Anda di halaman 1dari 3

1.

Contrast the different definitions of corporate governance


2. Critically review the principal–agent model
3. Discuss the agency problems of equity and debt
4. Explain the corporate governance problem that prevails in countries wherecorporate
ownership and control are concentrated
5. Distinguish between ownership and control

Terjemahan
1. Bandingkan perbedaan definisi tata kelola perusahaan
2. Tinjau model pelaku-agen secara kritis
3. Diskusikan masalah keagenan ekuitas dan utang
4. Jelaskan masalah tata kelola perusahaan yang berlaku di negara-negara di mana
kepemilikan dan kendali perusahaan terkonsentrasi
5. Bedakan antara kepemilikan dan kontrol

Jawaban
1. Bandingkan perbedaan definisi tata kelola perusahan
 Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan
komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya.
 Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian
perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang
salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
 Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian,
berikut pengukuran kinerjanya.
Dari ketiga definisi diatas, dapat dilihat pada difinisi pertama tata kelola perusahaan
merupakan suatu cara untuk menjaga hubungan, hubungan yang dimaksud disini
adalah penetapan peran-peran yang sesuai dengan posisi masing-masing disuatu
perusahaan agar suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, sedangakan pada teori
kedua menjelaskan tentang suatu usaha atau cara di dalam perusahaan yang memiliki
tujuan untuk memastikan bahwa seluruh posisi yang dipegang disuatu perusahaan
dapat di pertanggungjawabkan agar terjadinya pengelolaan yang baik dan tidak
adanya penyalahgunaan aset perusahaan, sedangkan definisi ketiga menjelaskan
bahwa suatu sistem yang transparan dalam penentuan tujuan perusahaan, pencapaian
suatu perusahaan dan juga pengukuran kinerja pegawai di suatu perusahaan dapat
menciptakan suatu tata kelola perusahaan yang baik.

3. Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan
mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham
atau ekuitas oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk
mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham
perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan
yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan bonding mechanism, yaitu proses
untuk menyamakan kepentingan manajemen melalui program mengikat manajemen
dalam modal perusahaan. Menurut Bathala et al, (1994) terdapat beberapa cara yang
digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan, yaitu : a) meningkatkan
kepemilikan saham oleh manajemen (insider ownership), perusahaan meningkatkan
bagian kepemilikan manajemen untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan
pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham.
Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, manajer menjadi termotivasi untuk
meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang
saham., b) meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih (earning after tax), c)
meningkatkan sumber pendanaan melalui utang, penambahan hutang dalam struktur
modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya
keagenan ekuitas, pihak eksternal mengontrol kinerja manajemen sehingga biaya
control bisa semakin berkurang. d) kepemilikan saham oleh institusi (institutional
holdings).

5. Pemisahan antara kepemilikan (ownership) dan pengendalian (control) merupakan


konsep awal adanya “separation of ownership and control”. Pemisahan ini kemudian
dikenal dengan teori “agency theory / agency relationship”, dimana terdapat pihak
principal (shareholders) yang mendelegasikan kewenangan mengelola perusahaan
kepada agent (manajemen) dan untuk bertindak mewakili kepentingan principal.
Adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian ini juga menimbulkan
permasalahan yang dikenal sebagai “agency problem”, yaitu adanya perbedaan
kepentingan antara pemilik dan manajemen. Pemilik mengharapkan perusahaannya
bisa tumbuh dalam jangka panjang, sedangkan manajemen dalam menjalankan
tugasnya lebih berorientasi kepada jangka pendek, sesuai dengan kontrak masa
kerjanya, dan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi yang dibebankan
kepada perusahaan. Dalam konsep “separation of ownership and control” ini, terdapat
dua pengertian fundamental terkait dengan kepemilikan perusahaan, yaitu Ownership
Right (OR) dan Control Right (CR). Ownership Right (OR) mengacu kepada
besarnya kepemilikan suatu pihak terhadap perusahaan yang diukur dari jumlah
uang/modal yang telah diinvestasikan dalam perusahaan, yang sering kita lihat
sebagai persentase kepemilikan. Atas dasar investasi ini, maka pemodal berhak
mendapatkan Cash Flow Right (CFR) dalam bentuk dividen atas sahamnya. Dalam
kerangka pengertian ini, maka Ownership Right (OR) juga sering disebut sebagai
Cash Flow Right (CFR). Control Right (CR) mengacu kepada kekuatan mengontrol
perusahaan yang tercermin pada kekuatan suara dalam penentuan kebijakan strategis
perusahaan dalam sebuat rapat umum pemegang saham, sehinggga Control Right
(CR) sering juga disebut sebagai Voting Right (VR).

Anda mungkin juga menyukai