Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH KELOMPOK 1

Proses Manajemen Strategik


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Manajemen Strategik


Dosen Pengampu : Widiyanti S.E, M.M

Disusun oleh :

Fatma Lusi Fatimah ( B.231.21.0095 )


Oktavia Dwi Setyowati ( B.231.21.0045 )

PROGRAM STUDY AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas
limapahan rahmat dan karunia-Nya sehinga makalah yang berjudul “Proses Manajemen
Strategik”dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pemabaca, Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustakan maupun melalui media
internet.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Manajemen Strategik yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami semagat dan
motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.Tiada yang sempurna didunia ini, melainkan Allah SWT Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

A. LatarBelakang………………………………………………………..………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… ……..2
C. Tujuan………… .………………………………………………………..…...2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tahap – tahap dalam proses Manajemen Strategik……..…………….…..….3


B. Ciri-ciri organisasi berkinerja tinggi………………….……………….……...4
C. Penentuan strategi induk, sasaran jangka pendek dan strategi operasional…..5
D. Perumusan kebijakan … …………………………………..……………...….6
E. Penciptaan sistem pengawasan dan umpan balik ………………… …………7
F. Study kasus………………………… ……………………………………….8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN………………………………………………………………………….7
SARAN…………………………………………… ..…………………………………...8
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen strategi merupakan prosese atau rangakaian kegiatan


pengambilan keputasan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Sedangakan
pengertian manajemen strategi menururt Hadar Nawawi adalah perencanaan
berskala besar( disebut perencanaan strategi) yang beriorentasi pada jangkauan
masa depan yang jauh( disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan
tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif( disebut misi), dalam usaha menghasilkan
sesuatu( perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta
pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan disebut tujuan strategis dan berbagai sasaran organisasi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya


yang terdiri dari visi, misi , tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan
komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya ,sasaran
dan tujuan operasional,pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi control dan evaluasi serta
umpan balik.

B. Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas


dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
karya tulis ini antara lain:
1. Apa saja Tahap – tahap dalam proses Manajemen Strategik?
2. Apa saja Ciri-ciri organisasi berkinerja tinggi?
3. Apa saja ketentuan strategi induk, sasaran jangka pendek dan strategi
operasional?
4. Bagaimana Perumusan kebijakan yang benar ?
5. Bagaimana menciptakan sistem pengawasan dan umpan balik yang baik ?

C. Tujuan

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,


hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. Untuk mengenali dan memahami Tahap – tahap dalam proses Manajemen
Strategik
2. Untuk mengenali dan memahami saja Ciri-ciri organisasi berkinerja tinggi
3. Untuk mengenali dan memahami ketentuan strategi induk, sasaran jangka
pendek dan strategi operasional
4. Untuk mengenali dan memahami Perumusan kebijakan yang benar
5. Untuk mengenali dan memahami sistem pengawasan dan umpan balik
yang baik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategas” (stratos:


militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang
dikerjakan oleh para panglima perang dalam membuat rencana untuk
memenangkan perang. Strategi Menurut Steiner dan Miner,” adalah
penetapan misi perusahan, penetapan sasaran organisasi dengan
meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi
akan tercapai”.Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus
mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Sementara menurut
Sondang P Sinaga manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Manajemen strategik merupakan suatu proses yang dinamik karena
ia berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi , setiap strategi
selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di
masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena
kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi, baik yang sifatnya internal
maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan perkataan lain strategi
manajemen dimaksudkan agar organisasi menjai satuan yang mampu
menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah
organisasi yang tingkat evektivitas dan produktivitasnya makin lama makin
tinggi. Hanya dengan demikianlah tujuan dan berbagai sasaranya dapat
tercapai dengan hasil yang memuaskan.

(mengidentifikasikannya dalam bentuk kebutuhan atau pelanggan atau


keduanya), serta lini produk atau jasa yang akan dihasilkan berdasarkan
penilaian terhadap lingkungan sunberdaya dan sasaran perusahaan. Pada
Pada umumnya strategi perusahaan harus diturunkan dari analisis terhadap
tiga elemen : masalah dan peluang lingkungan, sasaran perusahaan serta
sumber daya dan kompetensi. Strategi perusahaan harus konsisten dengan
sasaran perusahaan, dapat dicapai dengan sumber daya yang ada atau yang
diperkirakan akan ada, serta memperhitungkan masalah-masalah dan
peluang-peluang yang mungkin ada pada lingkungan.

B. Proses manajemen strategi


Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena ia
berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi
selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa
depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena
kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi, baik yang sifatnya internal
maupun eksternal selalu berubah-ubah pula.
Dengan perkataan lain strategi manajemen dimaksudkan agar
organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena
organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan
produktivitasnya makin lama makin tinggi. Hanya dengan demikianlah tujuan
berbagai sasaranya dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.

C. Ciri-ciri organisasi berkinerja tinggi


Pertama: Organisasi berkinerja tinggi mempunyai arah yang jelas untuk
ditempuhnya. Arah tersebut tercermin pada visi yang dimiliki oleh para
manajer dalam organisasi tentang mau dibawa dimasa depan dan mengapa.
Para manajer dalam organisasi memiliki keberanian mengambil risiko
“memasuki medan baru” dan tidak ragu-ragu meninggalkan cara kerja,
metode, teknik dan kultur lama apabila dipandang bahwa hal-hal terebut tidak
sesuai lagi dengan tuntutan internal dan eksternal yang baru pula.

Kedua: Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi


selalu berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan
dan keterampilan tinggi disertai oleh semangat kewirausahaan.

Manajer demikian sangat peka terhadap kebutuhan dan perilaku para


pengguna produk yang dihasilkannya yang berarti berusaha memahami
kecenderungan –kecenderungan yang terjadi di pasaran, tidak kalah
pentingnya ialah kecekatan mereka untuk memanfaatkan stiap peluang yang
timbul. Manajer yang efektif dan berhasil selalu berupaya mencari cara kerja
yang lebih efisien dan efektif. Sumber gagasan untuk perbaikan pun digalinya
dari berbagai pihak, termasuk para pelnggan dan konsumen.
Ketiga: Pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat
komitmen kuat pada suatu rencana aksi strategik, yaitu rencana aksi yang
diharapkan membuahkan keuntungan finansial yang memuaskan dan yang
menempatkan organisasi pada posisi bersaing berbaring yang dapat
diandalkan. Para manajer organisasi bisnis yang berhasil memandang
keunggulan kompetitif lebih baik lagi apabila bersifat dominan sebagai kunci
untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi dan kinerja tinggi yang
berkelanjutan.

Keempat: Orientasi suatu perusahaan berkinerja tinggi adalah “hasil“ dan


memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektivitas dan
produktivitas yang meningkat. Bagi mereka mencapai sasaran tepat pada
waktu yang ditetapkan merupakan hal yang amat penting. Oleh karena itulah
mereka bersedia membayar tinggi tenagakerja yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang secara kualitatif memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan, apabila kualifikasi tersebut disertai oleh perilaku yang
positif seperti loyalitas, didikasi, kemauan bekerja sama dan kesediaan
menerima tanggung jawab yang lebih beasr ketimbang kemampuan menuntut
hak.
Kelima: Salah satu sifat penting yang dimiliki oleh para manajer yang
berhasil ialah kesediaanya membuat komitmen yang mendalam pada strategi
yang telah ditentukan dan berusaha bersama seluruh komponen organisasi
lainya agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapakan.
Manajemen yang efektif pada umumnya berusaha memahami persyaratan-
persyaratan internal apa yang harus dipenuhi agar implementasi strategi
berhasil. Salah satu hal yang mereka tuntut kuat dari para bawahanya ialah
agar para bawahan tersebut tidak meremehkan berbagai hal-hal kecil yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas masing-masing.

1. Tahap-tahap dalam proses manajemen stratejik


a. Perumusan misi organisasi
b. Penentuan profit organisasi serta pengenalan lingkungan eksternal
c. Analisis dan pilihan stratejik
d. Penentuan strategi operasional
e. Perumusan kebijaksanaan
f. Penentuan sasaran jangka panjang
g. Penentuan strategi induk
h. Penentuan sasaran jangka pendek, seperti sasaran tahunan

i. Pelembagaan strategi
j. Penciptaan sistem pengawasan
k. Penciptaan sistem penilaian dan penciptaan sistem umpan balik

Berikut keterangan dari proses manajemen stratejik:

1. Perumusan misi organisasi (Perusahaan)


Bagi suatu organisasi atau perusahaan penentuan misi sangat penting
karena misi itu bukan hanya sangat mendasar sifatnya, akan tetapi membuat
organisasi memiliki “jati diri” yang bersifat khas. Pentingnya misi terlihat
dengan jelas apabila diingat bahwa ia menentukan tugas-tugas utamayang
harus terselenggara dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Apabila akan dilakukan perumusan misi yang
baru yang digali dari rumusan semula delapan hal yang harus semakin jelas
terlihat, dipahami dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dalam
keberhasilan organisasi, kedelapan hal itu ialah:

a) konsumen dan pasar yang menjadi sasaran


Setiap orang yang bergerak dalam dunia bisnis pasti mengetahui
bahwa perusahaan didirikan untuk menghasilakan produk tertentu baik
berupa barang maupun jasa.
Diketahui pula bahwa barang atau jasa yang dihasilkan itu
diharapakan mempunyai daya tarik kuat bagi bagi para calon pemakainya
baik karena barang atau jasa tersebut tidak atau belum bersedia di
pasaran sehingga kebutuhan para calon konsumen

belum terpenuhi atau karena para calon pemakai substitusi yang dapat
memuaskan kebutuhanya dengan “lebih baik” dalam arti harga yang
lebih murahatau mutu yang lebih tinggi atau kerena berbagai
pertimbanganlainya.

b) jasa pelayanan yang akan diberikan


Tugas suatu perusahaan yang menghasilkan baraang atau jasa
tertentu jelas tidak berakhir dengan terjualnya barang atau jasa yang
menjadi produknya kepada pelanggan. Sudah barang tentu bentuk dan
sifat jasa pelayanan tersebut berbeda dari satu produk ke produk yang
lain, misalnya ada produk seperti barang-barang elektronik yang dijamin
oleh produsen untuk satu kurun aktu tertentu yang biasanya dinyatakan
dalam surat jaminan. Dalam surat jaminan tersebut tercantum berbagai
hal seperti lamanya jaminan berlaku,apa kewajiban produsen,apa
kewajiban pembeli dan lain sebagainya.

c) wilayah operasi perusahaan


Tergantung pada bidang usaha di mana seseorang bergerak,
wilayah operasisuatu perusahaan dapat digolongkan pada wilayah yang
bersifat lokal, regional dalam arti satu bagian wilayah domestik, nasional
yang berarti meliputi seluruh wilayah suatu negara, regional dalam arti
mencangkup kawasan beberapa negara atau yang bersifat global.
Terlepas dari sifat wilayah operasional perlu adanya kejelasan
identifikasi yang memiliki remifikasi yang luas terhadap strategi
operasional perusahaan seperti yang menyangkut volume produk, kondisi
pasar yang harus dikenali dan dikuasai, strategi pemasaran, tenaga
pemasaran dan penjualan, perlu tidaknya distributor dan agen,
pembukaan pusat-pusat pelayanan purna jual dan pembukaan cabang-
cabang perusahaan.
d) teknologi yang akan dimanfaatkan

Dalam misi organisasi atau perusahaan juga penting untuk


menyatakan teknologi apa yang relevan dan akan digunakan dalam
menyelenggarakan berbagai proses dalam organisasi seperti misalnya
dalam proses produksi, proses pengambilan keputusan, dikaitkan dalam
proses pengolahan informasi, dalam proses produksi misalnya dalam misi
dinyatakan bahwa demipeningkatan efisiensi kerja dan mutu produk yang
dihasilkan organisasi akan memanfaatkan perkembangan yang telah
terjadi dalam bidang teknologi.
e) pemantapan keberadaan organisasi

Suatu perusahaan yang dikelola dengan baik harus mencerminkan


tiga hal sekaligus, yaitu kesinambungan keberadaan organisasi,
kemampuan meraih keuntungan pada tingkat yang wajar dan
pertumbuhan.Dalam kaitan ini kiranya relevan untuk menekankan bahwa
tujuan akhir suatu organisasi adalah meningkatkan kemampuannya untuk
terus bertumbuh dan berkembang baik dalam arti kuantitatif maupun
kualitatif.
f) filsafat bisnis yang akan ditetapkan

Dalam bidang pemasaran dan pelayanan pada konsumen, misalnya


filsafat perusahaan dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti
penekanan bahwa seluruh komponen organisasi dan para karyawan harus
berorientasi kepada para konsumen karena menyadari bahwa
keberhasilan perusahaan baik untuk masa sekarang maupun di masa
depan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk memuaskan
para pelangganya baik dari apa yang dapat dilakukan oleh para pesa
Serta bahwa perusahaan akan menerapkan konsep pemasaran yang antara
lain didasarkan pada kecenderungan yang terjadi di pasar dan
menyesuaikan proses produksi dengan tuntutan pasar dan selera
konsumen yang selalu berubah itu. Selain itu di bidang keuangan filsafat
manajemen harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga dalam
pemanfaatan keuntungan yang diraih dua hal terlihat dengan jelas yaitu
terjaminya kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi melalui
investasi dan pemuasan semua pihak yang berkepentingan terutama pada
pemilik modal dan para anggota organisasi.
g) pengenalan jati diri perusahaan secara mantap
Pentingnya pemantapan jati diri organisasi agar mendarah daging
dalam kehidupan organisasional para anggotanya terlihat dengan lebih
jelas apabila diperhatikan bahwa jati diri perusahaan didasarkan pada
persepsi manajemen tentang cara berbagai pihak di lingkungan eksternal
memberikan reaksi terhadap keberadaan perusahaan yang bersangkutan
seperti apakah layak dipercayai atau tidak, dan mantap tidaknya
pengenalan jati diri perusahaan di kalangan para anggotanya sangat
menentukan penilaian orang laintentang perusahaan tersebut.
Kesemuanya itu dapat diwujudkan apabila mereka yang
bertanggung jawab menyelenggarakan manajemen stratejik dalam
organisasi mampu mengenali faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh

organisasi untuk dijadikan modal dalam upaya lebih memantapkan


keberadaan organisasi.

h) citra perusahaan yang ingin diproyeksikan ke masyarakat luas


Jati diri yang dimantapkan secara internal tidak semata-mata
dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan dalam
diri para anggota organisasi. Jati diri tersebut harus pula diproyeksikan ke
masyarakat luas. Hal ini sangat penting karena seperti dimaklumi suatu
perusahaan atau organisasi hanya akan mampu mempertahankan
eksistensi dan meningkatkan kemampuan nya untuk bertumbuh dan
berkembang apabila perusahaan tersebut mampu memperoleh dan
mempertahankan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.
2. Penentuan profil organisasi

Setiap organisasi menghadapi keterbatasan kemampuan menyediakan


dan memperoleh sumber-sumber yang diperlukan, baik dalam arti dana,
sarana, prasarana,waktu dan tenaga kerja menghadapi kenyataan demikian
manajemen puncak perlu melakukan suatu analisis yang objektif agar dapat
ditentukankemampuan organisasi berdasarkan berbagai sumber yang sudah
dimilikiatau mungkin diperolehnya.
Hasil analisis yang dilakukan dengan demikian mengambarkan faktor-
faktor kekuatan dan kelemahan organisasi yang bersangkutan, dengan
demikian jelas bahwa profil organisasi memperkuat identitas yang telah
dinyatakan dalam misi.

3. Pengenalan Lingkungan Eksternal


a) Lingkungan eksternal Organisasi
Setiap manajer puncak kiranya menyadari bahwa organisasi yang
dipimpinnya mau tidak mau harus berinteraksi dengan ligkungannya.Perjalan
organisasi dipengaruhi dengan tingkat tertentu oleh dampak peristiwa,
perkembangan dan sifat perubahan yang terjadi pada lingkungannya.
Disenangi atau tidak dampak faktor lingkungan harus diperhitungkan
betapapun sulitnya melakukan perhitungan tersebut. Dikatakan sulit karena
berbagai faktor tersebutberada di luar kemampuan organisasi untuk
mengendalikanya. Lingkungan eksternal tersebut dapat digolongkan pada dua
jenis yang saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi, yaitu
lingkungan eksternal “dekat” dan lingkungan eksternal “jauh”.
Lingkungan eksternal “dekat” ialah lingkungan eksternal yang
mempunyai dampak pada kegiatan –kegiatan operasional organisasi, seperti
berbagai kekuatan dan kondisi alam dalam lingkup industri di mana
organisasi bergerak, situasi persaingan,situasi pasar, kondisi lapangan kerja
spesifik yang spesialistik tetapi diperlukan oleh organisasi yang kesemuanya
berpengaruh pada pemilihan alternatif strategi yang diperkirakan mendukung
upaya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Lingkungan eksternal “jauh” adalah berbagai kekuatan dan kondisi yang
timbul terlepas dari apa yang terjadi pada lingkungan eksternal “dekat”, tetapi
sudah dikenali dan dimanfaatkan oleh para pesaing. Kekuatan dan kondisi

demikian dapat bersifat politik, ekonomi, teknologi, keamanan, hukum, sosial


budaya, pendidikan dan kultur masyarakat luas.

b) Industri sebagai faktor lingkungan eksternal yang turut berpengaruh

Para pakar manajemen stratejik tampaknya menyoroti lima hal


dalam kondisi industri yang harus dikenaali dan diperhitungkan, yaitu:

a) Ancaman dari para pendatang baru

Kehadiran dari pendatang baru dikatakan sebagai ancaman karena


para pendatang baru tersebut membawa berbagai hal kedalam industri
seperti kemampuan baru,keingginan merebut pangsa pasar
tertentu,teknologi yang mutakhir, sarana dan prasarana yang lebih
lengkap dan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
b) Faktor pemasok

Pemasok mendominasi pengguasaan dan atau kepemilikan bahan


mentah atau bahan baku tertentu, apabila bahan mentah atau bahan
baku tersebut bersifat langka padahal produk hasil olahan bahan itu
sangat diperlukan oleh para konsumen, pemasok dapat merupakan
ancaman bagi kelanjutan kegiatan perusahaan apabila pemasok yang
bersangkutan tidak bersedia menjual bahan tertentu yang dikuasainya
kepada perusahaan yang sangat membutuhkan bahan itu.
c) Faktor pembeli

Kenyataan menunjukkan bahwa perusahaan dalam satu industri


biasanya berada pada posisi “buyer‟s market” karena berbagai
perusahaan menghasilkan produk serupa atau sejenis. Dalam hal
demikian orientasi pada pembeli memang memiliki “kekuatan”
tertentu yang mereka nyatakan dalam berbagai bentuk seperti harga
yang lebih rendah, mutu yang lebih tinggi, pelayanan purna jual yang
lebih baik atau bersikap “mengadu” satu produsen dengan produsen
yang lain.

Perolehan keuntunga bagi perusahaan sesungguhnya merupakan


suatu manifestasi adanya kepercayaan para pengguna produknya,
bukan hanya mutu produk yang dihasilkan akan tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti gaya manajerial yang
digunakan oleh pimpinan perusahaan dalam memperlakukan para
karyawanya, kataatan pada norma-norma moral dan etika dalam
pengelolaan bisnis, misalnya dalam hal menghadapi persaingan
kejujuran dalam pemasaran dan pengiklanan serta kesediaan
perusahaan memberikan imbalan yang adil dan wajar kepada para
karyawanya.
d) Faktor persaingan

Makin banyak perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan


produk yang serupa atau sejenis, serta terjadinya peningkatan
kemampuan ekonomi para pelanggan atau pemasok produk sehingga
orientasi mereka “bergeser” dari harga ke mutu dan pelayanan,
termasuk pelayanan purna jual. Makin banyak perusahaan yang
mampu menawarkan produk substitusi kepada konsumen dengan
mafaat yang relatif sama.
4. Analisis dan pilihan stratejik

Penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan eksternal


dan profil perusahaan memungkinkan manajemen mengidentifikasi berbagai
jenis peluang yang mungkin timbul dan dapat dimanfaatkan. Dalam
melakukan analisis tentang berbagai kemungkinan tersebut manajemen

sasaran jangka pendek, dalam hal ini sasaran tahunan karena sifatnya rincian
sasaran jangka panjang, berati bahwa bidang-bidang sasaran jangka panjang
juga merupakan bidang-bidang sasaran jangka pendek. Hanya saja karena
jangkauan waktunya lebh dekat, rincian tersebut harus semakin jelas, konkrit,
mengandung hal-hal yang sifatnya mendetail dan semakin bersifat kuantitatif.

5. Penentuan strategi operasional


Telah umum diketahui bahwa suatu orgaisasi bisnis terdiri dari berbagai
satuan kerja yang dikenal dengan berbagai nomenklatur seperti departemen,
devisi, bagian, seksi, dan lain sebagainya yang bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan fungsional seperti produksi, pemasaran,
keuangan, akunting, sumber daya manusia dan berbagai fungsi organisasional
lainya.
Berbagai satuan kerja itulah yang mengoperasionalkan rencana maupun
strategi perusahaan bagi mereka inilah strategi operasional dibuat dan
ditentukan dan atas dasar itupulalah mereka bekerja pada tahun berikutnya,
satu hal yang menonjol dalam strategi operasional ialah rencana dan program
kerja yang dinyatakan dalam bentuk anggran.
6. Perumusan kebijaksanaan
Sebagai salah satu langkah dalam proses manajemen stratejik ialah
perumusan kebijaksanaan , yang dimaksud kebijaksanaan disini ialah suatu
prosedur operasional yang baku yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan
“Standard Operating Procedures” (SOP). Maksud ditetapkanya prosedur
yang baku tersebut ialah untuk meningkatkan efektivitas kerja para manajer

mutlak perlu melakukan penyaringan yang cermat sehingga terlihat


perbedaan nyata antara kemungkinan sebagai peluang dan keingginan yang
diinginkan. Jika proses demikian dilakukan dengan tepat hasilnya ialah suatu
pilihan yang sifatnya stratejik.
Suatu pilihan strategik harus bermuara pada pengabungan antara sasaran
jangka panjang dan strategi dasar organisasi yang pada giliranya
menempatkan perusahaan pada posisi yang optimal dalam menghadapi
lingkunganya dalam rangaka mengemban misi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
7. Penetapan sasaran jangka panjang

Pada umumnya pencapaian sasaran melibatkan berbagai unsur


perusahaan seperti tingkat keuntungan, deviden bagi para pemilik modal,
keunggulan kompetitif, kepemimpinan dalam memanfaatkan teknologi yang
berkembang pesat, tingkat produktivitas, hubungan yang serasi dengan para
karyawan, pengembangan para karyawan dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Penting untuk memperhatikan bahwa berbagai sasaran yang ingin
dicapai tidak hanya mencangkup produk yang sedapat mungkin di dasarkan
pada keunggulan kompetitif dan juga tidak hanya menguasai pangsa pasar
yang lebih besar, akan tetapi juga menyangkut berbagai aspek kehidupan
karyawan para anggota organisasi, seperti peningkatan kepuasan kerja dan
penggurangan perpindahan pegawai ke organisasi lain, sehingga dapat
dilaksanakan secara spesifik, dapat di ukur, dapat dicapai dan konsisten
dengan berbagai sasaran lain yang ingin dicapai oleh perusahaan.
8. Penentuan strategi induk

Yang dimaksud dengan strategi induk ialah suatu rencana umum yang
bersifat menyeluruh atau komperehensif yang mengandung arahan tentang
tindakan-tindakan utama yang apabila terlaksanakan dengan baik akan
berakibat pada tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam
lingkungan eksternal yang bergerak dinamis. Berbagai pendekatan yang akan
digunakan dalam melaksanakan roda organisasi yang kesemuanya dikaitkan
dengan pencapaian sasaran, karena dengan demikian diperoleh suaatu
jaminan bahwa organisasi akan mampu tidak hanya mempertahankan
eksistensinya, akan tetapi juga terus tumbuh dan berkembang , berbagai
pendekatan tersebut dapat meliputi :
a) Pengembangan pasar baru
b) pengembangan produk, baik dalam arti peningkatan mutu produk yang
sudah dihasilkan maupun dalam arti produk yang baru
c) inovasi, suatu hal yang dipandang suatu kebutuhan mutlak organisasi di
masa depan.

