Kelas Manajemen B
Disusun oleh kelompok 1 :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Tim
Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengawasan" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengawasan bagi para pembaca dan
juga bagi Tim Penulis.
Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mila Karmila, M.M. selaku Dosen
Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Tim Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui arti , fungsi, jenis, tahapan, metode , alat bantu, syarat serta pelaku
atau pelaksana pengawasan dan pengendalian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang, dan
menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan tujuan, visi,
dan misi perusahaan/organisasi.
Pengawasan ialah sebuah proses untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
o Menurut Winardi (2000, hal. 585) “Pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan”.
o Menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan”.
2
B. Fungsi dan Tujuan Pengawasan
Fungsi pengawasan yang utama adalah untuk menetapkan apakah telah terjadi
suatu penyimpangan dalam sebuah pekerjaan, serta untuk mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau
pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan.
Pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan dalam satu payung yang
sama dengan unit organisasi terkait dikenal sebagai pengawasan internal.
Pengawasan oleh atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control)
termasuk contoh jenis pengawasan ini.
Kemudian, ada pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau unit pengawasan
tertentu di luar unit organisasi yang dimaksud. Contoh lembaga tersebut adalah
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kepentingan maupun kekuasaan pihak tertentu.
D. Tahap-Tahap Pengawasan
Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk hasil yang
dapat dihitung. Ini memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan
pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara lebih jelas dan
tahapan-tahapan lain dalam proses perencanaan dapat ditangani dengan lebih
efektif. Standar harus ditetapkan secara akurat dan diterima mereka yang
bersangkutan.
4
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Misalkan
timbul beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat digunakan : Berapa kali
(how aften) pelaksana seharusnya diukur setiap jam, harian, mingguan, dan
bulanan?. Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan-laporan
tertulis, inspeksi visual, melalui telephone?. Siapa (who) yang akan terlibat-
manajer, staf depatemen? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak
mahal, serta dapat diterapkan kepada para karyawan.
1) Pengamatan (observasi)
2) Laporan-laporan , baik lisan dan tertulis.
3) Metode-metode otomatis.
4) Inspeksi dan pengujian (test) atau dengan pengambilan sempel.
Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi
pada saat mengimplementasikan adanya penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-
penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat
dicapai. Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya bagi pembuat keputusan
untuk menidemtifikasi penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus
diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin ditambah, pelaksanaan
diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan. Ada beberapa tindakan koreksi
yang mungkin terjadi :
5
2) Mengubah pengukuran pelaksanaan, inspeksi terlalu sering frekuensinya atau
kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri.
3) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-
penyimpangan.
E. Metode-Metode Pengawasan
Metode Pengawasan yang Efektif Secara garis besar pengawasan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu metode pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif.
Pengawasan kualitatif dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance
organisasisecara keseluruhan, sikap serta performance karyawan. Metodepengawasan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya digunakan untuk mengawasi
kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk
mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran,
mengadakanauditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya.
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah
:
MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan
dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
7
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
1) Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2) Tahap desain konseptual.
3) Tahap desain terperinci.
4) Tahap implementasi akhir.
3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi
yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca
rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran
1. Pengawasan
2. Pengendalian
• Unsur Pengendalian:
– 1. Detektor atau sensor
– 2. Assesor atau penilai
– 3. Efektor atau pengubah
9
– 4. Jaringan Komunikasi Ilustrasi
• Sopir
– Mata (sensor)
– Otak (assessor)
– Kaki (effector)
– Jaringan komunikasi dari indera ➡️ otak ➡️ anggota badan
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak
ada pengawasan dalam suatu organisasi maka akan menimbulkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi
yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota-anggota organisasi. Serta
pengawasan juga dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh
pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang
pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilaku kan secara rutin
karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik
lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://apriantonursetiawan.blogspot.com/2011/05/pengawasan-pada-manajemen.html
http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/manajemen-umum-pengawasan.html
http://ricoadam-noah.blogspot.com/2013/01/136-alat-bantu-pengawasan-manajerial.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum_(untuk_stmi
k)/bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan.pdf
http://www.gudangmateri.com/2010/11/4-fungsi-utama-dalam-manajemen.html
Manullang, M, Dasar-dasar Manajemen, Galia Indonesia, Jakarta, 1983.
Handoko, T.Hani, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986.
Iman Indra, Siswandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan Analisis Kasus dan
Pemecahannya,Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009.