DI SUSUN OLEH:
Makassar,Dese
mber2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. Ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi manajemen pengawasan dalam
organisasi………………………………………………….……... 3
B. Pentingnya manajemen pengawasan…………………………….. 4
C. Manfaat dan tujuan manajemen pengawasaan……………………. 5
D. Bentuk-Bentuk manajemen pengawasan…………………………. 6
E. Peran dan tanggung jawab………………………………………... 7
F. Faktor eksternal dan internal manajemen pengawasan…………... 8
G. Dampak dari teknologi informasi dan inovasi…………………… 9
H. Mengidentifikasi dan mengatasi tantangan…………………….. 10
I. Evaluasi kinerja yang efektif…………………………………… 11
J.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Adapun beberapa alasan mengapa pengawasan
itu sangat penting, diantaranya:
5. Komunikasi
Pengawas di tuntut memiliki kompetensi sosial, khususnya dalam menjalin
mitra dengan para stakeholder lainnya. Para pengawas harus mampu bermitra
baik dengan individu maupun kelompok. Karena pengawas berperan dalam
mengembangkan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu.
Manfaat Pengawasan:
1. Menentukan tujuan dan cara mencapai (Planning)
2. Struktur organisasi dan aktivitas (Organizing)
3. Memotivasi / mengarahkan anggota (Actuating)
Faktor-faktor Eksternal:
1. Regulasi Pemerintah: Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah
dapat mempengaruhi tuntutan dan kewajiban organisasi terkait pengawasan.
Ketidaksesuaian dengan regulasi dapat berdampak negatif pada efektivitas
sistem pengawasan.
2. Dinamika Pasar: Perubahan kondisi pasar, persaingan industri, atau kebutuhan
pelanggan dapat mengharuskan penyesuaian dalam sistem pengawasan agar
organisasi tetap responsif terhadap perubahan eksternal.
3. Teknologi: Kemajuan teknologi dapat memengaruhi bagaimana sistem
pengawasan diimplementasikan dan dioperasikan. Penggunaan teknologi baru,
seperti sistem otomatisasi atau kecerdasan buatan, dapat meningkatkan efisiensi
dan akurasi pengawasan.
4. Perubahan Sosial dan Budaya: Perubahan dalam nilai-nilai sosial atau budaya
dapat memengaruhi kebijakan internal dan memerlukan penyesuaian dalam
pengawasan untuk memastikan kesesuaian dengan norma dan ekspektasi
masyarakat.
Faktor-faktor Internal:
1. Budaya Organisasi: Budaya organisasi yang mendukung transparansi,
akuntabilitas, dan integritas dapat meningkatkan efektivitas sistem pengawasan.
Sebaliknya, budaya yang tidak mendukung nilai-nilai tersebut dapat menjadi
hambatan.
2. Struktur Organisasi: Struktur organisasi yang jelas dan efisien memfasilitasi
implementasi sistem pengawasan. Hierarki yang terlalu kompleks atau
kurangnya jelasnya tanggung jawab dapat menghambat efektivitasnya.
3. Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan dan komitmen pimpinan terhadap etika
dan kepatuhan memainkan peran kunci. Kepemimpinan yang mendukung
pengawasan efektif menciptakan lingkungan di mana norma dan standar dapat
dijaga.
4. Sumber Daya: Ketersediaan dana, personel, dan teknologi yang memadai
sangat penting. Kekurangan sumber daya dapat membatasi implementasi dan
pemeliharaan sistem pengawasan.
Kedua, Survei dan Umpan Balik Karyawan dapat menjadi metode yang
sangat berharga. Melibatkan karyawan dalam evaluasi kinerja pengawasan
memberikan wawasan langsung dari perspektif pelaksana operasional. Survei ini
dapat mencakup pertanyaan terkait persepsi mereka terhadap efektivitas sistem
pengawasan, tingkat kepuasan, dan saran perbaikan.