Anda di halaman 1dari 98

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Arti dan Pentingnya Manajemen Strategi


Pengertian manajemen strategi menurut Eddy Yunus (2016)
merupakan suatu rangkaian aktivitas terhadap pengambilan keputusan yang
bersifat mendasar dan komprehensif, dan disertai dengan penetapan cara
aplikasinya yang dibuat oleh pimpinan dan juga dilaksanakan oleh seluruh
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Sedangkan menurut Thomas L.Wheelen – J. David
Hunger (2000) manajemen Strategi adalah serangkaian dari pada keputusan
manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis
merupakan berbagai kegiatan pengambilan keputusan dan kegiatan lain
yang diimplemetasikan oleh seluruh pihak dalam perusahaan yang dapat
menentukan keberhasilan dari pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen
strategi membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengatur
informasi. Menentukan tren industry, mengembangkan model peramalan
dan scenario analisis, evaluasi kinerja perusahaan dan devisi, mencari spot
baru peluang pasar, mengidentifikasi ancaman bisnis, kreatif dan
mengembangkan rencana aksi.

1.1.1 Manfaat Manajemen Strategi


Menurut Eddy Yunus (2016) manfaat manajemen Strategis dibagi
menjadi tiga yaitu :

1. Manfaat Finansial

1
penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan
konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil
dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakannya.
2. Manfaat Nonfinansial
Manajemen Strategis juga menawarkan manfaat yang nyata
lainnya, seperti meningkatnaya kesadaran atas ancaman eksternal,
pemahaman yang lebih abaik atas strategi pesaing, meningkatnya
Produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan
pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan
penghargaan.

1.1.2 Pentingnya Manajemen Strategi


Alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi
perusahaan atau organisasi, yaitu:
1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi pada
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan atau
organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi
6. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencegah munculnya
masalah di masa mendatang.

2
1.1.3 Proses Manajemen Strategi
Menurut Eddy Yunus (2016) proses manajemen strategis terdiri atas
tiga tahap :
1. Formulasi Strategi
Antara lain adalah Mengembangkan Visi dan Misi,
Mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan
jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi
tertentu yang akan dilaksanakan.
2. Implementasi Strategi
Diantaranya mengembangkan budaya yang mendukung strategi,
menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan sistem informasi, an menghubungkan kinerja
karyawan dengan kinerja organisasi. Suksesnya implementasi strategi
terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan.
3. Evaluasi Strategi
Adalah tahap final dalam manajemen Strategis. Evaluasi strategi
adalah alat untuk mendapatkan informasi kapan strategi tidak dapat
berjalan. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena
faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas
dasar evaluasi strategis adalah meninjau ulang faktor eksternaldan
internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja,
mengambil tindakan korektif.

1.1.4 Langkah-langkah Manajemen Strategi

Adapun langkah-langkah manajemen strategi ada 8, yaitu :

1. Mengidentifikasi misi, sasaran dan strategi.

3
2. Menganalisis lingkungan luar.
3. Mengidentifikasi peluang dan ancaman.
4. Menganalisis sumber daya organisasi.
5. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
6. Merumuskan strategi.
7. Melaksanakan strategi.
8. Mengevaluasi hasil.

1.2 Proses Penyusunan Strategi Perusahaan


Proses penyusunan strategi perusahaan terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Penyusunan Strategi vs Implementasi
Penyusunan strategi meliputi perencanaan dan pengambilan
keputusan yang membawa pada pembuatan tujuan perusahaan dan
pengembangan rencana strategis tertentu. Implementasi strategi
meliputi penggunaan alat manajerial dan organisasi dalam tujuannya
untuk mengarahkan sumber daya kea rah pencapaian hasil strategis.
Peran manajemen stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu
organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi
tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik
mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana
setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna
mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah
strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang
diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen
mungkin.
2. Analisis Situasi
Penyusunan strategi sering diawali dengan analisis faktor internal
dan eksternal yang dapat mempengaruhi situasi kompetitif perusahaan.
Analisis situasi adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dapat disingkat SWOT.

4
Teknik Matrik SWOT adalah dengan menggabungkan SWOT
menjadi suatu matrik dan kemudian diidenfikasikan semua aspek
dalam SWOT. Dari kurden tempat bertemunya SWOT tersebut
kemudian dibuat strategi yang sesuai dengan aspek-aspek SWOT
tersebut.Pada pembuatan strategi dengan teknik matrik SWOT ini
terlebih dahulu harus dapat dirumuskan dengan jelas hal-hal yang
menjadi isue strategik buat pencapaian visi dan misi perusahaan.Pada
penentuan faktor- faktor kritis dan penunjang pada setiap analisis swot
dibuat dengan melibatkan semua stakeholder perusahaan baik melalui
brainstorming maupun Focus Group Discusion.
3. Kekuatan dan Kelemahan Internal
Kekuatan merupakan karakteristik internal positif yang dapat
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan kinerja strategisnya.
Kelemahan merupakan karakteristik internal yang dapat
memperlambat atau menghambat kinerja organisasi.
4. Peluang dan Ancaman Eksternal
Ancaman merupakan cirri-ciri dari lingkungan eksternal yang
dapat menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan strategisnya.
Peluang merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang
memiliki potensi untuk membantu organisasi dalam mencapai atau
melampaui tujuan strategisnya.

1.2.1 Pendekatan Atau Metode Penyusunan Perencanaan Strategis


Pendekatan ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok
berdasarkan lingkupdan titik bahasan di satu pihak dan penekanan pada
proses atau hasil di lain pihak. Pada pengelompokan pertama, menurut
Porter, terdapat pendekatan klasik berhadapan dengan pendekatan non-
klasik. Kemudian, pada kelompok kedua terdapat pendekatan
keperilakuan berhadapan dengan pendekatan administrative
1. Pendekatan Klasik

5
Pendekatan klasik diperkenalkan oleh Porter untuk membedakan
umum denganpendekatannya sendiri. Dalam analisis lingkungan
dimasukkan semua faktorlingkungan usaha, baik yang langsung
maupun tidak langsung, sehingga bersifat global. Pendekatan ini
relatif mudah karena dua hal: informasi yang disyaratkan
bersifatglobal dan teknik yang digunakan sederhana.
2. Pendekatan Non-Klasik
Pendekatan non-klasik atau pendekatan Porter ini menitikberatkan
pada analisisposisi persaingan, sehingga hanya lingkungan langsung
perusahaan yang relevan.Pendekatan ini mensyaratkan informasi
yang cukup tentang pihak dalam lingkunganpersaingan tersebut.
Hasilnya spesifik tentang strategi perusahaan yang dipilih.
3. Pendekatan Administratif
Fokus pendekatan ini adalah dokumen resmi rencana strategis yang
memenuhi syaratyang berisi arah dan strategi perusahaan.
Pendekatan ini kurang memperhatikanfaktor komitmen dan berbagai
tingkat dan bidang manajemen.
4. Pendekatan Keperilakuan
Bertentangan dengan pendekatan administratif. Penekanan
pendekatan ini adalahmanfaat utama dari suatu rencana strategis
bukan pada hasil berupa dokumen resmi,melainkan pada komitmen,
kesepakatan, tingkah laku yang dihasilkan dari prosespenyusunan
dokumen.

6
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Sinar Surya Intiwana adalah salah satu perusahaan yang memproduksi
tinta di Indonesia yang merupakan pengembangan dari perusahaan PT. Starch
Solution Internasional. Berdiri pada tahun 2012, perusahaan ini ditujukan untuk
memenuhi industri tekstil untuk pencelupan, pencetakan, finishing dan aditif
lainnya. PT. Sinar Surya Intiwana memulai usahanya dengan menggunakan
sistem pemesanan dan request dari customer dengan penjualan tinta per kilogram.
Mulai tahun 2015 perusahaan mulai menerima pesanan tinta dengan patokan per
meter persegi.

Visi :

Bersama dengan seluruh stakeholder, mencapai pertumbuhan yang


berkelanjutan untuk menjadi salah satu industri tinta dan adhesive yang terbaik
dalam segi kualitas dan pelayanan.

Misi :

Malayani industri paper & corrugated cardboard serta packaging industrial


dengan profesional dan penuh integritas. Mengedepankan inovasi dan kreatifitas
untuk menciptakan nilai effisiensi bagi para industrial users maupun internal
perusahaan.

Prinsip-prinsip dasar manufaktur, yang ditetapkan sebagai kebijakan mutu adalah:

7
1. Memfokuskan seluruh aktifitas bisnis pada pencapaian kepuasan
pelanggan.
2. Pencapaian kepuasan pelanggan dilakukan oleh seluruh fungsi dan level
manajemen dengan menggunakan ukran-ukuran yang telah ditetapkan.
3. Perbaikan-perbaikan yang terus-menerus (continuos improvement)
dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip TPM ( Total Productive
Manufacturing).

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Sinar Surya Intiwana berlokasi di jalan Simo Tambaan Sekolahan 61F
RT 003 RW 009, Sukomanunggal Surabaya

Gambar 2.1. Peta PT. Sinar Surya Intiwana

PT. Sinar Surya Intiwana

Sumber: http://www.maps7.com

Adapun batas-batas wilayah PT. Sinar Surya Intiwana adalah:

a. Utara : Sekolah Menengah Kejuruan PGRI


b. Timur : Perkampungan warga
c. Selatan : Perkampungan warga

8
d. Barat : Perkampungan warga

2.3 Lay Out Perusahaan

PT. Sinar Surya Intiwana memiliki lay out sebagai berikut:

Gambar 2.2. lay out lantai 1 PT. Sinar Surya Intiwana

Tangga Gudang Bahan Baku Ruangan Ruangan


menuju Kepala Bagian
kantor
Produksi QC&FG
wc Mesin 1

Kosong Drum Siap Pakai Mesin 2 Rest Area


Parkir
Mesin 3

Pintu masuk pabrik


Parkir Drum Bersih

Parkir
Mobil
Box

Tempat
Pencuci
an
Drum Kotor Drum

Gambar 2.3. lay Out Lantai 2 PT. Sinar Surya Intiwana

Tangga wc Gudang Drum


ke kantor

L
Kantor o
r
o Pabrik
n
g 9
Tangga ke pabrik
(sumber : diolah penulis) Pintu Masuk Pabrik

2.4 Struktur Organisasi PT. Sinar Surya Intiwana

Struktur organisasi yang ada pada PT. Sinar Surya Intiwana adalah sebagai
berikut:

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Sinar Surya Intiwana

QC&FG

Sumber : PT. Sinar Surya Intiwana

Dari struktur organisasi tersebut dapat diuraikan tugas-tugas setiap jabatan


dalam bentuk table:

Tabel 2.1. Jabatan dan Uraian Tugas PT. Sinar Surya Intiwana

JABATAN TUGAS
Manajemen Representative 1.Memastikan semua Policy/ Prosedur/
Instruksi Kerja dijalankan dengan baik,

10
sehingga semua berjalan sesuai dengan
apa yang sudah disepakati di dalam
dokumen sisitem manajemen
2.Mendevelop dan mengembangkan
sistem manajemen yang
diimplementasikan di dalam organisasi
sehingga sistem bisa berjalan dengan
baik guna menopang kelancaran dan
kemajuan organisasi.
Top Manajemen 1.Merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan.
2. Mencari dan melakukan persetujuan
order tinta.
3. Mengkomunikasikan visi bersama
untuk organisasi, membentuk budaya
perusahaan.
Dokumen Kontrol 1.Mengelola, mengendalikan dan
mendistribusikan serta mengupdate
keluar masuknya dokumen, baik yang
diterima maupun yang dikirim oleh
klient yang mencakup informasi
mengenai judul, nomor, revisi,
progress status dari awal sampai akhir.
Manajer Dept. Raw Material 1.Merencanakan dan mengelola
anggaran pengadaan bahan baku.
2.Menentukan dan mengelola
kebijakan dan prosedur yang terkait
dengan pengiriman dan penerimaan
serta penyimpanan berbagai jenis
bahan, perlengkapan dan
perlengkapan.

11
3.Bertindak sebagai penghubung selain
mempersiapkan dan merawat berbagai
barang dan laporan keuangan dan
catatan dan juga merekomendasikan
pembelian material dan peralatan
penting.
Manajer Dept. R&D 1.Memastikan kualitas produk sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
perusahaan dan sesuai dengan yang
dipesan customer.
Manajer Dept. Maintenance 1.Melakukan perawatan dan
pemeliharaan atas semua mesin atau
peralatan yang dibutuhkan selama
proses produksi.
2.Mengatur seluruh kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan
perawatan segala sarana dan prasarana
perusahaan.
Manajer Dept. Produksi 1.Mengawasi proses produksi agar
kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai
dengan perencanaan yang sudah
dibuat.
2.Membuat laporan secara berkala
mengenai kegiatan produksi.
Manajer Dept. Marketing 1.Menetapkan pedoman harga barang
dan jasa.
2.Mencari customer baru bersama
dengan top manajemen.
Manajer Dept. ACC&Finance 1.Mengelola, dan mengalokasikan
dana (uang), serta melakukan
pembayaran-pembayaran yang harus
dikeluarkan perusahaan.
Manajer Dept. Purchasing 1.Mencari dan menganalisa calon

12
supplier yang sesuai dengan material
yang dibutuhkan.
2.Melakukan negosiasi harga sesuai
standar kualitas material dan
memastikan tanggal pengiriman
material. 
3.Berkoordinasi dengan depertement
produksi tentang jadwal dan jumlah
material yang akan di order.
Manajer Dept. HRD&GA 1.Melakukan pengelolaan kendaraan
kantor.
2.Perawatan gedung dan lingkungan
kantor (lahan parkir, halaman kantor,
gudang, dsb).
3.Perawatan dan pengadaan instalasi
listrik (Mechanical dan electrical).
4.Mengurusi karyawan
Manajer QC&FG
1.Monitoring, uji-tes dan memeriksa
semua proses produksi yang terlibat
dalam produksi suatu produk.
2.Memastikan standar kualitas
dipenuhi oleh setiap komponen dari
produk atau layanan yang disediakan
oleh perusahaan.
3.Memantau perkembangan semua
produk yang diproduksi oleh
perusahaan.
Supervisor Produksi 1.Mengawasi kinerja staff produksi
2.Memberi briefing.
Supervisor QC&FG 1.Mengawasi kinerja staff QC&FG
2.Melakukan monitoring terhadap

13
produk yang akan dikirim ke
perusahaan customer.
Staff Produksi 1.Melakukan kegiatan Produksi
2.Melakukan pengiriman tinta ke
perusahaan customer.
3.Melakukan pengawasan dan
menghitung tinta yang telah digunakan
customer.
Staff QC&FG 1.Melakukan pengawasan terhadap
tinta yang telah di produksi.
Staff ACC&Finance 1.Membuat laporan keuangan.
2.Membuat tagihan piutang.
Staff HRD&GA 1.Melakukan perawatan pada sarana
dan prasarana perusahaan.

2.5 Kondisi Personalia

2.5.1. Sumber Tenaga Kerja

Keadaan tenaga kerja dalam suatu perusahaan pasti mempunyai latar


belakang budaya dan wilayah yang berbeda-beda, yang nantinya harus
diselaraskan untuk mencapai tujuan perusahaan. PT. Sinar Surya Intiwana
merupakan sebuah perusahaan keluarga, sehingga setiap karyawannya haruslah
mempunyai hubungan dan kepercayaan yang baik. Maka dari itu dalam
perekrutan karyawan yang dilakukan manajer HRD PT. Sinar Surya Intiwana
adalah mencari karyawan dari lingkungannya sendiri yang tentunya mempunyai
kemampuan dan pengalaman di bidangnya. Tenaga kerja yang ada pada PT. Sinar
Surya Intiwana mayoritas berasal dari daerah Sidoarjo dan Gresik. Hal tersebut
terjadi karena manajer HRD PT. Sinar Surya Intiwana bertempat tinggal di daerah
Sidoarjo dan Gresik. Untuk rekruitmen pegawai atau karyawan pada PT. Sinar
Surya Intiwana hanya dilakukan apabila terdapat pegawai yang cuti atau
mengundurkan diri.

14
2.5.2. Kualifikasi Tenaga Kerja yang Ada

Tenaga kerja yang ada pada PT. Sinar Surya Intiwana merupakan tenaga kerja
yang berpengalaman, dan mempunyai kemauan untuk bersungguh-sungguh
menyelesaikan pekerjaannya. Saat ini PT. Sinar Surya Intiwana mempunyai dua
puluh dua orang karyawan. Kualifikasi karyawan PT. Sinar Surya Intiwana adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.2. Kualifikasi PT. Sinar Surya Intiwana

BAGIAN PENDIDIKAN KUALIFIKASI


Manajemen Lulusan Strata 1 -
Representatif

Top manajemen Lulusan Strata 1 -

Dokumen control Lulusan D3 atau Strata 1 1.Berpengalaman


minimal 1 tahun di posisi
yang sama.
2.Teliti, semangat kerja
tingi.
3.Memiliki kemampuan
interpersonal yang baik.
4.Memahami ISO
14001:2004
Manajer Marketing Lulusan Strata 1 1.Pengalaman minimal 2
tahun dibidangnya.
2.Sistematis,
komunikatif, cekatan dan
teliti.
3.Mampu mengelola dan

15
Manajer ACC&Finance Lulusan Strata 1 memimpin team
marketing.
1.pengalaman minimal 2
tahun dibidangnya.
2.cekatan dan teliti.
Manajer Purchasing Lulusan Strata 1 3.mampu bekerja
dibawah tekanan

1.memiliki pengalaman
selama 2 tahun
dibidangnya.
2.pandai melakukan
Manajer HRD&GA Lulusan Strata 1 negosiasi
3.siap bekerja di
lapangan

1.mempunyai
pengalaman minimal 2
tahun di bidangnya.
2.sistematis,
komunikatif.
3.mampu mengelola
sumber daya manusia
yang ada.
Spv Produksi Lulusan D1-D3, SMK 1.Mempunyai sifat jujur,
disiplin dan bertanggung
jawab.
2.Berpengalaman
dibidangnya minimal 1
tahun.
3.Nilai tambah untuk

16
Spv QC&FG Lulusan D1-D3, SMK lulusan teknik Industri.

1.mempunyai sifat jujur,


disiplin dan bertanggung
jawab.
2. berpengalaman
dibidangnya minimal 1
tahun
Staff Produksi Lulusan SMK 1.Fresh graduate
(diutamakan yang
berpengalaman
dibidangnya).
2.siap bekerja didalam
pabrik maupun lapangan.
3.Mampu mengoprasikan
alat-alat produksi.
4.Mampu bekerja dalam
tekanan.

Staff QC&FG Lulusan SMK 1.Fresh graduate


(diutamakan yang
berpengalaman
dibidangnya).
2.Rajin, teliti.
Staff ACC&Finance Lulusan SMK 3.Mampu bekerja dalam
tekanan.

1.fresh graduate
(diutamakan yang
berpengalaman
Staff HRD&GA Lulusan SMK dibidangnya)

17
2.rajin, teliti, jujur.

1.fresh graduate
(diutamakan yang
berpengalaman
dibidangnya)
2.rajin, ulet, komunikatif.

Adapun kondisi karyawan yang bekerja saat ini pada PT. Sinar Surya
Intiwana, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3. Daftar Kondisi Karyawan PT. Sinar Surya Intiwana

N NAMA BAGIAN PENDIDIKAN DURASI USIA


O TERAKHIR BEKERJA
1 Hansen Top S1 5 th 42
Manajemen
2 Roi Top S1 5 th 37
Manajemen
3 Albert Top S1 5 th 39
Manajemen
4 Dina Dokumen D3 5 th 27
Kontrol
5 Vero Manajer Raw S1 5 th 30
Material
6 Kevin Manajer R&D S1 5 th 33
7 Triyono Manajer S1 5 th 38
Maintenance
8 Leonardus Manajer S1 5 th 29
Produksi
9 Alex Manajer S1 4 th 31

18
QC&FG
10 Tommy Manajer S1 5 th 28
Marketing,
Manajer
HRD&GA
11 Pie Suriyuni Manajer S1 5 th 27
ACC&Finance,
Manajer
Purchasing
12 Heri Spv Produksi SMK 5 th 30
13 Indra Spv QC&FG SMK 5 th 27
14 Risky Spv HRD&GA SMA 2 th 24
15 Nia Staff SMK 5 th 23
ACC&Finance
16 Markus Staff QC&FG SMK 5 th 26
17 Angger Staff QC&FG SMK 5 th 25
18 Bagus Staff Produksi SMK 3 th 27
19 Aji Staff Produksi SMK 5 th 25
20 Deden Staff Produksi SMK 2 th 25
21 Hendra Staff Produksi SMK 1 th 22
22 Seno Staff Produksi SMK 1 th 24

2.5.3 Ketentuan Jam Kerja

Mengenai penerapan jam kerja dan hari kerja pada PT. Sinar Surya Intiwana,
ditentukan sebagai berikut:

1. Hari kerja dihitung mulai hari senin sampai sabtu.


2. Jam kerja dimulai pukul 08.00-16.00 WIB pada hari senin sampai jumat,
dan pukul 08.00-13.00 WIB pada hari sabtu. Pada karyawan produksi
yang berada dilapangan lama jam kerja yaitu 12 jam.

19
3. Jam lembur dihitung jika bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan
dan hari minggu (lembur di hari minggu dilakukan saat banyak pesanan
tinta). Pada staff produksi yang berada di lapangan mempunyai jam
lembur sebanyak 2 kali dalam satu minggu.
4. Hari libur kerja pada hari minngu dan hari besar nasional.
5. Kesepakatan cuti kerja dalam 1 tahun adalah 12 hari.

2.5.4 Absensi dan Labourn Turn Over

PT. Sinar Surya Intiwana tidak memberlakukan aturan absensi pada


karyawannya. Sehingga manajer HRD harus memberikan pengawasan
langsung kepada para staffnya. Untuk keterlambatan karyawan manajer HRD
akan memberikan peringatan. Potongan gaji berlaku apabila karyawan tidak
masuk tanpa ijin dan pemberitahuan sebelumnya. Setiap adanya pertambahan
jam kerja(lembur) maka akan dicatat oleh bagian admin. Untuk absensi staff
produksi yang ada dilapangan akan mendapatkan absensi khusus.

Sifat kekeluargaan yang ada pada PT. Sinar Surya Intiwana sangatlah erat,
sehingga tidak adanya turnover karyawan. PT. Sinar Surya Intiwana juga tidak
memberlakukan batas maximal usia karyawan.

2.5.5. Ketentuan Upah dan Gaji


Tabel 2.4

Tabel Upah dan Gaji PT. Sinar Surya Intiwana tahun 2017)

JABA PENDIDI GAJI LEMBU BON POTONGA KETERA


TAN KAN POKO R US N GAJI NGAN
TERAKHI K (PERJA
R M)

20
Manaj S1 6juta 30.000 1 6juta : 25 x -
er sampai jumlah absen
2,5juta
Doku D3 4 juta 20.000 - 4juta : 25 x -
men jumlah absen
Kontro
l
Superv SMK 3,5 juta 17.500 - 3,5juta : 25 x -
isor jumlah absen
Staff SMK 3 juta 15.000 - 3juta : 25 x Tiap bulan
jumlah absen mendapatk
an telur
ayam 1 kg,
dan 5
kotak susu
UHT

(sumber : PT. Sinar Surya Intiwana)

2.5.6. Jaminan Sosial dan Kesejahteraan

Jaminan sosial yang diberikan PT. Sinar Surya Intiwana kepada


karyawannya adalah dengan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) tiap
tahunnya, THR tersebut biasanya diberikan 1 minggu sebelum hari raya.
Selain itu perusahaan juga memberikan santunan atau bantuan kepada
karyawan dan keluarganya yang sedang menikah, sakit dan meninggal. Untuk
BPJS (hanya kesehatan) baru akan diajukan tahun 2017 secara perseorangan.

2.5.7. Ketentuan Keselamatan Kerja

21
Ketentuan keselamatan kerja yang ada pada PT. Sinar Surya Intiwana
yaitu:

1. Safety Boots
Selain untuk melindungi kaki dari bahan kimia pembuat tinta sepatu
ini juga berguna untuk mencegah kecelakaan fatal dari resiko tertimpa
benda-benda berat. Karena desain sepatu ini mampu menahan benda
yang menimpa kaki. Jika bekerja di pabrik atau area yang riskan, akan
terlalu berbahaya jika mengenakan sepatu biasa.

Gambar 2.5

(Sumber : PT. Sinar Surya Intiwana)

2. Masker wajah
masker wajah menjadi alat keselamatan kerja yang sangat penting
bagi keryawan PT. Sinar Surya Intiwana, karena lingkungan pabrik
yang berhubungan dengan bahan kimia yang memiliki bau yang
tajam. Sehingga penggunaan masker wajah diharapkan akan
meminimalisis terpaparnya bahan kimia pada tubuh karyawan.
Gambar 2.6

22
(Sumber : PT. Sinar Surya Intiwana)

3. Seragam perusahaan
Selain menjadi identitas bagi perusahaan, seragam juga berguna
untuk melindungi tubuh karyawan dari bahan kimia.
Gambar 2.7

(Sumber : PT. Sinar Surya Intiwana)

2.5.8. Pengembangan Karyawan

1. Pelatihan

Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan,


pengetahuan dan perilaku kerja personel agar dapat bekerja sesuai
dengan uraian tugas yang telah ditetapkan. Pelatihan yang dilakukan
oleh PT. sinar surya intiwana yaitu training karyawan baru untuk
pengenalan dan pengetahuan operasional mesin yang ada dan
peraturan perusahaan.

23
2.6. Kondisi Produksi

Produk merupakan hasil dari suatu proses produksi / pengubahan barang


dari kurang berguna menjadi lebih berguna menjadi lebih berguna atau proses
pengubahan barang mentah menjadi (setengah) jadi. Umumnya masalah yang
menyangkut kegiatan produksi meliputi bahan baku apa yang digunakan?
darimana bahan baku tersebut didapat? Bagaimana proses produksinya ? dan
barang jadi yang bagaimana yang dihasilkan melalui produksi dan sebagainya

2.6.1. Proses dan Urutan Produksi

Proses produksi adalah segala kegiatan yang ada di dalam perusahaan


yang dimulai dari penyediaan bahan baku sampai menjadi barang jadi yang
siap untuk dipasarkan. Dalam melaksanakan aktivitas proses produksi,
tentunya tidak terlepas dari bahan baku dan bahan pembantu, serta jenis
mesin yang digunakan.

Proses produksinya yang dilakukan oleh PT. Sinar Surya Intiwana ini
selalu memproduki setiap harinya karena sudah bekerja sama dengan
berbagai perusahaan dengan melalui tahapan – tahapan proses dari bahan
baku sampai menghasilkan barang jadi sesuai dengan pesanan

Gambar 2.8. Proses Produksi

24
(Sumber: Diolah Penulis)

25
Keterangan:

1. Yang termasuk Input:


 Air
 Pewarna
 Co-Solvent – Humectant
 Biosoda/Fungisida
 Resin
 Fixative – Penetrant
 Surfactant
 Buffer
2. Yang termasuk proses:
 Mesin Mixer kecepatan tinggi
 Mesin Koloid Mill
 Mesin Grand Mill
 Mesin High Speed Disperser
 Mesin Jetprint
3. Yang termasuk Output:
 Tinta Printer Pigment (Durabrite)
 Tinta Printer Dye Base
 Tinta Sublimation Ink
 Tinta Textile DTG

 Tinta Solvent dan Eco Solvent

Tahap pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan tinta ini adalah
memasukkan air dan bahan-bahan lainnya lalu mencampurkannya menjadi satu,
setelah diaduk oleh mesin tinta di ambil sedikit buat sampel dilab, setelah dites

26
dilab baru setelah itu, packing dan memasukkan tinta ke dalam kaleng, kapsul,
ataupun tong.

2.6.2. Bahan Baku dan Bahan Penolong

Bahan baku merupakan faktor penunjang utama dalam proses produksi,


sehingga harus tersedia di dalam gudang, apabila bahan – bahan yang di perlukan
tersebut tidak tersedia, maka akan mengganggu kelancaran jalannya proses
produksi.

a. Jenis dan Macam Bahan

Adapun bahan baku yang digunakan oleh PT. Sinar Surya Intiwana, yaitu:

1. Air
2. Pewarna
3. Co-Solvent – Humectant
4. Biosoda/Fungisida
5. Resin
6. Fixative – Penetrant
7. Surfactant
8. Buffer

Sedangkan bahan – bahan pembantu yang di gunakan oleh


perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kertas print logo perusahaan dan kode produk


2. Lem

b. Sumber Bahan Baku

27
Adapun bahan yang dibeli oleh PT. Sinar Surya Intiwana dari
berbagai pabrik sebagai berikut:

1. Bahan baku pewarna yang di gunakan dari pemasok PT. Surya Prima
Semesta dari Sidoarjo
2. Bahan baku co- solvent – humectant, biosoda/fungisida, resin yang di
gunakan berasal dari pabrik PT. Prima Paperindo Sejahtera dari
Sidoarjo dan PT. Sekawan Intipratama Tbk dari Sidoarjo.
3. Bahan baku Fixative-penetrant, surfactant, buffer yang digunakan
berasal dari pabrik PT Alam Dian Raya dari Surabaya.

2.6.3. Peralatan Mesin

Yang di maksud dengan mesin adalah suatu peralatan yang di gerakan oleh
suatu kekuatan atau tenaga yang di pergunakan untuk membantu manusia dalam
mengerjakan suatu produksi atau bagian dari produk tertentu.

a. Peralatan dan Mesin Pokok

Adapun mesin-mesin yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Mesin mixer kecepatan tinggi


2. Mesin koloid mil
3. Mesin grand mil
4. Mesin high speed disperser

Berikut beberapa daftar merek mesin yang dipilih dan digunakan untuk produksi
PT. Sinar Surya Intiwana:

1. Merek mesin mixer kecepatan tinggi sebanyak satu unit yang dibeli pada
tahun 2007.

28
2. Merek mesin koloid mil sebanyak satu unit, yaitu Typical, Mitsubisi yang
dibeli pada tahun 2009.

3. Merek mesin grand mil sebanyak satu unit, yang dibeli pada tahun 2010.

4. Merek mesin high speed disperser sebanyak satu unit, yang dibeli tahun
2011.

b. Peralatan dan Mesin Pembantu

Ada juga peralatan kecil yang membantu dalam proses produksi, yaitu:

1. Gunting
2. Sarung tangan
3. Botol kecil
4. Dan peralatan lab lainnya.

2.6.4. Macam Produk yang Dihasilkan

PT. Sinar Surya Intiwana mengalami pertumbuhan yang mengesankan selama


beberapa tahun ini. Produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Surya Intiwana adalah
tinta waterbase dalam satuan kilo gram dan meter persegi. Produk tersebut
diproduksi sesuai dengan keinginan konsumen

2.6.5. Pengendalian Mutu

Demi memuaskan para konsumen, karyawan PT. Sinar Surya Intiwana


melakukan pemeriksaan sebagai bentuk pengendalian mutu produk sebelum
terjadi pengiriman. Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah
setiap hari kerja, maka setiap hari kerja dilakukan pengendalian mutu pada
barang-barang yang telah diproduksi. Biasanya pengendalian mutu dilakukan
pada siang hari setelah jam istirahat.

29
PT. Sinar Surya Intiwana juga memberikan garansi selama 1 minggu terhitung
dari barang sampai pada konsumen. Apabila produk tersebut dalam satu minggu
memiliki kerusakan atau cacat maka PT. Sinar Surya Intiwana memberikan
pelayanan berupa penggantian produk. Barang yang sudah jadi dan sudah
memenuhi apa yang di minta konsumen akan segera dikirim kepada konsumen
secepatnya.

Pengendalian mutu yang ada di PT. Sinar Surya Intiwana dilakukan oleh
karyawan Produksi dan didampingi oleh SPV Produksi. Dengan adanya
pengendalian mutu tersebut maka kualitas produk yang di pesan oleh konsumen
terjaga dan aman sampai di tangan konsumen sesuai spesifikasi yang diberikan.

2.6.6. Data Hasil Produksi

Berikut jumlah produksi PT. Sinar Surya Intiwana yang dihitung pada setiap
bulan untuk tahun 2014-2016 dalam bentuk tabel:

Tabel 2.5 Jumlah Produksi PT. Sinar Surya Intiwana Periode 2014-2016

DATA PRODUKSI
PT. SINAR SURYA INTIWANA
TAHUN 2014-2016
2014 2015 2016
Januari 8.800 unit 24.040 unit 29.940 unit
Februari 15.480 unit 24.800 unit 26.432 unit
Maret 11.660 unit 25.360 unit 31.640 unit
April 13.120 unit 22.100 unit 29.240 unit
Mei 10.560 unit 14.000 unit 26.720 unit
Juni 19.960 unit 24.340 unit 28.066 unit
Juli 15.340 unit 11.640 unit 23.120 unit
Agustus 18.160 unit 21.800 unit 33.280 unit
September 19.840 unit 22.920 unit 26.240 unit
Oktober 22.080 unit 22.640 unit 31.560 unit
Nopember 22.000 unit 30.880 unit 23.556 unit
Desember 22.120 unit 20,008 unit 21.600 unit

30
199.120 264.528 331.394
TOTAL
unit unit unit
Sumber: Laporan Produksi PT. Sinar Surya Intiwana (2014-2016)

2.7. kondisi pemasaran (PT Sinar Surya Intiwana)


2.7.1. Analisa Konsumen
PT. Sinar Surya Intiwana adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
produksi tinta. Dalam hal produksi perusahaan ini menawarkan beberapa jenis tinta,
seperti berbagai macam warna tinta, tinta setengah jadi, dan tinta yang sudah jadi.
Perusahaan hanya memproduksi tinta sesuai dengan kebutuhan atau pesanan (order)
dari perusahaan customer saja. PT. Sinar Surya Intiwana memproduksi tinta untuk
memenuhi kebutuhan customer untuk membuat packaging.
2.7.2. Daerah Pemasaran
PT. Sinar Surya Intiwana melakukan pemasaran secara personal dengan cara
departement marketing, dan departement purchasing terjun langsung ke perusahaan-
perusahaan untuk memasarkan produknya PT. Sinar Surya Intiwana, perusahaan
tersebut akan di kontrak agar melakukan pembelian kembali. Adapun perusahaan
yang sudah bekera sama, Seperti :

1. Kota Gresik, terdapat PT. Industri Kemasan Semen Gresek, PT Sinar Era
Box, PT Miwon Indonesia, PT Gunung Gilead, dan PT Sinar garuda
makmurindo.

2. Kota Surabaya, terdapat PT Sekawan Intipratama, PT Dharma Anugrah Indah,


PT Ajinomoto Indonesia, PT Indopack Printing, PT Krisanthium Offset
Printing, PT Kemasan Lestari, dan

3. Kota Sidoharjo, terdapat PT Surya Prima Semesta, PT Prima Perindo, PT


Voda Indonesia, PT Sasa Inti, PT Kemas Perdana Internasional, dan PT Dian
Alam Raya.

2.7.3. Saluran Distribusi

31
Kegiatan pemasaran yang dilakukan PT. Sinar Surya Intiwana adalah business
to business. Produk yang dihasilkan ditujukan pada perusahaan yang menjadi klien.
Karena PT. Sinar Surya Intiwana melakukan pemasaran langsung pada perusahaa-
perusahaan dan mengenalkan berbagai jenis tinta dan warna tinta yang ditawarkan
serta kisaran harga yang telah ditentukan. PT. Sinar Surya Intiwana hanya
menawarkan ke perusahaan yang dikenal saja.
Saluran Distribusinya yaitu B2B karena pemasaran PT SSI dijual ke
perusahaan yang lain, tidak melalui distributor namun dijual kesesama perusahaan.

2.7.4. Hasil yang Dicapai


a. Market Segment

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok


pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang
berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda.
Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan
menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di
pasar.
1. Segmentasi Geografi

Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti
negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. PT Sinar Surya
Intiwana membuka cabang di Surabaya yang dipandang potensial dan
menguntungkan untuk menjadi target operasi perusahaan karena di kota Surabaya
banyak perusahaan yang membuat packaging untuk keperluan produknya.
b. Market Share

Di Indonesia sendiri PT. SSI memiliki beberapa pesaing di dalam memasarkan


produknya yaitu PT. PT Hi Tech Ink Indonesia dan PT. Cat dan Tinta Pacific.
Berikut ini adalah nilai market share :

MS =

32
Tabel 2.7
Data Penjualan PT. Citraraja Ampat Canning tahun 2015

Total Penjualan HasilPresentasePerhitunga


Nama Perusahaan
2015 n Market Share

PT. Sinar Surya


6.613.202.500 0,28 = 27%
Intiwana

PT. Hi Tech Ink


9.352.700.000 0,38 = 38%
Indonesia

PT. Cat dan Tinta


8.767.500.000 0,35 = 35%
Pacific

TOTAL 24.733.402.500 100 = 100%

(Sumber : diolah oleh penulis)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui besar dari market share PT. Sinar Surya
Intiwana sebesar 27%. Bersaing dengan PT. Hi Teck Ink Indonesia yang memiliki
selisih sebesar 8% dari market share yang dimiliki oleh pesaing yakni 38% yang juga
merupakan pemegang market share tertinggi, namun market share dari PT. Cat dan
Tinta Pacific yang hanya sebesar 35%. Lebih tinggi dari pada PT Sinar Surya
Intiwana.

