Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KOMITMEN SEORANG MUSLIM TERHADAP AGAMANYA

Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Ali Noer, MA

Penyusun:

1. Rahmatul Akmal (207210227)


2. Said Nofri (207210306)

ADMINISTRASI BISNIS

FISIPOL

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

TA. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Proposal ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah pendidikan agama islam, oleh dosen pembimbing bapak
Dr. Muhammad Ali Noer, MA Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Riau
Pekanbaru.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca lainnya.

Pekanbaru, 19 Oktober 2020

Penulis
Kelompok 5

2
PENDAHULUAN
BAB I

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada globalisasi saat ini, persaingan tentu sangatlah ketat, organisasi harus meningkatkan
kinerja organisasi agar dapat bertahan dalam jangka panjang. Faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja yang ada dalam organisasi yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia mampu
menjadi aset yang berharga bagi organisasi apabila dapat mengendalikan, mempertahankan, dan
mengembangkan organisasi dalam rangka menghadapi globalisasi. Oleh karenanya, sumber daya
manusia harus dipertahankan agar tidak pindah ke organisasi lain (Sjabadhyni etal, 2001).
Namun pada kenyataannya, organisasi kurang memperhatikan komitmen yang ada pada individu,
sehingga kesetiaan karyawan terhadap organisasi berkurang.

Fenomena pindah kerja oleh karyawan (voluntary turnover) merupakan salah satu faktor
yang diakibatkan karena kurangnya komitmen individu terhadap pekerjaan. Hal ini sesuai
dengan studi Yaqin (2013) yang mengemukakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh
negatif terhadap keinginan keluar karyawan. Apabila individu telah menanamkan sikap
komitmen dalam bekerja, maka individu akan tetap mempertahankan keanggotaannya dan tidak
meninggalkan organisasi, ia bersedia melibatkan dirinya dalam menyelesaikan segala tugas yang
telah diberikan. Dengan adanya komitmen, individu akan bertanggungjawab terhadap
pekerjaannya.

Komitmen merupakan kepercayaan individu dengan nilai-nilai organisasi, keterlibatan


dirinya untuk organisasi, dan kesetiaan yang berkaitan dengan keinginan untuk bertahan dalam
organisasi (Kuntjoro, 2002). Komitmen menurut islam, seorang muslim diharuskan memiliki
kesetiaan terhadap kesepakatan yang telah dibuat dalam hal apapun termasuk pekerjaan.
Tentunya dalam hal ini berarti individu berniat untuk tidak meninggalkan organisasi karena
berawal dari kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, ia harus amanah menjalankan pekerjaan
dalam organisasi. Kesetiaan dan komitmen terhadap kesepakatan atau perjanjian dalam bekerja
merupakan sikap yang ditanamkan islam sebagai wujud dari amal sholeh karena hal ini berkaitan

3
dengan amanah. Dalam bekerja, individu yang amanah dapat melakukan segala tanggung jawab
pekerjaan yang telah dibebankan untuknya. Bagi dirinya kerja adalah amanah, hal ini sangat
berkaitan dengan etos kerja individu dalam organisasi. Dengan adanya etos kerja, individu selalu
bertanggungjawab terhadap segala tugas yang ia terima. Menurut Tasmara (2002) etos kerja
adalah keyakinan yang dapat mendorong individu untuk bertindak dan mencapai high
performance dalam organisasi.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan komitmen pada
islami”, Sedangkan pertanyaan peneliti sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan islami terhadap etos kerja islami ?

2. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap etos kerja islami ?

3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan islami terhadap komitmen islami?

4. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap komitmen islami?

5. Bagaimana pengaruh etos kerja islami terhadap komitmen islami ?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengaruh kepemimpinan islami terhadap


etos kerja islami.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengaruh kepemimpinan islami, terhadap
etos kerjaislami.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengaruh kepemimpinan islami terhadap
komitmen islami.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengaruh kepemimpinan islami terhadap
komitmen islami.
5. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengaruh etos kerja islami terhadap
komitmen islami.

4
PEMBAHASAN
BAB II

2.1 Pengertian

Kebanyakan orang Indonesia yang memeluk ajaran Islam, mengartikan Dien itu sebagai
“agama”. Padahal istilah “agama” itu bukanlah berasal dari perbendaharaan kata Islam. Agama
itu berasal dari bahasa Sansekerta, dari pemilik pemeluk ajaran Hindu/ Budha, dimana kata “a”
berarti “tidak”, sedangkan “gama” berarti “kacau”. Jadi “agama” berarti “tidak kacau”. Jika Dien
diartikan sebatas keinginan agar tidak kacau, maka sangatlah dangkal/sempitnya
wawasan/pemahaman terhadap ruang lingkup ajaran Islam, dan kalau kata “tidak kacau” ini
dijadikan kata pengganti dari terjemahan Surat Ali Imran ayat 19, yang bahasa Arabnya Inna
dinna indallahil Islam, maka akan berarti : Sesungguhnya “tidak kacau” yang diridhoi oleh Allah
adalah “tidak kacau” Islam.

Dari terjemahan diatas, tampaklah hal yang menggambarkan sesuatu yang tidak jelas,
dangkal dan sempit. Dimana letak tidak jelasnya ? Ialah bahwa kita tidak dapat mengetahui,
mengerti dan memahami batasan, apa dan bagaimana serta sejauh mana bentuk yang dimaksud
dengan “tidak kacau” Islam tersebut.

