4E ADMINISTRASI BISNIS
Kelompok 7 :
ILHAM IMROATUN JIHAN SEVIENNY SERLY YANI
SYAHPUTRA FADILLAH PUTRI (207210351)
(207210295) (207210323) (207210255)
REVIEW STRATEGI
01
REVIEW STRATEGI
Review strategi berfokus pada identifikasi isu dalam pelaksanaan ( eksekusi) strategi,
dan proses dari inisiatif strategi (SI). Dengan tujuan merespon hambatan yang
muncul dalam pelaksanaan si dan mengembangkan rencana tindakan strategis yang
diperlukan dalam jangka panjang.
01
EVALUASI STRATEGI
Para ahli strategi banyak yang setuju bahwa inti dari sebuah organisasi adalah evaluasi strategi. Evaluasi
secara berkala dapat meningkatkan manajemen terhadap masalah atau potensi masalah sebelum situasi
menjadi serius.
Ada tiga aktivitas utama evaluasi strategi :
1. Menentukan dasar strategi perusahaan
2. Membandingkan hasil ekspektasi dengan hasil nyata
3. Mengambil langkah perbaikan untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.
EVALUASI STRATEGI
Consonance
Kesesuaian berarti mengacu pada apa yang dibutuhkan oleh ahli strategi untuk melaksanakan sets of trends,
maupun trend individual dalam mengevaluasi strategi.
Feasibility
Strategi tidak boleh menjadi sumber daya dengan kemungkinan yang melebihi pajak maupun menciptakan masalah
yang tidak terselesaikan. Dalam mengevaluasi strategi penting untuk menentukan apakah organisasi telah membuktikan
bahwa itu memiliki bukti, kompetensi, skill dan talent yang dibutuhkan untuk melakukan strategi yang dibutuhkan.
01
EVALUASI STRATEGI
Advantage
Strategi harus menyediakan untuk pembuatan atau
mempertahankan keuntungan kompetitif di area yang telah
dipilih. Keuntungan kompetitif yang dimaksud adalah sumber
daya kemampuan dan posisi. Sumber informasi dalam evaluasi
strategi berasal dari sumber yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan.
Karakteristik sistem evaluasi yang
efektif
Montanari (1990) menjelaskan bahwasannya bagian penting dari keberhasilan penerapan strategi adalah
pelaksanaan pengendalian. Sebuah strategi tidak mengalami kegagalan strategi bukan hanya dikarenakan
kelemahan strategi itu sendiri, tetapi faktor kegagalan bisa muncul karena dorongan dari lingkungan ekonomi,
politik, teknologi, dan faktor sosial yang mengalami perubahan. Juga para pimpinan perusahaan tidak terlalu cerdas
dalam mengetahui kepentingan terbaik perusahaan.
Berdasarkan pendapat Montanari (1990) dapat disimpulkan bahwa pengendalian strategi yang baik paling tidak
bercirikan hal-hal berikut:
1. Strategi pengendalian yang baik adalah tepat pada pembiayaannya, serta informasi yang tersedia adalah relevan,
akurat, dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan.
2. Informasi harus diterima tepat waktu dan dapat membantu pengendali dalam pengambilan tindakan yang tepat.
3. Pengendalian seharusnya sesuai dengan kebutuhan dari pemangku kepentingan.
Menurut Djuwita (2008 :59) Tujuan utama evaluasi dan pengendalian strategi adalah untuk memonitor dan
mengevaluasi perkembangan organisasi dalam mencapai tujuan atau sasarannya.
01
Menurut Simbolon (2004: 76) menyatakan bahwa prinsip pengawasan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi.
2. Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
3. Pengawasan harus berorientasi kepada kebenaran menurut peraturan- peraturan yang berlaku (wetmatigheid),
berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan (rechmatigheid) dan berorientasi terhadap tujuan
(manfaat) dalam pelaksanaan pekerjaan (doelmatigheid).
4. Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.
5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti (accurate) dan tepat.
6. Pengawasan harus bersifat terus menerus (continue).
7. Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik (feed back) terhadap perbaikan dan penyempurnaan dan
kebijaksanaan waktu yang akan datang.
Prinsip-prinsip Pengawasan
Dalam buku Lembaga Aministrasi Negara Indonesia (1996: 163- 164) Perundang-undangan yang berlaku harus memperhatikan
prinsip-prinsip dari pengawasan, yaitu:
a. Objek dan menghasilkan fakta. Tentang pelaksanaan pekerjaan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
b. Pengawasan berpedoman pada kebijakan yang berlaku
c. Preventif. Pengawasan harus bersifat mencegah sendiri mungkin terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan terulangnya
kesalahan.
d. Pengawasan bukan tujuan. Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, tetapi saran untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pencapaian tujuan organisasi.
e. Efisiensi. Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan menghambat efisiensi pelaksanaan pekerja.
f. Menemukan apa yang salah.
g. Tindak lanjut. Hasil temuan pengawas harus diikuti dengan tindak lanjut.
Prinsip-prinsip Pengawasan
Dalam buku Lembaga Aministrasi Negara Indonesia (1996: 164-166) Sejalan dengan prinsip-prinsip pengawasan tersebut, maka
pengembangan sistem pengawasan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan sifat dan kebutuhan kegiatan
2. Menghasilkan umpan balik. berupa informasi untuk kepentingan lebih lanjut,
3. Melaporkan penyimpangan. yang tidak sesuai dengan rencana agar dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan
4. Efisien dan efektifitas. memberikan gambaran tentang keseluruhan kegiatan dan pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana, sehingga
diperlukan pemilihan titik strategisnya.
5. Ekonomis. Nilai hasil (output) pengawasan harus seimbang dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan untuk melaksanakan
pengawasan tersebut.
6. Fleksibilitas. Sistem pengawasan hendaknya dimungkinkan untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan.
7. Kesesuaian dengan susunan organisasi
8. Dapat dipahami dengan mudah.
9. Menjamin tindakan korektif.
10. Mengembangkan pengawasan diri sendiri.
11. Mengembangkan pengawasan secara pribadi (personal control)
12. Memperhatikan faktor manusia
01
MACAM-MACAM PENGAWASAN
Menurut Siagian (2008: 139-140) proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi
dan manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik, yakni :
A. Pengawasan langsung (direct control) ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri
pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Pengawasan langsung ini dapat berbentuk:
a) Tertulis;
b) Lisan.
c) Inspeksi langsung;
d) On the spot observation;
e) On the spot report.
B. Pengawasan tidak langsung (indirect control) ialah pengawasan jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan
melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk:
f) Tertulis;
g) Lisan.
FUNGSI DAN TUJUAN PENGAWASAN
Fungsi pengawasan pada dasarnya merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah
direncanakan berjalan sebagaiamana mestinya. Termasuk ke dalam fungsi pengawasan adalah identifikasi
berbagai faktor yang menghambat sebuah kegiatan, dan juga pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan
agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai. Sebagai kesimpulan, fungsi pengawasan diperlukan untuk
memastikan apa yang telah direncanakan dan dikoordinasikan berjalan sebagaimana mestinya ataukah tidak.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
ataukah tidak, dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dijumpai oleh para pelaksana agar
kemudian diambil langkah-langkah perbaikan.
THANK YOU