Anda di halaman 1dari 12

TEMU 14

Akuntansi Keprilakuan

KELOMPOK 1 :

 GUSTI AYU RAISA ERSANIA (26)


 PUTU AGUS NADIARTA (28)
 NI MADE DWICANDRA SAWITRI (31)

PROGRAM REGULER 2016/2017

1
Daftar isi
PEMBAHASAN
1.definisi akuntansi keprilakuan .............................................................................. 4
2. perkembangan sejarah akuntansi keprilakuan ..................................................... 5
3. pentingnya mempertimbangkan perilaku pada akunatansi ................................... 5
4. persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku akuntansi ......................... 7
5. lingkup dan sasaran dari hasil akuntansi keprilakuan ........................................... 8
6. persamaan dan perbedaan ilmu keprilakuan dan akuntansi keprilakuan .............. 9
7. landasan teori dan pendekatan akuntansi keprilakuan .......................................... 9
8. kesimpulan ........................................................................................................... 11
Daftar pustaka ............................................................................................................. 12

2
AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana
perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi
DEFINISI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
dan keputusan bisnis serta bagaimana
mempengaruhi keputusan
bisnisdanperilakumanusia.
PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI
KEPRILAKUAN Risetakuntansikeprilakuanmerupakansuatufeno
menabaru yang
sebetulnyadapatditelusurikembalipadaawaltahu
PENTINGNYA MEMPERTIMBANGKAN n 1960-an,
KEPRILAKUAN PADA AKUNTANSI walaupunsebetulnyadalambanyakhalrisetterseb
utdapatdilakukanlebihawal.

PERSYARATAN PELAPORAN DAPAT Berdasarkanpemikirantersebut, manusiadan factor


sosialsecarajelasdidesaindalamaspek-
MEMPENGARUHI PERILAKU AKUNTANSI aspekoperasionalutamadariseluruh system
akuntansi. Dan para
akuntansecaraberkelanjutanmembuatbeberapaasums
imengenaibagaimanamerekamembuat orang
LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI
termotivasi,
AKUNTANSI KEPRILAKUAN bagaimanamerekamenginterpretasikandanmenggun
akaninformasiakuntansi, danbagaimana system
akuntansimerskasesuaidengankenyataanmanusiadan
mempengaruhiorganisasi.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU
KEPRILAKUAN DAN AKUNTANSI 1. Antisipasipenggunaaninformasi
KEPRILAKUAN 2. Prediksipengirimmengenaipenggunainf
ormasi
3. Insentif/sanksi
4. Penentuanwaktu
LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN 5. Pengarahperhatian
AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Pada masa lau para akuntansemata-mata focus
padapengukuranpendapatandanbiaya yang
mempelajaripencapaiankinerjaperusahaan di
masa lalugunamemprediksi masa depan.
Merakamengabaikanfaktabahwakinerja masa
laluadalahhasil masa
laludariperilakumanusiadankinerja masa
laluitusendirimerupakansuatu factor yang
akanmempengaruhiperilaku di masa
depan..Merekamelewatkanfaktabahwaartipengen
Hidayati (2002) daliansecarapenuhdarisuatuorganisasiharusdiawa
menjelaskanbahwasebagaibagiandariil lidenganmemotivasidanmengendalikanperilaku,
mukeperilakuan (behavior science), tujuan, sertacita-citaindividu yang
3 salingberhubungandalamorganisasi.
teori-
teoriakuntansikeperilakuandikembang
kandaririsetempirisatasperilakumanusi
Ilmukeprilakuanmerupakanbagiandariilmu
adalamorganisasi. Dengandemikian,
A. DEFINISI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data
akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku
manusia. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku
dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi
akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai
internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal
dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu
rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal
sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka
lakukan dalam organisasi tersebut.

Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran
(school) , yaitu :

1. Pengendalian manajemen (management control)


2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
3. Desain sistem informasi (information system design)
4. Riset audit (audit research)
5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)
Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan
penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu
dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang
saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal
perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen
khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan
bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset

4
atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara
periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :

1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang
baru yang ingin diperkenankan.
2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset
melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi
secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan
menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan
mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka.
Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang


dan kinerja perusahaan.
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan

B. PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Riset akuntansi keprilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luan berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan
proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi keprilakuan merupakan suatu fenomena baru
yang sebetulnya dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam
banyak hal riset tersebut dapat dilakukan lebih awal.

Sejarah akuntansi telah dimulai dari tahun 1749 dimana Luca Pacioli telah membahas mengenai
system pembukuan berpasangan. Kemudian pada tahun 1951, Controllership Foundation of
America memsponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Pada
tahun 1960, Steadry menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu
eksperimen analog. Riset-riset ini terus berkembang sampai dengan saat ini.

C. PENTINGNYA MEMPERTIMBANGKAN KEPRILAKUAN PADA AKUNTANSI

5
Akuntasi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan
oleh penggunanya ( Khomisah dalam Arfan & Ishak, 2005 ). Berdasarkan pemikiran tersebut,
manusia dan factor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh
system akuntansi. Dan para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai
bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan
menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana system akuntansi merska sesuai dengan
kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan diatas menunjukan adanya aspek
keprilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak
pemakai infomasi akuntansi.

Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang yang
mengoperasikan system informasi aduntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.
Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang
kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi
kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud
penetapan standard-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari system
akuntansi. Dpat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana system informasi akuntansi
tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak
handal dalam pengambilan keputusa, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam
memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk iti motivasi dan perilaku
dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu system informasi akuntansi. Di sisi lain, pihak
pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Pihak intern ( manajemen )


2. Pihak ekstern ( pemerintah, investor,/calon investor, keditur/calon kreditur,dan lain
sebagainya )
Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinrja.
Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan bisnis.Disamping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal
terkait dengan informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang
dapat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan
menganggap penting untuk memasukkan aspek keprilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya
orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi,

6
terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang
lebih substansial. Perspektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga
membuat system akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bias diterima oleh para
manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak
permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi
pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun
mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai
pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

D. PERSYARATAN PELAPORAN DAPAT MEMPENGARUHI PERILAKU AKUNTANSI

Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi
kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus
bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai “ persyaratan “ pelaporan, meskipun
beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari proses akuntansi adalah
komunikasi atas informasi yang implikasi keuangan atau manajemen. Kaena pengumpulan atau
pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara
sukarela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk
berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat.

Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah :

1. Antisipasi penggunaan informasi

Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pembuat ketika


informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau
untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan
mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar
kemungkinan bahwa perilaku pembuat akan dimodivikasi. Pembuat dapat merasa cukup
pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan
dalam informasi yang dilaporkan.

2. Prediksi pengirim mengenai pengguna informasi

Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat
laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti : laba jangka
pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra public yang baik. Apabila

7
pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam
cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan dan
hasil yang manakah yang penting bagi penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti
mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat laporan memiliki
pekerjaan sulit untuk meprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan.
Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam
pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunakannya jika berada pada penerima
informasi tersebut.

3. Insentif/sanksi

Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembuat laporan adalah penentu yang penting
dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada untuk menberikan
penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan
memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya saja, mahasiswa
kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan
diberi nilai dibandingkan jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus
tersebut adalah sama.

4. Penentuan waktu

Waktu adalah factor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan
menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya persyaratan
pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan
tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan pelaporan yang sebelumnya
dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan
laporan berikutnya.

5. Pengarah perhatian

Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu
kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-
bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perbahan perilaku.

E. LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Pada masa lau para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang
mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Meraka

8
mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja
masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan..
Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali
dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling
berhubungan dalam organisasi.

F. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU KEPRILAKUAN DAN AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Ilmu keprilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keprilakuan manusia.
Akuntansi keprilakuan menghubungkan antara keprilakuan manusia denagn akuntasi. Ilmu
keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keprilakuan merupakan bagian
dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Namun ilmu keprilakuan dan akuntansi
keprilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan
memecahkan permasalahan organisasi.

Prinsip sosiologi dan psikologi menjadi kontribusi utama dari ilmu keprilakuan dengan
melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara
keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. Psikologi
terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak. Keutamaam psikologi
didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain sosiologi dan psikologi
memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial.Penekanan keduanya adalah pada interaksi
antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik.

G. LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior science),
teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam
organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan
lagi.

1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif


Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat
sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk.
Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan

9
diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan
masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.

Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi
manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku
manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa
menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi


Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic
approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena
pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang
selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi
(contingency approach). Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan
dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan
dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi
yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor


eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti
proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio
konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau
keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi
ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara
struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

10
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai


berikut :

1. Akuntansi dibangun dengan menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu
lain untuk meningkatkan kegunaannya.
2. Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi
akan informasi akuntansi.
3. Kesempurnaan teknis dari jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada
efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku
orang-orang di dalam organisasi, baik sebagai pelaksana (penyusun informasi) maupun
sebagai pemakai informasi.
4. Persyaratan pelaporan akuntansi akan mempengaruhi perilaku dari berbagai factor, baik
karena adanya antisipasi pengguna informasi, prediksi penggunaan informasi,
insentif/sanksi, penentuan waktu maupun pengarahan perhatian dari pihak yang
menggunakan informasi tersebut (penerima).

11
REFERENSI

Damanik, erikson. 2011. “ implikasi riset akuntansi keprilakuan terhadap pengembangan akuntansi
manajemen”. Jurnal murni sadar. Vol 1. No 1.

http://rocketmanajemen.com/akuntansi-keperilakuan/

http://satekayu.blogspot.co.id/

https://www.google.co.id/search?sclient=psyab&site=&source=hp&btnG=Search&q=materi+akunta
nsi+keprilakuan#

12

Anda mungkin juga menyukai