Anda di halaman 1dari 15

MAKALH

PENGAWASAN PERKANTORAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Administrasi Perkantoran”

Dosen Pengampu:
Drs., Budiyono, M.Si

Disusun oleh:
Sinta Apriani D1D021002
Fitria Nur Aini D1D021004
Delia Ulfa D1D021006
Cindy Annisa D1D021008
Fadilah Radithya Majdi D1D021038
Robintang Sinaga D1D021046
Ocha Febri Boru Sihombing D1D021056

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“Pengawasan Perkantoran”. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Drs., Budiyono, M.Si pada mata kuliah Administrasi Perkantoran.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs., Budiyono, M.Si pada
mata kuliah Administrasi Perkantoran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

Bengkulu, 12 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Konsep Dasar, Tujuan dan Bidang Pengawasan Manajamen Perkantoran .............. 3

B. Elemen-Elemen Pengawasan Manajemen Perkantoran ........................................... 6

C. Sifat dan Waktu Pengawasan Manajemen Perkantoran .......................................... 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan, yang
berfungsi membantu memastikan apakah aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi
sesuai dengan hasil yang diinginkan. Selain itu fungsi ini juga dapat digunakan pegawai
administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan. Fungsi ini juga dapat digunakan untuk
memfasilitasi bagaimana melakukan perbaikan pada hal tersebut. Selain itu pelaporan
administrasi perkantoran juga sama pentingnya. Hal ini bertujuan untuk pertanggungjawaban
atas administrasi sebuah organisasi atau perkantoran. Tidak dilaksanakannya kedua fungsi
ini oleh seorang manajer administrasi atau lifecycle akan mengkibatkan kurang efektifnya
proses administrasi, yang ada pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kinerja departemen,
devisi maupun stakeholders yang lain. Pengontrolan yang baik pada suatu departemen
tidak berdampak optimal bagi suatu organisasi apabila pengawasan pada departemen lainnya
tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Untuk itulah, melakukan standarisasi pengawasan di
setiap bagian, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, mutlak dilakukan untuk
mendapatkan tingkat kinerja yang diharapkan.
Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Dengan adanya pengawasan, maka
organisasi akan terus berjalan dan semakin kompleks dari waktu ke waktu, banyaknya orang
yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan,
inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa
adanya pengawasan yang baik, tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan,
baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan manajemen perkantoran?
2. Apa saja tujuan dari pengawasan manajemen perkantoran?
3. Apa saja bidang-bidang pengawasan manajemen perkantoran?
4. Apa saja sifat dan waktu pengawasan manajemen perkantoran?
5. Apa saja elemen-elemen pengawasan manajemen perkantoran?

1
6. Bagaimana mekanisme pengawasan manajemen perkantoran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengawasan manajemen perkantoran.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pengawasan manajemen perkantoran.
3. Untuk mengetahui bidang-bidang pengawasan manajemen perkantoran.
4. Untuk mengetahui sifat dan waktu pengawasan manajemen perkantoran.
5. Untuk mengetahui elemen-elemen pengawasan manajemen perkantoran.
6. Untuk mengetahui mekanisme pengawasan manajemen perkantoran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar, Tujuan dan Bidang Pengawasan Manajemen Perkantoran


1. Pengertian Pengawasan Manajemen Perkantoran
Pengawasan (Controlling) merupakan salah satu fungsi manajemen yang dibutuhkan
untuk menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan
dengan hasil yang baik dan efisien. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh
seorang controller (pengawas). Pengawasan dilakukan untuk menemukan dan mengoreksi
adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan, pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan
pengawasan. Sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat melakukan koreksi atau
perbaikan. Sasaran pengawasan menurut Fayol adalah untuk menunjukkan kelemahan-
kelemahan dan kesalahan-kesalahan dengan maksud memperbaikinya dan mencegah agar
tidak terulang kembali.

2. Tujuan Pengawasan Manajemen Perkantoran


Menurut Griffin (1967), tujuan dari fungsi pengawasan dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
1) Adaptasi Lingkungan
Adaptasi lingkungan bermaksud agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal
maupun lingkungan eksternal. Dengan demikian fungsi pengawasan tidak saja dilakukan
untuk memastikan agar kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana yang telah
ditetapkan, akan tetapi juga agar kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perubahan
lingkungan, karena sangat memungkinkan perusahaan juga merubah rencana perusahaan
disebabkan terjadi berbagai perubahan di lingkungan yang dihadapi perusahaan.
2) Meminimumkan Kegagalan
Meminimumkan kegagalan maksudnya adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan
produksi, misalnya perusahaan berharap agar kegagalan seminimal mungkin oleh karena

3
itu perusahaaan perlu menjalankan fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan
tersebut dapat diminimumkan.
3) Meminimumkan Biaya
Meminimumkan biaya maksudnya adalah ketika perusahaan mengalami kegagalan maka
akan ada pemborosan yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Maka untuk
meminimumkan biaya sangat diperlukan adanya pengawasan.
4) Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Antisipasi kompleksitas organisasi maksudnya adalah agar perusahaan dapat
mengantispasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks. Kompleksitas tersebut mulai
dari pengelolaan terhadap produk, tenaga kerja hingga berbagai prosedur yang terkait
dengan manajemen organisasi.
Sesuai dengan pengertian pengawasan dalam arti luas, maka pengawasan bertujuan:
1. Menemukan dan menghilangkan kemacetan yang mungkin timbul.
2. Melakukan pencegahan dan perbaikan kesalahan yang ada.
3. Mencegah penyimpangan.
4. Mengadakan koreksi apakah hasil sesuai rencana.
5. Memperoleh efisiensi dan efektifitas.
6. Mendidik pegawai dan mempertebal rasa tanggung jawab.

3. Bidang-Bidang Pengawasan Manajemen Perkantoran


Dalam kenyataannya pengawasan tidak hanya dilakukan bagi para pekerja di perusahaan,
namun mencakup hampir semua bidang dalam perusahaan. Secara singkat pengawasan dapat
dilakukan pada bidang:
1) Produksi
Di bidang ini pengawasan dimulai saat menerima pesanan dari pembeli, kemudian
melakukan pembelian bahan sampai dengan produk selesai dibuat. Hal ini meliputi pula
pengawasan persediaan barang dan pengawasan kualitas serta kuantitas produk.
2) Pemasaran
Tugas bagian ini dimulai saat produk akan dikirim ke pasar atau konsumen. Oleh karena
itu biasanya pengawasan berawal dari sini, tetapi adakalanya bagi perusahaan yang
cukup besar sebelumnya sudah dimulai dengan riset dan mengumpulkan informasi dari
pasar.
3) Keuangan

4
Bidang ini harus ditangani dengan cepat, tepat, dan akurat. Pengolahan dan pengawasan
yang kurang teliti akan berakibat terjerumusnya perusahaan di dalam masalah keuangan
yang bertujuan agar perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang digunakan.
4) Personalia
Bidang ini merupakan faktor penting yang akan ikut menentukan tercapainya tujuan
suatu organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tugas dari bidang
ini adalah mengatur, membina, menggerakkan, mengarahkan, serta mengembangkan
pegawai agar mampu menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien guna
menunjang tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
5) Administrasi (Perkantoran)
Bidang ini merupakan penerapan fungsi manajemen dibidang perkantoran, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kantor agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dan karyawan merasa puas.

Ada beberapa macam pengawasan ditinjau dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1) Ditinjau dari fokusnya, pengawasan terdiri dari:
a. Pengawasan pendahuluan (preliminary control) Pengawasan ini memastikan bahwa
sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang
diperlukan sudah dianggarkan. Adapun instrumen penting untuk melaksanakan
pengawasan ini adalah kebijakan.
b. Pengawasan bersamaan (concurret control)
Pengawasan bersama memantau operasi yang berjalan untuk memastikan bahwa
berbagai tujuan tengah direalisasikan. Pengendaliaan bersamaan terutama
diimplementasikan melalui kegiatan penyelidikan dari para manajer.
c. Pengawasan umpan balik (feedback control)
Sistem pengawasan umpan balik biasanya berfokus pada hasil-hasil akhir sebagai
dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan.
2) Dilihat dari objeknya, pengawasan terdiri dari:
a. Pengawasan administratif
Pengawasan yang dilakukan pada bidang atau bagian pekerjaan yang fungsinya
dikategorikan sebagai tugas administrasi dalam suatu organisasi, Misalnya pada
bagian keuangan, bagian personalia.
b. Pengawasan operatif

5
Pengawasan yang dilakukan pada bidang atau bagian yang fungsinya melaksanakan
pekerjaan operatif dalam suatu organisasi, bagian pabrik, bagian pemasaran,
maintenance, dan lain-lain.
3) Dilihat dari subjeknya, pengawasan terdiri:
a. Pengawasan intern
Pengawasan yang dilakukan khusus ditujukan pada pelaku-pelaku dan fungsi-fungsi
yang berada didalam organisasi.
b. Pengawasan ekstern
Pengawasan yang dilakukan khusus ditujukan pada subjek atau faktor-faktor dan
fungsi-fungsi yang berada diluar organisasi.