9. Penentuan sasaran jangka pendek


Sasaran jangka panjang organisasi atau perusahaan memerlukan
kongkretisasi. Salah satucara melakukan kongkretisasi itu ialah dengan
melakukan periodisasi, antara lain dengan menetapkan sasaran tahunan.
Dengan perkataan lain sasaran jangka panjang mutlak perlu dirinci dalam

yang diharapkan memusatkan perhatian pada operlisasi misi dan strategi


dasar organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran baik
jangka panjang maupun jangka pendek karena telah dibekali dengan cara dan
pendekatan yang tepat digunakan dalam mengambil keputusan ruti
10. Pelembagaan strategi
Agar dalam suatu organisasi tercipta suatu persepsi tentang gerak langkah
dari semua komponen organisasi dalam rangka implementasi strategi induk
dan strategi operasional, tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan
untuk dicapai, misi yang harus diemban, pilihan stratejik yang telah dibuat ,
strategi dasar yang telah ditetapkan, bidang kegiatan fungsional yang telah
dirumuskan kesemuanya harus menjadi “milik” setiap orang dalam organisasi
inilah yang dimaksud dengan pelembagaan suatu strategi.
Sudah barang tentu pelembagaan tidak terjadi dengan sendirinya ,
melainkan harus dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan. Dalam
pelembagaan tersebut, tiga unsur organisasi yang mutlak mendapat sorotan
perhatian, yaitu struktur organisasi, gaya kepemimpinan, dan kultur organisasi.
Pentingnya perhatian ditujukan pada struktur terletak pada kenyataan bahwa:
a) Dalam struktur tergambar hierarki kekuasaan dan kewenangan yang
berlaku meskipun dewasa ini para pakar makin menonjolkan pentingnya
penciptaan struktur yang lebih datar,bukan yang hierarki yang piramidal.

b) Dalam struktur tergambar hubungan antara satu satuan kerja dengan


satuan-satuan kerja yang lain , sekaligus menunjukkan bentuk dan jenis
interaksi dan interdependensi yang harus terjadi
c) Struktur organisasi yang memaparkan jaringan informasi yang ada dan
dapat dimanfaatkan
d) Struktur organisasi menggambrkan cara yang digunakan oleh manajemen
puncak membagi tugas dan tanggung jawab satuan -satuan kerja yang ada
dalam organisasi tersebut.

11. Menciptakan sistem pengawasan

Mengawasi berarti mengamati dan memantau dengan berbagai cara


seperti pengamatan langsung kegiatan-kegiatan operasional dilapangan,
membaca laporan dan berbagai cara lainya sementara berbagai kegiatan
operasional sedang berlangsung. Maksudnya ialah untuk mengetahui apakah
dalam pelaksanaan terdapat penyimpangan disengaja atau tidak dari rencana
dan program yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan disiplin, ketekunan,
dan kehati-hatian yang tinggi sekali pun bisa saja terjadi penyimpangan dari
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

12. Menciptakan sistem penilaian


Penilaian merupakan salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dan
oleh karena itu mutlak perlu dilakukan oleh manajemen, karena manajemen
merupakan suatu proses, penilaian dilakukan apabila suatu tahap implementasi
misalnya tahap jangka pendek telah dikerjakan disini terlihat perbedaan
penilain dan pengawasan. Penilaian merupakan suatu teknik

pembandingan, yaitu antara hasil yang nyatanya dicapai yang terukur engan
kriteria tertentu seperti waktu, dana yang digunakan, dan jumlah serta mutu
produk yang dihasilkan serta tenaga yang digunakan dengan hasil yang
seharusnya dicapai berdasarkan rencana dan program yang telah ditentukan
sebelumnya.
Penilaian menjadi sangat penting mendapat perhatian karena dari
penilaian itu tiga hal dapat terlihat yaitu sasaran terlamaui, hasil yang
diperoleh sama dengan sasaran yang telah ditetapkan atau sasaran tidak
tercapai.

13. Menciptakan sistem umpan balik


manajemen puncak sangat berkepentingan memperoleh umpan balik tentang
bagaimana strategi yang telah ditetapkan diimplementasikan, dengan um pan
balik yang faktual, tepat waktu dan objektif, manajemen puncak memperoleh
pengetahuan tentang segi-segi keberhasilan organisasi maupun kekurangan
keberhasilanya atau bahkan kegagalannya. Sekaligus dapat diketahui faktor-
faktor penyebabnya yang pada giliranya dimanfaatkan dalam melakukan
proses manajemen stratejik berikutnya.
Para manajer pada tingkat lebih rendah yaitu manajemen madya dan
rendah juga sangat berkepentingan dalam perolehan umpan balik karena
dengan demikian mereka mengetahui hal-hal apa yang dapat dijadikan modal
di masa depan dan hal-hal yang perlu dikoreksi di masa yang akan datang,
khususnya yang menyangkut bidang fungsional yang menjadi tanggung jawab
masing-masing, bahkan para pelaksana kegiatan teknia operasional pun
memerlukan umpan baik karena hanya dengan demikianlah mereka dapat
meningkatkan kinerjanya agar sesuai dengan tuntutan organisasi di mana
mereka berkarya.5
“Benang merah” yang selalu harus tampak dalam pembahasan manajemen
stratejik ialah bahwa manajemen puncak dalam suatu organisasi terutama
organisasi bisnis harus mampu merumuskan dan menentukan strategi
organisasi sehingga organisasi yang bersangkutan tidak hanya mampu
mempertahankan eksistensinya, akan tetapi tanggung melakukan penyesuaian
dan perubahan yang diperlukan sehingga organisasi semakin meningkat
efektifitas dan produktifitasnya. untuk mewujudkan situasi demikian, para
anggota manajemen puncak harus menguasai teknik-teknik desain atau ranah
bangun sistem manajemen stratejik yang tepat dan cocok bagi organisasi yang
dipimpinya.

G. Study Kasus

1. Sejarah Unilever TBK.

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933


sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh
Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur
Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16
Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302
pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant
pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,
S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No.
39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16
November1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan
ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris
Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan
No.C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada
tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang
dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan
juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian
pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-
undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan
keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan


PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan,
pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain
dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas
dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor
barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada
tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan
perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam
perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual
sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas
Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30
Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut
dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda
pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan
tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan
ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari
Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT. UNILEVER

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER memiliki


strategi – strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan,
strategi itu antara lain:

1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH


Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan
sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi
pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan
pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika
pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan
mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan
mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart.
Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan
mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan
persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat
wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya
untuk memenuhi permintaan pelanggan.

2. DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi


Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang
botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.

3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan


yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-
barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti
kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan
kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-
produk pesaing lainnya.

4. MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK


Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari
pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain
itu Unilever juga melakukan
Tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen
mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui
media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan
PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga
melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan
produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo
Pantene, dll

Strategi Promosi yang dapat dilakukano leh PT.Unilever yaitu:

1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi

ANALISIS SWOT PADA PT. UNILEVER TBK.

1. Kekuatan (Strengths)

1.Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan


model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga
memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut
agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
2.PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen
dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang
telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT
Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar
menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3.Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4.Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
5.Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face
care, savoury, dan ice cream.
6.Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat
penjualan.
7.PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8.PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa
mengabaikan kualitas produk.

2. Kelemahan (Weaknesses)

1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan


yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan
antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,
komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat
berorientasi komersial.
2.Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3.Jumlah karyawan yang tambun.
4.Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan
unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5.Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6.Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7.Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8.Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

3. Kesempatan (Opportunities)
1.Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2.Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3.Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
4.Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
kosmetik yang baik.
5.Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki
(49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6.Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
7.Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8.Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer
goods 83 %.

4. Ancaman (Threats)

1.Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
2.Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3.Melemahnya daya beli konsumen.
4.Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5.Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
6.Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7.Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8.Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-
nasional menjadi produk-produk luar negeri.
9.Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan
hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
10.Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11.Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik
faktor internal
maupun faktor eksternal yang dapat mendukung kegiatan perusahaan tersebut
dalam
rangka mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak
manajemen
perusahaan didapatkan beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan
perusahaan dalam
mencapai tujuannya, yaitu :

Faktor Strenghts (Kekuatan)yang dimiliki oleh perusahaan adalah :


1.Kualitas produk yang baik
2.Promosi produk yang menarik
3.Pilihan produk yang bervariasi
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
5.Memiliki modal yang kuat

Faktor Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :


1. Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/store.
2. Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan)
3. Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor
4. Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi
5. Sirkulasi keuangan yang sering terganggu.

Faktor Opportunities(Peluang) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :


1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi
2.Pangsa pasar yang luas
3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi
4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso.
5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.
Faktor Threats (Ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1.Banyak pesaing baru dengan produk sejenis
2.Harga produk sejenis yang lebih murah
3.Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko
4.Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran
5.Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.

Faktor Kekuatan Perusahaan

Faktor Strenghts (Kekuatan)yang dimiliki oleh perusahaan adalah :

1.Kualitas produk yang baik


Kualitas produk yang ditawarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk baik karena
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen memberikan pelayanan secara
konsisten dengan
menawarkan dari segi kualitas, yang aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-
produknya
danpelayanan- pelayanan diberi label, diiklankan dan dikomunikasikan secara
tepat dan produk
produk tersebut telah melewati standar mutu dan sertifikasi produk.
2. Promosi produk yang menarik Promosi produk Rinso

PT. Unilever Indonesia Tbk yang menarik yang dapat menarikminat para
konsumen.
3. Pilihan produk yang bervariasi
PT Unilever Indonesia Tbk menawarkan produk Rinso yang bervariasi
Sehingga para

pelanggan diberikan berbagai alternatif pilihan produk sesuai dengan kebutuhan


mereka.
Produk Rinso yang ditawarkan antara lain Rinso Anti Noda, Rinso Warna,
Rinso Matic,
dan Rinso Excel, yang mempunyai kegunaan pada masing-masing variannya.
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen pada keragaman dan
lingkungan kerja

yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan hormat dimana semua memiliki
rasa
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. PT Unilever Indonesia
Tbk
akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan atas dasar
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus
dilakukan.
5.Memiliki modal yang kuat
PT. Unilever Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan tentunya ditunjang oleh
Dana yang besar dari para pemegang saham dan pemilik modal.

Faktor Kelemahan Perusahaan

Faktor Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :


1.Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/storeSering terjadinya
keterlambatan pengiriman barang yaitu produk Rinso dari pihak PT Unilever
Indonesia
Tbk kepada store atau toko yang mengorder pesanan barang karena jarak dan
kondisi
yang tidak menentu.
2.Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan)
Kurangnya kontrol pada permintaan dengan produksi barang sehingga
menyebabkan
overstock di gudang PT Unilever Indonesia Tbk.
3.Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor Harga produk Rinso
umumnya
lebih mahal dari para pesaing maupun dari produk para pendatang baru.
4.Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi Pabrik yang memproduksi
produk Rinso
hanya berada pada satu lokasi yaitu di Cikarang, Bekasi.
5.Sirkulasi keuangan yang sering terganggu Proses pembayaran
dari store atau toko sering mengalami keterlambatan.

Faktor Peluang Perusahaan

Faktor Opportunities(Peluang) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :


1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi
Perkembangan teknologi membuat perusahaan dapat bekerja lebih cepat
untuk melakukanpromosipada produknya.
2.Pangsa pasar yang luas
Negara Indonesia yang tentunya luas dan penduduk yang banyak merupakan
jangkauan pemasaran yang strategis untuk dijangkau perusahaan dalam
kegiatannya
menguasai pangsa pasar.
3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi
Loyalitas masyarakat akan produk Rinso pada PT. Unilever Indonesia Tbk,
karena secara kualitas produknya baik.
4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso.
Bagi masyarakat di Indonesia mereka merupakan sesuatu yang dipertimbangkan
dalam membeli suatu produk dan citra merek PT Unilever Indonesia Tbk yaitu
pada produk Rinso yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat.
5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.
Produk Rinso yang sudah dikenal luas tentunya memerlukan distribusi yang
baik,
dan banyaknya distributor yang tersebar diseluruh Indonesia merupakan
peluang
yang baik yang dimiliki perusahaan untuk lebih baik meningkatkan distribusi
Produk Rinso.

Faktor Ancaman Perusahaan

Faktor Threats (Ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :


1. Banyak pesaing baru dengan produk sejenis.
Banyaknya pesaing baru dengan produk sejenis yang bergelut didunia bisnis
tentunya
akan membuat persaingan pasar yang semakin ketat.
2. Harga produk sejenis yang lebih murah. Harga produk sejenis dari produk
Rinso yang lebih murah dari produk Rinso merupakan ancaman karena harga
produk murah juga membuat persaingan semakin ketat
3. Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko. Percepatan pesaing
dalam
memasok produk ke toko membuat produk selalu ada di pasar.
4. Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran Tingginya tingkat promosi
yang dilakukan
perusahaan pesaing dengan tujuan menguasai pasar.
5. Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
2. Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena ia
berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi
selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di
masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah
karena kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi, baik yang sifatnya
internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula.
3. Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien
apabila dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan
di daerah-daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola
regionalisasi karena Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga
cabang perusahaan di tiap-tiap Negara. Strategi-strategi yang ditempuh
PT. Unilever ini sangat baik dalam dunia usaha sehingga kendala dan
masalah yang dihadapi sangat sedikit dan tidak menjadi masalah besar
dalampeusahaan besar ini.
Strategi promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
 Periklanan
 Promosi Penjualan
 Hubungan Masyarakat dan Publisitas
 Penjualan Secara Pribadi
 Pemasaran Langsung Sangat baik dalam dunia usaha sehingga patut
ditiru perusahaan lain disamping kualitas yang bagus.
2. Saran
Dalam masalah yang dihadapi PT. Unilever yaitu mengenai penipuan kupon
yang diselipkan dalam produk kemasan. Sebaiknya diadakan penyuluhan
mengenai hal tersebut kepada masyarakat sehingga konsumen tidak merasa
dirugikan. dan penanganan serius dalam tindak penipuan kupon tersebut.
Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukses tidak hanya dalam jangka pendek
tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun
kecantikan merek Lux,yang merupakan sabun kecantikan pertama yang
masuk ke pasaran di Indonesia. Sabun kecantikan merek Lux memperluas
jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabun mandi yang berupa
batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair. Merek perlu
dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen
dapat memahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan
mutu. Kualitas di mat akonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung
bagaimana persepsi konsumen terhadap produk tersebut
DAFTAR PUSTAKA

1. David, Fred R. (1997) Strategic Manajement, New Jersey : Prantice Hall,Inc


2. Sondang P siagian, Manajemen Strategik, Jakarta: Rajawali Press, 2013
3. George stainer dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga, tt),
hal. 70
4. David Hunger Dan Thomas Wheelen diterjemahkan Julianto Agung,
Manajement Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2003), hal. 24
5. Taufiq Amir, Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2012), hal.155-15
6. https://www.academia.edu/11830395/Makalah_Manajemen_Strategik

Anda mungkin juga menyukai