“Evaluasi Strategi”
Oleh:
Kelompok 11
1. Strategi Korporasi
Menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan
secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini
produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
2. Strategi Bisnis atau Strategi Bersaing
Biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi
persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen
pasar yang dilayani oleh divisi tersebut.
3. Strategi Fungsional
Menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas. Dalam batasan
perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional
mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan
kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.
1. Konsistensi (consistency)
Sebuah strategi tidak boleh memiliki tujuan dan kebijakan yang tidak
konsisten. Agar konsisten, suatu strategi harus menunjukkan saling konsisten
antara tujuan, kebijaksanaan, asumsi lingkungan, dan kondisi internal. Banyak
tipe ketidak-konsistenan yang dapat terjadi serta menghambat atau
menggagalkan suatu strategi.
Misalnya, konflik yang terus berlanjut di antara bidang-bidang fungsional
mengindikasikan strategi yang tidak konsisten. Strategi organisasi yang jelas
dan konsisten harus dikembangkan dalam suasana yang saling pengertian dan
terkoordinasi. Inkonsistensi juga dapat terjadi antara strategi dengan budaya
korporasi. Budaya organisasi mempunyai peran penting atas keberhasilan
suatu strategi.
2. Kesesuaian (consonance)
Kesesuaian mengacu pada kebutuhan para perencana strategi untuk mengkaji
serangkaian tren maupun masing-masing tren dalam mengevaluasi strategi.
Suatu strategi harus menggambarkan suatu respon penyesuaian terhadap
kondisi lingkungan eksternal dan sejumlah perubahan atau tren yang sedang
terjadi di dalam lingkungan tersebut. Perhatian kesesuaian adalah untuk
mengaitkan antara strategi dan kecenderungan yang terjadi dalam lingkungan.
3. Keunggulan (advantage)
Sebuah strategi harus mendorong penciptaan dan/atau mempertahankan
keunggulan kompetitif dibidang kegiatan tertentu. Agar strategi dapat berhasil,
maka strategi tersebut harus memberikan beberapa keunggulan kompetitif
dalam wilayah operasinya. Keunggulan berkenaan atau berhubungan dengan
perbedaan kompetitif tertentu yang dimiliki suatu perusahaan atas para
3
pesaingnya. Pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan keunggulan ini
adalah: “bagaimana perusahaan mempunyai kinerja lebih baik dari pada para
pesaingnya?”. Keunggulan kompetitif biasanya dapat dievaluasi dari tiga
faktor berikut, yaitu:
Superioritas sumber daya
Superioritas skill
Superioritas posisi
4. Kelayakan (feasibility)
Agar dapat diterima, suatu strategi harus layak dihubungkan dengan
keberadaan organisasi, atau cocok dengan tujuan yang hendak dicapai, skill,
dan sumber daya. Kelayakan finansial suatu strategi dapat dievaluasi dengan
menggunakan standar analisa keuangan yang meliputi berbagai analisis rasio
keuangan.
3. Margin laba
4. Pangsa pasar
5
5. Utang terhadap ekuitas
7. Pertumbuhan penjualan
8. Pertumbuhan asset
Kriteria kualitatif juga penting dalam mengevaluasi strategi. Faktor manusia seperti
tingkat kemangkiran dan perputaran karyawan (turnover) yang tinggi, tingkat kualitas dan
kuantitas produksi yang buruk, atau kepuasan karyawan yang rendah bisa menjadi penyebab
yang melandasi penurunan kinerja. Ada 6 pertanyaan kualitatif yang dikemukakan Seymour
Tiller , yakni:
1) Apakah strategi secara internal konsisten?
2) Apakah strategi konsisten dengan lingkungan?
3) Apakah strategi tepat bila dihadapkan dengan sumber daya yang tersedia?
4) Apakah strategi melibatkan tingkat risiko yang bisa diterima?
5) Apakah strategi mempunyai kerangka waktu yang benar?
6) Apakah strategi bisa dijalankan?
6
4. Manfaat Evaluasi Strategi
Secara umum, evaluasi strategi bermanfaat untuk memberikan umpan balik (feed-
back) kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan strategi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Umpan balik berperan sebagai alat untuk memberikan
peningkatan kinerja. Crocks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat
untuk memotivasi, maka harus difokuskan pada:
a. Kualitas pekerjaan karyawan dan bukan malah membandingkannya dengan hasil
pekerjaan karyawan lain.
b. Cara-cara yang spesifik sehingga kinerja karyawan dapat ditingkatkan
c. Peningkatan kinerja karyawan yang harus dibandingkan dengan pekerjaan
sebelumnya.
Aktivitas evaluasi strategi juga dapat memperbaharui kepercayaan diri pada strategi
bisnis saat ini atau menunjuk pada perlunya langkah untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan tertentu, seperti terkikisnya keunggulan produk atau keunggulan teknologi.
Dalam banyak kasus, keuntungan evaluasi strategi mempunyai daya jangkau yang lebih
luas, sebab hasil akhir dari proses tersebut bisa jadi adalah strategi yang secara mendasar
baru yang akan membawa, bahkan bisnis yang sudah secara signifikan menghasilkan,
pada peningkatan laba yang substansial.
8
menggambarkan keterhubungannya dengan obyek analisis dalam suatu skema yang
disebut kerangka analisis (analytical framework).
3. Menentukan Indikator Analisis
Indikator analisis adalah informasi yang melekat pada variabel analisis dan dapat
menjelaskan kualitas dari variabel analisis. Penentuan indikator analisis adalah
langkah yang memerlukan pemahaman yang hati-hati. Dimensi yang digunakan
dalam menentukan indikator harus setara. Indiaktor analisis yang tidak setara akan
berpotensi menimbulkan bias ketika kita melakukan penafsiran (interprestasi) kelak.
4. Menyiapkan Instrumen Pendataan
Instrumen pendataan (setara dengan kuisioner dalam bahasa penelitian) dapat
diwujudkan dalam bentuk matriks tabel. Format matriks tabel harus sesuai dengan
kerangka analisis yang ditentukan.
5. Menentukan Pilihan Sumber Data
Pihak tim evaluator harus menyepakati dulu untuk menggantungkan diri pada sumber
data yang mana. Jika terdapat beberapa sumber data, maka harus dipilih satu saja dan
tentukan alasan kuat kenapa memilih sumber data tersebut.
6. Menyusun Matriks Tabulasi Data
Berdasarkan kerangka analisis maka disusun matriks tabulasi data. Matriks tabulasi
data digunakan sebagai formulir raw data entry yang bersumber dari instrumen
pendataan yang telah diisi. Seluruh data yang termuat di dalam instrumen pendataan
dituang ke dalam matriks tabulasi data (converting process). Seluruh data yang
dituangkan merupakan data yang mewakili masing-masing yang telah ditentukan
sesuai kerangka analisis yang telah disusun.
7. Menyiapakan Matriks Pengolahan Data
Berdasarkan tabulasi data yang telah mengandung informasi lengkap, maka dilakukan
proses pengolahan data. Pada proses pengolahan data harus mempertimbangkan
kolom-kolom dalam matriks tabulasi data yang terisi lengkap.
8. Mencermati Sifat Nilai Koefisien pada Variabel Tertentu
Pada beberapa variabel tertentu, sebelum dilakukan perhitungan, perlu diteliti dulu
sifat nilai koefisiennya. Terdapat dua jenis nilai koefisien, yaitu “Koefisien
Berbanding Lurus” dan “Koefisien Berbanding terbalik”. Apabila ditemukan variabel
dengan nilai ”Koefisien Berbanding Terbalik”, maka harus dilakukan perhitungan
tambahan dengan melakukan pengurangan nilai, yaitu Bobot Variabel yang
bersangkutan dikurangi Nilai Koefisien Hasil Hitung langsung.
9. Melakukan Scoring dan Calculating
Untuk memperoleh nilai scoring per kegiatan, diperlukan angka koefisien variabel
dan bobot kegiatan bersangkutan (bobot hanya diberikan apabila dipandang setiap
item memerlukan pembedaan).
9
10. Melakukan Penafsiran (Interprating)
Penafsiran dilakukan sebagai cara untuk memberikan grading status. Misalnya dalam
tingkatan status seperti (a) sangat baik, (b) baik, (c) sedang, (d) kurang, (e) sangat
kurang. Proses menuju pemberian grading status pada suatu kegiatan harus dapat
ditelusuri secara meyakinkan hingga ke proses penghitungan hulunya dan yang utama
adalah scoring atas unit analisis terkecil yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2010. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep Buku 1 Edisi 12.
Jakarta: Salemba Empat.
David, Fred R. 2010. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep Buku 1 Edisi 15.
Jakarta: Salemba Empat.
Kertiyasa, Ni Nyoman. 2016. Manajemen Strategik. Denpasar: Udayana University Press.
http://yuvensandy.blogspot.com/2014/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_8.html
10