Assalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
laju mobil. Pengendalian Strategi ini merupakan bentuk pengendaliaan
perusahaan dari proses perencanaan, produksi, penjualan dan pra penjualan.
Sehingga pengendalian dirancang sebagai monitoring dari hari ke
hari.Evaluasi strategi perusahaan sebagai pelengkap dari pengendalian. Dimana
denganadanya evaluasi strategi perusahaan dapat mengetahui dampak
keseluruhan dan ketepatan strategi ssecara keseluruhan. Evaluasi strategi bagi
perusahaan sangatlah penting. Karena dengan adanya evaluasi strategi,
perusahaan dapat mengetahui apakahstrategi yang diterapkan terlaksana dengan
tepat dan mencapai tujuan perusahaan apa belum.
Sistem evaluasi juga dibutuhkan sebagai cara untuk memanfaatkan
kembali feedback sebagai masukan untuk perencanaan strategi baru dan sebagai
sarana untuk pengecekan/pengujian ganda bahwa strategi yang dipilih sudah
konsisten, tepat, dan dapat dijalankan dengan analisis internal dan eksternal serta
rencana untuk melaksanakannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Daya Tawar Menawar Pembeli.
4. Daya Tawar Produk Pengganti.
5. Persaingan Antar Pesaing.
6
Konsistensi strategiharus didukung oleh semua pihak didalam organisasi
perusahaan. Selain itu,konsistensi strategi harus segaris lurus. Maksudnya,
dari tujuan, kebijakan-kebijakanyang diambil, asumsi lingkungan dan
kondisi internal harus sama.
Sebagai gambaran, PT. A mempunyai Visi menjadai perusahaan yang
mendunia. Maka, kebijakan yangharus diambil harus mendukung visinya,
bagian fungsional juga harus mendukungdan menyiapkan strategi sesuai
dengan visinya. Sehingga perusahaan dalam proses pencapaian tujuan
memiliki kesamaan dalam pikiran dan tindakan.Banyak perusahaan dalam
penerapan strateginya kurang konsisten. Perusahaanmemiliki visi Go
International tetapi kebijakan dan strategi yang diterapkan masih bersifat
nasional. Ketidak konsistenan strategi inilah yang
menghambat perkembangan dan kesuksesan perusahaan untuk maju.
Misalkan saja, konflik yangterus berlanjut antara bidag-
bidang fungsional mengindikasikan ketidak-konsistennyastrategi. Strategi
perusahaan atau organisasi yang jelas dan konsisten harusdikembangkan
dalam suasana yang saling pengertian dan terkoordinasi. Ketidak-
konsistenan dalam perusahaan atau organisasi juga dapat terjadi antara
strategi dengan budaya korporasi. Dimana budaya organisasi mempunyai
peran penting antaskeberhasilan suatu strategi.
b. Kesesuaian (Consonance)
Kondisi lingkungan eksternal dan perubahan yang sedang terjadi di
dalamlingkungan harus direspon dengan strategi yang berbeda. Disinilah
pentingnya kesesuaian dalam menerapkan suatu strategi didalam
perusahaan. Sehingga strategiyang diterapkan perusahaan mimiliki sifat
fleksibel, serta mudah menyesuaikankondisi lingkungan eksternal sebagai
respon lingkungan eksternal yang tidakmenentu.Perhatian kesesuaian
adalah untuk mengkaitkan antara strategi dankecenderungan perubahan
yang terjadi dalam lingkungan. Kesesuaian dapatdievaluasi dengan
7
mengembangkan pengertian pada pertanyaan misi, yaitu
mengapaorganisasi itu ada, kemudian menentukan dampak yang
diinginkan darikecenderungan dan perubahan pada eksistensi organisasi.
c. Keunggulan (Advantage)
Keunggulan Strategi dapat menjadi pendorong utama suksesnya
sebuahstrategi. Keunggulan yang hanya dimiliki oleh perusahaan atau
organisasi yang tidakdimiliki oleh perusahaan lainnya, mampu menjadikan
perusahaan ini pemenangdimana perusahaan itu bersaing. Hal ini
dikarenakan, keunggulan yang dimiliki perusahaan merupakan senjata
dalam persaingan. Bahasa ringannya, jika perusahaanmemiliki kelebihan
dibidang tertentu dan perusahaan pesaing tidak memilikinya, berarti
perusahaan ini memiliki keunggulan kompetitif.Keunggulan kompetitif
dapat dievaluasi dengan tiga factor. Tiga factor ini mencakup:
1) Superioritas Sumber daya
2) Superioritas Skill dan
3) Superioritas Posisi.
Dari evaluasi diatas, timbul pertanyaan yang sering ditanyakan terkait
dengankeunggulan kompetitif. Diantaranya yaitu: Apakah ada
pola pelaksanaan yang terpadu yang cocok dengan strategi dan
mengembangkan keunggulan bersaing yangdiperlukan? Apakah strategi
diperusahaan cenderung mengandalkan pada kelemahanatau justru
berusaha mengurangi kelemahan?
d. Kelayakan(Feasibility)
Suatu Strategi yang baik harus layak dihubungkan dengan
keberadaanorganisasi, atau cocok dengan visi misi perusahaan, skill dan
sumberdaya perusahaan.Jika strategi cocok dan layak dikombinasikan
dengan itu semua, maka, strategi ini bisa diterima. Kelayakan finansial
suatu strategi dapat dievaluasi denganmengguanakan standar analisa
keuangan yang mencakup berbagai analisis rasiokeuangan. Sehingga
8
evaluasi masalah financial dapat dilihat dari berbagai analisisrasio keungan
serperti ROE, ROI, IRR, NPV dan PP.Evaluasi kelayakan strategi yang
berhubungan dengan masalah keterampilanatau skill karyawan biasanya
sangat sulit.
Menurut Rumelt dalam Rue (1989) mengajukan tujuh pertanyaan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia ataukaryawan dalam suatu
organisasi untuk melaksanakan suatu strategi, diantaranya yaitu:
1) Apakah organisasi telah menunjukkan kemampuan menyelesaikan
persoalan dankompetensi tertentu yang diperlukan oleh strategi?
2) Apakah organisasi telah melakukan koordinasi dan
mengintegrasikanketerampilan yang dimiliki untuk melaksanakan suatu
strategi?
3) Apakah strategi cukup menantang dan memberikan motivasi pada
orang-orangkunci didalam organisasi, dan apakah strategi dapat
diterima oleh orang yangharus menddukung strategi?
4) Apakah rencana stratejik justru menghabiskan sumberdaya dan
kemampuanmanajemen yang kita miliki?
5) Apakah strategi tersebut jelas dan dapat didefinisikan?
6) Apakah strategi tersebut layak?g. Apakah ada akibat tak terduga yang
dapat dihindari?
3. Alasan perlunya Evaluasi Strategi
Semakin kompleknya masalah lingkungan semakin sulitnya
memprediksi masa organisasi. Berkurangnya rentang waktu dimana
perencanaan dapat dilakukan dengan tingkat ketepatan tertentu.
4. Proses Evaluasi Strategi
Evaluasi Strategi harus mempertanyakan harapan dan asumsi
manajerial, memicu tinjauan sasaran dan nilai serta merangsang kreativitas
dalam menghasilkan alternatif dan memformulasikan kriteria evaluasi.
Evaluasi strategi harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
9
5. Mengkaji ulang Landasan strategi
Mengembangkan matrik EFE dan EFI yang telah direvisi Matrik EFI
yang sudah direvisi harus fokus pada perubahan dalam kekuatan dan
kelemahan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi,
litbang dan SIM Matrik EFE yang sudah direvisi harus menunjukkan seberapa
efektif strategi perusahaan dalam merespon peluang dan ancaman utama.
6. Mengukur Kinerja Organisasi
Aktivitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan
hasil yang sebenarnya, menyelidiki penyimpangan rencana, mengevaluasi
prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian
sasaran yang dinyatakan.
Ada Tiga alasan aktivitas pokok evaluasi strategi:
a. Mengkaji ulang atas landasan evaluasi strategi.
b. Mengukur kinerja organisasi dengan membandingkan hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.
c. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan kinerja sesuai dengan
rencana.
10
kembali relevansi dari program dalam hal perubahan kecil yang terus-menerus
dan mengukur kemajuan target yang direncanakan.
Menurut Lavinghouze (2007), bahwa kegiatan evaluasi dilakukan
untuk:
1. Menyediakan pertanggungjawaban kegiatan kepada masyarakat, stakeholder,
dan lembaga donor.
2. Membantu menentukan tujuan yang telah ditentukan pada perencanaan
3. Meningkatkan program implementasi.
4. Memberikan kontribusi untuk pemahaman ilmiah tentang hasil suatu program.
5. Meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap masyarakat.
6. Menginformasikan kebijakan.
Sementara itu, menurut Hawe, et al. (1998), evaluasi proses dilakukan
untuk:
1. Menilai pencapaian program.
2. Menilai kepuasan sasaran.
3. Menilai pelaksanaan aktivitas program.
4. Menilai tampilan komponen dan material program
11
c. Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman
d. Bandingkan Matriks EFE revisi dengan yang sudah ada
2. Mengukur Kinerja Organisasi
Mencakup aktivitas pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sebenarnya, penyelidikan terhadap penyimpangan dari rencana, evaluasi
kinerja individu, dan pengamatan kemajuan yang telah dibuat ke arah
pencapaian tujuan yang tersurat.
Bidang efektivitas organisasi yakni merumuskan dan mengukur faktor-
faktor evaluasi sangat kompleks. Memilih sejumlah faktor sebagai dasar untuk
mengevaluasi bukanlah masalah yang mudah. Berbagai kriteria dapat
digunakan dengan tepat, tergantung pada tujuan evaluasi seperti yang
ditunjukkan kelima jenis pendekatan pengendaliannya. Mengevaluasi isi dan
proses strategi serta rencana harus berperan dalam sistem. Artinya, evaluasi
diasumsikan secara khas sebagai cara atau metode untuk mengetahui apakah
isi strategi bekerja atau tidak bekerja.
12
perputaran persediaan. Ini dapat diterima jika strateginya mengandalkan
pengukuran keluaran operasi produksi jangka panjang.
Sebagian besar, tolak ukur ini bersifat internal. Tetapi penilaian objektif
dapat juga dibuat dengan membandingkan keberhasilan perusahaan dengan
keberhasilan perusahaan lain yang sejenis. Hal ini adalah suatu aspek penting
penilaian tentang kekuatan dan kelemahan, sebagai masukan untuk
mengembangkan keunggulan bersaing.
Pendekatan lainnya adalah menanyakan kepada ahli tentang perusahaan
yang paling berhasil, hal ini adalah pendekatan subjektif. Baik pendekatan
objektif maupun pendekatan subjektif terhadap pengukuran, menjadi semakin
sukar bila kriteria yang digunakan untuk menilai suatu keberhasilan lebih dari
satu.
Enam pertanyaan kualitatif penting dalam evaluasi strategi (Seymour
Tilles) :
1) Apakah strategi secara internal konsissten?
2) Apakah strategi konsisten dengan lingkungan?
3) Apakah strategi tepat dengan SDM yang ada?
4) Apakah strategi melibatkan tingkat resiko yang wajar?
5) Apakah strategi mempunyai kerangka waktu yang benar?
6) Apakah strategi bisa dijalankan?
b. Kriteria Kualitatif
Telah dikemukakan bahwa penilaian subjektif dapat dicakupkan dengan
evaluasi pasca-fakta. Beberapa kriteria kualitatif dapat juga digunakan di sini
untuk tujuan tersebut. Bahkan seperti dikemukakan sebelumnya, penilaian
subjektif untuk memastikan bahwa strategi yang dijalankan memang tepat.
Tetapi kriteria disini cenderung lebih tepat untuk mengkaji rencana secara
menyeluruh sebelum perusahaan diminta mengubah arah atau menjalankan
strategi. Serangkaian pertanyaan kualitatif diajukan untuk setiap kriteria ini.
13
Pertanyaan dasarnya adalah apakah tujuan, strategi, dan rencana terpadu
dan komprehensif sudah konsisten, tepat, dan dapat berjalan (workable).
1) Konsistensi
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah konsisten dengan
tujuan, asumsi lingkungan, dan kondisi internal?
2) Ketepatan
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah memperoleh
sumber daya yang diperlukan, preferensi resiko, dan wawasan waktu.
3) Workable
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif layak dan memberikan
simulasi terhadap perusahaan?
Beberapa potensi masalah yang berkaitan dengan penggunaan kriteria
kuantitatif untuk mengevaluasi strategi antara lain:
1) Sebagian besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan
daripada tujuan jangka panjang.
2) Metode akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda
dalam berbagai kriteria kuantitatif.
3) Penilaian secara intuitif hampir selalu dilakukan dalam penjabaran kriteria
kuantitatif.
Dengan adanya beberapa alasan-alasan tersebut dan alasan lainnya,
kriteria kualitatif dibutuhkan dalam mengevaluasi strategi. Faktor manusia
seperti tingkat ketidakhadiran dan rasio turn over yang tinggi, kualitas dan
kuantitas produksi yang rendah, atau tingkat kepuasan karyawan yang rendah,
merupakan penyebab menurunnya kinerja. Faktor-faktor dalam pemasaran,
keuangan/akuntansi, litbang, atau sistem informasi manajemen juga dapat
menimbulkan masalah keuangan (Fred. R. David, 2006: 446).
14
3. Tindakan Korektif
a. Diperlukan untuk membuat organisasi tetap berada pada jalur tujuan
b. Mendorong organisasi berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang
sedang berubah
c. Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik
dengan memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang
eksternal utama, mengurangi /menghindari ancaman eksternal, dan
memperbaiki kelemahan internal
Contoh - contoh tindakan korektif : Perubahan struktur organisasi,
Pergantian karyawan, Penjualan saham untuk menggalang modal, Penciptaan
kebijakan baru, Penetapan atau revisi tujuan, Penambahan tenaga penjualan,
dll
15
Banyak yang beranggapan indikator-indikator tersebut memuaskan/
berjalan sebagaimana mestinya. Namun, cara-cara tersebut terkadang
membuat kita misleading. Karena fokus perusahaan tidak hanya jangka
pendek, namun juga jangka panjang yang tidak hanya fokus pada analisis
tersebut saja, kita juga membutuhkan analisis lain seperti pelanggan,
stakeholder, SDM, dll.
16
c. Penganggaran (budgeting)
Alat yang sering digunakan untuk memonitoring kinerja keuangan
adalah proses penganggaran. Anggaran (budgeting) adalah suatu rencana
untuk memperoleh dan mengalokasikan semberdaya.
17
4. Membandingkan actual performance dengan standar.
Jika hasil-hasil actual performance ada dalam batas toleransi yang
dikehendaki, proses pengukuran berhenti di sini.
5. Mengambil tindakan korektif.
Tindakan perbaikan dilakukan jika hasilnya memang sudah tidak bisa di
toleransi. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum perbaikan:
Apakah penyimpangan suatu kebetulan?
Apakah proses yang berjalan tidak berfungsi dengan baik?
Apakah proses yang berjalan sesuai standar?
Tindakan perbaikan tidak hanya untuk memperbaiki penyimpangan
yang terjadi, namun juga untuk mencegah kejadian tersebut agar tidak
terulang kembali.
18
organisasi secara keseluruhan.Pengendalian strategi berhubungan dengan
penentuan arah yang benar dari suatu strategiyang sedang diimplementasikan,
mendeteksi setiap potensi permasalahan yang mungkinmuncul, atau
permasalhan-permasalahan yang terjadi pada bidang-bidang atau unit-
unittertentu, serta melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
19
2. Pengamatan strategi
Usaha manajemen untuk memantau secara luas berbagai peristiwa di
dalam dan lebih sering diluar perusahaan, yang mungkin sekali
memengaruhi pelaksanaan strategi di masa depan.
3. Pengendalian berupa peringatan khusus
Tindakan-tindakan manajemen yang dilakukan secara teliti, dan
umumnya sangat cepat, untuk memikirkan kembali strategi perusahaan
karena sebuah peristiwa mendadak dan tidak diharapkan.
4. Pengendalian atas implementasi
Usaha manajemen yang dirancang untuk menilai apakah keseluruhan
strategi harus diubah dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang berkaitan
dengan tindakan-tindakan tambahan dalam keseluruhan strategi. Hal ini
biasanya berkaitan dengan tujuan khusus strategi atau proyek dan dengan
pemeriksaan peristiwa penting yang ditentukan sebelumnya.
(Pearce / Robinson 2008:511-515).
20
3. Tepat waktu
Evaluasi yang dilakukan dilakukan tepat pada waktunya, karena itu
perusahaan dalam situasi persaingan bisnis sekarang harus memanfaatkan
dukungan teknologi informasi. Berbagai persoalan terkait degan
kemutakhiran informasi untuk pengawasan kini bisa dipecahkan dengan
dukungan teknologi.
Untuk menggambarkan karakter ini kita bisa mencontohkan lewat
perusahaan perkebunan, misalnya, yang memiliki kebun di remote area, di
kawasan jauh dari dari perkotaan memiliki perangkat teknologi untuk memantau
perkembangan pengelolaan kebun. Mereka memiliki foto dari satelit untuk
informasi rinci seperti beberapa tanaman yang ada di sejumlah luas lahan
tertentu. Dari informasi yang di input setiap hari, manajemen di kota-kota besar
seperti Jakarta dapat mengetahui perkembangan taman-taman dalam waktu yang
cepat sekali. Contoh lain bisa juga seperti BMKG (Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika), dimana BMKG memiliki perangkat teknologi untuk
memantau dan meramal segala aktivitas mulai cuaca, iklim, hingga seluruh
perkembangan sifat alami bumi dan gejalanya. Karena BMKG memiliki foto dari
satelit untuk informasi rinci mengenai segala aktivitas di bumi Indonesia dan
sekitarnya serta memiliki rekaman satelit pada masing-masing wilayah
Indonesia.
21
bisa mengetahui “isi perut” perusahaan dan melihat kaitannya dengan strategi
yang dijalankan. Semua informasi yang terkait dengan peningkatan pendapatan,
mengapa pendapatan meningkat, apakah ada biaya yang melonjak drastis dan
sebagainya dapat kita peroleh dari laporan keuangan.
Aspek informasi keuangan dalam bentuk analisis yang biasa mutlak
untuk control dan evaluasi kinerja strategis perusahaan adalah Return On
Investment (ROI), Earining per Share (EPS), Return on Equity(ROE), arus kas
operasi. Aspek-aspek keuangan ini tidak disinggung dengan mendalam pada bab
ini, karena diasumsikan bab ini sudah di dapat pada mata kuliah manajemen
keuangan. Sebab lain adalah meskipun pembahasan tentang ini merupakan hal
yang lazim dalam managemen strateegik, diperlukan informasi yang cukup
tentang informasi keuangan sebuah perusahaan.
22
Jadi, BSC adalah serangkaian pengukuran yang memberikan manager
sebuah pandangan cepat dan komprehensif tentang bisnisnya. Sisi finansial
tidak dilupakan, dan ditambah dengan kepuasan pelanggan, proses internal
dan aktivitas inovasi serta perkembangan organisasi.
Contoh format dari BSC :
23
pengukuran perusahaan menjadi lengkap dan dimanfaatkan sebagai perangkat
untuk memperbaiki strategi.
24
a. Meningkatkan pengembalian modal yang sedang digunakan.
b. Pertumbuhan yang menguntungkan.
c. Menuai pemasukan.
d. Mengoptimalkan biaya modal.
Kini, EVA tidak hanya menjadi alat ukur keuangan saja. Namun, juga
menjadi pengukuran system perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan
MVA, hadir melengkapi EVA. Jika EVA untuk alat ukur kinerja, maka MVA
dianggap sebagai alat ukur kekayaan (wealth matric) perusahaan. Digunakan
untuk menjawab pertanyaan para pemegang saham. Cara menghitungnya
yaitu:
MVA= jumlah surat-surat berharga – nilai modal yang diinvestasikan
MVA adalah NPV dari seluruh EVA yang diperoleh perusahaan di masa yan
akan datang.
25
suatu perusahaan., dalam hal ini, pertanyaan tersebut mungkin tidak memadai
untuk analisis yang lengkap. Bagaimanapun juga setiap pertanyaan dalam aspek
tertentu dari audit strategis dapat dirinci ke dalam beberapa pertanyaaan
tambahan yang lebih rinci. Pengembangan pertnayaan sangat disarankan, dan
tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
26
STUDY CASE
Latar Belakang
Tujuan utama yang diharapkan oleh suatu perusahaan dalam kegiatan
usahanya adalah mencapai laba atau nilai yang optimal dengan menggunakan
sumberdaya secara efektif dan efisien untuk kelangsungan hidup perusahaan. Sebelum
kita mulai masuk ke materi yang akan kita bahas, aqua sendiri sudah sangat terkenal
atau sering terdengar namanya. Aqua adalah salah satu merk air minum dalam kemasan
di Indonesia, bahkan sudah menembus pasar dunia yang pendirinya adalah orang
Indonesia, Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang
diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi Tbk di Indonesia sejak tahun 1973. Selain
di Indonesia, Aqua juga dijual di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Aqua adalah merek
AMDK dengan penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek
AMDK yang paling terkenal di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek
generik untuk AMDK. Saat ini, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua dengan
kepemilikan berbeda-beda (3 pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 10 pabrik
dimiliki oleh PT Aqua Golden Mississippi, dan pabrik di Brastagi, Sumatera Utara
dimiliki oleh PT Tirta Sibayakindo).
Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki oleh perusahaan multinasional dalam
bidang makanan dan minuman asal Perancis, Grup Danone, hasil dari penggabungan
PT Aqua Golden Mississippi dengan Danone. Aqua Group didirikan oleh Tirto Utomo
(1930-1994), warga asli Wonosobo yang setelah keluar bekerja dari Pertamina, dan
bekerja di Petronas, mendirikan usaha air minum dalam kemasan (AMDK). Tirto
berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha AMDK di Indonesia, karena sebagai
seorang pionir maka Almarhum berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang
bisnis AMDK di Indonesia.
27
Visi :
AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih
dari 30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973,
kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat
Indonesia. Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan terdepan
di Indonesia. Volume penjualan AQUA merupakan volume penjualan terbesar di dunia
untuk kategori air mineral.
Misi :
AQUA selalu ingin melakukan program untuk menyehatkan konsumen
Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia) dan
AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).
Tujuan :
Tujuan merupakan pernyataan kualitatif mengenai keadaan atau hasil yang
ingin dicapai dimasa yang akan datang. Dalam hal ini kita semua mengetahui bahwa
tujuan utama dari tiap perusahaan yang menjalanakan usahanya adalah profit. Dan
demi mencapai tujuan tersebut, AQUA dari tahun ke tahun melakukan inovasi produk.
Yang dapat dilihat dalam “Sejarah PT. Danone AQUA”.
28
Aqua makin mantap untuk bersaing di pasar Indonesia maupun luar Indonesia.
Dengan terus melakukan inovasi produk, manajemen yang baik, dan segi promosi
melalui iklan yang menarik, untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Aqua telah
menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari 30 tahun dan Aqua
akan tetap dan selalu menjadi pelopor air minum dalam kemasan yang terbesar dan
terdepan di Indonesia, sebagai fokus usahanya. Sehingga Aqua akan selalu
menjadi market leader untuk air minum dalam kemasan.
Aqua selalu ingin melakukan program untuk menyehatkan konsumen
Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia), AuAI
(AQUA untuk Anak Indonesia) dan pembagian air bersih didaerah terpencil sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Hal ini didukung dengan
adanya upaya untuk terus menciptakan nilai tambah dan mengembangkan inovasi pada
produk sesuai dengan keadaan pasar yang dilakukan oleh PT. Aqua Golden
Mississippi, Tbk. Selain itu, dalam produksi Aqua harus benar-benar memperhatikan
tekhnologi yang digunakan. Karena disini dalam penyaluran air, Aqua masih
menggunakan bahan pralon bukan stainless.
Sejarah
Aqua untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan
berbagai produk air mineral di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor
Aqua sebagai produk air mineral yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi
promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama
melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi
iklan billboard secara luas.
Dalam pemasarannya, grup distribusi Aqua memiliki jaringan distribusi air
mineral yang terluas di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut
kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun
2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai
suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki
29
outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat
melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Awal Pendirian
PT Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide
mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai Pertamina
pada awal tahun 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an. Ketika itu
Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan
itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena
mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya
yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi
air yang telah disterilkan. Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara
memproses air minum dalam kemasan di Bangkok, Thailand, Ia meminta adiknya,
Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu
telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya
produk Aqua menyerupai Polarismulai dari bentuk botol kaca, merek mesin
pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama
sekali tidak ada. Atasan Tirto, Ibnu Sutowo juga mengatakan : "Aneh Tirto iki, banyu
banjir kok diobokke dalam botol".
Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai
pabrik itu PT Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun.
Tirto sempat ragu dengan nama PT Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan
target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Sebelum
bernama Aqua, dahulu bernama Puritas (nama lain dari Pure Artesian Water), yang
berlogo daun semanggi. Tetapi, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan
nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk
diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadiAqua,
karena kata Puritas sulit diucapkan. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua
30
diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75,
hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46/liter.
Peluang dan Tantangan Eksternal PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
Peluang:
Bisnis air mineral menjanjikan
Potensi Pasar
Jangkauan Pemasaran
Bahan Baku untuk wilayah indonesia melimpah
Kesempatan pangsa pasar internasional
Tantangan:
Lokasi sumber air
Pemalsuan Produk
Limbah kemasan
Muncul Teknologi Filterisasi air
Dukungan masyarakat skitar sumber air
31
Competitive Profile Matriks
Faktor- Aqua Ades Nestle
faktor keberhasilan Bobot
Rating Skor Rating Skor Rating Skor
penting
Iklan 0.15 3 0.45 1 0.15 2 0.30
Kualitas Produk 0.15 2 0.30 1 0.15 3 0.45
Daya Saing harga 0.10 3 0.30 2 0.20 2 0.20
Manajemen 0.10 3 0.30 2 0.20 4 0.40
Posisi keuangan 0.10 3 0.20 2 0.20 3 0.30
Loyalitas konsumen 0.15 3 0.45 2 0.30 3 0.45
Ekspansi global 0.05 3 0.15 2 0.10 3 0.15
Pangsa Pasar 0.20 3 0.60 2 0.40 3 0.60
Total 1 2.75 1.70 2.85
Kami memilih Ades dan Nestle sebagai kompetitor dari Aqua karena masing-
masing dari kompetitior memiliki faktor-faktor keberhasilan penting di pasaran. Mulai
dari Pengiklanan, Daya Saing Produk, Manajemen, Pangsa pasar dan faktor penunjang
lainnya.
Dari segi kemasan produk, kedua kompetitor ini memiliki desain produk yang
menarik dan efesiensi kemasan yang baik, tidak kalah dengan brand Aqua. Seperti
botol kemasan yang dibuat lebih tipis sehingga menekan biaya produksi, akan tetapi
tetap adanya inovasi dari segi tampilan produk. Selain itu, kedua produk ini memiliki
daya saing dalam hal harga yang hampir sama dengan Aqua. Hal-hal seperti inilah yang
akan menjadi ancaman dari produk Aqua, maka Aqua perlu mengevaluasi dan
pengendalian lebih dalam lagi.
Di sini Aqua masih kalah dengan Nestle dalam hal mesin produksi yang lebih
modern dan teknologi filterisasi air yang lebih higenis. Dari kekurangan dan
keterbatasan dari Aqua tadi, Aqua masih memiliki keunggulan seperti, Brand Aqua
yang tetap menjadi market leaderuntuk air minum dalam kemasan.
32
Kekuatan dan Kelemahan PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
Kekuatan:
Brand Aqua Danone sangat kuat
Periklanan yang yang berbeda dan lebih menarik
Promosi produk
Design Kemasan Produk bervariatif
Kelemahan:
Distribusi Produk Menggunakan Pihak ketiga
Kendali pasokan/stock berada pada distributor utama
Jangkauan pemasaran
33
Analisis SWOT dan Matrik BCG
Strenghts Weakness
Aqua mempunyai
Kemasan Aqua semakin kesempatan besar untuk
beragam (S4O2) bisa menembus pasar
O1 Bisnis air mineral menjanjikan Internasional (W3O5)
O2 Potensi Pasar
O3 Jangkauan Pemasaran Perusahaan melakukan
O4 Bahan Baku untuk wilayah pengembangan produk
indonesia melimpah dengan memperhatikan mulai
O5 Kesempatan pangsa pasar Jenjang menuju strata
dari awal pengisian air
internasional Distributor terbuka lebar
sampai dengan pengemasan
(W2O2)
akhir dengan inovasi terbaru
Tutup Aqua Galon yang unik
dan inovatif. (S4O1)
Threats ST WT
Track record distribusi Aqua
Danone bisa dipakai referensi
T1 Lokasi sumber air Meminimalisasi biaya
untuk melebarkan sayap
T2 Pemalsuan Produk produksi (W1T1)
bisnis produk Danone Food
T3 Limbah kemasan (Biskuat dll) (S1T5)
T4 Muncul Teknologi Filterisasi air
PT. Aqua Danone
T5 Dukungan masyarakat skitar
meluncurkan minuman Mengurangi penumpukan
sumber air
berisotonik yaitu Mizone stock di gudang (W2T4)
(S2T4)
34
Diagram SWOT
STRATEGY:
Meningkatkan kontrol distribusi produk dan pasokan dari pihak ke tiga dan
pemasok distributor
Meningkatkan jangkauan pemasaran ke suluh Indonesia dan mancanegara
Mencari sumber-sumber air di wilayah Indosesia dan International
Melakukan lisensi pada setiap produk
Menigkatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap air minum
dalam kemasan
Memberikan layanan ke masyarakat sekitar sumber air
35
unggulan yang pertumbuhannya terus meningkat dan memiliki pangsa pasar yang
luas.
3. Sapi perah (Cash Cow): memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing
dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Meskipun pangsa pasar Aqua tinggi,
namun salah satu produknya yaitu Mizone mengalami pertumbuhan yang masih
rendah. Anjing (Dog): memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing
dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Pertumbuhan
produk turunan Aqua yaitu AQUA 50 terbilang rendah, begitu juga dengan pangsa
pasarnya.
36
meningkatkan kualitas SDM serta mesin operasional yang baru untuk menghasilkan
air minum dalam kemasan (AMDK) yang sehat serta higienis.
Sedangkan berdasarkan analisis matrik BCG, salah satu produk Aqua yaitu
Aqua Reflection berada pada level Question Mark, di mana pangsa pasarnya rendah
namun pertumbuhannya tinggi yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan menjadi level
Star. Aqua Reflection sendiri merupakan produk sejenis dengan Aqua yaitu air minum
dalam kemasan (AMDK), namun dalam pemasarannya memiliki segmen yang
berbeda, karena Aqua Reflection mempunyai harga lebih tinggi dari Aqua sehingga
lebih ditujukan pada konsumen menengah keatas. Dengan melakukan promosi yang
gencar maka Aqua Reflection dapat menguasai pangsa pasar.
37
Rekomendasi Evaluasi Strategi
1. Mengkaji Landasan Strategi
Pada perusahaan Aqua kami menggunakan Analisis SWOT serta Matriks
BCG. Analisis SWOT digunakan untuk melihat faktor internal perusahaan
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal perusahaan (peluang dan
ancaman). Sedangkan matriks BCG digunakan untuk melihat posisi produk Aqua
di pasar. Dengan melakukan analisis dengan menggunakan dua teknik analisis
tersebut, dapat untuk mengatasi permasalahan yang ada serta menghasilkan
strategi baru untuk perusahaan Aqua.
2. Mengukur Kinerja Perusahaan
Untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu:
a. Membandingkan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun serta dengan
membandingkan dengan perusahaan pesaing. Namun, mulai tahun 2011 Aqua
melakukan delisting dari bursa karena go private, sehingga laporan
keuangannya tidak dipublikasikan untuk umum. Untuk perbandingan dengan
perusahaan pesaing, kita akan mengambil perbandingan dengan Ades di tahun
2010, Aqua memiliki total aset sebesar 26.247.527, sedangkan Ades memiliki
total aset 316.048.
b. Tindakan korektif :
• Menerapkan ISO 9002
• Menjaga citra positiv Aqua agar selalu dipercaya oleh konsumen salah
satunya dengan CSR.
• Melakukan inovasi dalam pengemasan produk
38
KESIMPULAN
39
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq. Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
2012
R. Jauch, Lawrence & F. Glueck, William. 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, Terjemahan: Strategic Management and Business Policy. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
40