33
Tabel 2.7
Data Penjualan PT. Citraraja Ampat Canning tahun 2016

Total Penjualan HasilPresentasePerhitunga


Nama Perusahaan
2016 n Market Share

PT. Sinar Surya


8.284.873.700 0,31 = 31%
Intiwana

PT. Hi Tech Ink


9.756.407.500 0,37 = 37%
Indonesia

PT. Cat dan Tinta


8.498.426.000 0,32 = 32%
Pacific

TOTAL 26.539.707.200 100 = 100%

(Sumber : diolah oleh penulis)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui besar dari market share PT. Sinar Surya
Intiwana sebesar 31%. Bersaing dengan PT. Hi Teck Ink Indonesia yang memiliki
selisih sebesar 6% dari market share yang dimiliki oleh pesaing yakni 37% yang juga
merupakan pemegang market share tertinggi, namun market share dari PT. Cat dan
Tinta Pacific sebesar 32%. Lebih tinggi dari pada PT Sinar Surya Intiwana.

2.7.5. Kebijakan Harga


Harga yang ditawarkan oleh PT. Sinar Surya Intiwana ialah tergantung
dengan pesanan, seperti
warna tinta, jenis tinta jadi dan jenis tinta setengah jadi. Penentuan harganya
PPH + biaya

34
pesanan + biaya antar
2.7.6. Promosi

PT. Sinar Surya Intiwana tidak melakukan periklanan (advertising),hubungan


masyarakat (public relations), dan promosi penjualan (sales promotion). Tetapi hanya
melakukan promosi dari mulut ke mulut (word of mouth), penjualan personal
(personal seling), dan pemasaran langsung (direct marketing). Direct Marketing
adalah Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk
memperoleh tanggapan langsung.

2.7.7. Data Penjualan

35
2.8 Kondisi Keuangan.

2.8.1 Struktur Modal.

Struktur modal pada PT. SINAR SURYA INTIWANA adalah empat


puluh persen (40%) dari modal pribadi dari ketiga direktur atau pimpinan
perusahaan dan enam puluh persen (60%) dari pinjaman perusahaan PT.
Starch Solution Internasional.

2.8.2 Rugi Laba dan Neraca.

2.8.2.1 Laporan Rugi Laba.


Laporan rugi laba keuangan PT.Sinar Surya Intiwana pada
tahun 2014 - 2016 yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2016.
Berikut adalah data keuangan yang berasal dari perusahaan yang
disajikan dalam satuan rupiah :

Tabel 2.9

Tabel Laporan Rugi Laba Tahun 2014

PT. SINAR SURYA INTIWANA

LAPORAN RUGI LABA

TAHUN 2014

Penjualan 4.978.001.000

Harga Pokok Penjualan (HPP) :

Persediaan Barang Jadi Awal 250.000.000

36
Harga Pokok Produksi 4.825.000.000

Jumlah Persediaan Siap Dijual 5.075.000.000

Persediaan Barang Jadi Akhir 400.999.000

Harga Pokok Penjualan (HPP) 4.674.001.000

Laba Kotor 304.000.000

(Sumber : PT. SINAR SURYA INTIWANA)

Tabel 2.10

Tabel Laporan Rugi Laba Tahun 2015

PT. SINAR SURYA INTIWANA

LAPORAN RUGI LABA

TAHUN 2015

Penjualan 6.613.202.500

Harga Pokok Penjualan (HPP) :

Persediaan Barang Jadi Awal 400.999.000

Harga Pokok Produksi 6.524.346.800

Jumlah Persediaan Siap Dijual 6.925.345.800

Persediaan Barang Jadi Akhir 714.374.300

Harga Pokok Penjualan (HPP) 6.210.971.500

37
Laba Kotor 402.231.000

(Sumber : PT. SINAR SURYA INTIWANA)

Tabel 2.11

Tabel Laporan Rugi Laba Tahun 2016

PT. SINAR SURYA INTIWANA

LAPORAN RUGI LABA

TAHUN 2016

Penjualan 8.284.873.700

Harga Pokok Penjualan (HPP) :

Persediaan Barang Jadi Awal 714.374.300

Harga Pokok Produksi 7.850.195.000

Jumlah Persediaan Siap Dijual 8.564.569.300

Persediaan Barang Jadi Akhir 800.092.000

Harga Pokok Penjualan (HPP) 7.764.477.300

Laba Kotor 520.394.400

(Sumber : PT. SINAR SURYA INTIWANA)

38
2.8.2.2 Neraca.

Neraca keuangan PT.Sinar Surya Intiwana pada tahun 2014 -


2016 yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2016. Berikut adalah
data keuangan yang berasal dari perusahaan yang disajikan dalam
satuan rupiah :

Tabel 2.12

Tabel Neraca Tahun 2014

PT. SINAR SURYA INTIWANA

NERACA

2014

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas & Bank 127.650.000

Piutang Dagang 1.221.000.000

Piutang Lainnya 1.125.500.000

Persediaan 400.999.000

Biaya Dibayar Dimuka 25.346.000

Total Aktiva Lancar 2.900.495.000

Aktiva Tetap

Peralatan Mesin 375.000.000

Peralatan Kantor 34.000.000

Peralatan Transportasi 225.949.000

39
Total Aktiva Tetap 634.949.000

Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan Peralatan


Mesin -138.416.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan


Kantor -11.501.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan

Transportasi -92.860.500

Total Akumulasi Penyusutan -242.777.500

TOTAL AKTIVA 3.292.666.500

PASIVA

Hutang Lancar

Hutang Dagang 800.260.000

Hutang Lainnya 40.005.000

Biaya Yang Masih Harus Dibayar 12.100.000

Total Hutang Lancar 852.365.000

Hutang Jangka Panjang

Total Hutang Jangka Panjang 2.100.000.000

Modal

Modal Perusahaan 200.000.000

Laba Yang Tidak Dibagi 140.301.500

40
Total Modal 340.301.500

TOTAL HUTANG & MODAL 3.292.666.500

(Sumber : PT. SINAR SURYA INTIWANA)

Tabel 2.13

Tabel Neraca Tahun 2015

PT. SINAR SURYA INTIWANA

NERACA

TAHUN 2015

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas & Bank 131.140.300

Piutang Dagang 1.464.640.600

Piutang Lainnya 1.360.200.000

Persediaan 714.374.300

Biaya Dibayar Dimuka 34.586.600

Total Aktiva Lancar 3.704.941.800

Aktiva Tetap

Peralatan Mesin 375.000.000

Peralatan Kantor 34.000.000

41
Peralatan Transportasi 225.949.000

Total Aktiva Tetap 634.949.000

Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan - Peralatan Mesin -159.917.900

Akumulasi Penyusutan - Peralatan Kantor -12.904.900

Akumulasi Penyusutan - Peralatan


Transportasi -102.954.400

Total Akumulasi Penyusutan -275.777.200

TOTAL AKTIVA 4.064.113.600

PASIVA

Hutang Lancar

Hutang Dagang 919.190.300

Hutang Lainnya 59.822.200

Biaya Yang Masih Harus Dibayar 13.256.900

Total Hutang Lancar 992.269.400

Hutang Jangka Panjang

Total Hutang Jangka Panjang 2.700.000.000

Modal

Modal Perusahaan 200.000.000

Laba Yang Tidak Dibagi 171.844.200

Total Modal 371.844.200

42
TOTAL HUTANG & MODAL 4.064.113.600

(Sumber : PT. SINAR SURYA INTIWANA)

Tabel 2.14

Tabel Neraca Tahun 2016

PT. SINAR SURYA INTIWANA


NERACA
TAHUN 2016
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas & Bank 246.600.900
Piutang Dagang 1.511.600.000
Piutang Lainnya 1.300.500.000
Persediaan 714.374.300
Biaya Dibayar Dimuka 20.044.000
Total Aktiva Lancar 3.793.119.200

Aktiva Tetap
Peralatan Mesin 375.000.000
Peralatan Kantor 34.000.000
Peralatan Transportasi 225.949.000
Total Aktiva Tetap 634.949.000

Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan - Peralatan -181.216.000
Mesin
Akumulasi Penyusutan - Peralatan -14.800.700
Kantor
Akumulasi Penyusutan - Peralatan -114.301.000
Transportasi
Total Akumulasi Penyusutan -310.317.700

TOTAL AKTIVA 4.117.750.500

43
PASIVA
Hutang Lancar
Hutang Dagang 962.500.000
Hutang Lainnya 51.600.500
Biaya Yang Masih Harus Dibayar 13.016.000
Total Hutang Lancar 1.027.116.500

Hutang Jangka Panjang


Total Hutang Jangka Panjang 2.700.000.000
Modal
Modal Perusahaan 200.000.000
Laba Yang Tidak Dibagi 190.634.000
Total Modal 390.634.000

TOTAL HUTANG & MODAL 4.117.750.500


(Sumber : PT. SINAR SURYA INTIWANA)

2.8.3 Ratio Keuangan


Di dalam keuangan terdapat beberapa ratio yang digunakan untuk
mengetahui dan untuk menentukan keadaan keuangan pada suatu perusahaan,
sehingga perusahaan dapat menentukan keputusan apa yang harus dilakukan
supaya kondisi keuangan perusahaan dapat dikendalikan dan berjalan dengan
baik. Untuk mengetahui kondisi keuangan PT. SINAR SURYA INTIWANA,
berikut telah disajikan beberapa ratio keuangan dari data keuangan perusahaan
pada tahun 2014 sampai dengan 2016 :

1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio).


a. Ratio Lancar (Current Ratio)

Aktiva Lancar
2014 Current Ratio (CR) = x 100%
Hutang Lancar

44
Rp 2.900 .495 .000
= x 100%
Rp 852.365 .000
= 340%

Aktiva Lancar
2015 Current Ratio (CR) = x 100%
Hutang Lancar

Rp 3.704 .941 .800


= x 100%
Rp 992.269 .400
= 375%

Aktiva Lancar
2016 Current Ratio (CR) = x 100%
Hutang Lancar

Rp3.793 .119 .200


= x 100%
Rp 1.027 .116 .500
= 369%

Dari perhitungan current ratio diatas dapat disimpulkan


bahwa perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2014 –
2015. Namun pada tahun 2016 perusahaan mengalami
penurunan, tetapi dari hasil perhitungan ratio diatas
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesanggupan atau
dapat segera melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang ada pada tahun tersebut.

b. Ratio Cepat (Quick Ratio).


Aktiva Lancar – Persediaan
2014 Quick Ratio (QR) = x 100%
Hutang Lancar

45
R p 2.900 .495 .000 – Rp 400.999.000
= Rp 852.365 .000
x100%

= 293%

Aktiva Lancar – Persediaan


2015 Quick Ratio (QR) = x 100%
Hutang Lancar
R p 3.704 .941 .800 – Rp714.374 .300
= x100%
Rp 992.269 .400
= 301%

Aktiva Lancar – Persediaan


2016 Quick Ratio (QR) = x 100%
Hutang Lancar
R p 3.793 .119 .200 – Rp 714.374 .300
= x100%
Rp 1.027 .116 .500
= 299%

Quick ratio ini mengukur kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan dikategorikan
sebagai aktiva lancar yang dinilai cepat merosot, bila
perusahaan melakukan likuidasi serta lambat perputarannya.
Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan
dikatakan baik dalam membayar hutang lancarnya karena dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 presentasenya naik,
tetapi meskipun pada tahun 2015 ke tahun 2016 presentasenya
menurun, namun perusahaan tetap dapat membayar hutang
lancarnya.

c. Cash Ratio.

46
Kas
2014 Cash Ratio = x 100%
Hutang Lancar
R p 127.650 .000
= x 100%
Rp 852.365 .000
= 14,97%
Kas
2015 Cash Ratio = x 100%
Hutang Lancar
R p 131.140 .300
= x 100%
Rp 992.269 .400
= 13,21%
Kas
2016 Cash Ratio = x 100%
Hutang Lancar
R p 246.600.900
= x 100%
Rp 1.027 .116 .500
= 24%

Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan


membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia dalam perusahaan dan bank yang dapat segera
diuangkan. Dalam hal ini dapat memperlihatkan apabila cash
ratio tinggi maka jumlah uang perusahaan yang tersedia
semakin besar, sehingga perusahaan dapat dengan mudah
melunasi hutangnya. Dari hasil perhitungan diatas maka tingkat
cash ratio dapat dikatakan baik karena mengalami peningkatan
pada.tahun 2014 dan 2016, meskipun pada tahun 2015
mengalami penurunan, namun perusahaan tetap dapat dengan
mudah melunasi hutangnya.

Tabel 2.15

47
Ratio Likuiditas

Tahun Current Quick Ratio Cash Ratio


Ratio

2014 340% 293% 14,97%

2015 373% 301% 13,21%

2016 369% 299% 24%

(Sumber: Data diolah penulis)

2. Ratio Aktivitas (Activity Ratio).


a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Harga pokok penjualan
2014 Inventory Turnover = x1
Persediaan
Rp 4.674 .001.000
= x1
Rp 400.999.000
= 11,65 kali = 12 kali.

Harga pokok penjualan


2015 Inventory Turnover = x1
Persediaan
Rp 6.210 .971.500
= x1
Rp 714.374 .300
= 8,69 kali = 9 kali.

Harga pokok penjualan


2016 Inventory Turnover = x1
Persediaan
Rp 4.674 .001.000
= x1
Rp 714.374 .300
= 6,54 kali = 7 kali.

48
Dari perhitungan diatas menunjukkan adanya
penurunan pada ratio perputaran persediaan pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2016. Meskipun pada tahun 2014 ke
tahun 2016 mengalami penurunan namun dapat dikatakan
bahwa perusahaan mempunyai perputaran persediaan yang
stabil, karena semakin tinggi tingkat perputaran maka semakin
cepat liquidnya.

b. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Penjualan bersih
2014 Total Assets Turnover (TATO) = x1
Total Aktiva
Rp 4.978.001 .000
= x1
Rp 3.292666 .500
= 1,51 kali

Penjualan bersih
2015 Total Assets Turnover (TATO) = x1
Total Aktiva
Rp6.613 .202 .500
= x1
Rp 4.064 .113 .600
= 1,63 kali

Penjualan bersih
2016 Total Assets Turnover (TATO) = x1
Total Aktiva
Rp 8.284 .873 .700
= x1
Rp 4.117 .750 .500
= 2,01 kali

49
Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa PT.
SINAR SURYA INTIWANA mengalami peningkatan dalam
penggunaan aktiva yang dimilikinya. Karena adanya kenaikan
perputaran pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, maka
dari itu perusahaan dapat dikatakan efisien dalam
menggunakan seluruh aktivanya untuk mengahasilkan
penjualan.

c. Perputaran Aktiva Tetap.


Penjualan bersih
2014 Perputaran Aktiva Tetap = x1
AktivaTetap
Rp 4.978.001 .000
= x1
Rp 634.949 .000
= 7,84 kali

Penjualan bersi
2015 Perputaran Aktiva Tetap = x1
AktivaTetap
Rp 6.613 .202.500
= x1
Rp 634.949 .000
= 10,41 kali

Penjualan
2016 Perputaran Aktiva Tetap = x1
Aktiva Tetap
Rp 8.284 .873 .700
= x1
Rp634.949 .000
= 13,05 kali
Dari hasil perhitungan perputaran aktiva tetap diatas
mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan penjualan mulai dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016.

50
Tabel 2.16

Tabel Ratio Aktivitas

Perputaran Perputaran Perputaran


Tahun Persediaan Total Aktiva Aktiva Tetap

2014 12 kali 1,51 kali 7,84 kali

2015 9 kali 1,63 kali 10,41 kali

2016 7 kali 2,01 kali 13,05 kali

(Sumber: Data diolah penulis)

3. Ratio Hutang / Solvabilitas (Leverage {Debt} Ratio).


a. Ratio Hutang (Debt Ratio)
Total Hutang
2014 Debt Ratio = x 100%
Total Aktiva
Rp2.952 .365.000
= x 100%
Rp 3.292 .666.500
= 89,66 %

Total Hutang
2015 Debt Ratio = x 100%
Total Aktiva
Rp3.692 .269 .400
= x 100%
Rp 4.064 .113 .600
= 90,85%

51
Total Hutang
2016 Debt Ratio = x 100%
Total Aktiva
Rp3.727 .116 .500
= x 100%
Rp 4.117 .750 .500
= 90,51%
Dari hasil perhitungan ratio hutang diatas dapat
diketahui bahwa perusahaan mengalami kenaikan persentase
dari tahun 2014 ke tahun 2015, dan pada tahun 2015 ke tahun
2016 presentasenya menurun. Dengan demikian perusahaan
dapat dikatakan bahwa perusahaan solvabel dalam mengelola
hutangnya.

b. Ratio Total Hutang terhadap Modal Sendiri / Equita (Total Debt to


Equity Ratio).
Total Hutang
2014 Debt to Equity Ratio = x 100%
Modal
Rp 2.925 .365 .000
= x 100%
Rp 200.000 .000
= 1,46 %

Total Hutang
2015 Debt to Equity Ratio = x 100%
Modal
Rp 3.692 .269.400
= x 100%
Rp 200.000 .000
= 1,84 %

52
Total Hutang
2016 Debt to Equity Ratio = x 100%
Modal
Rp 3.727 .116 .500
= x 100%
Rp 200.000 .000
= 1,86 %

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa ratio


hutang terhadap modal pada tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan, dan dari tahun 2015 ke tahun 2016
mengalami penurunan, dengan adanya penurunan pada tahun
2015 ke tahun 2016 menunjukkan hasil yang baik karena
kemampuan modal perusahaan yang digunakan untuk
membayar hutang menurun.

Tabel 2.17
Tabel Ratio Solvabilitas

Total Debt to Total Total Debt to Equity


Tahun Asset Ratio Ratio

2014 89,66 % 1,46 %

2015 90.85 % 1,84 %

2016 90,51 % 1,86 %

(Sumber: Data diolah penulis)

4. Ratio Keuntungan (Profitability Ratio).


a. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Laba Kotor
2014 Gross Profit Margin = x 100%
Penjualan

53
Rp 304.000 .000
= x 100%
Rp 4.978.001 .000
= 6,1 %

Laba Kotor
2015 Gross Profit Margin = x 100%
Penjualan
Rp 402.231 .000
= x 100%
Rp 6.613 .202.500
= 6,08 %

Laba Kotor
2016 Gross Profit Margin = x 100%
Penjualan
Rp 520.394 .400
= x 100%
Rp 8.284 .873 .700
= 6,28 %

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan margin laba


kotornya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
mengalami penurunan presentasenya. Namun pada tahun 2015
ke tahun 2016 mengalami kenaikan presentasenya. Dari hasil
tersebut menunjukkan harga barang yang cenderung
meningkat.

b. ROA (Return On Assets).


Laba
2014 ROA = x 100%
Total aset

54
Rp 304.000 .000
= x 100%
Rp 3.292 .666.500
= 9,23 %

Laba
2015 ROA = x 100%
Total aset
Rp 402.231 .000
= x 100%
Rp 4.064 .113.600
= 9,89 %

Laba
2016 ROA = x 100%
Total aset
Rp 520.394 .400
= x 100%
Rp 4.117 .750 .500
= 12,64 %

Dari hasil perhitungan tahun 2014 ke tahun 2015


mengalami kenaikan presentase penjualan dan beban pokok
penjualan. Namun pada tahun 2015 ke 2016 mengalami
penurunan presentase penjualan dan beban pokok penjualan.

Tabel 2.18

Tabel Ratio Profibilitas

Gross Profit Return on


Tahun
Margin Assets

2014 6,1 % 9,23 %

2015 6,08 % 9,89 %

2016 6,28 % 12,64 %


55
(Sumber: Data diolah penulis)

Tabel 2.19
Rangkuman Ratio Keuangan

Ratio 2014 2015 2016

Ratio Likuiditas

Current Ratio 340 % 373 % 369 %

Quick Ratio 293 % 301 % 299 %

Cash Ratio 14,97 % 13,21 % 24 %

Ratio Aktivitas

Perputaran Persediaan 12 kali 9 kali 7 kali

Perputaran Total Aktiva 1,51 kali 1,63 kali 2,01 kali

Perputaran Aktiva Tetap 7,84 kali 10,41 kali 13,05 kali

Ratio Solvabilitas

Debt Ratio 89,66 % 90,85 % 90,51 %

Debt To Equity Ratio 1,46 % 1,84 % 1,86 %

Ratio Keuntungan

Gross Profit Margin 6,1% 6,08 % 6,28 %

ROA (Return On Assets) 9,23 % 9,89 % 12,64 %

(Sumber: Data diolah penulis)

56
2.9 Sistem Manajemen Informasi Perusahaan

Sistem merupakan suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain
berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu
lingkungan. Sedangkan Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah
bentuk yang berarti bagi penerimanya. Dan Manajemen adalah ketatalaksanaan
proses penggunaan proses sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
tertentu, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Manajemen Informasi
dalam perusahaan merupakan suatu sistem pengelolaan informasi secara terpadu oleh
manusia ataupun dengan bantuan Mesin, dalam rangka mempermudah penyebaran
Informasi yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pengambilan keputusan yang
dilakukan perusahaan tersebut.

Sistem Manajemen Informasi saat ini selalu diidentikkan dengan perangkat


komputer yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena dengan bantuan komputer,
berbagai data penjualan, keuangan, Produksi dan lain sebagainya dapat diproses
dengan lebih mudah dan cepat. Kegunaan utama dari Sistem Informasi Manajemen
adalah penggunaan komputer dalam melakukan pengolahan data dan penyebaran
informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengambialn keputusan. PT. Sinar
Surya Intiwana juga memiliki dan memanfaatkan Komputer sebagai alat pengolah
data dan pengirim Informasi. Karena perusahaan PT. Sinar Surya Intiwana memiliki
Software khusus yang dapat menghubungkan tiap komputer yang berada di kantor
perusahaan dengan Personal Computer yang dimiliki oleh Manajer di tempat
tinggalnya masing-masing.

2.10 Corporate Culture

57
Budaya kerja merupakan sistem nilai, persepsi, perilaku dan keyakinan yang
dianut oleh tiap individu karyawan dan kelompok karyawan tentang makna kerja dan
refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan organisasi dan individual. Karena model
perusahaan yang dimiliki oleh PT. Sinar Surya Intiwana merupakan Perusahaan
Keluarga. Budaya Kerja yang dimiliki karyawan hanya seputar Perilaku dalam
bekerja, Pemahaman cara ataupun alat dalam bekerja, pemahaman Karyawan tentang
pekerjaan yang dimilikinya. Namun tetap saja budaya kerja yng dimiliki karyawan
PT. Sinar Surya Intiwana terlihat tidak teratur dan kurang disiplin. Hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya daftar absensi perusahaan, karyawan yang sering datang
terlambat, maupun rendahnya kesadaran karyawan dalam mengenakan APD secara
baik dan benar.

58
BAB III

KONDISI LINGKUNGAN EKSTERNAL

3.1 Lingkungan Social Environtment

3.1.1 Politik dan hukum

Lingkungan politik dan hukum adalah lingkungan eksternal yang berkaitan


dengan peraturan pemerintah dan perusahaan. Bagaimana hubungan antara kondisi
politik dan hukum tertentu yang dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Kondisi politik tertentu dapat menghambat maupun mendukung kegiatan bisnis di
bidang tertentu. Dan peraturan maupun hukum yang berlaku juga dapat
mempengaruhi kegiatan bisnis. Karena dalam peraturan (hukum) tersebut
disebutkan mengenai peraturan dalam melakukan dan mengembangkan aktivitas
bisnis yang diperbolehkan. Seperti peraturan mengenai keselamatan kerja,
pengelolaan limbah perusahaan, upah dan kompensasi bagi karyawan, dan
peraturan lain yang ditujukan untuk melindungi karyawan, konsumen, dan
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan.

PT. Sinar Surya Intiwana merupakan perusahaan yang memproduksi tinta


untuk keperluan pewarnaan kemasan pada perusahaan lain. Karena tinta
mengandung bahan kimia yang dapat berbahaya bagi tubuh. Pengelolaan limbah
merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
no 18 tahun 1999 mengenai pengelolaan limbah berbahaya, perusahaan dilarang
memebuang limbah sisa produksi tanpa dilakukan pengelolaan terlebih dahulu.
PT. Sinar Surya Intiwana tidak melakukan pembuangan limbah sisa Produksi.
Karena metode pembuatan melalui pemesanan terlebih dahulu. Sehingga tinta
yang diproduksi akan di sesuaikan jumlahnya dengan pesanan yang ada.

59
sedangkan untuk Pengelolaan Produk rusak, perusahaan jarang memiliki Produk
Rusak, karena sebelum di produksi sudah ada uji warna Produk terlebih dahulu.
Namun jika tetap ada produk rusak, biasanya akan diolah lagi untuk memenuhi
varian warna lain yang dipesan konsumen. Limbah yang mungkin timbul dari
aktivitas Produksi dari PT. Sinar Surya Intiwana adalah limbah air bekas
pencucian wadah tinta setelah pengiriman tinta ke perusahaan. Namun PT. Sinar
Surya Intiwana tidak melakukan pengelolaan terlebih dahulu untuk limbah air ini.
Limbah ini akan lansung disalurkan ke saluran pembuangan yang ada.

Peraturan pemerintah dan kondisi politik yang berubah dapat mempengaruhi


aktivitas perusahaan. Karena apabila kondisi politik berubah maka pasti ada
peraturan yang akan diubah juga. Apabila peraturan pemerinta yang diubah
berkaitan dengan kegiatan produksi perusahaan. Pemerintah dapat melakukan
penuntutan hukum serta memberi sanksi yang dapat menghambat bahkan juga
menghentikan aktivitas produksi perusahaan.

3.1.2 Ekonomi

Kondisi perekonomian dari negara yang ditempati suatu perusahaan juga


dapat menentukan keberlangsungan hidup dari perusahaan tersebut. Karena
apabila kondisi perekonomian yang ada tidak menentu maka akan meningkatkan
biaya hidup yang dibutuhkan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan biaya
tenaga kerja bagi perusahaan. Selain itu biaya-biaya lain juga dapat meningkat.
Seperti biaya bahan baku, biaya perawatan mesin dan kendaraan, biaya distribusi
produk, dan lain sebagainya. Sedangkan para konsumen dari PT. Sinar Surya
Intiwana juga tidak menghendaki kenaikan harga, karena konsumen PT. Sinar
Surya Intiwana adalah perusahaan yang melakukan kegiatan Produksi. Sehingga
PT. Sinar Surya Intiwana tidak dapat menaikkan harga jual produk dengan mudah.
Dan dapat mempengaruhi pendapatan Laba dari Perusahaan.

60
3.1.3 Sosial

Kondisi sosial Masyarakat di sekitar tempat aktivitas perusahaan dijalankan


memiliki peranan penting dalam pertimbangan produksi perusahaan. Kondisi soial
juga dapat mempengaruhi penentuan Produk maupun Pasar dari Produk tersebut.
PT. Sinar Surya Intiwana hingga saat ini tidak terlalu memperhatikan lingkungan
sosial di sekitar perusahaannya, Karena umur perusahaan yang masih muda, serta
kegiatan Produksi yeng belum tinggi. Perusahaan PT. Sinar Surya Intiwana tidak
memiliki kegiatan CSR dan hingga saat ini masih memusatkan perhatiannya pada
pengembangan aktivitas perusahaannya.

3.1.4 Teknologi

Perkembangan teknologi yang ada memiliki pengaruh yang cukup besar bagi
sebuah perusahaan saat ini. Saat banyak perusahaan yang sangat mengandalkan
teknologi mereka dalam mengembangkan produk maupun memproduksi Produk
mereka. Teknologi yang dimilki oleh perusahaan PT Sinar Surya Intiwana belum
secanggih perusahaan yang sudah berkembang. Peralatan yang dimilki oleh
perusahaan hanyalah mesin pengaduk dan pengankut yang masih menggunakan
manusia sebagai operatornya. Ditambah dengan kapasitas Produksi yang tidak
terlalu tinggi. Perusahaan belum memerlukan sistem pengoperasian canggih dan
masih memanfaatkan tenaga manusia dalam pengoperasian mesin yang dimiliki
perusahaan. Teknologi canggih yang dimiliki perusahaan hanya software
pengolahan data yang dihubungkan ke tiap personal komputer yang dimiliki
perusahaan dan personal komputer yang dimiliki manajer di rumahnya.

3.2 Lingkungan Tugas

61
3.2.1 Pemerintah

PT. Sinar Surya Intiwana merupakan perusahaan Tinta, yang memiliki


berbagai bahan kimia yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan hidup di
sekitarnya. Peran pemerintah dalam perusahaan seperti ini adalah mengatur hukum
mengenai pengelolaan limbah serta lingkungan hidup sekitarnya. Seperti Peraturan
Pemerintah No 18 Th 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun.
Serta adanya peraturan ISO 14001 mengenai pengelolaan lingkungan hidup
sekitar. Pemerintah berhak menjatuhkan sanksi bagi perusahaan yang diketahu dan
terbukti melanggar peraturan pemerintah tersebut. Sanksi tersebut adalah
pencabutan izin Operasi Perusahaan. Atau dengan kata lain pemerintah dapat
menutup Perusahaan tersebut.

3.2.2 Asosiasi

PT. Sinar Surya Intiwana tidak terdaftar dalam Asosiasi bisnis apapun. Karena
usia perusahaan yang baru berdiri selama lima tahun. Perusahaan belum
memikirkan untuk mengikuti Asosiasi bisnis yang ada.

3.2.3 Kreditur

Kreditur merupakan pihak luar Perusahaan yang menanamkan dana miliknya


dalam perusahaan. Kreditur sangat diperlukan perusahaan untuk keberlangsungan
hidupnya. Karena perusahaan memerlukan dana modal yang cukup besar untuk
ditanggung secara pribadi oleh seorang pemilik. Kreditur yang menanamkan
dananya dalam Perusahaan PT. Sinar Surya Intiwana adalah Perusahaan PT. Starc
Solution Internasional. Dengan adanya dana pinjaman tersebut PT. Sinar Surya
Intiwana dapat menjalankan aktivitasnya serta mengembangkan Perusahaannya.

62
Namun dengan adanya Pinjaman Perusahaan harus lebih hati-hati dalam mengatur
pengeluaran dan menetapkan biaya, karena perusahaan memiliki kewajiban untuk
membayar kewajiban yang ada.

3.2.4 Pemasok

Perusahaan selalu memiliki rekanan dalam pengadaan bahan baku maupun


mesin dan perlatan lainnya yang menunjang kegiatan Produksi Perusahaan. Bahan
Baku merupakan salah satu Aspek yang Penting bagi Perusahaan. Bahan Baku
diperlukan untuk kegiatan Produksi. Kegiatan pengadaan bahan baku juga
merupakan hal yang penting bagi Perusahaan. Ada berbagai faktor yang menjadi
pertimbangan perusahaan dalam melakukan pengadaan Bahan Baku. Mulai dari
harga yang murah, kualitas yang dimiliki, kemudahan perusahaan dalam
mendapatkan Produk, kelegalan Produk tersebut. Dan berbagai faktor lainnya.

Pemasok yang bekerja sama dengan perusahaan PT. Sinar Surya Intiwana
adalah :

1. CV. Sejahtera Abadi


2. PT. Cipta Mapan Logistik
3. PT. Surya Sarana Indotrans
4. PT. YCH Indonesia
5. PT. SSI Prima Mas
6. PT. Starch Solution International

63
3.2.5 Konsumen

Konsumen merupakan setiap orang maupun kelompok tertentu yang


menkonsumsi atau menggunakan Produk yang di hasilkan sebuah perusahaan.
Konsumen yang dimiliki oleh PT. Sinar Surya Intiwana merupakan organisasi
bisnis baik besar maupun kecil yang membutuhkan tinta untuk kemasan
Produknya. Segmentasi terpusat yang dimiliki perusahaan PT. Sinar Surya
Intiwana mempermudah kegiatan pemasaran Perusahaan. Meskipun dengan
segmentasi pasar yang terpusat dan kegiatan pemasaran yang sederhana.
Perusahaan dapat melakukan Produksi dan dapat menghasilkan laba yang cukup
banyak. Karena PT. Sinar Surya Intiwana menerima pesanan untuk Skala
Produksi.

3.2.6 Masyarakat

Selama jangka waktu lima tahun berdirinya Perusahaan PT. Sinar Surya
Intiwana, Masyarakat Sekitar Perusahaan tidak pernah memprotes kegiatan
Produksi yang dilakukan oleh Perusahaan. Meskipun Perusahaan juga tidak
memiliki kegiatan CSR dan Kegiatan Sosial lainnya yang melibatkan Masyarakat.
Tidak ada komplain yang ditujukan Untuk Perusahaan. Mungkin hal ini
disebabkan kegiatan Produksi Perusahaan yang tidak terlalu tinggi serta lokasi
pabrik yang berada di lingkungan Industri. Karena berdekatan dengan Pabrik-
pabrik lain.

3.2.7 Serikat Pekerja

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2000


tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, perusahaan yang memiliki lebih dari 10

64
karyawan dapat membentuk suatu serikat Pekerja maupun serikat buruh. Tetapi
Perusahaan PT. Sinar Surya Intiwana tidak memiliki Serikat Pekerja, karena
karyawan Perusahaan yang hanya berjumlah sekitar 20 orang. Serta sifat
perusahaan yang merupakan perusahaan keluarga. Sehingga jarang terjadi konflik
antara perusahaan dan karyawan, karena kebanyakan karyawan memiliki
hubungan antara satu dengan lainnya.

3.2.8 Pesaing

Keberadaan pesaing dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup dan kualitas


Produk Perusahaan. Karena dengan adanya pesaing di bidang usaha yang sama
dapat memacu perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya serta
meningkatkan kualitas produknya demi memenuhi persaingan yang ada. apabila
perusahaan tidak dapat bertahan dalam persaingan pasar yang ada maka
perusahaan dapat mengalami kemunduran bahkan penghentian aktivitas Produksi.
Hingga saat ini pesaing terdekat yang dimilki oleh perusahaan PT. Sinar Surya
Intiwana adalah PT. Hi Tech Ink Indonesia dan PT. Cat dan Tinta Pacific, karena
kedua perusahaan ini juga memproduksi tinta sama seperti PT. Sinar Surya
Intiwana. Pengaruh utama dari kedua perusahaan pesaing ini adalah penentuan
pangsa pasar serta volume penjualan produk.

Perbandingan pangsa pasar dan volume penjualan dari ketiga perusahaan ini
menunjukkan bahwa PT. Sinar Surya Intiwana memiliki tingkat Market Share
paling rendah dibandingkan perusahaan PT. Hi Tech Ink Indonesia dan PT. Cat
dan Tinta Pacific. Tetapi volume penjualan yang ditunjukkan oleh PT. Sinar Surya
Intiwana dapat dikatakan cukup tinggi jika dibandingkan dengan waktu operasi
perusahaan yang cukup pendek, yaitu selama 5 tahun sejak awal pendirian
perusahaan.

65
BAB IV

ANALISA FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

4.1 Analisa Kekuatan dan Kelemahan


4.1.1 Bidang personalia
Kekuatan :
1. Tingginya kepercayaan dan hubungan baik antar pegawai.
2. Memiliki tenaga kerja yang mempunyai keahlian di bidangnya
masing-masing.
3. Rendahnya labour turn over.
4. Usia karyawan berada pada usia produktif.

Kelemahan :

1. Tidak adanya jenjang karir sehingga selama apapun karyawan tersebut


berkerja tetap dalam posisinya dari awal.
2. Rentan terjadi penyelewengan karena manajer acc &finance
merangkap sebagai manajer purchasing.
3. Jaminan kesehatan yang belum memadai.
4. Kurangnya jenis pelatihan yang diberikan.
5. Tidak adanya absensi.
6. Rendahnya kesadaran karyawan dalam menggunakan alat pelindung
diri yang lengkap saat melakukan kegiatan produksi

66
4.1.2 Bidang Produksi

Kekuatan :

1. Bahan baku perusahaan mudah didapat.


2. Selalu menjaga kualitas produk yang akan dipasarkan ke perusahaan
dan masyarakat.
3. Produk yang dihasilkan menjadi unggulan masyarakat dan berbagai
perusahaan didalam negeri.
4. Menggunakan mesin-mesin yang sesuai standar dalam proses
pembuatan produk.
5. Produk yang dihasilkan memiliki daya simpan dalam waktu panjang.
6. Hasil produksi tetap sesuai dengan standarisasi mutu
7. Adanya peralatan safety bagi para karyawan produksi sehingga
mendukung proses produksi.

Kelemahan :

1. Operasional mesin dilakukan oleh manusia, sehingga kemungkinan


terjadinya human error lebih tinggi.
2. Rendahnya pengelolaan limbah air bekas cucian pada wadah tinta.

4.1.3 Bidang Pemasaran


Kekuatan :
1. Produk bisa dipesan sesuai permintaan pelanggan
2. Harga produk yang terjangkau.
3. Warna dapat ditentukan sendiri sesuai keinginan
4. Pelanggan terikat kontrak

Kelemahan :

67
1. Kantor PT SSI berada di perkampungan kecil
2. Jumlah pelanggan yang dimiliki lebih sedikit dibandingkan pesaing
3. Strategi promosi yang dilakukan masih kurang jika dibandingkan
dengan pesaing
4.1.4 Analisa Kekuatan dan Kelemahan Bidang Keuangan

No Kekuatan Kelemahan
Kondisi Marjin Laba Kotor (Gross
Kondisi perusahaan mampu Profit Margin) menunjukkan
melunasi hutang-hutang atau margin laba kotor dari tahun 2014
1 hutang jangka pendek selama tahun sampai dengan 2016 relativ sama
tersebut (dari tahun 2014 hingga presentasenya. Maka dari hasil
tahun 2016). tersebut menunjukkan harga barang
yang stabil.
Kondisi Perputaran Persediaan
(Inventory Turnover) menunjukkan
2
peningkatan kegiatan perputaran
pesediaan.
Kondisi Perputaran Total Aktiva
(TATO) menunjukkam peningkatan
3 dalam penggunaan aktiva yang
dimiliki perusahaan.dari tahun 2014
hingga tahun 2016.
Kondisi Perputaran Aktiva Tetap
menunjukkan peningkatan
4
penjualan pada tahun 2014 sampai
tahun 2016.
5 Kondisi Ratio Hutang (Debt Ratio)
perusahaan menunjukkan
peningkatan sehingga perusahaan
solvabel dalam mengelola hutang

68
perusahaan.
Kondisi Ratio Total Hutang
terhadap Modal Sendiri / Equita
(Total Debt to Equity Ratio)
menujukkan penurunan dari tahun
6
2015 ke tahun 2016 maka
kemampuan modal perusahaan
yang digunakam untuk membayar
hutang berkurang/menurun.
Kondisi Return on Assets (ROA)
menunjukkan adanya kenaikan
7 penjualan dan beban pokok
penjualan pada tahun 2014 sampai
dengan tahun 2016.

4.2 Analisa Posisi Perusahaan Persaingan Relatif ( Faktor Eksternal )

Tabel 4.1
Analisa Posisi Persaingan Relative (factor eksternal)
Produ Unit Kaleng Volume Penjualan
Nama Perusahaan
k Tahun 2015 Tahun 2016

PT. Sinar Surya Intiwana Tinta 6.613.202.500 8.284.873.700

PT. Hi Tech Ink Indonesia Tinta 9.352.700.000 9.756.407.500


PT. Cat dan Tinta Pacific Tinta 8.767.500.000 8.498.426.000

(Sumber : diolah oleh penulis)

4.2.1 Dengan Sistem Analisa Portofolio BCG

69
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau
terdiri dari 4 sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori
portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative
Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat
pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh
Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya
(Question Marks).

1. Stars (Bintang) : Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah
produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan
pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar.
Ini berarti produk-produk yang dihasilkan merupakan produk-produk
terkemuka yang diminati oleh pasar. Perusahaan membutuhkan banyak
investasi untuk mempertahankan posisi produk-produk tersebut dan untuk
mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan keunggulan-
keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan produk
kompetitor lainnya. Produk-produk di kategori Bintang ini dapat berubah
menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows) apabila mereka tetap dapat
mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya
mengalami penurunan.
2. Cash Cows (Sapi Perah) : Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau
Sapi Perah adalah produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar,
menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada
kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi namun prospek pertumbuhan
kedepan akan sangat terbatas. Pendapatan yang didapat pada tingkat Cash
Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan
pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question
Marks (Tanda Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan serta

70
membayar dividen kepada pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk
tetap berinvestasi pada produk-produk dalam kategori Cash Cows ini untuk
mempertahankan produktivitas dan kualitas atau dapat juga dijadikan
pendapatan pasif bagi perusahaan.
3. Dogs (Anjing) : Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan
peliharaan, yang termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit
bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat
pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini biasanya hanya
memberikan kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus
menderita kerugian. Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya
merupakan beban bagi perusahaan karena dapat menguras waktu manajemen
dan sebagian besar sumber daya perusahaan. Unit bisnis atau produk yang
telah berada pada kategori ini biasanya akan mengalami pengurangan,
divestasi ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan.
4. Question Marks (Tanda Tanya) : Kategori Question Marks kadang-kadang
disebut juga dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam
kategori Question Marks ini adalah produk atau bisnis unit yang memiliki
prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat
rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada
pendapatan). Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga
berpotensi untuk berubah menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan
tersebut disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk atau bisnis unit
yang berada dalam kategori Question Marks ini karena pertumbuhan yang
tinggi.

Market growth ratio (tingkat pertumbuhan pasar)

71
Unit Volume penjualan tahun N – Unit Volume penjualan tahun( N −1)
= x
Unit Volume penjualan tahun( N −1)
100%

Unit Volume penjualan tahun 2016 – Unit Volume penjualan tahun 2015
= x
Unit Volume penjualan tahun 2015
100%

1.671.671 .200
= x 100%
6.613.202 .500

= 25,28%

Relative market share (Pangsa Pasar Relatif)

Unit volume penjualan perusahaan tahun N


Tahun 2014 = x
Unit volume penjualan pesaing dominan tahun N

Unit Volume penjualan PT . SSI 2016


= x
Unit Volume Penjualan PT . HTII 2016

8.284 .873 .700


= x
9.756 .407 .500

= 0,85 x < 1

Apabila dilihat dari perhitungan BCG maka PT. Sinar Surya Intiwana
memiliki nilai market growth rate sebesar 25,28%. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat pertumbuhan pasar yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebesar nilai
presentase tersebut. Sedangkan pada nilai Relatif Market Share atau Pangsa
Pasar Relatif, nilai yang didapat oleh PT. Sinar Surya Intiwana sebesar 0,85.
Sehingga apabila digambarkan akan berada pada posisi Question Mark.
Berikut gambar penjelasan dari BCG tersebut

72
Gambar 4.1

30
%

15
%

0%
5.0 1.0 0.5 0
Berdasarkan pada matriks BCG posisi PT. Sinar Surya Intiwana
berada pada posisi titik di kuadran berada di Question Mark. Hal tersebut
(Sumber: diolah oleh penulis)
menunjukkan bahwa posisi PT. Sinar Surya Intiwana memiliki prospek
pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah.
Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga berpotensi
untuk berubah menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan seperti
ini disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang
berada dalam kategori Question Marks ini karena pertumbuhan yang
tinggi.

73
4.2.2 Dengan Sistem Analisis 9 Cell Stop Light
Analisis 9 cell GE atau Stop Light adalah analisis untuk mengetahui
posisi perusahaan terhadap pesaing dengan membandingkan faktor
kekuatan bisnis (Lingkungan Internal) dengan faktor daya tarik industri
(Lingkungan Eksternal). Penilaian daya tarik industri (Lingkungan
Eksternal) dan kekuatan bisnis (lingkungan Internal) dengan kriteria
penilaian sebagai berikut :
1 = Sangat tidak berpengaruh
2 = Tidak berpengaruh
3 = Seimbang
4 = Berpengaruh
5 = Sangat berpengaruh

Analisis posisi PT. Sinar Surya Intiwana menurut analisa 9 Cell GE


Stoplight adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Daya Tarik Industri

INDIKATOR BOBOT NILAI NILAI TERTIMBANG

Profitabilitas Pasar 0,10 3 0.30

Peraturan pemerintah 0,30 3 0.90

Perkembangan
0,10 2 0.20
Teknologi

Peluang Pasar 0,10 3 0.30

Pertumbuhan Pasar 0,20 3 0.60

Pesaing 0.20 3 0.60

74
TOTAL 1.00 2.90

(Sumber : diolah oleh penulis)


Dari data tersebut maka dapat disipulkan bahwa nilai dari Daya Tarik
Industri (Lingkungan Ekternal) bernilai 2.90

Tabel 4.3

Kekuatan Bisnis ( Lingkungan Internal )

INDIKATOR BOBOT NILAI NILAI TERTIMBANG

Pangsa Pasar 0.10 2 0.20

Variasi Produk 0.30 3 0.90

Saluran Distribusi 0.10 1 0.10

Harga Barang 0.10 2 0.20

Lokasi Perusahaan 0.10 1 0.10

Kualitas barang 0,30 4 1.20

TOTAL 1.00 2.70

(Sumber : diolah oleh penulis)

75
Dari data tersebut maka dapat disipulkan bahwa nilai dari Kekuatan
Bisnis ( Lingkungan Internal ) memiliki nilai 2.70

Gambar 4.2

Analisa 9 Cells GE Stoplight

4.00

3.00

2.00

1.00
4.00 3.00 2.00 1.00

(Sumber : diolah oleh penulis)

Dari Gambar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PT. Sinar Surya
Intiwana berada pada posisi Kuning (Hold) dimana daya Tarik industri dan
Kekuatan Bisnisnya berada di posisi tengah. Dalam hal ini Perusahaan hanya
dapat berinvestasi pada pengembangan unit bisnis apabila perusahaan
memiliki sisa dana modal, dan jika perusahaan percaya bahwa unit bisnis
tersebut mempunyai peluang untuk menghasilkan keuntungan dimasa depan

76
Tabel 4.4
External Strategic Factors Analisys Summary (EFAS)

Faktor-faktor Start Eksternal Bobot Rating Skor Keterangan

Peluang-peluang:
Bahan baku mudah didapat
 Bahan baku mudah 0.20 2 0.40
dari suplier terpercaya.
didapat. Meningkatnya kuantitas
pesanan pelanggan.
 Perkembangan pasar. 0.20 3 0.60
Perusahaan memiliki
koneksi yang terpercaya.
 Brand image
0.20 3 0.60
perusahaan yang kuat Mengikuti peraturan yang
ada.
Ancaman :

 Kebijakan Kuatnya brand image

pemerintah produk pesaing.


0.2 2 0.40

 Kekuatan Pesaing.

0.2 3 0.60

2.60
1

77
Tabel 4.5

Internal Strategic Factors Analysis Summary ( IFAS )

Faktor-faktor Strart Internal Bobot Rating Skor Keterangan

Kekuatan:
0.20 3 0.60

 Rendahnya kondisi Loyalitas karyawan


labour turn over terhadap perusahaan.
0.10 3 0.30
karyawan.

 Menggunaan mesin- Memberikan kualitas


0.10 4 0.40
mesin produksi yang produk yang baik.
sesuai standar.

0.10 2 0.20
 Memiliki pangsa
Perusahaan memiliki
pasar tetap
hubungan kontrak
dengan konsumen.

 Penggunaan aktiva
0.10 3 0.30
yang efisien Perusahaan mampu
mengelola keuangan
0.10 2 0.20
dengan baik.

0.10 3 0.30

78
kelemahan: Kurangnya potensi
0.10 3 0.30
dalam jenjang karir.
 Tidak adanya
jenjang karir Operasional
dilakukan penuh oleh
0.1 3 0.30
 proses produksi tenaga manusia.
masih terjadi human
1 2.90 Promosi dilakukan
error.
dengan word of
mouth.
 Tidak adanya
promosi Tidak adanya
Absensi, serta
 Rendahnya rendahnya kesadaran
Kedisiplinan karyawan dalam
Karyawan menggunakan APD
secara benar.

Perusahaan tidak
 Rendahnya mengelola air limbah
pengelolaan limbah cucian wadah produk
perusahaan

(Sumber : diolah oleh penulis)

4.3 Sistem Analisa SWOT

Kekuatan:

79
 Rendahnya kondisi labour turn over karyawan.
 Menggunaan mesin-mesin produksi yang sesuai standar.
 Memiliki pangsa pasar tetap
 Penggunaan aktiva yang efisien.

kelemahan:

 Tidak adanya jenjang karir


 proses produksi masih terjadi human error.
 Tidak adanya promosi
 Rendahnya Kedisiplinan Karyawan
 Rendahnya pengelolaan limbah perusahaan

Peluang-peluang:

 Bahan baku mudah didapat.


 Perkembangan pasar.
 Brand image perusahaan yang kuat

Ancaman :

 Kebijakan pemerintah
 Kekuatan Pesaing.

Tabel 4.6

80
Matrik SWOT

Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

1. Rendahnya 1. Tidak adanya


External
kondisi labour jenjang karir
turn over 2. proses produksi
karyawan. masih terjadi
2. Menggunaan human error.
mesin-mesin 3. Tidak adanya
produksi yang promosi
sesuai standar.
3. Memiliki 4. Rendahnya
pangsa pasar Kedisiplinan
tetap Karyawan

5. Rendahnya
pengelolaan limbah
perusahaan

OPPORTUNITY(O) Strategi SO Strategi WO


1. Memperbaiki
 Bahan baku mudah 1. Rendahnya
system promosi
didapat. kondisi labour
dengan
 Perkembangan turn over
memanfaatkan
pasar. karyawan,
Brand Image
 Brand image penggunaan
Perusahaan yang
perusahaan yang mesin produksi
kuat. (W3,O3)
kuat yang sesuai
2. Memperbaiki
standar dan

81
tingkat kedisiplinan
bahan baku
karyawan agar
yang mudah
perusahaan dapat
didapatkan
meningkatkan
membuat
volume Produksi
perusahaan
dan penjualan demi
dapat
mengikuti
memenuhi
permintaan dan
permintaan
perkembangan
pasar dengan
pasar yang ada. (S4,
lebih mudah
O2)
(s1,s2,o1)
2. Dengan adanya
pangsa pasar
yang tetap,
mempermudah
perusahaan
dalam
meningkatkan
Volume
penjualan sesuai
dengan
perkembangan
pasar yang ada
(s3,o2)
3. Dengan adanya
Brand image
perusahaan
yang kuat maka

82
perusahaan
dapat
mempertahanka
n Pangsa
pasarnya
(s3,o3)

THREATS (T) Strategi ST Srategi WT


1. Pangsa pasar 1. Memperbaki sistem
1. Kebijakan
yang tetap dapat pengelolaan limbah
pemerintah
membantu yang ada demi
2. Kekuatan
perusahaan memenuhi
Pesaing.
dalam peraturan
menghadapi pemerintah yang
persaingan yang berlaku.
ada (S3, T2) (w5,t1)
2. Memperbaiki
sistem promosi
serta tingkat
kedisiplinan
karyawan demi
menghadapi
persaingan pasar
yang ada.
(w3,w4,t2)

(Sumber : diolah oleh penulis)

83
BAB V

FORMULASI STRATEGI

5.1 Misi Perusahaan


Malayani industri paper & corrugated cardboard serta packaging industrial
dengan profesional dan penuh integritas. Mengedepankan inovasi dan kreatifitas
untuk menciptakan nilai effisiensi bagi para industrial users maupun internal
perusahaan.

5.2 Tujuan Perusahaan


Dalam melaksanakan aktivitasnya perusahaan selalu memiliki tujuan yang
merupakan dasar untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk
mengembangkan rencana bisnis yang efektif. Tujuan dari PT. Sinar Surya
Intiwana adalah :

5.2.1 Tujuan Jangka Panjang


1. Pengembangan Industri Tinta yang lebih ramah lingkungan.
2. Membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan pelanggan
3. Menjadi perusahaan penyuplai tinta terbaik di Indonesia

5.2.2 Tujuan Jangka Pandek


1. Memfokuskan seluruh aktifitas bisnis pada pencapaian kepuasan pelanggan.
2. Memperkenalkan Product secara berkala kepada konsumen
3. Menyusun program manajemen, keuangan dan administrasi perusahaan yang
efektif, sejalan dengan lajunya perkembangan pasar saat ini.
4. Perbaikan-perbaikan yang terus-menerus (continuos improvement) dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip TPM ( Total Productive Manufacturing).

84
5.3 Pemilihan Strategi

5.3.1 Pemilihan Alternatif Strategi

Alternatif strategi adalah sebuah proses yang mempertemukan antara


kesempatan lingkungan dengan lingkungan yang ada pada perusahaan
dengan tingkat resiko yang dapat diterima. Alternatif yang terlalu banyak
memerlukan waktu, tenaga, dan biaya penyusunan ataupun operasional
yang tinggi. Disamping itu, penyusunan sebuah strategi dapat dikatakan
sangat rumit dan sukar. Karna para penuyusun strategi hanyalah manusia
biasa yang hanya memanfaatkan daya fikirnya untuk membuat suatu
formula strategi yang akan disusun untuk perusahaannya.
Dalam mengembangkan alternative strategi penyusun strategi
menghadapi beberapa jenis strategi alternatif antara lain :
1. Alternatif Strategi Stabilitas
Pada Prinsipnya Strategi Ini menekankan pada tidak bertambahnya
Produk, Pasar, dan Fungsi-Fungsi perusahaan karena berusaha untuk
meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka meningkatkan
kinerja dan keuntungan. Strategi ini relatif rendah resiko dan biasanya
dilakukan untuk produk yang tengah berada pada posisi
matang/dewasa (maturity).
2. Alternatif Strategi Ekspansi
Strategi ekspansi menekankan pada penambahan atau perluasan
produk, pasar dan fungsi dalam perusahaan sehingga aktivitas
perusahaan meningkat. Tetapi selain keuntungan yang ingin diraih
lebih besar, strategi ini juga mengandung resiko kegagalan yang tidak
kecil.
3. Alternatif Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan
untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi

85
sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan
ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-
besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk
bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut
fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun
psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas,
kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan
merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa
ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak
mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price
insensitive).
4. Altenatif Strategi Fokus
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing
dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini
ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif
kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif
tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan
dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya
rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa
digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam
suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk
memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Dari keempat jenis alternative strategi tersebut maka dengan
melihat faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kondisi
perusahaan, maka perusahaan menggunakan jenis strategi alternatif
Fokus (Focus). disesuaikan dengan lini bisnis perusahaan yang hanya
melakukan produksi sesuai order dengan satu produk saja yang

86
dihasilkan dan klien yang terbatas dan tetap. Pemilihan strategi
tersebut juga masih akan diuji kembali melalui pengujian konsistensi.
Hasil pengujian konsistensi tersebut yang akan menentukan apakah
strategi yang dipilih sekiranya sudah sesuai dengan kemampuan
perusahaan.

5.3.2 Pengujian Konsistensi

Pengujian konsistensi merupakan sebuah proses dimana alternatif –


alternatif strategi dievaluasi konsistensinya terhadap kesempatan dan
tantangan lingkungan ( dimensi eksternal atau ETOP ) dan terhadap
keuntungan strategi ( diensi internal atau SAP ) pada saat ini maupun yang
diprediksikan untuk masa yang akan datang.
Berikut adalah tabel dari uji konsistensi PT.Sinar Surya Intiwana :
Tabel 5.1
Uji Konsistensi PT. Sinar Surya Intiwana
ETOP Bobot Pengaruh SAP Bobot Pengaruh
Faktor Faktor Faktor Faktor
Fak. -2 - 20 Fak. +3 + 20
Ekonomi Keuangan
dan
Akuntansi
Fak. -1 - 25 Fak. +2 + 10
Pemerintah Pemasaran
dan Hukum dan
Distribusi
Fak. +2 + 20 Fak. +3 + 25
Pemasaran Manajemen
dan Produksi
Persaingan dan Operasi

87
Fak. +2 + 15 Fak. +3 + 25
Pemasok Hubungan
dan Personal
Teknologi dan Tenaga
Kerja
Fak. +1 00 Fak. +2 00
Geografi Corporate
Fak. Sosial +1 00

(Sumber : diolah oleh penulis)

Keterangan:
1. Bobot faktor yang +5 berarti positif sangat kuat sampai dengan 0 yang
berarti netral, menuju -5 yang berarti negatif sangat kuat.
2. Pengaruh kesempatan lingkungan yang sangat kuat adalah +50,
pengaruh netral atau tidak mempunyai pengaruh adalah 0, dan pengaruh
tantangan yang kuat adalah -50

5.3.3 Menentukan Strategi Pilihan

Setelah melalui pengujian konsistensi maka dapat diambil suatu


strategi yang cukup sesuai dengan kondisi perusahaan PT. Sinar Surya
Intiwana saat ini, yakni menggunakan Alternatif Fokus (Focus). Karena dari
hasil perbandingan ETOP dan SAP ternyata PT. Sinar Surya Intiwana masih
ada pada tahap awal perusahaan. Dalam Strategi Alternatif Fokus
perusahaan hanya melakukan berfokus pada segmen pasar yang terbatas.
Sesuai dengan kegiatan perusahaan yang hanya berfokus pada satu produk

88
yaitu tinta dengan sasaran pasar perusahaan lain yang membutuhkan tinta
dalam kegiatan Produksinya.
5.4 Policy

5.4.1 Bidang Personalia


1. Menggunakan sistem absensi agar karyawan lebih disiplin.
2. Menambah fasilitas kesejahteraan dan keselamatan.

5.4.2 Bidang Produksi

1. Mengurangi alat-alat produksi yang tidak seberapa diperlukan.


2. Mengoptimalkan kapasitas produksi.
3. Tetap menjaga kualitas produksi agar konsumen tetap terpuaskan.
4. Meningkatkan hasil produksi dengan adanya mesin – mesin produksi
yang canggih.

5.4.2 Bidang Pemasaran


1. Menambah strategi promosi
6 Meningkatkan volume penjualan.
7 Menciptakan loyalitas pelanggan.

5.4.4 Bidang Keuangan


1. Meminimalisasi biaya yang digunakan untuk operasional dan produksi
perusahaan.
2. Menerapkan standar pencatatan akuntansi dan keuangan yang berlaku.
3. Meningkatkan keuntungan perusahaan dalam bidang penjualan.

89
BAB VI

IMPLEMENTASI STRATEGI

6.1 Program Bidang Personalia

1. Memberlakukan program rotasi kerja pada karyawan, sehingga karyawan


mendapat pengetahuan tentang devisi lain, dan juga dapat meminimalisir
kecurangan kerja
2. Mengadakan pelatihan- pelatihan secara berkala.

6.2 Program Bidang Produksi

1. Meningkatkan kualitas quality control agar menghasilkan produk yang


baik dan terjamin.
2. Meningkatkan efisiensi disetiap proses produksi.
3. Pemeliharaan mesin-mesin produksi dengan cara pengelolaan mesin yang
di control langsung oleh Maintenance/workshop SPV.

6.3 Program Bidang Pemasaran

1. Pembuatan WEBSITE perusahaan guna untuk membantu pemasaran


perusahaan agar produk perusahaan lebih banyak di minati.
2. Membuat Absensi kantor

90
6.4 Program Bidang Keuangan

1. Mengelola dan memanfaatkan dana secara optimal dalam menggunakan


dana kredit perusahaan.
2. Menerapkan SAP ( System Application and Product in data Processing ).
SAP adalah software yang dikembangkan untuk mendukung suatu
organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih
efisien dan efektif. SAP merupakan sejumlah modul aplikasi yang
mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu
dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasinya bekerja secara berkaitan.
3. Meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara meningkatkan
penjualan dan mengurangi biaya produksi perusahaan.

91
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

PT. Sinar Surya Intiwana adalah salah satu perusahaan yang


memproduksi tinta dan berlokasi di jalan Simo Tambaan Sekolahan 61F RT 003
RW 009, Sukomanunggal Surabaya. PT. Sinar Surya Intiwana mempunyai 22
karyawan dimana sumber tenaga kerjanya merupakan relasi dari head office dan
berdomisili di Gresik dan Sidoarjo. Tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan
bervariasi dari SMA, SMK untuk bagian produksi, dan S1 untuk personil
karyawan pada head office.

Dalam proses produksi, kegiatan produksi dilakukan sesuai dengan


prosedur perusahaan dimana bahan baku diolah dengan mesin-mesin telah
memenuhi standart operasi perusahaan.

PT. Sinar Surya Intiwana dalam promosinya masih menggunakan system


word of mouth, dan pemasaran produknya dilakukan secara langsung.
Berdasarkan market share PT. Sinar Surya Intiwana berada pada posisi dibawah
jika dibandingkan dengan PT. Hi Tech Ink Indonesia, namun masih berada di
posisi atas jika dengan PT. Cat dan Tinta Pasific. Pada tahun 2015-2016 tingkat
penjualan PT. Sinar Surya Intiwana mengalami peningkatan karena kebijakan
perusahaan yang menyediakan tinta dalam satuan meter persegi.

PT. Citraraja Ampat Canning memiliki tingkat likuiditas yang baik


sehingga perusahaan memiliki kesanggupan atau dapat segera melunasi

92
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar, selain itu
perusahaan juga dikatakan baik dalam membayar hutang lancarnya

7.2 Saran

1. Meningkatkan standarisasi mutu tenaga kerja bagian produksi dan head


office.
2. Meningkatkan pelayanan kesejahteraan karyawan.
3. Menerapkan sistem absensi.
4. Melakukan pengecekan pada bagian produksi dari alat maupun tenaga
kerja guna mengurangi resiko terjadinya human error pada proses
produksi.
5. Membuat website perusahaan untuk promosi sebagai alat penunjang
penjualan.

93
Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah No. 18 Th. 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan
Beracun

Salami, Indah R.S.dkk. 2015. Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja.


Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Udaya, Jusuf, dkk. 2013. Manajemen Stratejik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Undang-Undang No. 21 Th. 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Undang-Undang no. 13 th. 2003 tentang Ketenagakerjaan

Yunus, Edi. 2016. Manajemen Strategis. Yogyakarta :Andi Offset

http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-analisis-matriks-bcg-dan-contohnya/

http://www.managementguru.net/ge-nine-cell-matrix/

https://www.strategicmanagementinsight.com/tools/ge-mckinsey-matrix.html

94
Lampiran

Gambar bagian dalam pabrik (atas)

Gambar Mesin

95
96
Gambar bagian luar Pabrik

97
98

Anda mungkin juga menyukai