2.2 Isi Pembahasan

Seorang Muslim hendaknya memiliki komitmen terhadap harakah Islam, agar dirinya
dapat memahami sampai dimana posisi dirinya dalam berislam & mengikuti serta mengamalkan
Islam yg dianutnya, & dalam memahami hakikat ini akan kita bagi pd beberapa segmentasi
berikut:

1. Saya Mesti Hidup Untuk Islam.


2. Saya Mesti Beriman Bahwa Beramal Untuk Islam Adalah Wajib.
3. Tanggungjawab, Ciri-ciri & macam-macam Harakah Islamiah.
4. Memahami Cara-cara Beramal Untuk Islam.
5. Memahami Sejauh Manakah Makna Komitmen Dengan Harakah Islamiah.
6. Memahami Makna Pemutusan Amal Islami.
7. Memahami Syarat-syarat Baiah & Keanggotaannya.

5
Bahagian ini ingin membentangkan ciri-ciri penting yg harus ada pd mereka yg menganut
Islam supaya komitmen diri mereka menjadi komitmen yg benar. Asas komitmen seseorang dg
harakah Islamiah ialah terciptanya ciri-ciri & sifat-sifat bergabungnya seseorang dg agama Islam
itu sendiri. Inilah yg menjadikan Harakah Islamiah memberikan syaarat yg berat atas persiapan
pribadi Muslim yg sebenarnya sebelum memulai usaha menjadi anggota Harakah Islamiah.

Langkah ini perlu karena komitmen diri seseorang dg ajaran Islam adalah asas, manakala
komitmen ke dalam harakah juga merupakan bahagian yg tdk boleh dipisahkan dari hakikat
komitmen seseorang dg agama ini. Hanya Allah yg memberi taufik & kepada-Nya-lah kita
memohon perlindungan.

 Saya Mesti Hidup Untuk Islam

Pengakuan diri beragama Islam berarti mengikrarkan diri utk hidup berdasarkan Islam,
baik dari segi keyakinan, ibadah maupun akhlaq. Kalau seseorang mengaku sebagai seorang
muslim artinya dirinya, rumah-tangganya & keluarganya mesti menghayati Islam. Dan
pengakuan itu memaksa dirinya wajib hidup utk memperjuangkannya. Seluruh jiwa raga &
kemampuannya harus diarahkan utk memperkuat agama Islam & memperluas jangkauan &
pengaruhnya.Dalam dunia ini ada tiga kategori manusia:

i. Golongan Yang Hidup Untuk Dunia Saja.

Golongan ini ialah golongan kebendaan (materialis), baik berdasarkan falsafah maupun
golongan “Dahriyyin”. Pandangan Dahriyyin ini dijelaskan oleh Al-Quran:

‫ِي إِ اَّل َحيَاتُنَا ال ُّدنْيَا َو َما نَ ْح ُن ِب َم ْبعُوثِي َن‬


َ ‫َوََ قاُلوا إِ ْ ن ه‬

“Dan tentulah mereka akan berkata pula: Tiadalah hidup yg lain selain dari hidup kita di dunia
ini & tiadalah kita akan dibangkitkan semula sesudah kita mati”.(Al-An’am: 29).
Allah berfirman:

6
َ ‫ب َ ذ ِلكَ ِمنْ ِع ْل ٍم إِ ْ ن هُ ْم ِإ اَّل‬
‫ي ُ ظنُّو َ ن‬ ِ ‫ِي ِإ اَّل َحيَاتُنَا ال ُّد ْنيَا نَ ُموتُ َونَ ْحيَا َو َما يُ ْه ِل ُ كنَا ِإ اَّل ال اد ْه ُر َو َما َل ُه ْم‬
َ ‫َوََ قاُلوا َما ه‬

“Dan mereka berkata: Tiadalah hidup yg lain selain daripada hidup kita di dunia ini. Kita mati &
kita hidup (silih berganti) & tiadalah yg membinasakan kita melainkan karena waktu saja.
Padahal mereka tdk mempunyai pengetahuan tentang hal itu sedikitpun; mereka hanyalah
menuruti sangkaan semata. (Al-Jatsiyah: 24).

Orang-orang komunis & yg lainnya dari golongan sekuler / penganut faham


existensialism juga beranggapan demikian. Dalam satu ulasan yg ditulis oleh Joseph Stalin
terhadap pendapat seorang ahli falsafah yg mengatakan: “Alam ini tdk dicipta oleh Tuhan /
insan. Ia terjadi dg sendirinya & akan kekal sebagaimana adanya. Ia merupakan obor kehidupan
yg terus menyala & akan padam berdasarkan hukum-hakam yg tertentu”.

Lenin menyatakan: “Ini adalah satu analisis yg indah terhadap dialektik materialism”.
Sebenarnya apabila manusia mengingkari adanya kehidupan setelah alam nyata, mengingkari
adanya hari perhitungan terhadap segenap perilaku & meyakini bahwa seluruh aktivitas &
usahanya akan tertumpu hanya utk merangkul dunia yg fana ini. Ilmunya pun sekadar itu juga.

ii. Golongan Yang Sesat Antara Dunia & Akhirat.

Mereka ini adalah terdiri dari golongan minoritas, akidah mereka bersimpang siur &
usaha mereka di dunia ini adalah usaha yg sia-sia, tanpa mendapat berkah & ridha Allah. Namun
mereka menyangka telah berbuat baik. Orang ini walaupun percaya pd Allah & hari Akhirat,
namun akidah mereka tdk lebih dari gambaran palsu yg terpisah & terputus dari realita
kehidupan. Mereka ini pd hakikatnya termasuk dalam golongan yg menganut faham kebendaan
sekalipun pd zahirnya mereka melakukan sebahagian dari ibadah yg diperintahkan.

Tepatlah seperti yg dikatakan oleh penyair di dalam sepotong syairnya:


“Kita bersusah payah mendapatkan dunia, Dengan mengoyakkan agama, sehingga pd akhirnya
rusaklah kedua-duanya, Baik dunia maupun agama”

7
Asy-Syahid Imam Hasan Al-Banna di dalam Risalahnya yg berjudul “Fi Ayyi Syain
Nad’un Nas (Ke mana kita ingin menyeru manusia)” menyatakan: “Sebenarnya Al-Quran telah
menyampaikan maklumat tentang kehidupan & tujuan-tujuan kehidupan manusia …” Ia
menerangkan segolongan manusia yg hidup mereka adalah utk makan minum & menikmati
kelazatan dunia saja.
sebagaimana Allah Berfirman

ً َْ‫َوالاذِينَ َ كَف ُروا يَت َ َمتاعُو َ ن َويَأ ْ ُ كُلو َ ن َ ك َما ت َأْكُ ُل اْ ََل ْنعَا ُم َوالناا ُر َم‬
‫ثوى َل ُه ْم‬

“Dan (sebaliknya) orang-orang yg kafir menikmati kesenangan di dunia serta mereka makan
minum sebagaimana binatang-binatang ternak makan & minum, sedang Nerakalah menjadi
tempat tinggal mereka. (Muhammad: 12).
Al-Quran juga menerangkan adanya segolongan manusia yg tujuan hidup mereka adalah utk
menikmati perhiasan & bersenang-senang dg kemewahan, sebagaimana Allah Berfirman:

ِ ‫س او َم ِة َواْ ََل ْن َع ِام َوا ْل َح ْر‬


َ‫ث‬ َ ‫ض ِة َوا ْل َخيْ ِل ا ْل ُم‬ ِ ‫ير ا ْل ُمََ قنْ َ ط َر ِة ِمنَ الذا َه‬
‫ب َوا ْل ِف ا‬ ِ ِ‫ت مِ نَ النِسَاءِ َوا ْلبَنِينَ َوا ْلقَنَاط‬ ِ ‫ش َه َوا‬
‫ب ال ا‬ ُّ ‫اس ُح‬ ِ ‫زُ ِينَ لِلنا‬
ِ‫س ُن ا ْل َمآب‬ ‫ذ ِلكَ َمت َاعُ ا ْل َحيَا ِة ال ُّدنْيَا َو ا‬
ْ ‫َّللا ُ ِع ْن َدهُ ُح‬

“Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia: Kesukaan kepada benda-benda yg diiringi
nafsu; yaitu perempuan-perempuan & anak-anak; harta benda yg banyak, dari emas & perak;
kuda peliharaan yg bertanda lagi terlatih & binatang-binatang ternak serta kebun-kebun tanaman.
Semuanya itu ialah kesenangan hidup di dunia & (ingatlah), pd sisi Allah ada tempat kembali yg
sebaik-baiknya (iaitu Syurga). (Ali Imran: 14).

Al-Quran juga menerangkan model golongan manusia yg hidup mereka di dunia adalah
hanya mengadakan fitnah, menyuburkan kejahatan & kerusakan, seperti Allah Berfirman:

8
‫ض‬
ِ ‫أر‬
ْ ََ‫س َعى فِي ا ْل‬ َ ِ‫َّللاَ عَََ لى َما فِي َق ْل ِب ِه َوه َُو َأَل ُّد ا ْلخ‬
َ ‫ َو ِإ َ ذا ت ََولاى‬. ‫ص ِام‬ ‫ش ِه ُد ا‬ْ ُ‫َقولُه ُ فِي ا ْل َح َيا ِة ال ُّدنْ َيا َوي‬
ْ َ‫اس َمنْ يُ ْع ِجبُك‬ ِ ‫َو ِمنَ ال ان‬
َ َ‫ب ا ْلف‬
‫سا َد‬ ُّ ِ‫َّللاُ ََّل يُح‬
‫س َ ل َو ا‬ ْ ‫س َد فِي َها َويُ ْه ِلكَ ا ْل َح ْر َ ث َوالنا‬
ِ ‫ِليُ ْف‬

“Dan di antara manusia ada orang yg tutur katanya indah mengenai hal kehidupan dunia,
menyebabkan engkau tertarik hati (mendengarnya) & dia (bersumpah dg mengatakan Bahwa)
Allah menjadi saksi atas apa yg ada dalam hatinya, padahal dia adalah orang yg amat keras
permusuhannya (kepadamu). Kemudian apabila dia pergi (dengan mendapat hajatnya),
berusahalah dia di bumi, utk melakukan bencana padanya & membinasakan tanaman-tanaman &
keturunan (binatang ternak & manusia; sedang Allah tdk suka kepada bencana kerosakan. (Al-
Baqarah:204 – 205).

Demikianlah tujuan-tujuan hidup manusia di dunia. Allah SWT telah membersihkan


orang-orang mukmin dari tujuan-tujuan yg salah dg memberikan tanggungjawab & kewajiban yg
tinggi lagi mulia. Tanggungjawab tersebut adalah menunjukkan kebenaran Islam kepada
manusia. Mengajak manusia seluruhnya kepada kebajikan & menyinarkan seluruh alam ini dg
cahaya Islam.

iii. Golongan Yang Menganggap Dunia ini Adalah Ladang Tanaman Untuk Di Akhirat.

Mereka inilah golongan yg benar-benar beriman, mereka mengetahui hakikat hidup ini.
Mereka menyadari nilai hidup di dunia ini dibandingkan dg akhirat karena Allah Berfirman:

ِ ‫اار ْاْلخِ َرة ُ َخ ْي ٌر ِللاذِينَ يَتا َُ قو َ ن َأَفَال ت َ ْع‬


‫قَُ لو َ ن‬ ٌ ‫َو َما ا ْل َحيَاُة ال ُّد ْنيَا إِ اَّل َلع‬
ُ ‫ِب َوََ له ٌْو َوََ للد‬

9
“Dan tdk (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yg sia-sia & hiburan yg melalaikan
& demi sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yg bertakwa. Oleh itu,
tidakkah kamu mahu berfikir? (Al-An’am:32).
Hikmah dari memandang rendahnya nilai dunia jika dibandingkan dg akhirat, mampu melihat
bahwa kehidupan dunia tidaklah sampai menghalangi & menyibukkan mereka dari
melaksanakan tujuan mereka diciptakan oleh Allah.

ِ ْ ‫َو َما َخََ ل ْقتُ ا ْل ِج ان َو‬


َ ْ‫اْلن‬
‫س إِ اَّل ِليَعْبُدُو ِن‬

“Dan (ingatlah) Aku tdk menciptakan jin & manusia melainkan utk mereka menyembah &
beribadah kepadaKu. (Adz- Dzariyaat:56).

Orang-orang yg benar menggabungkan dirinya dg Islam menganggap dunia ini sebagai


medan & ladang utk dapat berbakti & mentaati Allah serta memperoleh keridhaan-Nya. Seluruh
hidup mereka baik ilmu pengetahuan, perniagaan, harta kekayaan, rumah tangga, & waktu serta
pemikiran, semuanya dicurahkan utk tujuan mentaati Allah.

Sebaliknya golongan kebendaan menggunakan segala karunia tersebut demi utk


memuaskan hawa nafsu & keinginan syahwat. Kenyataan ini telah dibuktikan dg sebahagian
besar kemajuan zaman moden ini & kebanyakan hasil daya fikir manusia hanya bertujuan utk
menyuguhkan kepada manusia akan kelazatan & kepuasan jasmaninya bukan bertujuan utk
membangunkan alam semesta ini dg nilai-nilai kebaikan, kedamaian & ketenangan.

Kemajuan alat-alat transportasi baru seperti kereta, pesawat, kapal taut, mesin uap, peti
es, alat-alat dandan, perabot rumah tangga, pakaian, alat-alat hiburan & ribuan ciptaan yg diolah
oleh perusahaan yg modern & canggih pd hari ini, semuanya bertujuan memberikan kesenangan,
kelezatan hidup manusia. Dalam konteks ini walaupun Islam sama sekali tdk melarang mengkaji
(menyelidiki), mencipta & menghasilkan sesuatu, namun ia haruslah dilakukan dg syarat:

10
1. Dengan kadar yg tdk membawa manusia kepada kemudaratan / bahaya.

2. Dalam bentuk yg bisa mendatangkan kebaikan & kebajikan dalam masyarakat.

Artinya, kerja-kerja tersebut hendaklah diperhatikan dari segi penyesuaiannya dg syarak


& akhlaq. Dalam hubungan ini Imam Hasan Al-Banna di dalam risalah, “Ke Mana Kita Menyeru
Manusia” mengatakan: “Demi Tuhanmu, wahai saudara yg dimuliakan; adakah umat Islam
memahami pengertian ini (dari Kitab Allah) yg menyebabkan jiwa mereka akan menjadi tinggi,
semangat mereka akan meningkat bahkan akan bebas dari belenggu kebendaan.

Mereka akan terhindar dari godaan syahwat & keinginan nafsu serta menjauhi perkara-
perkara yg sia-sia & tujuan-tujuan yg penuh kehinaan.
Dengan pemahaman ini mereka dapat meluruskan tujuan & haluan mereka kepada Allah yg
menciptakan langit & bumi, ikhlas mempertahankan kalimah Allah, berjihad pd jalan-Nya,
menyebarkan agama-Nya & mempertahankan syariat-Nya / sebaliknya mereka ditawan oleh
syahwat & menjadi hamba kepada kerakusan nafsu serakah. Seluruh impian mereka hanyalah
utk mengisi nafsu perut mereka dg makanan yg lezat, kenderaan yg mewah, tidur yg nyenyak &
titel yg kosong”.

Seorang penyair menyatakan:

Mereka bersenang-senang dg angan-angan & khayalan,


Sedangkan segala pemberian adalah ujian
Mereka mengira telah mengarungi lautan dengan,
Sesungguhnya mereka belumpun bertemu ujian.

