Anda di halaman 1dari 15

PENGAWASAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pengantar Manajemen

Kelas Manajemen B
Disusun oleh kelompok 1 :

SESEP MAULANA : 2202010061


RIMA : 2202010055
INTA MAULINDA : 2202010056
NURIL AZZAHRA AULIA : 2202010080
RACHMAT AZIMAT RAMDAN : 2202010068
FRISKA PRAWITA AYU : 2202010069
DEA AZKIAH : 2202010045
SHITA NAFILAH FAZA : 2202010057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Tim
Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengawasan" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengawasan bagi para pembaca dan
juga bagi Tim Penulis.
Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mila Karmila, M.M. selaku Dosen
Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Tim Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, Juni 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengertian dari Pengawasan ................................................................ 2
B. Fungsi dan Tujuan Pengawasan ........................................................... 3
C. Jenis dan Bentuk Pengawasan ............................................................. 3
1. Pengawasan Internal dan Eksternal
2. Pengawasan Preventif dan Represif
3. Pengawasan Aktif dan Pasif
4. Pengawasan Kebenaran Formil
D. Tahap-Tahap Pengawasan.................................................................... 4
1. Penetapan standar pelaksanaan.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan.
4. Pembandingan Pelaksanaan dengan standart evaluasi.
5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
E. Metode-Metode Pengawasan ............................................................... 6
1. Pengawasan Non-Kualitatif
2. Pengawasan Kuantitatif
F. Alat Bantu Pengawasan ....................................................................... 7
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
2. Management Information System (MIS)
3. Analisa Rasio
4. Penganggaran
G. Syarat Untuk Menjalankan Pengawasan yang Baik ............................ 9
H. Pelaku atau Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian ........................ 9
1. Pengawasan
2. Pengendalian
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
A. Simpulan .............................................................................................. 11
B. Saran .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.


Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu
Pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya.
Di dalam suatu organisasi terdapat Tipe-tipe pengawasan yang digunakan,
seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan Concurrent
(concurrent control), Pengawasan umpan balik (feed back control). Di dalam proses
pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiridari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar
dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Di dalam
proses pengawasan juga terdapat tiga macam dasar penggolongan jenis pengawasan
yakni, Waktu pengawasan, Objek pengawasan, Subjek pengawasan. Didalam proses
pengawasan untuk menjalankan pengawasan yang baik juga diperlukan berbagai syarat
untuk menjalankannya serta kita perlu mengetahui siapa pelaku atau pelaksana dalam
proses pengawasan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari pengawasan ?


b. Apa fungsi dan tujuan pengawasan ?
c. Apa jenis dan pengawasan ?
d. Apa tahap-tahap pengawasan ?
e. Apa metode-metode pengawasan ?
f. Apa alat bantu pengawasan ?
g. Mengetahui syarat-syarat untuk menjalankan pengawasan yang baik ?
h. Mengetahui pelaku atau pelaksana pengawasan dan pengendalian ?

C. Tujuan Penulisan

Mengetahui arti , fungsi, jenis, tahapan, metode , alat bantu, syarat serta pelaku
atau pelaksana pengawasan dan pengendalian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang, dan
menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan tujuan, visi,
dan misi perusahaan/organisasi.

Pengawasan ialah sebuah proses untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

o Menurut Winardi (2000, hal. 585) “Pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan”.

o Menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan”.

o Menurut Komaruddin (1994, hal. 104) “Pengawasan adalah berhubungan


dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah
perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa


pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan
adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat
terpenuhi dan berjalan dengan baik. Tanpa adanya pengawasan dari pihak
manajer/atasan maka perencanaan yang telah ditetapkan akan sulit diterapkan oleh
bawahan dengan baik. Sehingga tujuan yang diharapkan oleh perusahaan akan sulit
terwujud.

Pengawasan merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah perencanaan,


pengorganisasian, dan pengarahan. Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme
pengawasan di dalam suatu organisasi memang mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu
rencana atau program tanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang baik dan
berkesinambungan, jelas akan mengakibatkan lambatnya atau bahkan tidak tercapainya
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.

2
B. Fungsi dan Tujuan Pengawasan

Fungsi pengawasan yang utama adalah untuk menetapkan apakah telah terjadi
suatu penyimpangan dalam sebuah pekerjaan, serta untuk mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau
pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan.

Tujuan Pengawasan adalah untuk menghindari kemungkinan adanya terjadinya


penyelewengan atau penyimpangan, baik yang bersifat anggaran (budgeting) ataupun
proses (prosedur) dan kewenangan (authority).

C. Jenis dan Bentuk Pengawasan

1. Pengawasan Internal dan Eksternal

Pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan dalam satu payung yang
sama dengan unit organisasi terkait dikenal sebagai pengawasan internal.
Pengawasan oleh atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control)
termasuk contoh jenis pengawasan ini.

Kemudian, ada pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau unit pengawasan
tertentu di luar unit organisasi yang dimaksud. Contoh lembaga tersebut adalah
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kepentingan maupun kekuasaan pihak tertentu.

2. Pengawasan Preventif dan Represif

Sesuai penamaannya, jenis pengawasan ini mengacu pada waktu


penyelenggaraan kegiatan pengawasan tersebut. Pengawasan preventif dilakukan
sebelum kegiatan dilakukan yang bertujuan menghindari munculnya
penyimpangan dan kesalahan.

Pengawasan represif dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Salah


satunya lewat pelaporan kegiatan tahunan suatu organisasi, seperti laporan
keuangan yang disampaikan manajemen perusahaan kepada para pemegang
saham.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan aktif langsung dijalankan di lokasi operasional tempat organisasi


tersebut berada. Sementara itu, pengawasan pasif disematkan pada tindakan
pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh. Misalnya, lewat pemeriksaan surat-
surat, dokumen, maupun laporan kegiatan.
3
4. Pengawasan Kebenaran Formil

Pengawasan kebenaran formil berarti pengawasan yang dilakukan berlandaskan


hak (hukum) dan pemeriksaan kebenaran materiil (berupa barang bukti) serta
berkaitan dengan maksud dan tujuan kegiatan tersebut dilakukan.

D. Tahap-Tahap Pengawasan

1. Penetapan standar pelaksanaan.

Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan.


Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus
antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar , marjin
keuntungan,keselamatan kerja, dan sasaran produksi.

Tiga bentuk standar yang umum adalah :

1) Standar-standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah


langganan, atau kualitas produksi.
2) Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan mencakup biaya
penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3) Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu pekerjaan
harus diselesaikan.

Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk hasil yang
dapat dihitung. Ini memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan
pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara lebih jelas dan
tahapan-tahapan lain dalam proses perencanaan dapat ditangani dengan lebih
efektif. Standar harus ditetapkan secara akurat dan diterima mereka yang
bersangkutan.

Standar-standar yang tidak dapat dihitung juga memainkan peranan penting


dalam proses pengawasan. Memang, pengawasan dengan standar kualitatif lebih
sulit dicapai, tetapi hal ini tetap penting untuk mencoba mengawasinya. Misal,
standar kesehatan personalia, promosi karyawan yang terbaik, sikap kerjasama, dan
berpakaian yang pantas dalam bekerja

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.

Penetapan standar pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran

4
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Misalkan
timbul beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat digunakan : Berapa kali
(how aften) pelaksana seharusnya diukur setiap jam, harian, mingguan, dan
bulanan?. Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan-laporan
tertulis, inspeksi visual, melalui telephone?. Siapa (who) yang akan terlibat-
manajer, staf depatemen? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak
mahal, serta dapat diterapkan kepada para karyawan.

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan.

Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pemgukuran


pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulangulang dan terus menerus. Ada
berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu :

1) Pengamatan (observasi)
2) Laporan-laporan , baik lisan dan tertulis.
3) Metode-metode otomatis.
4) Inspeksi dan pengujian (test) atau dengan pengambilan sempel.

Banyak perusahaan sekarang mempergunakan pemeriksa intern (in-ternal


auditor) sebagai pelaksana pengukuran.

4. Pembandingan Pelaksanaan dengan standart evaluasi.

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata


dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.

Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi
pada saat mengimplementasikan adanya penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-
penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat
dicapai. Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya bagi pembuat keputusan
untuk menidemtifikasi penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.

5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.

Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus
diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin ditambah, pelaksanaan
diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan. Ada beberapa tindakan koreksi
yang mungkin terjadi :

1) Mengubah standar mula-mula, barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah.

5
2) Mengubah pengukuran pelaksanaan, inspeksi terlalu sering frekuensinya atau
kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri.
3) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-
penyimpangan.

E. Metode-Metode Pengawasan

Metode Pengawasan yang Efektif Secara garis besar pengawasan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu metode pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif.
Pengawasan kualitatif dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance
organisasisecara keseluruhan, sikap serta performance karyawan. Metodepengawasan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya digunakan untuk mengawasi
kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk
mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran,
mengadakanauditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya.

Adapun metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam duabagian


yakni :
1. Pengawasan Non-Kualitatif, Pengawasan non-kualitatif tidak melibatkan angka-
angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara
keseluruhan.

Teknik-teknik yang sering digunakan adalah :


1) Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk
mengendalikan kegiatan atau produk yang dapatdiobservasi.
2) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan
mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapatmenyajikan informasi
yang dibutuhkan dengan cepat disertai denganfeed-back dari bawahan dengan
relatif lebih cepat.
4) Evaluasi pelaksanaan.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatukegiatan.
Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yangmungkin ada
dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama
6) Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan
perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi.

Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut


mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara manajer
hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin.

2. Pengawasan Kuantitatif, Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk


menilai suatuprestasi.
6
Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif :
1) Anggaran
✓Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan,
anggaran kas.
✓Anggaran khusus, seperti planning programming, bud gettingsystem (PBS),
zero-base budgeting ( ZBB ), dan human resourceaccounting (HRA).
2) Audit
✓Internal audit, tujuannya adalah membantu semua anggota manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis,
penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
✓Eksternal audit, tujuannya menentukan apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan.
3) Analisa Break-Even Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan
penghasilan untuk menentukan pada volume berapa agar biaya total sehingga
tidak mengalami laba atau rugi.
4) Analisis Rasio
Menyangkut dua jenis perbandingan:
✓Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu.
✓Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis.

F. Alat Bantu Pengawasan

Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah
:

1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception)

Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan


hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang
mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan
pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada
literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani
semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani
persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.

2. Management Information System (MIS)

MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan
dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
7
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
1) Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2) Tahap desain konseptual.
3) Tahap desain terperinci.
4) Tahap implementasi akhir.

Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :


• Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
• Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
• Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
• Adanya pengujian pendahuluan
• Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai
system

Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :


• Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
• Tepat waktu dalam pemakainya
• Menekan biaya secara efektif
• System yang digunakan harus tepat dan akurat
• Dapat diterima oleh yang bersangkutan

3. Analisa Rasio

Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi
yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca
rugi-laba organisasi.

4. Penganggaran

Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan


bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana
dana tersebut akan diperoleh. Anggaranjuga merupakan laporan resmi mengenai
sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan
aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana
keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan.

Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan


organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan
suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan
pelaksanaan yang direncanakan.
8
G. Syarat Untuk Menjalankan Pengawasan yang Baik

1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.


2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard yang digunakan.
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi

H. Pelaku atau Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian

1. Pengawasan

Pengawasan dalam Bidang SDM :


• Penerapan Employee Discipline System
• Adanya Career Path
• Pemahaman Manajer atas Motivasi, Kepuasan serta Gaya Kepemimpinan yang
diterapkan Pengawasan di Bagian Informasi
• Penggunaan Teknologi Komputer dan Teknologi Informasi
• Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Pengawasan di Bagian Keuangan :


• Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
• Manajemen Kas (Cash Management)
• Pengelolaan Biaya (Cost Control) Pengawasan di Bagian Pemasaran
• Evaluasi atas Pasar Sasaran dan Pasar Potensial
• Survey atas Perilaku Konsumen dan berbagai Faktor yang terkait dengan
Konsumen
• Evaluasi atas Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran yang dilakukan

2. Pengendalian

Konsep Pengendalian Manajemen


• Pengendalian :
adalah proses untuk menjamin agar kegiatan mengarah ke tujuan yang diinginkan

• Unsur Pengendalian:
– 1. Detektor atau sensor
– 2. Assesor atau penilai
– 3. Efektor atau pengubah
9
– 4. Jaringan Komunikasi Ilustrasi

• Sopir
– Mata (sensor)
– Otak (assessor)
– Kaki (effector)
– Jaringan komunikasi dari indera ➡️ otak ➡️ anggota badan

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.


Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Tahap-tahap pengawasan : Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran,
Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan, Tahap
Pengambilan Tindakan Koreksi. Bentuk-bentuk pengawasan : Pengawasan Pendahulu,
Pengawasan Concurrent, Pengawasan Umpan Balik. Metode pengawasan :
Pengawasan Non-kuantitatif dan Pengawasan Kuantitatif. Alat-alat pengawasan yang
paling umum ialah Manajemen Pengecualian (Management by Exception),
Management Information System (MIS), Analisa Rasio dan Penganggaran. Didalam
proses pengawasan untuk menjalankan pengawasan yang baik juga diperlukan berbagai
syarat untuk menjalankannya serta kita perlu mengetahui siapa pelakuatau pelaksana
dalam proses pengawasan.

B. Saran

Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak
ada pengawasan dalam suatu organisasi maka akan menimbulkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi
yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota-anggota organisasi. Serta
pengawasan juga dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh
pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang
pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilaku kan secara rutin
karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik
lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://apriantonursetiawan.blogspot.com/2011/05/pengawasan-pada-manajemen.html
http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/manajemen-umum-pengawasan.html
http://ricoadam-noah.blogspot.com/2013/01/136-alat-bantu-pengawasan-manajerial.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum_(untuk_stmi
k)/bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan.pdf
http://www.gudangmateri.com/2010/11/4-fungsi-utama-dalam-manajemen.html
Manullang, M, Dasar-dasar Manajemen, Galia Indonesia, Jakarta, 1983.
Handoko, T.Hani, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986.
Iman Indra, Siswandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan Analisis Kasus dan
Pemecahannya,Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009.

Anda mungkin juga menyukai