EVALUASI STRATEGI
Strategi yang dirusmuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik
sekalipun menjadi tidak efektif dan efisien lagi ketika lingkungan eksternal dan internal
perusahaan berubah. Oleh karena itu, sangtlah penting bagi para penyusun strategi secara
sistematis untuk menelaah, mengevaluasi, dan mengendalikan pelaksanaan strategi.
Kebanyakan ahli strategi sepakat bahwa evaluasi strategi sangat penting untuk
kelangsungan organisasi. Evaluasi antar-waktu dapat memberikan peringatan dini pada
manajemen atas masalah potensial sebelum situasi menjadi kritis. Evaluasi stratehi meliputi
tiga aktivitas dasar, yaitu :
Umpan balik yang memadai dan tepat waktu adalah dasar bagi evaluasi strategi yang
efektif. Penekanan yang berlebihan pada evaluasi strategi mungkin bisa terjadi pengeluaran
biaya yang tinggi dan kontraproduktif. Tidak seorangpun yang mau dievaluasi terlalu dekat.
Semakin para manajer mencoba untuk mengevaluasi perilaku karyawan, semakin lemah
kendali terhadap mereka. Namun, sedikit atau tidak ada evaluasi dapat mengakibatkan
masalah yang semakin buruk. Evaluasi stratego sangat penting untuk memastikan agar tujuan
yang ditetapkan bisa dicapai.
Konsistensi (consistency)
Konsonan (consonance)
Kelayakan (feasibility)
Keuntungan (advantage)
Tindakan korektif hampir selalu dibutuhkan kecuali saat faktor eksternal dan internal
tidak berubah secara signifikan, serta ketika perusahaan mengalami perkembangan yang
menggembirakan dalam mencapai tujuan strategi.
Menentukan tujuan mana yang paling utama dalam melakukan evaluasi strategi dapat
menjadi suatu hal yang sulit. Evaluasi strategi didasarkan pada kriteria kuantitatif dan
kualitatif. Memilih kombinasi kriteria yang tepat dalam mengevaluasi strategi bergantung
kepada ukuran organisasi, industri, strategi, dan filosofi manajemen. Kriteria kuantitaif yang
umum digunakan dalam mengevaluasi strategi adalah rasio keuangan yang sering kali
mengawasi masing-masing segmen perusahaan.
Mengambil tindakan korektif penting untuk menjaga organisasi tetap pada jalur
pencapaian tujuan. Evaluasi strategi meningkatkan kemampuan sebuah organisasi untuk
beradaptasi secara sukses dengan perubahan lingkungan.
Balanced Scorecard
Balanced scorecard dapat menjadi strategi yang penting sekaligus sebagai alat untuk
mengevaluasi. Balanced scorecard hadir untuk ‘menyeimbangkan’ pengukuran kinerja
bedasarkan aspek keuangan dengan pengukuran yang non-keuangan. Konsep balanced
scorecard konsisten dengan pendapat dari manajemen perbaikan berkesinambungan
(continuous improvement management—CIM) dan total kualitas manajemen (total
management quality—TQM).
1. Kinerja keuangan
2. Pengetahuan pelanggan
3. Proses bisnis internal
4. Pembelajaran serta pertumbuhan
Evaluasi yang efektif harus memenuhi beberapa persyaratan dasar. Ada beberapa
kriteria sehingga aktivitas dalam proses evaluasi bisa dikatakan efektif, yaitu :
Aktvitas evaluasi strategi harus ekonomis, informasi yang terlalu banyak menjadi
sama buruknya dengan informasi yang terlalu sedikit, dan terlalu banyak kendali
dapat menimbulkan lebih banyak risiko daripada manfaat yang diterima.
Aktivitas evaluasi startegi seharusnya memberi arti, aktivitas tersebut harus
berhubungan dan sejalan dengan sasaran perusahaan.
Aktivitas evaluasi strategi harus memberikan informasi yang berguna untuk manajer.
Aktivitas evaluasi strategi harus memberi informasi antarwaktu, pada kondisi dan area
tertentu, seorang manajer mungkin membutuhkan informasi harian.
Evaluasi strategi sebaiknya didesain untuk memberikan gambaran nyata dari hal yang
terjadi.
Proses evaluasi strategi tidak boleh mendominasi keputusan, proses ini seharusnya
mendorong pemahaman yang saling menguntungkan, saling percaya, dan secara
umum dapat diterima.
Evaluasi strategi sebaiknya sederhana, tidak terlalu luas, dan tidak terlalu membatasi.
Perencanaa Kontingensi
Untuk meminimalkan dampak dari potensi ancaman yang ada, perusahaan harus
mengembangkan rencana kontingensi sebagai bagian dari proses evaluasi strategi. Rencana
kontingensi (contingency plans) dapat didefinisikan sebagai suatu rencana alternatif yang
dapat digunakan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hanya area-area dengan
prioritas tinggi yang membutuhkan kepastian adanya rencana kontingensi. Para pembuat
rencana strategi tidak dapat dan tidak harus mencoba untuk membuat rencaan kontingensi
bagi setiap kemungkinan yang ada.
Audit
Alat yang juga sering kali digunakan dalam evaluasi strategi adalah audit. Auditor
memeriksa laporan keuangan perusahaan untuk menentukan apakah hal tersebut te;ah disusun
berdasarkan prinsip GAAP. Dalam proses audit, auditor akan memeriksa apakah
pernyataan/asersi manajemen yang dituangkan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
bukti nyata atau ada keberadaannya yang dimiliki perusahaan serta telah dinilai sesuai standar
yang ada pada saat laporan keuangan tersebut diterbitkan.
Terdapat tiga tantangan atau keputusan yang dihadapi oleh para penyusun strategi
pada masa sekarang ini, yaitu :
1. Memutuskan apakah proses penyusunan strategi seharusnya lebih kepada seni atau
ilmu
2. Memutuskan apakah strategi perlu diketahui para pemegang kepentingan atau harus
dirahasiakan
3. Memutuskan apakah proses penyusunan strategi itu dilakukan dengan pendekatan
top-down atau pendekatan bottom-up
Miftahul Jannah
A31115501
Managemen Strategi
Sumber Reverensi :
David, Fred. R. 2011. Manajemen Strategi Konsep Buku 1 Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat