Anggota Kelompok:
Kelas : 6-A4
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
dibuat berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Stratejik, serta untuk kebutuhan kami agar dapat lebih memahami materi tentang
“Evaluasi dan Kontrol Strategi”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini
karena keterbatasan referensi. Mengingat keterbatasan itu, maka kami membuka
selebar-lebarnya kritik dan saran dari Bapak dosen mata kuliah Manajemen
Stratejik khususnya, serta dari rekan-rekan pembaca pada umumnya. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Terkadang, strategi yang dipilih oleh jabatan kunci sebuah perusahaan malah
menghambat proses produksi. Penyebab ketidakberhasilan strategi yang dipilih ini
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor ini diantaranya dikarenakan
ketidakcocokan antara strategi dengan budaya organisasi, ketidak layakan strategi
dengan kondisi perusahaan, dan tidak adanya keunggulan strategi yang dipilih
oleh manajer kunci dengan strategi di perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
Strategi tidak berjalan lancar diperusahaan juga dipengaruhi oleh sifat strategi itu
sendiri. Strategi yang baik ialah yang memiliki sifat fleksibel. Artinya strategi
dapat menyesuaikan perubahan-perubahan lingkungan yang ada. Strategi yang
baik juga harus memiliki konsistensi antara tujuan perusahaan dan bagian
fungsional di perusahaan. Dari persoalan tersebut, agar keberadaan strategi di
perusahaan menjadi pendukung, bukan sebagai penghambat perusahaan.
Maka, diperlukanlah evaluasi dan kontrol strategi. Kontrol ibarat rem di mobil
yang dapat mempengaruhi laju mobil tersebut. Setir Mobil yang dapat mengubah
arah perusahaan dan gas yang dapat menambah kecepatan laju mobil. Kontrol
strategi ini merupakan bentuk pengendalian perusahaan dari proses perencanaan,
produksi, penjualan dan pra penjualan.
1
Sehingga kontrol dirancang sebagai monitoring dari hari ke hari. Evaluasi strategi
perusahaan sebagai pelengkap dari kontrol. Dimana dengan adanya evaluasi
strategi perusahaan dapat mengetahui dampak keseluruhan dan ketepatan strategi
ssecara keseluruhan. Evaluasi strategi bagi perusahaan sangatlah penting. Karena
dengan adanya evaluasi strategi, perusahaan dapat mengetahui apakah strategi
yang diterapkan terlaksana dengan tepat dan mencapai tujuan perusahaan apa
belum.
2
BAB II
ISI
- Mengukur prestasi.
3
- Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap batas-batas toleransi.
1) Proses Evaluasi
Evaluasi strategi merangsang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang
ada, pengkajian ulang atas tujuan dan nilai- nilai, serta merangsang kreativitas
untuk menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria evaluasi
- Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE): Kekuatan & Kelemahan
- Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman
4
sebagai cara atau metode untuk mengetahui apakah isi strategi bekerja atau tidak
bekerja.
a. Kriteria Kuantitatif
Sebagian besar, tolak ukur ini bersifat internal. Tetapi penilaian objektif dapat
juga dibuat dengan membandingkan keberhasilan perusahaan dengan keberhasilan
perusahaan lain yang sejenis. Hal ini adalah suatu aspek penting penilaian tentang
kekuatan dan kelemahan, sebagai masukan untuk mengembangkan keunggulan
bersaing.
5
- Apakah strategi tepat dengan SDM yang ada?
b. Kriteria Kualitatif
Pertanyaan dasarnya adalah apakah tujuan, strategi, dan rencana terpadu dan
komprehensif sudah konsisten, tepat, dan dapat berjalan (workable).
1) Konsistensi
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah konsisten dengan tujuan,
asumsi lingkungan, dan kondisi internal?
2) Ketepatan
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah memperoleh sumber daya
yang diperlukan, preferensi resiko, dan wawasan waktu.
3) Workable
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif layak dan memberikan simulasi
terhadap perusahaan?
6
- Sebagian besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan daripada
tujuan jangka panjang.
- Metode akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda dalam
berbagai kriteria kuantitatif.
3. Tindakan Korektif
c. Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik dengan
memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang eksternal
utama, mengurangi/menghindari ancaman eksternal, dan memperbaiki kelemahan
internal. Contoh-contoh tindakan korektif: perubahan struktur organisasi,
pergantian karyawan, penjualan saham untuk menggalang modal, penciptaan
kebijakan baru, penetapan atau revisi tujuan, penambahan tenaga penjualan, dll
2) Proses Kontrol
Adalah untuk memastikan sampai sejauh mana suatu perusahaan itu berjalan.
Prosesnya yaitu membandingkan beberapa kinerja pada hasil yang telah dicapai
untuk selanjutnya mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
7
1. Menentukan apa yang diukur.
b. Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
8
Pusat pertanggungjawaban adalah unit yang dapat dievalusi terpisahdari unit
perusahaan lainnya. Apabila suatu perusahaan mempunyai struktur organisasi
yang terdesentralisasi, maka unit-unit otonom biasanyadiperlakukan sebagai
pusat-pusat laba/biaya (profit/cost centers). Ada 5 jenis pertanggungjawaban yaitu
Pusat biaya standar, Pusat Pendapatan, PusatPengeluaran, Pusat Laba dan Pusat
Investasi.
c. Penganggaran (budgeting)
Alat yang sering digunakan untuk memonitoring kinerja keuangan adalah proses
penganggaran. Anggaran (budgeting) adalah suatu rencana untuk memperoleh dan
mengalokasikan sumber daya.
Pengukuran (tolak ukur) harus dibuat pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
Jika hasil-hasil actual performance ada dalam batas toleransi yang dikehendaki,
proses pengukuran berhenti di sini.
Tindakan perbaikan dilakukan jika hasilnya memang sudah tidak bisa di toleransi.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum perbaikan:
9
2.3 Hirarki dan Jenis Pengendalian
1. Pengendalian Premis
Setiap strategi didasari pada perencanaan atas premis tertentu yaitu asumsi atau
prediksi. Proses manajemen dari pemeriksaan secara sistematis dan terus-menerus
untuk menentukan apakah pemikiran yang menjadi dasar strategi masih berlaku
atau tidak. Perencanaan pemikiran terutama berkaitan dengan faktor lingkungan
dan industri.
2. Pengamatan strategi
Usaha manajemen untuk memantau secara luas berbagai peristiwa di dalam dan
lebih sering diluar perusahaan, yang mungkin sekali memengaruhi pelaksanaan
strategi di masa depan.
10
Usaha manajemen yang dirancang untuk menilai apakah keseluruhan strategi
harus diubah dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang berkaitan dengan
tindakan-tindakan tambahan dalam keseluruhan strategi. Hal ini biasanya
berkaitan dengan tujuan khusus strategi atau proyek dan dengan pemeriksaan
peristiwa penting yang ditentukan sebelumnya.
11
1. Senioritas
Suatu dasar yang digunakan oleh kebanyakan organisasi dewasa ini dengan
mengutamakan karyawan senior. Senioritas (seniority) adalah lamanya waktu bagi
seorang karyawan bekerja pada bidang tertentu dalam suatu perusahaan. Seorang
karyawan senior dipandang memiliki pengalaman dan terampil pada suatu bidang
pekerjaan tertentu. Banyak pemberi kerja menentukan persyaratan seseorang
untuk dipekerjakan memiliki pengalaman dengan harapan hasil kerja yang lebih
baik. Kebanyakan organisasi memiliki kebijakan, pengalaman sebagai dasar
dalam menetapkan insentif.
Pengalaman yang berbeda di antara para karyawan pada bidang dan tingkat
pekerjaan yang sama akan memperoleh penghasilan yang berbeda pula. Tentu,
karyawan yang memiliki banyak pengalaman akan menghasilkan pekerjaan yang
baik akan dihargai dalam bentuk insentif. Berbagai pengalaman dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengalaman memiliki kaitan dengan
upah secara signifikan. Upah meningkat ketika pengalaman seorang karyawan
meningkat.
Rencana insentif untuk tenaga administratif dan manajerial lebih rumit dan
memiliki karakter yang lebih beragam. Oleh karena itu, terdapat pula
12
keberagaman tingkat dan kualitas kerja tenaga administrasi dan manajer. Prestasi
kerja sebagai dasar penetapan upah, lebih sulit mengukurnya dibandingkan
prestasi kerja untuk tenaga operatif. Membutuhkan metode-metode khusus yang
berkaitan dengan perilaku individu dan kelompok untuk menilai kinerjanya secara
cermat.
Target atas perilaku yang diinginkan untuk tenaga manajerial sesuai dengan
bidang dan tingkatannya. Seorang manajer yang berhasil dalam menjalankan
tugasnya dinilai dari ketepatan memilih dan menetapkan pengambilan keputusan.
Sasaran utama yang akan dicapai oleh setiap manajer pada tingkat puncak
seringkali berkaitan dengan perilaku kewirausahaan yang ditekankan pada
inovasi, penetrasi pasar, dan pemecahan masalah secara tepat.
13
3) Insentif Jangka Panjang
a. Opsi Saham. Karyawan diberi hak unutk membeli sejumlah saham perusahaan
di masa yang akan datang, dengan harga saat ini. Karyawan akan memperoleh
keuntungan dari selisih harga saham pada saat saham tersebut dijual dengan harga
yang lebih tinggi. Keadaan dapat merugikan jika harga saham turun (lebih rendah)
dari harga saham pada saat pencatatan, biasa terjadi pada kondisi perekonomian
memburuk (krisis).
c. Berbagai Opsi Saham Lainnya. Terdapat beberapa jenis opsi saham lainnya,
hak apresiasi saham dimana perusahaan memberikan pilihan insentif kepada
manajer dalam bentuk tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Rencana
pencapaian kinerja, memberikan penghargaan dalam bentuk bagian saham pada
perusahaan yang memiliki pertumbuhan atau mencapai target keuangan. Rencana
saham terbatas, perusahaan memberi saham tanpa membebankan biaya apapun
kepada manajer.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian dan evaluasi strategi bagi perusahaan sangatlah penting dan tidak
bisa dipisahkan. Pengendalian dan evaluasi strategi merupakan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui dimana kelemahan dari strategi
yang sudah diterapkan. Selain itu, pengendalian dan evaluasi strategi digunakan
perusahaan untuk memaksimalkan strategi diperusahaan tersebut. Sehingga dalam
penerapan dan berjalannya strategi dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan
hasil pengamatan dan evaluasi.
Tujuan final dari pengendalian dan evaluasi strategi adalah untuk mencapai tujuan
perusahaan agar lebih cepat, efisien dan akurat. Faktor dalam pengendalian dan
evaluasi strategi disetiap perusahaan tidaklah sama. Perbedaan ini disebabkan oleh
strategi perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya dalam menggunakan
strategi berbeda. Sehingga faktor–faktor yang akan dihadapi otomatis juga
berbeda. Namun, secara umum proses pengendalian dapat digolongkan menjadi
tiga tahapan. Tahapan ini diantaranya ialah mengukur hasil kinerja,
membandingkan hasil kinerja dengan standar kinerja yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Setelah itu, dari perbandingan antara hasil pengukuran dengan standar
yang ditetapkan perusahaan akan memberikan sebuah informasi. Langkah terakhir
yaitu apa yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengendalian dan
evaluasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16