Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FUNGSI PENGAWASAN
Ibu Rismawati, S.E.,M.M

KELAS MA.22.C9
KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH :
AHMAD PARIS : 112211075
DIKI ADVA PRATAMA : 112211058
KRISDAYANTI : 112211123
SYIFA AULIA ARUM : 112210238

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rida dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil makalah ini yang
berjudul 'FUNGSI PENGAWASAN'.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rismawati,


S.E.,M.M selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar manajemen. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu
penyusunan makalah ini sehingga dapat terwujud.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam karya
tulis yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna
meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.

Bekasi, 10 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................2
1.3Tujuan penulis...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Pengertian pengawasan menurut para ahli...............................................3
2.2 Maksud dan tujuan pengawasan...............................................................6
2.3 Tipe pengawasan......................................................................................8
2.4 Macam – macam tekhnik pengawasan.....................................................9
2.5 Proses pengawasan.................................................................................13
2.6 Fungsi pengawasan.................................................................................15
BAB III PENUTUP............................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan merupakan sebuah proses dalam menetapkan ukuran kinerja
dan pengambilan tindakan yang bisa mendukung dalam pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja atau sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan tersebut. Selain itu, pengawasan merupakan proses guna memastikan
bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan
karena manusia bersifat salah dan khilaf. Perilaku manusia dalam organisasi perlu
diamati, bukan maksud untuk mencari kesalahan kemudian menghukumnya, akan
tetapi untuk mendidik dan membimbing. Hal ini kiranya sangat penting untuk
diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organiasi sering lupa bahwa
seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja
setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pemimipin untuk memperbaiki
kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia
tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Berkaitan dengan hal ini menurut Mamduh M. Hanafi (2003:404) bahwa
manajemen yang baik memerlukan pengawasan yang efektif, pengawasan
diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan- kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan, dengan pengawasan yang intensif dan menggunakan metode yang
tepat, akan tercipta suatu iklim organisasi yang kondusif, dan diharapkan dapat
sesuai dengan tujuan lembaga yang telah ditetapkan. Keberhasilan sebuah
organisasi diantarnya terletak pada kemampuan dalam melakukan pengawasan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengawasan dalam organisasi
merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan kegiatan.
Hal yang menjadi titik permasalahan yang ingin diangkat oleh peneliti,
bahwa proses pengawasan ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatan
kinerja karyawan. Karena fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dalam
kegiatan manajemen yang pada dasarnya berfungsi untuk memastikan bahwa
tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga dapat tercapai sesuai dengan rencana
melalui berrbagai kegiatan yang dilakukan

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pengawasan menurut para ahli
2. Maksud dan tujuan pengawasan
3. Tipe pengawasan
4. Macam – macam tekhnik pengawasan
5. Proses pengawasan
6. Fungsi pengawasan

C. Tujuan penulisan
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pengantar manajemen yaitu
makalah tentang fungsi pengawasan
2. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya
3. Agar penulis dan pembaca dapat memahami pengertian, maksud dan tujuan,
tipe, macam – macam tekhnik, proses serta fungsi dalam pengawasan
4. Memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis dalam suatu topik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan merupakan sebuah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang bisa mendukung dalam pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja atau sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan tersebut. Selain itu, pengawasan merupakan proses guna memastikan
bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Pengertian Pengawasan Menurut Para Ahli
 Siagian (1990:107)
Pengawasan merupakan sebuah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
 Newman
Beliau menjelaskan dengan singkat bahwa pengawasan adalah sesuai dengan
rencana.
 Jusuf Juhir, SH & Victor M. Situmorang, SH
Pengawasan merupakan bentuk upaya dan tindakan dalam rangka untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan
dan sasaran yang ingin dicapai.
 Soekarno K.
Pengawasan merupakan proses yang menentukan mengenai hal agar apa yang
harus dikerjakan, dan supaya apa yang diselenggarakan bisa sejalan sesuai dengan
rencana.
 Sarwoto
Pengawasan merupakan sebuah kegiatan dari manajer yang mengusahakan supaya
pekerjaan bisa terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ataupun
hasil sesuai dengan apa yang menjadi keinginan.
 George R. Tery (2006:395)
3
Pengawasan yakni sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan menerapkan tidankan-tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan apa
yang sudah di tentukan.
 S.P. Siagian
Pengawasan merupakan proses pengamatan pelaksanaan dari seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin seluruh aktivitas pekerjaan yang sedang dilakukan
dapat sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
 M. Manullang
Pengawasan merupakan upaya dalam menentukan pekerjaan apa yang telah
dilaksanakan, menilainya dan juga mengoreksinya dan bila perlu dengan sebuah
maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
 Henry Fayol
Pengawasan yakni terdiri dari pengujian apakah aktivias pekerjaan berlangsung
sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan dengan instruksi yang sudah
digariskan.
 Dale
Beliau mengatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan
seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti
memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan
apa yang direncanakan sebelumnya.
 Admosudirdjo
Pengawasan merupakan bentuk dari keseluruhan kegiatan yang membandingkan
atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-
norma, standar atau rencana yang telah ditetapkan.
 Robbin
Pengawasan merupakan proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan dari
perusahaan ataupun organisasi.
 Kertonegoro (1998:163)
Pengawasan merupakan proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan
4
bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.
 Terry
Pengawasan yakni ialah untuk menentukan apa yang telah dicapai dari hasil
pekerjaan pekerja, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-
tindakan yang korektif apabila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai
dengan rencana.

 Rahayu Relawati

Definisi pengawasan menurut Rahayu Relawati merupakan kegiatan


mengumpulkan suatu informasi yang berkaitan dengan suatu kinerja sumber daya
manusia guna menyesuaikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan konsisten, serta selaras dengan capaian yang telah disepakati. Rahayu juga
menambahkan bahwa pengawasan merupakan salah satu bagian dari
fungsi manajemen.

 Fayol

Selanjutnya pengertian pengawasan oleh Fayol. Pengawasan merupakan kegiatan


pemeriksaan terhadap suatu perencanaan yang memiliki perintah dan keterangan
tolak ukur yang telah ditetapkan.

 Yohanes Yahya

Menurut Yohanes Yahya, pengawasan memiliki pengertian sebagai suatu tata cara
dalam organisasi yang dapat menjamin kegiatan-kegiatan, tujuan, serta manajemen
organisasi dapat terwujud. Yohanes Yahya juga menambahkan bahwa antara
pengawasan dengan perencanaan memiliki hubungan yang sangat erat, sehingga
dalam implementasinya menjadi satu rangkaian.

 Tjutju Yuniarsih

Pengertian pengawasan menurut Tjutju Yuniarsih merupakan serangkaian proses


penilaian terhadap suatu keberlangsungan pelaksanaan acara maupun kegiatan
dalam suatu organisasi, serta memastikan bahwa perencanaan yang telah
ditentukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5
B. MAKSUD DAN TUJUAN PENGAWASAN

1. Maksud Pengawasan.
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan untuk mencapai tujuan dari suatu
kegiatan yang telah direncanakan maka perlu adanya pengawasan, karena dengan
pengawasan serta tujuan yang akan dicapai dapat dilihat dengan berpedoman pada
rencana (planning) yang telah disusun terlebih dahulu.

Bahwa pada prinsipnya pengawasan itu penting dalam melaksanakan pekerjaan


dan tugas dalam suatu organisasi, baik organisasi usaha maupun organisasi
pemerintahan, sehingga pengawasan tersebut diadakan dengan maksud untuk :
1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak.
2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengadakan pencegahan agar tidak terulang lagi kesalahan-kesalahan yang
sama atau timbulnya kesalahan baru.
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana
terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program seperti yang telah
ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan
dalam planning, yaitu standar.

Menurut Leonard D. White, maksud pengawasan adalah :


 Untuk menjamin bahwa kekuasaan itu digunakan untuk tujuan yang
diperintah dan mendapat dukungan serta persetujuan dari rakyat.
 Untuk melindungi hak asasi manusia yang telah dijamin oleh undang-
undang dari tindakan penyalahgunaan kekuasaan.

Sedangkan Arifin Abdul Rachman, menyatakan bahwa maksud dari pengawasan


adalah :
 Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
 Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan
instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
 Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan
dan kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan
untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang
salah.

6
 Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan efisien dan apakah
tidak dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat
efisiensi yang lebih besar.

Dari maksud pengawasan yang diuraikan diatas dapatlah disimpulkan bahwa


pengawasan tersebut adalah perlu dan penting untuk diadakan agar dapat mencapai
tujuan yang telah direncanakan.

2. Tujuan Pengawasan.

Sasaran pengawasan sangat berkaitan dengan tujuan pokok atau tujuan


strategis dari pengawasan. Sedangkan tujuan langsung atau tujuan teknis
pengawasan dapat juga disebut sebagai tujuan pengawasan. Sasaran pengawasan
biasanya digunakan untuk menunjuk kepada apa yang hendak dicapai oleh
pengawas. Kata sasaran biasanya dianggap sebagai terjemahan dari target, yang
artinya adalah tujuan pokok yang hendak dicapai. 
Dari apa yang disebutkan tersebut menjadi jelas apa tujuan dari pengawasan, yaitu
untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan
tugas atau pekerjaan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. Tujuan
akhir dari pengawasan yang tercakup dalam fungsi controlling mempunyai sasaran
yaitu agar seluruh aspek penyelenggara manajemen berjalan dengan lancar serta
berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat lebih
terjamin. 

Dari apa yang telah diuraikan di atas, maka dapatlah diuraikan mengenai tujuan
dari pengawasan, yaitu sebagai berikut :
 Agar tercipta manusia-manusia yang bersih yang didukung oleh suatu sistem
manajemen yang berdaya guna dan berhasil guna serta ditunjang oleh sistem
pengawasan yang obyektif, sehat, serta bertanggung jawab.
 Agar terselenggara tertib administrasi dan menumbuhkan disiplin kerja yang
sehat.

Selain itu pengawasan secara langsung bertujuan untuk :


 Menjamin ketetapan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijakan, dan
perintah.
 Menertibkan koordinasi antar kegiatan.
 Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang atau jasa yang
dihasilkan.
 Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi.
7
C. TIPE – TIPE PENGAWASAN
 
Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan seperti yang
diungkapkan Winardi (2000, hal. 589). Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga
macam tipe, atas dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain:
a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
b. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
c. Pengawasan Feed Back  (feed back control)
 
a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control)

  Prosedur-prosedur pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna


memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya
dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
  Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan
kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman untuk tindakan masa mendatang.
Tetapi, walaupun demikian penting untuk membedakan tindakan menyusun
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan mengimplementasikannya.
Merumuskan kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaansedangkan
tindakan mengimplementasi kebijaksanaan merupakan bagian dari fungsi
pengawasan.
Pengawasan pendahuluan meliputi:
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan pengawasan
dalam mengadakan pengamatan terhadap anak – anak dalam program kemandirian yatim dan
dhuafa yang dilakukan oleh pengurus rumah yatim.
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan merupakan suatu kegiatan pengawasan dalam
menentukan karakteristik dari produk perusahaan dengan begitu perusahaan perlu
merencanakan dan mengendalikan kualitas bahan yang digunakan secara teliti.
3. Pengawasan pendahuluan modal merupakan suatu kegiatan pengawasan terhadap
pengumpulan, verifikasi dan evaluasi yang meliputi keterangan perusahaan, perizinan dan
nonperizinan yang dimiliki, realisasi investasi dan permodalan.
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial merupakan suatu
kegiatan pengawasan sumber daya berupa dana (uang). Mengelola sumber daya
finansial atau keuangan perusahaan harus sangat berhati – hati dan hasilnya harus
akurat.

b. Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)


8
 Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor
yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka .
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka
berupaya untuk:
1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode
serta prosedur-prsedur yang tepat.
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa
petunjuk-petunjuk dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang
memberikan penyerahan.

c. Pengawasan Feed Back  (feed back control)


 Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah
bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan
untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
1. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis) yaitu kegiatan
menganalisa laporan keuangan menggunakan konsep dan standar akuntansi
keuangan seperti laporan raba rugi
2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis), menurut Simamora (2003:342)
merupakan hasil kajian Teknik, gerak, dan waktu yang dilakukan dalam upaya
menentukan jumlah bahan baku, tenaga kerja, dan jasa lainnya yang diperlukan
untuk menghasilkan sebuah produk.
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control) yaitu alat bagi manajemen untuk
memperbaiki kualitas, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi, dan untuk
menekan jumlah produk yang rusak.
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja ( Employee Performance Evaluation) yaitu
kegiatan untuk menilai kinerja individual maupun tim atas hasil pekerjaannya.

D. MACAM – MACAM TEKHNIK PENGAWASAN


Disarikan dari pendapat Koontz, et. al. (dalam Hutauruk, 1986:298-331)
tentang teknik pengawasan, terdapat dua cara untuk memastikan pegawai merubah
tindakan/sikapnya yang telah mereka lakukan dalam bekerja, yaitu dengan
dilakukannya pengawasan langsung (direct control) dan pengawasan tidak
langsung (indirect control). Pengawasan langsung diartikan sebagai teknik
pengawasan yang dirancang bangun untuk mengidentifikasi dan memperbaiki
penyimpangan rencana. Dengan demikian pada pengawasan langsung ini,
pimpinan organisasi mengadakan
9

pengawasan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang dijalankan, yaitu


dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa dan  mengecek sendiri semua
kegiatan yang sedang dijalankan tadi. Tujuannya adalah agar penyimpangan-
penyimpangan terhadap rencana yang terjadi dapat diidentifikasi dan diperbaiki.
Menurut Koontz, et. al, pengawasan langsung sangat mungkin dilakukan
apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya rendah. Sementara
pengawasan tidak langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang dilakukan
dengan menguji dan meneliti laporan-laporan pelaksanaan kerja. Tujuan dari
pengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan mengantisipasi serta
dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menghindarkan atau memperbaiki
penyimpangan. Menurut Koontz, et. al, pengawasan tidak langsung sangat
mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya tinggi.
Dalam suatu negara terlebih-lebih dalam negara yang sedang berkembang
atau membangun, maka pengawasan  sangatlah penting, baik pengawasan secara
vertikal, horisontal, eksternal, internal, preventif maupun represif agar maksud
dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Dari pendapat Koontz, et. al di atas.

Situmorang dan Juhir (1994:27) mengklasifikasikan teknik pengawasan


berdasarkan berbagai hal, yaitu :

Oleh karena untuk mencapai tujuan negara atau organisasi, maka pengawasan
dapat diklasifikasikan berdasarkan sebagai berikut :

1. Pengawasan Langsung dan Pengawasan Tidak Langsung.


 Pengawasan langsung. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang
dilakukan secara pribadi oleh pimpinan atau pengawasan dengan
mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara on the spot di
tempat pekerjaan, dan menerima laporan-laporan secara langsung pada dari
pengawasan. Hal ini dilakukan dengan inspeksi.
 Pengawasan tidak langsung. Pengawasan tidak langsung diadakan dengan
mempelajari laporan-laporan yang diterima dari pelaksana baik lisan
maupun tertulis, mempelajari pendapat-pendapat masyarakat dan sebagainya
tanpa pengawasan on the spot.
2. Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif.
10
Prinsip pengawasan adalah preventif, tapi bila dihubungkan dengan waktu
pelaksanaan pekerjaan, dapat dibedakan antara pengawasan preventif dan
pengawasan represif.
 Pengawasan preventif. Pengawasan preventif dilakukan melalui preaudit
sebelum pekerjaan di mulai. 
 Pengawasan represif. Pengawasan represif dilakukan melalui post audit,
dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan di tempat (ispeksi), meminta
laporan pelaksanaan dan sebagainya.

3. Pengawasan Intern dan Pengawasan Ekstern.


 Pengawasan intern. Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan
olehaparat dalam organisasi itu sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus
dilakukan oleh pucuk pimpinan sendiri. Akan tetapi dalam praktek hal
tersebut tidak selalu mungkin dilakukan. Oleh karena itu, setiap pimpinan
unit dalam organisasi berkewajiban membantu pucuk pimpinan mengadakan
pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing. Pengawasan sebagai fungsi organik, built ini pada setiap jabatan
pimpinan. Mereka harus mengawasi unit khusus yang membantu dan atas
nama pucuk pimpinan melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aparat
dalam organisasi, seperti dilakukan oleh inspektorat jenderal dalam
Kementerian.
 Pengawasan ekstern. Pegawasan eksternal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh aparat dari luar organisasi sendiri. Misalnya pengawasan
yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Kementerian dan
instansi pemerintah lain

Senada dengan pendapat Situmorang dan Juhir, Siagian (1989:139-140)


mengungkapkan bahwa:
Proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen
dengan mempergunakan dua macam teknik, yakni :

1. Pengawasan langsung (direct control) ialah apabila pimpinan organisasi


mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan.
Pengawasan langsung ini dapat berbentuk: (a) inspeksi langsung, (b) on the
spot observation, (c) on the spot report, yang sekaligus berarti pengambilan
keputusan on the spot pula jika diperlukan. Akan tetapi karena banyaknya
dan kompleksnya tugas-tugas seorang pimpinan ?
11

terutama dalam organisasi yang besar? seorang pimpinan tidak mungkin


dapat selalu menjalankan pengawasan langsung itu. Karena itu sering pula ia
harus melakukan pengawasan yang bersifat tidak langsung.

2. Pengawasan tidak langsung (indirect control) ialah pengawasan jarak jauh.


Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para
bawahan. Laporan itu dapat berbentuk: (a) tertulis, (b) lisan. Kelemahan dari
pada pengawasan tidak langsung itu ialah bahwa sering para bawahan hanya
melaporkan hal?hal yang positif saja. Dengan perkataan lain, para bawahan
itu mempunyai kecenderungan hanya melaporkan hal?hal yang diduganya
akan menyenangkan pimpinan.

Sementara Bohari (1992:25) membagi macam teknik pengawasan sebagai


berikut :

1. Pengawasan preventif, dimaksudkan untuk mencegah terjadinya


penyimpangan? penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan
preventif ini biasanya berbentuk prosedur? prosedur yang harus ditempuh
dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan preventif ini bertujuan:
1. Mencegah terjadinya tindakan? tindakan yang menyimpang dari dasar
yang telah ditentukan.
2. Memberi pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara
efisien dan efektif.
3. Menentukan saran dan tujuan yang akan dicapai.
4. Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai instansi
sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
2. Pengawasan represif, ini dilakukan setelah suatu tindakan dilakukan dengan
membandingkan apa yang telah terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi.
Dengan pengawasan represif dimaksud untuk mengetahui apakah kegiatan
dan pembiayaan yang telah dilakukan itu telah mengikuti kebijakan dan
ketentuan yang telah ditetapkan. Pengawasan represif ini biasa dilakukan
dalam bentuk:
1. Pengawasan dari jauh, adalah pengawasan yang dilakukan dengan
cara pengujian dan penelitian terhadap surat?surat pertanggungan
jawab disertai bukti?buktinya mengenai kegiatan?kegiatan yang
dilaksanakan.
2. Pengawasan dari dekat, adalah pengawasan yang dilakukan di tempat
kegiatan atau tempat penyelenggaraan administrasi.
12
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka teknik pengawasan yang dilakukan
oleh pimpinan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, semuanya
tergantung pada berbagai kondisi dan situasi yang akan terjadi, maupun yang
sedang terjadi/berkembang pada masing-masing organisasi.

E. PROSES PENGAWASAN
1. Tahap Menciptakan Standar
Standar merupakan suatu kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang
sudah dilakukan.Standar yang dibuat biasanyadidasarkan pada suatu kondisi atau
kemampuan kerja yang normal.Bentuk standar dapat dibedakan kedalam dua
macam bentuk, yaitu standar kualitatif dan standar kuantitatif.
Standar kuatitatif merupakan suatu standar yang dinyatakan didalam satuan-satuan
tertentu, misalnya: jam kerja mesin (machine hour), jam kerja tenaga langsung
(direct labour hour), satuan barang (unit product), ongkos, pendapatan, investasi,
dan lain sebagainya. Sedangkan standar kualitatif dapat berupapendapat umum,
langganan, buruh dan sebagainya.

2. Penetapan Standar Pelaksanaan


Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar
pelaksanaan.Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat
digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil.Standar adalah kriteria-
kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan.Kriteria tersebut dapat dalam
bentuk kuantitatif ataupun kualitatif.Standar pelaksanaan (standard performance)
adalah suatu pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu
pekerjaan dikerjakan secara memuaskan.
Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktifitas menyangkut kriteria:
ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar yang umum adalah:

1. Standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau
kualitas produk.
2. Standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya
tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan lain-
lain.
3. Standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu
pekerjaan harus diselesaikan.
13

3. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan


Penentuan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap ketiga dalam
pengendalian adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.

4. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan


Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan pengukuran
pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada
berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan
(observasi), laporan-laporan (lisan dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan
pengambilan sampel.

5. Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan


Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan
nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.

6. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi


Dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan segala
kegiatan, kebijaksnaan serta hasil kerja yang tidak sesuai dengan rencana atau
standarnya. Urutan-urutan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam pengambilan
tindakan koreksi ini adalah:

 Menghayati masalah-masalah yang dihadapi.


 Mencari kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi atau memperbaiki
adanya kesalahan.
 Mengadakan penelitianterhadap berbagai kemungkinan tersebut.
 Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat.

Dalam mengadakan pengawasan dengan melakukan langkah-langkah diatas,


perlu terlebih dahulu mencari informasi yang dibutuhkan.Informasi yang
dibutuhkan tersebut meliputi informasi tentang kemajuan yang telah dicapai,
informasi tentang adanya penyimpangan, dan sebagainya. Informasi tersebut akan
diperoleh setelah kegiatan-kegiatan sudah dilakukan. Sumber-sumber ekonomi
atau faktor-faktor produksi, dan melaksanakan suatu rencana yang telah ditetapkan
lebih dulu.

14

F. FUNGSI PENGAWASAN

Beberapa fungsi pengawasan antara lain:

1. Menghindari terjadinya indikator penyelewengan maupun penyimpangan.


2. Memperbaiki kesalahan dalam serangkaian kegiatan agar tidak terjadi
halangan.
3. Pengendalian setiap pelaksanaan dan keberlangsungan sebuah acara atau
kegiatan.
4. Melakukan evaluasi atau koreksi atas segala tindakan yang dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
5. Mengantisipasi terjadinya kerugian yang besar akibat kelalaian dalam
melaksanakan peran sebagai bagian dari suatu kelompok.
6. Mendidik anggota atau bagian dari suatu kelompok supaya pekerjaan
berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
7. Mempermudah seorang pemimpin untuk mengarahkan kinerja bawahannya
demi mencapai visi suatu perusahaan ataupun organisasi.
8. Sebagai penilaian atas kesesuaian antara pelaporan pelaksanaan kegiatan
dengan rancangan kegiatan yang telah tersusun sebelumnya.
9. Sebagai Tindakan preventif untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan dalam kinerja bagian dan menghindari terjadinya deviasi.

10. Meningkatkan rasa tanggung jawab sebagai anggota atau bagian dari sebuah
posisi yang diberikan amanah untuk menjalankan tugas dengan baik.
15

BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang fungsi pengawasan maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi pengawasan memiliki beberapa hal yang perlu diketahui
seperti, apa itu pengawasan, maksud dan tujuan daripada pengawasan, tipe
pengawasan, tekhnik-tekhnik pengawasan serta proses pengawasan agar kita dapat
memastikan apa yang telah direncanakan dapat berjalan sebagaimana yang
seharusnya.
III.II Saran
Pengawasan kami rasa sangat dibutuhkan dalam organisasi. Karena jika
tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya
kesalahan – kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun
lingkungan.
16
DAFTAR PUSTAKA

 Aristycha. 2022. Pengertian Pengawasan Menurut Para Ahli. Materi


belajar.co.id. Turi Raya Bandar Lampung
 Sutiono M.Kom.,M.T.I. 11 Pengertian Pengawasan Menurut Para Ahli.
2022 HaloEdukasi.com
 Abi Asmana. 2016. Maksut Dan Tujuan Pengawasandi. 9:13 AM. JATENG
 Taufiqotul Faidah Brontotsayurus. 2019. Pengertian Pengawasan. jakarta
Agus Dharma. 1998, Perencanaan
 Agus Dharma. 1998, Perencanaan Pelatihan, Jakarta : Pusdiklat Pegawai
Depdikbud.
 Abi Asmana. 2016. Macam-Macam Pengawasan. JATENG
 Buchari Zainun. 1989. Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara.
 Budisma.net. 2022Tahap-tahap Proses Pengawasan. Jakarta
17

Anda mungkin juga menyukai