
segala pengambilan keputusan harus dikonsultasikan dan sesuai keputusan dari
orang yang bertanggung jawab penuh dalam organisasi tersebut.
- Membagi/Menyebar Risiko. Membagi risiko terutama digunakan untuk membagi
risiko permasalahan yang bersifat fisik. Pembagian risiko dilakukan dalam upaya
meminimalisir risiko dengan bekerja sama dengan pihak eksternal. Salah satu
contoh praktik pembagian risiko yang paling populer yaitu dengan memanfaatkan
jasa asuransi. Penggunaan jasa asuransi adalah salah satu contoh yang paling
mudah untuk menggambarkan upaya pembagian risiko.
4.
A. Perspektif balance scorecard
Balanced Scorecard (BSC) adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk
mengukur dan mengelola kinerja suatu organisasi dengan pendekatan yang
seimbang.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Kaplan dan David Norton pada
tahun 1992.
Balanced Scorecard dirancang untuk memberikan pandangan yang komprehensif
tentang kinerja organisasi, melampaui fokus tradisional hanya pada aspek
keuangan.
Dalam Balanced Scorecard, kinerja organisasi diukur melalui empat perspektif
utama yang saling terkait, yaitu:
- Perspektif Keuangan: Memperhatikan indikator keuangan seperti pendapatan,
laba bersih, dan pengembalian modal. Perspektif ini menggambarkan apakah
organisasi mencapai tujuan keuangan dan memberikan nilai tambah kepada
pemegang saham.
- Perspektif Pelanggan: Fokus pada kepuasan pelanggan dan kemampuan
organisasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Indikator yang
digunakan bisa berupa tingkat kepuasan pelanggan, pangsa pasar, atau tingkat
retensi pelanggan.
- Perspektif Proses Internal: Menyoroti efisiensi dan efektivitas proses internal
organisasi. Dalam perspektif ini, diidentifikasi indikator kunci yang berkaitan
dengan proses-proses yang menghasilkan produk atau layanan, termasuk
inovasi, kualitas, dan produktivitas.
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Mengukur kemampuan organisasi
untuk belajar, beradaptasi, dan meningkatkan kapabilitasnya. Perspektif ini
mencakup aspek seperti pengembangan karyawan, manajemen pengetahuan,
dan kemampuan inovasi.

Dengan menggunakan Balanced Scorecard, organisasi dapat memiliki pandangan


yang seimbang dan komprehensif tentang kinerja mereka, tidak hanya berfokus
pada aspek keuangan semata.

Hal ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi dan menetapkan tujuan jangka
panjang, memantau kemajuan, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut.

Sumber :

Mulyani, S. (2020). Sistem Pengendalian Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai