Anda di halaman 1dari 5

2.1.

1 Teori Atribusi
Diperkenalkan oleh Fritz Heider pada tahun 1958, teori atribusi merupakan
teori mengenai perilaku seseorang. Teori ini mengemukakan bahwa ketika
mengobservasi perilaku seorang individu, seseorang berupaya untuk
menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan secara internal atau
eksternal.

Dalam penelitian ini teori atribusi difokuskan pada penilaian auditor terhadap
faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internalnya berupa
profsioanlisme dan kompetensi sedangkan faktor eksternalnya berupa
kompleksitas tugas dan time pressure. Sehingga nantinya dapat mengahasilkan
kesimpulan mengenai pengaruh faktor internal dan faktor eksternal tersebut
terhadap kualitas audit.
2.1.2 Profesionalisme
• Menurut pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika
memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu
tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi
yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan
mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan.

• Jadi, dalam persyaratan profesional seorang auditor harus memiliki


pendidikan dan pengalaman praktik dibidangnya, selain itu seorang
yang profesional harus juga bertanggungjawab terhadap profesinya
dan bertanggungjawab untuk mematuhi semua standar yang tertera
2.1.3 Kompetensi

• Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:2) menjelaskan


kompetensi adalah sebagai berikut :
“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli
dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam
menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat
mendukung kesimpulan yang akan diambil”.

Mengenai kompetensi auditor, dapat disimpulkan bahwa akuntan


publik dituntut untuk mempunyai keahlian dalam melakukan audit dan
terampil yang di dukung dengan pengetahuan dan pengalaman audit.
2.1.4 Kompleksitas Tugas

Kompleksitas tugas telah diakui sebagai karakteristik tugas penting yang


mempengaruhi dan memprediksi kinerja manusia dan perilaku (Liu,
2012).
Sanusi dan Iskandar (2007) mengartikan kompleksitas audit yaitu tugas
yang membingungkan dan sulit diukur secara objektif karena persepsi
individu tentang kesulitan suatu tugas audit berbeda, tergantung dari
individu tersebut merespon sulitnya tugas tersebut.
2.1.5 Time Pressure

Tekanan waktu (Time Presseure) audit merupakan gambaran normal


dari sistem pengendalian auditor
• Tekanan waktu audit akan mengurangi kinerja auditor karena adanya
alokasi waktu yang terbatas menyebabkan auditor tidak menguji
beberapa transaksi yang seharusnya diuji dan mengumpulkan bukti
transaksi yang lebih sedikit. Adanya pengurangan beberapa aktifitas
justru mengurangi kualitas audit yang dihasilkan dan menurunkan
kinerja auditor (Rustiarini, 2013).

Anda mungkin juga menyukai