Benarlah Rasulullah saw bersabda yg menyebutkan:

11
“Celakalah (orang yg hidupnya menjadi) abdi (hamba) dinar, celakalah (orang yg hidupnya
menjadi) hamba abdi diram. Celakalah (orang yang) menjadi hamba abdi kepada
pakaian”. (Imam Bukhari).

Lalu Bagaimanakah Cara seorang muslim Hidup Untuk Islam: Supaya hidup ini terarah
menurut ketentuan Islam maka beberapa masalah pokok haruslah difahami serta dihayati sebagai
satu kewajiban. Seperti:

a. Mengenai Tujuan Hidup.

Allah Berfirman:

ِ ْ ‫َو َما َخََ ل ْقتُ ا ْل ِج ان َو‬


َ ْ‫اْلن‬
‫س ِإ اَّل ِل َي ْعبُدُو ِن‬

“Dan (ingatlah) Aku tdk menciptakan jin & manusia melainkan utk mereka menyembah &
beribadah kepadaKu (Adz- Dzariyaat: 56).

Allah Berfirman:

َ ‫س ُن‬
‫ع َمًَ َّل‬ ُّ ‫ست ا ِة َأيا ٍام َوكَا َ ن ع َْرشُهُ عَََ لى ا ْل َماءِ لِيَبْلُ َوكُ ْم‬
َ ْ‫َأي ُ ك ْم َأح‬ ِ ‫ض فِي‬
َ ‫أر‬
ْ ََْ‫ت َوال‬ ‫َوه َُو الاذِي َخََ لقَ ال ا‬
ِ ‫س َم َوا‬

“Dan Dialah yg menjadikan langit & bumi dalam enam masa, sedang ArasyNya berada di atas
air (Dia menjadikan semuanya itu utk menguji kamu: Siapakah di antara kamu yg lebih baik
amalnya”.(Hud:7).

b. Memahami Nilai Dunia Ini Dibandingkan Dengan Akhirat

Allah Berfirman:

َ‫ع ا ْل َح َيا ِة ال ُّدنْ َيا فِي ال‬ َ ‫آخِ َر ِة ِإ اَّل قَلِيل‬


ُ ‫ْْأر ِضيت ُ ْم ِبا ْل َح َيا ِة ال ُّدنْ َيا ِمنَ ْاْلخِ َر ِة َف َما َمت َا‬

12
“Adakah kamu lebih suka dg kehidupan dunia daripada akhirat? (Kesukaan kamu itu salah)
karena kesenangan hidup di dunia ini hanya sedikit saja dibanding dg (kesenangan hidup) di
akhirat kelak”. (At- Taubah:38).
Allah berfirman:

ِ ‫سنُ الْ َمآ‬


َ‫ب‬ ‫ذ ِلكَ َمت َاعُ ا ْل َح َيا ِة ال ُّد ْنيَا َو ا‬
ْ ‫َّللاُ ِع ْن َد ُه ُح‬

“Semuanya itu ialah kesenangan hidup di dunia & (ingatlah), pd sisi Allah ada tempat kembali
yg sebaik-baiknya (yaitu Syurga) (Ali Imran:14).

Diriwayatkan, pd suatu ketika Rasulullah saw menghadap ke suatu tempat membuang


sampah (mazbalah), lalu beliau memanggil para sahabat beliau sambil bersabda: “Ayolah,
kejarlah dunia”; kemudian beliau mengambil sobekan kain yg telah usang & tulang-tulang yg
sudah rapuh sambil berkata: “Inilah dunia”.

Menurut riwayat yg lain, pd suatu hari Rasulullah saw melihat kepada bangkai anak
kambing yg dibuang oleh pemiliknya lalu beliau berpaling kepada para sahabatnya & bersabda:
“Adakah kamu melihat betapa hinanya bangkai kambing itu di sisi pemiliknya, demi Allah dunia
ini lebih hina di sisi Allah melebihi kehinaan kambing tersebut di sisi pemiliknya. Kalaulah nilai
dunia ini menyamai nilai sebelah sayap seekor nyamuk niscaya Allah tdk akan memberi seteguk
airpun utk minuman orang kafir”.

Beliau juga bersabda: “Hari kiamat semakin dekat sedangkan manusia semakin tamak &
rakus kepada dunia & mereka juga semakin jauh dg Allah” (Tirmizi, Ibn Majah, & Hakim)
Beliau juga bersabda:
“Dunia ini adalah penjara utk orang mukmin & surga bagi orang kafir”. (Muslim)

c. Memahami Bahwa Maut Pasti Tiba.

13
Allah Berfirman:

ٍ َ‫كُ ُّل َمنْ عَََ ل ْي َها ف‬


َ ْ ‫ َويَ ْبََ قى َو ْجهُ َربِكَ ُ ذو ا ْل َج َال ِل َواْ ِْل‬.‫ان‬
.‫كر ِام‬

“Segala yg ada di muka bumi itu akan binasa. Dan akan kekallah Zat Tuhanmu yg mempunyai
Kebesaran & Kemuliaan”.(Ar- Rahmaan:26 – 27).

‫از َو َما ا ْل َحيَاُة ال ُّدنْ َيا‬ ِ ‫ع ِن النا ِار َوأُد‬


َ َ‫ْخ َ ل ا ْل َجنا ََ ة َفَق ْد ف‬ ِ ‫ائََ قةُ الْ َم ْو‬
َ ‫ت َوإِنا َما ت َُوفا ْو َ ن ُأ ُجو َر ُ ك ْم يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َف َمنْ ُز ْح ِز َح‬ ِ َ‫كُ ُّل نَ ْف ٍس ذ‬
ِ ‫إِ اَّل َمت َاعُ ا ْلغ ُ ُر‬
‫ور‬

“Tiap-tiap yg bernyawa akan merasakan mati & Bahwasanya pd hari kiamat sajalah akan
disempurnakan balasan kamu. Maka barangsiapa yg dijauhkan dari Neraka & dimasukkan ke
Surga maka sesungguhnya dia telah berjaya & (ingatlah Bahwa) kehidupan di dunia ini (meliputi
segala kemewahannya & pangkat kebesarannya) tdk lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang
yg terpedaya”.(Ali Imran:185).

Diriwayatkan Bahwa Rasulullah saw bersabda:


“Senantiasalah mengingati pemusnah kelazatan & pemisah golongan-golongan (yaitu
kematian)”( Ibnu Hibban).
Abu Zar Al-Ghiffari r.a berkata: “Saya berkata kepada Rasulullah saw: Apakah
kandungan Suhuf Nabi Musa?” Beliau menjawab: “Keseluruhannya adalah pengajaran”. Aku
merasa heran terhadap orang yg yakin kepada kematian tetapi ia masih terus bergembira, Aku
heran kepada orang yg yakin tentang neraka tetapi ia masih ketawa, Aku heran terhadap orang yg
meyakini qadar ketentuan Allah tetapi masih kecewa, Aku heran terhadap orang yg melihat
dunia yg membolak-balik penghuninya tetapi ia masih merasa aman terhadap dunia, Aku juga
merasa heran terhadap orang yg meyakini adanya hisab di kemudian hari tetapi masih tetap tdk
beramal (sebagai bekal)”.

14
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, Bahwa beliau keluar bersama-sama Rasulullah
saw mengiringi jenazah. Rasulullah saw bersabda sambil duduk menghadap ke arah sebuah
kubur: “Tiap hari kubur ini menyeru dg nyaringnya: Hai anak Adam lupakah engkau kepada aku.
Tidakkah engkau ketahui Bahwa aku ini tempat utk sendirian, tempat kesunyian, tempat cacing
& tempat yg sempit kecuali yg Allah lapangkan baginya”. Kemudian beliau bersabda: “Kubur ini
adalah salah satu taman dari taman-taman surga / (sebaliknya) salah satu lubang dari lubang-
lubang neraka”.2 (Tabrani).

d. Mengetahui Hakikat Islam.

Yaitu dg mempelajari & mendalami ilmu-ilmu agama, dasar-dasar, hukum-hakam, yg


halal & yg haram.
Allah Berfirman SWT:

ِ ‫ب ِز ْدنِي‬
‫عَْ ل ًما‬ ِ ‫َوَُ قل َر‬

“Dan berdoalah dg berkata: Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmuku“. (Thaha:114).


Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dg belajar & kefahaman hanya didapati dg
mendalaminya, barangsiapa yg dikehendaki oleh Allah kebaikan pd dirinya, maka akan
diberikan kefahaman yg mendalam di dalam urusan agama”(Tabrani).

Rasulullah saw bersabda:


“Sesungguhnya para Nabi tidaklah meninggalkan dinar & dirham. Hanya mereka yg
meninggalkan ilmu. Barangsiapa yg mengambilnya ia telah mengambil bahagian yg lumayan”.
(Abu Daud & Tirmizi).
Yaitu dg meneliti ciri-ciri pemikiran jahiliah, aliran-aliran & perancangannya. Di
samping menyingkap akibat-akibat & keburukannya. Dengan memahami hakikat ini kita tdk
terperangkap ke dalam jaring-jaringnya selaras dg sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa yg mempelajari bahasa suatu kaum ia terselamat dari rencana jahat mereka”.

15
Albani mengatakan: “Saya tdk menemui hadits ini dg lafaz tersebut & tdk ada seorang
pun yg menulis mengenai hadits yg sering disebutkan oleh orang awam yg menyebutnya.
Seolah-olah hadits ini di sebarkan baru belakangan ini. Tetapi hadits ini mempunyai makna yg
sama dg hadits yg di riwayatkan oleh At-Tirmizi(bukan berkata hadits ini Hassan Sahih), Hakim,
Abu Daud & Ahmad.

Jika seseorang menghayati Islam & hidup utk memperjuangkan Islam maka tentulah bentuk serta
corak hidupnya berbeda dg manusia yg lain. Antara bentuk & corak tersebut ialah:

e. Benar-benar Terikat & Menurut Ajaran Islam.

Iman itu bukanlah hanya dg angan-angan saja, tetapi ia adalah suatu yg tertanam di dalam
hati & dibuktikan oleh perbuatan. Ketika Allah Berfirman selalu mengaitkan antara iman &
amal.
Di antaranya:

ِ ‫ع ِملُوا الصاا ِل َحا‬


‫ت‬ َ ‫إِ اَّل الاذِينَ َءا َمنُوا َو‬

“Kecuali orang-orang yg beriman & beramal shalih.2 (Al-Asr:3).

ِ ‫َاب َأَفَال ت َ ْع‬


َ‫قُْ لون‬ َ ‫سكُ ْم َوَْ أنْت ُ ْم ت َتْ ُْ لون ا ْل ِكت‬ َ ‫أت َأ ْ ُم ُرون النا‬
َ ‫اس بِالْبِ ِر َوت َ ْن‬
َ ُ‫س ْون َأ ْنف‬

“Patutkah kamu menyuruh manusia supaya berbuat kebaikan sedang kamu lupa akan diri kamu
sendiri; padahal kamu semua membaca Kitab Allah, tidakkah kamu berakal?(Al-Baqarah:44).

َ ‫قولوا ما ال ت ْفعَُ لون‬ ‫كبُر م ْ قتًا ِع ْند ه‬


ُ َُ‫َّللاِ أن ت‬

“Amat besar kebenciannya di sisi Allah kamu memperkatakan sesuatu yg kamu tdk
melakukannya”. (As-Saff:3).

Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali berkata:

16
“Dua lelaki telah memberi musibah atas diriku, pertama orang alim yg melanggar larangan
agama & kedua orang jahil yg beribadah. Si jahil memperdayakan orang ramai dg ibadahnya
manakala si alim pula memperdaya orang ramai dg pelanggaran terhadap agama”.

Rasulullah saw berwasiat kepada seluruh umat:


“Jadilah kamu orang-orang yg memelihara ilmu & janganlah kamu menjadi tukang
riwayat”. (Abu Nu’aim)

ii. Mengutamakan Kepentingan Islam.

Berhubung dg tuntutan ini Rasulullah saw bersabda:


“Berputarlah kamu bersama-sama dg Kitab Allah (untuk kepentingan Islam) di mana
kepentingan berputar”.
Beliau juga bersabda:
“Sesiapa yg pd pagi harinya tdk mengambil berat perihal orang Islam maka dia bukanlah dari
golongan mereka”.

Rasulullah saw menjelaskan perkara ini secara langsung:


“Engkau memegang pos penting dari pos-pos Islam, maka (awas) jangan sampai musuh
dapat terlepas dari pengawasan kamu”.

Di dalam perang Uhud Saad bin Ar-Rabie’ ditemui pd saat-saat menghampiri maut sedang di
tubuhnya terdapat tujuh puluh liang luka karena tekaman tombak, tusukan pedang & panah, lalu
ia menoleh kepada Zaid bin Tsabit lalu berkata: “Katakanlah (sampaikanlah berita ini) kepada
Rasulullah saw, sesungguhnya saya telah mencium bau surga & beritahulah kaumku orang-orang
Ansar, tdk ada alasan mereka di sisi Allah sekiranya mereka benar-benar ikhlas kepada
Rasulullah saw selama mata kamu masih belum terpejam, kemudian di saat itu juga dia
menghembuskan nafasnya yg terakhir”.2

17
iii. Merasa Mulia Dengan Kebenaran Islam & Yakin Kepada Allah.
Ini adalah di antara sifat-sifat orang yg beriman.
Allah Berfirman SWT:

‫سولِ ِه َو ِل ْل ُم ْؤ ِمنِي َن‬


ُ ‫ّلِل ا ْلع اِزةُ َول َِر‬
ِ ‫َو ِ ا‬

“Padahal bagi Allah jualah kemuliaan & kekuatan itu & bagi RasulNya serta bagi orang-orang
yg beriman. (Al-Munafiqun: 8).
Allah juga berfirman:

‫لون ِإن ُ ك ْنت ُ ْم ُم ْؤمِ نِي َن‬


ْ ََْ‫َوََ َّل ت َ ِهنُوا َوََ َّل ت َ ْح َزنُوا َوََ أ ْنت ُ ُم الََْ أع‬

“Dan janganlah kamu merasa lemah (dalam perjuangan mempertahan & menegakkan Islam) &
janganlah kamu berdukacita (terhadap apa yg akan menimpa kamu), padahal kamulah orang-
orang yg tertinggi (mengatasi musuh dg mencapai kemenangan) jika kamu orang-orang yg
(sungguh-sungguh) beriman”.(Ali Imran:139).
Diriwayatkan pula Bahwa ketika orang-orang Islam yg berhijrah mencari perlindungan
untukmempertahankan agama mereka di Habsyah, lalu mereka masuk menghadap raja Najasyi,
lalu pasukan & pendeta yg ada di situ meminta mereka sujud utk menghormati raja. Tetapi Jaafar
bin Abi Talib yg menjadi ketua rombongan menjawab: “Kami adalah satu kaum yg tdk sujud
kecuali kepada Allah”.

Malah di dalam sejarah Islam kita menemui ratusan contoh yg memperlihatkan kemuliaan,
ketegasan pendirian & keberanian yg direkam oleh generasi pertama umat Islam seperti Khubaib
bin Adi, Zaid bin Ad-Dathanah, Rub’ie bin Amir, Mus’ab bin Umair, Said bin Jubair, Said bin
Al-Musayyab & lain-lain yg dapat dipelajari tentang perjalanan hidup mereka utk dijadikan
contoh teladan.

18
iv. Beriltizam Dengan Kerja-kerja Islam & Kerjasama Dengan Aktivitas Islam lainnya

Apabila seseorang mengaku sebagai seorang muslim, maka ia wajib bekerja utk Islam.
Patut bekerja dalam satu jamaah, bekerjasama dg para pendakwah lain yg menyeru kepada Allah
& menyuruh kepada kebaikan serta mencegah keburukan. Sebagaimana dia harus bekerja keras
utk mewujudkan dirinya sebagai individu muslim, rumah tangga muslim, masyarakat muslim &
negara yg benar-benar Islam.
Allah berfirman:

َ‫ضدَكَ بِأَخِ يك‬ َ ‫سنَشُ ُّد‬


ُ ‫ع‬ َ

“Kami akan menguatkan tenaga & daya usahamu dg saudaramu (Harun)”. (Al-Qashash:35).
Allah juga berfirman:
“Dan hendaklah kamu tolong menolong utk membuat kebajikan & bertakwa & janganlah kamu
tolong menolong pd melakukan dosa (maksiat) & permusuhan”.(Al-Maidah:2).

Rasulullah saw bersabda:


“Seseorang muslim dg seorang muslim yg lain laksana satu bangunan yg tersusun, saling kuat-
menguatkan di antara satu sama lain”.(Bukhari & Muslim)
Beliau juga bersabda:
“Tangan (atau pertolongan) Allah itu bersama jemaah. Sesungguhnya serigala itu memakan
kambing yg terpisah (dari kumpulannya)”. (Abu Daud)

Nabi juga bersabda:


“Kamu wajib bersama jemaah muslimin & Imam (pemimpin) mereka”. (Bukhari & Muslim)
Sabda beliau yg lain:
“Jemaah itu berkah”. “Jemaah itu rahmat & perpecahan itu azab”. (Hadits riwayat Abdullah Ibn
Ahmad Ibn Hanbal dalam “Zawaid al-Musnad.” Al-Hafiz as-Sakhawi berkata: Hadits ini
diriwayatkan oleh ad-Dailami juga & kedua-dua sanadnya lemah tetapi ia mempunyai banyak
syawahid).

19
PENUTUP
BAB III

3.1 Analisa

Didasari pula oleh niat hati yang tulus suci,maka perkenankanlah penulis menyampaikan
sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh para pembaca yang budiman. Hal mana tulisan
ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan renungan.:

Artinya : Hisablah dirimu sebelum dihisab oleh Yang Maha Kuasa.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis,ternyata ada perbedaan antara warga Negara


Indonesia dengan warga Negara asing didalam hal memeluk Dien Islam,yang kebanyakan
menyebutnya “AGAMA”. Dimana jika warga Negara asing sebelum memeluk Dien Islam,pasti
terlebih dulu mempelajarinya dengan membutuhkan waktu cukup lama. Setelah cukup lama
dipelajarinya,barulah Dien Islam dipeluknya dengan diikuti timbulnya rasa keyakinannya. Lain
halnya dengan warga Negara Indonesia,kebanyakan/pada umumnya tidak mempelajarinya
gengan seksama terlebih dulu,tapi cukup dia tahu,bahwa orang tuanya telah memeluk Dien
Islam,maka iapun merasa otomatis telah memeluk Dien Islam.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas,maka perlulah disampaikan kepada para pembaca
yang budiman tentang : “Komitmen seorang muslim terhadap Islam”.

20
3.2 Kesimpulan

Setiap muslim harus bersabar di dalam mengikuti kebenaran. Sabar


berarti berusaha untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan tabah lahir dan
batin, serta diikuti dengan sikap tawakkal kepada Allah Yang Maha Kuasa. Sabar bukan berarti
sekedar ‘nrimo’ atau pasrah dalam menerima masalah, namun lebih dari itu juga memiliki
makna akan adanya usaha (ikhtiyar). Jadi sabar selain memiliki
pengertian kepasrahan (tawakkal) kepada Allah, juga mengandung makna berusaha untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Karena itu, tidaklah mengherankan ada
orang yang berpendapat bahwa sabar itu tidak ada batasnya, mengingat firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan


kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS 3:200, Ali ‘Imran).
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan Allah akan menguji setiap manusia
dengan fitnah, termasuk juga pengakuan atas keimanan mereka.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-
orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS 29:2-3, Al
Ankabuut).
Sudah seharusnya, apabila seorang muslim dalam rangka untuk tetap istiqamah dalam
memeluk Islam menjadikan sabar sebagai
bagian dari komitmennya, dan menjadikannya sebagai penolong.

21
3.3 Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik konstruktif dan usul saran yang
baik agar kami dapat melengkapi makalah ini.

Semoga Allah senantiasa meridhoi amal ibadah kita, Amiin.

Daftar kepustakaan

https://www.kompasiana.com/www.genaktifasiotak.blogspot.com/55005c8ea3
3311c2715107b8/komitmen-seorang-muslim-terhadap-
islam#:~:text=Komitmen%20yang%20paling%20utama%20dan,Baqoroh%2
0ayat%20208%20sebagai%20berikut%20%3A&text=Padahal%20di%20dal
am%20Islam%2Ctidak,adanya%20pemisahan%20aspek%2Daspek%20terse
but.

https://id-id.facebook.com/notes/von-edison-alouisci/komitmen-seorang-
muslim-terhadap-islam/223184441031608/

http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-visi-dan-komitmen-
seorang.html

22

Anda mungkin juga menyukai