Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI SOSIAL

MANAJEMEN PENGAWASAN DALAM ORGANISASI

DI SUSUN OLEH:

MUH. MIFTAHUL MUBARAK ( 23043014014 )


ARSYINTA DEWI ( 23043014018 )
SABRINE DIRA FARHANY F. ( 23043014019 )

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah tentang pengantar ilmu sosial yang berjudul “Manajemen Pengawasan
Dalam Organisasi ” .
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Makassar,Dese
mber2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. Ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi manajemen pengawasan dalam
organisasi………………………………………………….……... 3
B. Pentingnya manajemen pengawasan…………………………….. 4
C. Manfaat dan tujuan manajemen pengawasaan……………………. 5
D. Bentuk-Bentuk manajemen pengawasan…………………………. 6
E. Peran dan tanggung jawab………………………………………... 7
F. Faktor eksternal dan internal manajemen pengawasan…………... 8
G. Dampak dari teknologi informasi dan inovasi…………………… 9
H. Mengidentifikasi dan mengatasi tantangan…………………….. 10
I. Evaluasi kinerja yang efektif…………………………………… 11
J.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengawasan merupakan fungsi organik manajemen peranannya setara


dengan fungsi manajemen lainnya, dengan kata lain, pengawasan merupakan
unsur dinamika dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian dan pelaksanaan untuk dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan tercapai

Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang


berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses
pengawasan berjalan sesuai denga napa yang dibutuhkan atau direncanakan.
Untuk menjalankan proses pengawasan tersebutdibutuhkan alat bantu manajerial.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa fungsi manajemen pengawasan dalam organisasi?


2. Apakah manajemen pengawasan dalam organisasi merupakan aspek
penting?
3. Apa manfaat dan tujuan manajemen pengawasan?
4. Apa saja bentuk-bentuk pengawasan dalam manajemen pengawasan?
5. Apa peran dan tanggung jawab utama pengawas dalam konteks
manajemen organisasi, dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kinerja
tim dan bawahan?
6. Bagaimana faktor-faktor eksternal dan internal memengaruhi efektivitas
sistem pengawasan dalam mencapai tujuan organisasi?
7. Apa dampak dari teknologi informasi dan inovasi terkini terhadap praktik
pengawasan dalam manajemen organisasi?
8. Bagaimana mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang mungkin
muncul dalam penerapan sistem pengawasan di berbagai tingkatan dalam
struktur organisasi?
9. Apa metode evaluasi kinerja yang efektif untuk memastikan bahwa praktik
pengawasan mencapai tujuan organisasi dengan optimal?
BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI MANAJEMEN PENGAWASAN DALAM ORGANISASI

1. Menjaga ketaatan terhadap aturan dan kebijakan, manajemen pengawasan


bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua anggota organisasi
mematuhi aturan atau kebijakan yang ada.
2. Mengingkatkan efisiensi dan efektivitas operasional, dengan memantau
kinerja dan proses operasional, manajemen pengawasan dapat
mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam organisasi.
3. Mengelola resiko dan keamanan, manajemen pengawasan berperan
penting dalam mengevaluasi, danmengelola resiko serta keamanan
dilingkungan. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
kegiatan operasional organisasi dilakukan dengan aman dan sesuai dengan
standar keselamatan.
4. Membangun budaya yang positif, melalui pengawasan yang efektif,
manajemen dapat membangun budaya yang positif, dimana anggota mersa
didukung dan dihargai, serta ada kepercayaan yang tinggi antara satu sama
lain.
B. PENTINGNYA MANAJEMEN PENGAWASAN

Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Adapun beberapa alasan mengapa pengawasan
itu sangat penting, diantaranya:

1. Perubahan lingkungan organisasi


Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak
dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru,
diketemukan wasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh
pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau
memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.

2. Peningkatan kompleksitas organisasi


Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal
dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas
dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi
pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.

3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan


Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering
membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.

4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang


Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab
atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-
tukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem penga-wasan.

5. Komunikasi
Pengawas di tuntut memiliki kompetensi sosial, khususnya dalam menjalin
mitra dengan para stakeholder lainnya. Para pengawas harus mampu bermitra
baik dengan individu maupun kelompok. Karena pengawas berperan dalam
mengembangkan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu.

6. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi


Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar. Penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil atau tidak. Jika keputusan penentuan
sudah di tetapkan maka yang terakhir adalah pengambilan tindakan.
C. MANFAAT DAN TUJUAN MANAJEMEN PENGAWASAN

 Manfaat Pengawasan:
1. Menentukan tujuan dan cara mencapai (Planning)
2. Struktur organisasi dan aktivitas (Organizing)
3. Memotivasi / mengarahkan anggota (Actuating)

 Tujuan Pengawasan adalah untuk menghindari kemungkinan adanya


terjadinya penyelewengan atau penyimpangan, baik yang bersifat
anggaran (budgeting) ataupun proses (prosedur) dan kewenangan
(authority). Terdapat beberapa tujuan dari pengendalian
(pengawasan/controlling) adalah sebagai berikut:
1. Menghentikan atau neghilangkan kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidak adilan;
2. Mencegah adanya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan,hambatan, dan ketidakadilan;
3. Mendapatkan cara yang lebih baik atau mempertahankan yang telah
baik
4. Menciptakan atmosfer keterbukaan, kejujuran, partisipasi
dan akuntabilitas organisasi;
5. Meningkatkan kelancaran operasi organisasi;
6. Meningkatkan kinerja organisasi;
7. Memberikan pendapat atas kinerja organisasi;
8. Mengarahkan manajemen untuk melakukan perbaikan atas masalah-
masalah pencapaian kinerja yang ada;
9. Menciptakan terwujudnya pemerintahan yang bersih.

D. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN


PENGAWASAN
Controlling atau pengawasan adalah proses kegiatan pemantauan untuk
memastikan bahwa hal yang dipantau tercapai sesuai rencana dan mengoreksi
penyimpangan yang signifikan. Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa
kegiatan diselesaikan dengan cara yang mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi.
Secara umum, terdapat tiga jenis pengawasan, yaitu:
1. Feedforward control, yaitu kontrol yang dilakukan sebelum kegiatan
berlangsung,
2. Concurrent control, yaitu kontrol yang dilakukan saat kegiatan berlangsung,
dan
3. Feedback control, yaitu kontrol yang dilakukan setelah kegiatan selesai. Video
ini akan menjelaskan ketiga jenis pengawasan tersebut beserta contohnya. Di
akhir video, Sobat Pemelajar dapat mengerjakan latihan soal yang berkaitan
dengan materi.

E. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS DALAM


MANAJEMEN ORGANISASI
Dalam konteks manajemen organisasi, peran dan tanggung jawab utama
seorang pengawas sangat menentukan untuk kesuksesan tim dan pencapaian
tujuan bersama. Pertama, pengawas berfungsi sebagai pengorganisasian,
mengelola sumber daya, dan mendistribusikan tugas agar sesuai dengan
kemampuan dan spesialisasi anggota tim. Selain itu, pengawas memiliki peran
penting dalam memberikan arahan yang jelas kepada bawahan, memastikan
pemahaman yang akurat terkait tugas dan tanggung jawab masing-masing
individu.

Pengawas juga bertanggung jawab atas pengawasan dan evaluasi kinerja


bawahan secara berkala. Melalui pemantauan yang cermat, mereka dapat
memberikan umpan balik yang konstruktif, membimbing perkembangan
bawahan, dan menyelesaikan potensi konflik di antara anggota tim. Selain itu,
pengawas memiliki tanggung jawab untuk melaporkan kemajuan, kendala, dan
pencapaian tim kepada manajemen tingkat lebih tinggi, memainkan peran
penting dalam alur informasi organisasi.
Untuk meningkatkan kinerja tim dan bawahan, seorang pengawas perlu
mengimplementasikan komunikasi yang efektif, memastikan bahwa semua
anggota tim memahami dengan jelas tujuan dan harapan kerja. Pemberdayaan
(empowerment) juga menjadi kunci, dengan memberikan tanggung jawab dan
otonomi kepada anggota tim untuk menjalankan tugas mereka. Pelatihan dan
pengembangan keterampilan merupakan langkah esensial untuk meningkatkan
kompetensi individu, sementara pendekatan yang seimbang terhadap kebutuhan
profesional dan pribadi bawahan menciptakan lingkungan kerja yang produktif
dan mendukung. Dengan memadukan peran dan tanggung jawab ini, seorang
pengawas dapat mencapai efisiensi operasional dan kesejahteraan anggota tim,
memberikan kontribusi positif terhadap keseluruhan kinerja organisasi.

F. FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMENGARUHI


EFEKTIVITAS SISTEM PENGAWASAN
Faktor-faktor eksternal dan internal memiliki peran yang signifikan dalam
memengaruhi efektivitas sistem pengawasan dan, oleh extension, pencapaian
tujuan organisasi. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi sejauh mana sistem
pengawasan dapat beroperasi dengan optimal. Berikut adalah analisis tentang
bagaimana faktor-faktor eksternal dan internal dapat memengaruhi efektivitas
sistem pengawasan:

Faktor-faktor Eksternal:
1. Regulasi Pemerintah: Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah
dapat mempengaruhi tuntutan dan kewajiban organisasi terkait pengawasan.
Ketidaksesuaian dengan regulasi dapat berdampak negatif pada efektivitas
sistem pengawasan.
2. Dinamika Pasar: Perubahan kondisi pasar, persaingan industri, atau kebutuhan
pelanggan dapat mengharuskan penyesuaian dalam sistem pengawasan agar
organisasi tetap responsif terhadap perubahan eksternal.
3. Teknologi: Kemajuan teknologi dapat memengaruhi bagaimana sistem
pengawasan diimplementasikan dan dioperasikan. Penggunaan teknologi baru,
seperti sistem otomatisasi atau kecerdasan buatan, dapat meningkatkan efisiensi
dan akurasi pengawasan.
4. Perubahan Sosial dan Budaya: Perubahan dalam nilai-nilai sosial atau budaya
dapat memengaruhi kebijakan internal dan memerlukan penyesuaian dalam
pengawasan untuk memastikan kesesuaian dengan norma dan ekspektasi
masyarakat.

Faktor-faktor Internal:
1. Budaya Organisasi: Budaya organisasi yang mendukung transparansi,
akuntabilitas, dan integritas dapat meningkatkan efektivitas sistem pengawasan.
Sebaliknya, budaya yang tidak mendukung nilai-nilai tersebut dapat menjadi
hambatan.
2. Struktur Organisasi: Struktur organisasi yang jelas dan efisien memfasilitasi
implementasi sistem pengawasan. Hierarki yang terlalu kompleks atau
kurangnya jelasnya tanggung jawab dapat menghambat efektivitasnya.
3. Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan dan komitmen pimpinan terhadap etika
dan kepatuhan memainkan peran kunci. Kepemimpinan yang mendukung
pengawasan efektif menciptakan lingkungan di mana norma dan standar dapat
dijaga.
4. Sumber Daya: Ketersediaan dana, personel, dan teknologi yang memadai
sangat penting. Kekurangan sumber daya dapat membatasi implementasi dan
pemeliharaan sistem pengawasan.

Dengan memahami pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal ini,


organisasi dapat merancang dan mengelola sistem pengawasan dengan lebih
efektif, meningkatkan kemampuannya untuk mencapai tujuan dan menjaga
keseimbangan antara kepatuhan, etika, dan kinerja operasional.

G. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN INOVASI TERHADAP


PRAKTIK PENGAWASAN
Teknologi informasi dan inovasi terkini memberikan dampak yang signifikan
terhadap praktik pengawasan dalam manajemen organisasi. Salah satu dampak
utamanya adalah munculnya otomatisasi dalam proses pengawasan. Sistem
otomatis mampu memantau data secara real-time, memberikan peringatan
terhadap anomali atau pelanggaran, dan meningkatkan efisiensi proses analisis.
Ini tidak hanya mempercepat respon terhadap perubahan kondisi, tetapi juga
mengurangi ketergantungan pada pengawasan manual yang mungkin rentan
terhadap kesalahan dan kelambatan.

Selain itu, perkembangan dalam analisis data dan kecerdasan buatan


memungkinkan organisasi untuk mengeksplorasi dan memahami pola-pola yang
kompleks dalam jumlah data besar. Analisis data yang canggih dapat membantu
mengidentifikasi tren, memprediksi potensi risiko, dan memberikan wawasan
mendalam yang sulit dicapai melalui metode tradisional.

Aspek keamanan informasi juga mendapat manfaat dari teknologi informasi,


dengan munculnya solusi keamanan yang canggih seperti enkripsi data, firewall,
dan sistem deteksi ancaman. Ini membantu melindungi informasi organisasi dari
risiko kebocoran data atau akses yang tidak sah.

Teknologi informasi juga memungkinkan praktik pengawasan jarak jauh.


Perangkat lunak kolaborasi dan teknologi konferensi web memungkinkan para
pengawas untuk memantau tim atau operasi dari lokasi yang berbeda. Ini tidak
hanya meningkatkan fleksibilitas, tetapi juga membuka peluang untuk model
kerja jarak jauh yang semakin populer.

Secara keseluruhan, integrasi teknologi informasi dan inovasi terkini tidak


hanya meningkatkan efektivitas sistem pengawasan, tetapi juga mengubah
paradigma pengawasan dalam manajemen organisasi, menciptakan lingkungan
yang lebih adaptif, efisien, dan responsif terhadap perubahan.
H. TANTANGAN DALAM PENERAPAN SISTEM PENGAWASAN DI
BERBAGAI TINGKATAN
Mengidentifikasi dan mengatasi tantangan dalam penerapan sistem
pengawasan di berbagai tingkatan dalam struktur organisasi memerlukan
pendekatan yang sistematis. Langkah pertama adalah melakukan analisis
menyeluruh terhadap lingkungan organisasi, termasuk budaya, struktur, dan
kebutuhan unik di setiap tingkatan. Pemahaman mendalam tentang konteks ini
menjadi landasan penting untuk merancang sistem pengawasan yang sesuai dan
efektif.

Selanjutnya, konsultasi dan keterlibatan stakeholder menjadi langkah kunci.


Dengan melibatkan pimpinan, manajer, dan anggota tim dalam proses
perencanaan, kita dapat mendengarkan berbagai perspektif dan mendapatkan
masukan yang berharga. Keterlibatan ini tidak hanya membantu
mengidentifikasi potensi tantangan yang mungkin muncul, tetapi juga
membangun dukungan terhadap implementasi sistem pengawasan.

Selama proses identifikasi, penting untuk mengantisipasi perbedaan dalam


persepsi dan kebutuhan di setiap tingkatan organisasi. Tantangan yang muncul
mungkin beragam, mulai dari resistensi perubahan hingga perbedaan prioritas
antar departemen. Dalam menghadapi resistensi, komunikasi yang efektif dan
pemahaman mendalam terhadap kekhawatiran individu dapat membantu
mengatasi hambatan tersebut.

Selain itu, perlu diterapkan pendekatan yang fleksibel, memungkinkan


penyesuaian sistem pengawasan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika yang
berkembang. Proses evaluasi berkala dapat membantu mengidentifikasi
perubahan dalam organisasi dan memastikan bahwa sistem pengawasan tetap
relevan.
Dalam mengatasi tantangan, penting untuk menerapkan solusi yang berfokus
pada kolaborasi dan penguatan, memastikan bahwa setiap tingkatan merasa
terlibat dan memiliki peran yang jelas dalam sistem pengawasan. Dengan
pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak terkait, organisasi dapat
lebih berhasil mengidentifikasi dan mengatasi tantangan dalam penerapan sistem
pengawasan di berbagai tingkatan.

I. METODE EVALUASI KINERJA YANG EFEKTIF


Menerapkan metode evaluasi kinerja yang efektif adalah kunci untuk
memastikan bahwa praktik pengawasan mencapai tujuan organisasi dengan
optimal. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah dengan
mengintegrasikan pendekatan berikut:

Pertama, penggunaan Key Performance Indicators (KPIs) merupakan


pendekatan yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja. KPIs memungkinkan
organisasi untuk mengukur pencapaian tujuan secara spesifik dan terukur.
Dengan menentukan indikator yang relevan dengan tujuan organisasi dan sistem
pengawasan, pengelola dapat secara sistematis mengukur kinerja dan melakukan
perbandingan dengan target yang telah ditetapkan.

Kedua, Survei dan Umpan Balik Karyawan dapat menjadi metode yang
sangat berharga. Melibatkan karyawan dalam evaluasi kinerja pengawasan
memberikan wawasan langsung dari perspektif pelaksana operasional. Survei ini
dapat mencakup pertanyaan terkait persepsi mereka terhadap efektivitas sistem
pengawasan, tingkat kepuasan, dan saran perbaikan.

Selanjutnya, pendekatan Audit Internal dapat digunakan untuk


mengevaluasi kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengawasan. Audit
internal membantu mengidentifikasi potensi kelemahan atau risiko dalam
implementasi sistem pengawasan, sehingga memungkinkan organisasi untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Dalam rangka meningkatkan pengukuran kinerja, Benchmarking juga dapat
digunakan. Dengan membandingkan kinerja sistem pengawasan dengan praktik
terbaik di industri atau sektor sejenis, organisasi dapat mengidentifikasi peluang
perbaikan dan menerapkan inovasi yang relevan.

Terakhir, Rapat Evaluasi Berkala antara manajemen dan tim pengawas


sangat penting. Dalam pertemuan ini, hasil evaluasi kinerja dapat dibahas,
tantangan dapat diidentifikasi, dan rencana tindak lanjut dapat disusun. Hal ini
menciptakan siklus umpan balik yang terus-menerus untuk perbaikan
berkelanjutan.

Dengan menggabungkan berbagai metode ini, organisasi dapat memastikan


bahwa evaluasi kinerja sistem pengawasan tidak hanya berfokus pada
pencapaian tujuan, tetapi juga pada pengembangan dan peningkatan
berkelanjutan, menciptakan lingkungan di mana pengawasan dapat mendukung
optimalisasi pencapaian tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai