MANAJEMEN STRATEGIK
EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI
OLEH :
ASEP AMIR HAMZAH
181100025
Dosen Pengampu :
Dr. Agus Fauzi, S.E., M.Si.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanna Wa Ta’alla, yang telah
penyusunan Makalah Manajemen Strategik ini dengan tepat waktunya. Disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok matakuliah Manajemen Strategik
PENGENDALIAN STRATEGI”. Oleh karena itu kami mengucapkan terima akasih kepada:
Bapak Dr. Agus Fauzi, S.E., M.Si. selaku Dosen matakuliah Manajemen Strategik
Universitas Satya Negara Indonesia yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk memberikan pengarahan dan motivasi dalam memberikan materi kuliah Manajemen
Strategik dan masukannya dalam penyusunan makalah ini, dengan sabar dan bijksana.
menyusun makalah Manajemen Strategik ini, maka dari itu sebelumnya kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan makalah Manajemen Strategik ini.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca makalah
Semoga makalah Manajemen strategik ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
pengamalan ilmu Manajemen Strategik yang sukses dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16
B. Saran ......................................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu strategi dipilih dari sekian banyak alternative yang telah dianalisis dan
dipertimbangkan dengan teliti dan matang serta dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Maksudnya adalah agar suatu organisasi berada pada kondisi dan posisi yang efektif dalam
upaya mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dalam lingkungan eksternal yang sering
berubah pada tingkat dan intensitas yang ada kalanya tidak mungkin diperhitungkan
sepenuhnya sebelumnya.
Suatu strategi perdefinisi berorientasi pada masa depan. Karena orientasi demikian,
pemilihan strategi tertentu pada umumnya didasarkan pada berbagai asumsi dasar yang
digunakan para perumus dan penentu strategi itu dengan sepenuhnya menyadari bahwa tidak
semua peristiwa dan faktor yang berpengaruh pada implementasi strategi dapat diperkirakan
Telah ditekankan dimuka bahwa efektif tidaknya suatu strategi sebagai istrumen untuk
mencapai tujuan dan berbagai sasaran suatu organisasi, tidak terlihat pada proses perumusan
dan penentuannya sebagai akibat analisis strategi yang dilakukan terhadap berbagai alternative
Namun disisi lain perlu pula digaris bawahi bahwa evaluasi strategi yang telah kita
jalankan perlu dilakukan hal tersebut dikarenakan agar kita dapat mengetahui apakah strategi
yang kita jalankan behasil dan dapat berjalan optimal. Selain evaluasi strategi ada juga hal yang
harus kita laukukan setelah kita menerapkan strategi selama beberapa periode yaitu
pengendalian strategi dimana hal ini dimaksudkan agar strategi yang dijalankan dapat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi strategi
1. Konsistensi
Sebuah strategi harusnya konsisten pada kebijakan dan juga tujuan strategi itu sendiri.
Permasalahan dalam organisasi kadang dapat menyebabkan terjadinya inkonsistesi. Ada 3
tanda permasalahan organisasi dapat menyebabkan strategi yang tidak konsisten. Ketiga tanda
tersebut yaitu :
2. Kecocokan
Faktor internal dan eksternal perusahaan harus dicocokkan. Sebuah strategi harus dapat
merepresentasikan respon adaptif pada lingkungan eksternal serta perubahan yang terjadi.
3. Kemungkinan
Sebuah strategi jangan sampai membuat permasalahan baru yang sulit untuk
diselesaikan. Pada evaluasi strategi, penting untuk mengetahui apakah organisasi mempunyai
kemampuan, kompetensi, keterampilan, dan bakat yang diperlukan untuk strategi yang
diberikan.
2
4. Keuntungan
Sebuah strategi harus dapat menyediakan pembuatan atau pengaturan dari keunggulan
kompetitif. Keunggulan kompetitif normalnya merupakan hasil dari 3 hal yaitu sumber daya,
skill, dan posisi.
Serupa dengan keempat kriteria tersebut, ada pula 4 (empat) tes yang bisa dilakukan
untuk mengetahui apakah yang ada dapat diterima. Keempat tes tersebut di antaranya :
2) Tes Kerangka
3) Tes Kompetensi
Evaluasi strategi juga dapat dilaksanakan dengan memperhatikan matrik IFE dan EFE.
Faktor internal dan eksternal perusahaan dapat dianalisis kembali setelah proses pelaksanaan
strategi. Misalnya jika posisi internal perusahaan tidak eksternal perusahaan sama sekali tidak
berubah lebih baik dan tujuan juga tidak tercapai, maka perlu adanya perbaikan strategi. Namun
jika posisi perusahaan tidak berubah dan tujuan tercapai maka strategi dapat dilanjutkan.
1. Keuangan
3
Semakin tinggi tingkat leverage bisa mengindikasikan 2 hal. Pertama
artinya porsi pendanaan yang berasal dan utang tinggi berarti ada
penghematan pajak, tapi komposisi pendanaan yang tinggi dari utang juga
cukup berbahaya karena tingkat risiko Juga tinggi, akibat meningkatnya
peluang gagal bayar.
2. Pemasaran
4
Metrik Penjualan Metrik Pelanggan Metriks Distribusi Metriks
Komunikasi
nilai pengadaan
3. SDM
5
mengukur kinerja SDM dapat dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen
SDM, seperti rasio antara biaya pengadaan dan jumlah SDM, biaya rata-rata
variabel per rekruitment, rata-rata jumlah hari untuk memenuhi lowongan, rata-rata
jumlah hari pelatihan per pegawai per tahun, rata-rata hari absen karyawan per
tahun. Selain itu, dapat diukur kinerja SDM berdasarkan karakteristiknya misalnya
tingkat produktivitas karyawan berdasarkan umur, gender, dan status tenaga
kontrak dan bukan kontrak.
4. operasi.
Kinerja operasi dapat diukur dengan operations metrics yaitu ukuran efisiensi
dan Kefetivitas suatu operasi atau proses. Selain itu, indikator kinerja operasi dapat
diukur melalui tingkat ketepatan pelayanan, tingkat mutu pelayanan adalah
indikator bagi perusahaan untuk mengontrol kualitas jasa yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Indikator lainnya, misalnya jumlah produk
cacat adalah indikator yang menunjukkan jumlah produk cacat yang dihasilkan
dalam produksi. Semakin rendahjur-nlah yang dihasilkan semakin baik.
Pengendalian mutu adalah indikator untuk mengukur mutu produk yang dihasilkan
perusahaan. Indikator kinerja operasi lainnya, adalah tingkat ketepatan pelayanan,
tingkat mutu pelayanan, jumlah produk cacat, biaya penyimpanan di gudang, biaya
pemesanan barang, biaya untuk saluran distribusi, biaya pemasangan, biaya
maintanance, inventory turn over, productivity rate.
Survey kepuasan karyawan merupakan satu alat ukur penting dalam perusahaan.
Survey ini mengukur tingkat kepuasan karyawan atas pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
di tempat kerja berdasarkan kepuasannya terhadap pekerjaannya (job content), lingkungan
6
kerja (lingkungan fisik dan tata ruangan ataupun lingkungan non-fisik seperti hubungan dengan
tim kerja atau suasana kerja), kebijakan perusahaan dalam memberikan remunerasi dan
manfaat pada pegawainya, kebijakan pengembangan karir dan kualitas kepemimpinan atasan
secara umum.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Balanced Scorecard, berikut ini dikemukakan
pengertian Balanced Scorecard menurut beberapa ahli, di antaranya: Amin Widjaja Tunggal,
(2002:1) “Balanced Scorecard juga menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan
prestasi keuangannya.”
Sedangkan Teuku Mirza, (1997: 14) “Tujuan dan pengukuran dalam Balanced
Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non-keuangan yang
ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan
strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan
pengukuran yang lebih nyata”.
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih tepat
dinamakan“Strategic based responsibility accounting system” yang menjabarkan misi dan
strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan
tersebut. Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan
implementasinya. Balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard.
Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk
merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang. Sedangkan balanced artinya
berimbang, maksudnya adalah untuk mengukur kinerja seseorang atau organisasi diukur secara
7
berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern (Mulyadi, 2005).
Balanced scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain sebagai
berikut :
8
1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujuan
dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan
di masa mendatang. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi,
perusahaan perlu merumuskan strategi. Tujuan ini menjadi salah satu landasan bagi
perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik,
tujuan ini kemudian dijabarkan ke dalam sasaran strategik dengan ukuran
pencapaiannya.
Balanced scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dari empat
perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal,
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep balanced scorecard ini pada dasarnya
9
merupakan penerjemahaan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam
jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitoring secara berkelanjutan.
Menurut Kaplan dan Norton (1996), balanced scorecrad memiliki empat perspektif,
antara lain :
Balanced scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan
ROI (Return On Investment), karena tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam
organisasi yang mencari keuntungan atau provit. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa
umum untuk menganalisis perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk
perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur
kinerja keuangan dalam memutuskan hal yang berhubungan dengan dana.
Tolok ukur keuangan yang di design dengan baik dapat memberikan gambaran yang
akurat untuk keberhasilan suatu organisasi. Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi
tidak cukup untuk mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur non
keuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line). Balanced
scorecard mencari suatu keseimbangan dan tolok ukur kinerja yang multiple-baik keuangan
maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
10
3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective)
Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya,
dengan harga yang rendah dan dengan mutu yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti
berproduksi apabila terjadi problema dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa yang
diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan
apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan pelanggan
bahwa barang –barang yang diminati tersedia ditangan.
Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan
kemungkinan mengalami keusangan persediaan. Untuk menghindari persediaan yang
berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi throughput time.
Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai
dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat berguna apabila
pelanggan menginginkan barang dan jasa segera mungkin.
11
Produktivitas karyawan mengakui pentingnya pengeluaran setiap karyawan,
pengeluaran dapat diukur dalam arti tolok ukur fisik seperti halaman yang diproduksi, atau
dalam tolok ukur keuangan seperti pendapatan setiap karyawan, laba setiap karyawan. Suatu
sitem insentif yang baik akan mendorong manajer meningkatkan kepuasan karyawan yang
tinggi, perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang tinggi.
Organisasi sangat membutuhkan untuk menerapkan balanced scorecard sebagai satu set
ukuran kinerja yang multi dimensi. Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk mengukur semua
bidang kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi. Pendekatan yang paling luas dikenal
sebagai pengukuran kinerja. Balanced scorecard sekarang banyak digunakan sebagai
pengembangan strategi dan sebagai alat eksekusi yang dikembangkan dalam lingkungan
operasional.
Balanced scorecard menerjemahkan visi dan misi serta strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran kinerja yang dimengerti (indikator), sehingga strategi dapat dipahami,
dikomunikasikan dan diukur, dengan demikian berfungsi untuk semua kegiatan. Selain itu,
indikator memungkinkan pemantauan tingkat akurasi pelaksanaan strategi (Kaplan dan Norton,
1996). Balanced scorecard telah banyak diterapkan sebagai alat ukur kinerja baik dalam bisnis
manufaktur dan jasa. Penerapannya adalah dengan berfokus pada keempat perspektif Balanced
scorecard.
· Adanya dukungan politis, peraturan perundang-undangan, dan dari masyarakat (Kaplan dan
Norton, 2000).
E. Pengendalian Strategi
Kontrol dapat dikembangkan dengan memfokuskan diri pada output behavior, atau
input. Hasil atau output adalah performa perusahaan pada saat strategi telah dilaksanakan.
Behavior merupakan aktivitas yang menghasilkan performa. Sedangkan input merupakan
sumber daya yang digunakan dalam perushaan.
Ada beberapa panduan yang bisa diikuti untuk mengembangkan pengendalian dalam
sebuah organisasi. Panduan tersebut diantaranya ;
2. Tujuan Pengendalian
Tujuan dari pengendalian adalah menyediakan berbagai cara bagi organisasi bagi
organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan, untuk membatasi
akumulasi kesalahan, untuk mengatasi kompleksitas organisasi, dan untuk meminimalisi biaya.
Keempat fungsi pengendalian ini penting untuk dibahas secara lebih mendetail.
Dalam lingkungan bisnis yang kompleks dan bergejolak dewasa ini, organisasi harus
berhadapan dengan perubahan. seandainya manajer dapat menetapkan tujuan dan meraihnya
secara instan, pengendalian tidak akan diperlukan. Tetapi antara saat tujuan dibentuk dengan
saat tujuan diraih, banyak kejadiian dalam organisasi dan lingkungannya yang dapat
menyimpangkan pergerakan kearah tujuan atau bahkan mengubah tujuan itu sendiri. System
pengendalian yang terancang baik dapat membantu manajer mengantisipasi, memantau, dan
merespon perubahan.
Jika perusahaan hanya membeli satu bahan baku, membuat satu produk, memiliki
desain organisasi yang sederhana, dan menikmati permintaan yang konstan atas produk-
produknya, para manajernya dapat menegakkan pengendalian dengan system yang minim dan
sederhana. Tetapi sebuah perusahaan yang memproduksi banyak produk dengan memakai
banyak bahan baku dan memiliki area pasar yang luas, desai organisasi yang rumit, serta
memiliki banyak pesaing memerlukan system yang canggih untuk menegakkan pengendalian
yang memadai.
d. Meminimalisasi biaya
Jika dipraktekan secara efektif, pengendalian juga bisa membantu pengendalian biaya
dan meningkatkan output.
14
3. Langkah-langkah dalam proses pengendalian
1. Menetapkan standar
2. Mengukur kinerja
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian strategi diperlukan untuk menghasilkan umpan balik yang diperlukan. Ada
tiga elemen yang perlu diawasi dan kontrol dalam pengendalian strategi. Ketiga elemen
tersebut meliputi lingkungan makro, lingkungan industry, dan operasional perusahaan.
B. Saran
Demi terciptanya makalah yang lebih baik dikemudian hari, maka kami selaku penulis
sekaligus penyusun, mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P, 1996, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: PT Toko
Gunung Agung.
Nilasari, Senja, 2014, Manajemen Strategi itu Gampang, Jakarta: Dunia Cerdas.
Umar, Husein, 2001, Strategic Management in Action, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
17