Selama tahap perkenalan dan pertumbuhan, aliran kas dari operasi biasanya negatif. Hal
ini mencerminkan investasi perusahaan untuk membangun infrastruktur produk baru, seperti
membangun pabrik, melakukan promosi gencar; sementara itu aliran kas masuk dari penjualan
produk masuih kecil. Pada tahap pertumbuhan, produk mulai diterima oleh konsumen dan
permintaan mulai tumbuh pesat. Pada tahap ini aliran kas masuk mulai meningkat, tetapi
investasi masih diperlukan terutama untuk investasi pada piutang dan persediaan.
Pada tahap pendewasaan, pola aliran kas berubah cukup drastis. Pada tahap ini aliran kas
keluar tidak lagi besar seperti pada tahap-tahap sebelumnya, karena pada tahap ini tidak
diperlukan lagi investasi pada pembangunan kapasitas; investasi hanya diperlukan untuk
memelihara atau merawat pabrik. Pada tahap penurunan , aliran kas yang dihasilkan dari operasi
dan investasi akan mengalami penurunan, sementara aliran kas keluar teruama dipakai untuk
melunasi hutang, karena adanya kecenderungan aliran kas negatif.
Kesamaan diatas berlaku untuk neraca pada setiap periode (pada awal dan juga pada
akhir periode). Jika analisis mengurangkan jumlah – jumlah aset (aktiva), hutang, dan modal
saham pada awal periode dengan jumlah-jumlah pada akhir periode, maka akan memperoleh
kesamaan berikut :
Kemudian tambahan aktiva bisa dipecah lagi menjadi tambahan aktiva kas dan tambahan
aktiva non-kas :
Hanafi, Mamduh M, dan Halim, Abdul. 2016. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
https://inovarizka.wordpress.com/2009/06/22/analisis-aliran-kas/