B. Elemen-Elemen Pengawasan Manajemen Perkantoran


Esensi kontrol terletak pada pengawasan langkah-langkah yang ada dikaitkan dengan
hasil yang diinginkan yang ditentukan di dalam proses perencanaan. Elemen-elemen esensial
dalam tiap sistem kontrol adalah:
1) Tujuan yang ditentukan sebelumnya, demikian juga rencana, kebijaksanaan, standar,
norma, aturan keputusan, kriteria, atau tolak ukur.
Elemen ini menuntut perhatian akan masa yang akan datang atas apa yang diinginkan
dan apa yang diharapkan. Usaha untuk meramalkan kejadian yang akan datang
merupakan dasar untuk menafsirkan kejadian yang aktual sedang berjalan. Ramalan yang
lemah sekalipun, merupakan kerangka kerja untuk lebih baik memahami pengalaman.
Kriteria yang ditentukan sebelumnya dapat diterapkan dengan bebas. Tujuannya bisa
dinilai oleh orang lain, baik atau tidak baik.
2) Alat pengukur untuk kegiatan yang sedang berjalan (bila mungkin secara kuantitatif)
Langkah ini pada umumnya menuntut perhatian khusus dan pengeluaran. Karena
pencatatan dan laporan-laporan haruslah disusun untuk menyampaikan informasi dalam
bentuk yang cocok untuk sistem kontrol. Pengukuran-pengukuran prestasi aktual harus
dalam unit sama dengan yang ditentukan kriteria sebelumnya. Pelaporan prestasi aktual
yang benar menaikkan nilai sistem kontrol. Perbaikan-perbaikan dalam proses data yang
baru ini meningkatkan kecepatan pelaporan data-data tersebut.
3) Alat untuk pembanding kegiatan yang sedang berjalan dengan kriteria.
Teknik tersebut seperti ratio, kecenderungan, kuasi matematis, dan peta- peta membantu
mengartikan pengukuran-pengukuran prestasi aktual dengan menunjukan hubungan
antara pengalaman aktual atas kriteria yang ditetapkan terdahulu. Gunanya

6
pembandingan prestasi yang lalu dengan prestasi yang sudah direncanakan ialah tidak
hanya untuk mengetahui apabila ada kesalahan tetapi juga untuk memungkinkan manajer
meramalkan problem di masa datang. Suatu sistem kontrol yang baik akan memberikan
informasi secepatnya sehingga hambatan-hambatan dapat dicegah.
4) Beberapa sarana koreksi atas kegiatan yang sudah berjalan seperti untuk mencapai hasil
yang diinginkan
Suatu sistem kontrol ialah tahap membuat koreksi. Elemen keempat ini melibatkan suatu
keputusan untuk tidak melakukan kegiatan apapun apabila prestasi "tidak terkontrol".
Dua tipe dasar kekeliruan yang menghinggapi manajer dalam mengambil tindakan
korektif ialah:
1) Mengambil tindakan justru ketika tidak diperlukan.
2) Salah mengambil langkah justru ketika langkah korektif diperlukan.
Suatu sistem kontrol yang baik harus memberikan beberapa dasar yang membantu
manajer mengestimasikan resiko-resikonya sehubungan dengan tipe-tipe kekeliruan di
atas. Sudah barang tentu, tes akhir suatu sistem kontrol ialah tindakan korektifnya jatuh
pada waktu yang tepat.

C. Sifat dan Waktu Pengawasan Manajemen Perkantoran


Sifat dan waktu pengawasan manajemen perkantoran:
1) Preventif control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya.
2) Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam
pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga
hasilnya sesuai dengan diinginkan.
3) Pengawasan saat proses penyimpangan dilakukan, jika terjadi kesalahan segera
diperbaiki.
4) Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala. Misalnya per
bulan, per semester, dan lain-lain.
5) Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak
untuk mengetahui apa pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan dengan baik. Pengawasan mendadak ini sekali-kali perlu dilakukan,
supaya kedisiplinan karyawan tetap terjaga baik.

7
6) Pengawasan melekat (waskat) adalah pengawasan yang dilakukan secara integratif mulai
dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.

Karakteristik pengawasan yang efektif:


Pengawasan yang efektif berarti pengawasan yang tepat sesuai dengan proses yang harus
dilaluinya, tanpa menyimpang dari sistem yang dianut. sehingga tahapan yang dilaluinya
benar. Sistem pengawasan yang efektif mempunyai karakteristik:
1. Akurat (accurate)
2. Ketidakakuratan data akan menyebabkan kesalahan dalam menarik kesimpulan, bahkan
dapat menimbulkan kesalahan yang tidak perlu.
3. Secara Ekonomi Realistik (economically reslistic)
4. Pengeluaran biaya untuk implementasi pengawasan harus ditekan seminimum mungkin,
sehingga terhindar dari pemborosan yang tak berguna.
5. Tepat Waktu (timely)
6. Sistem pengawasan akan efektif jika dilakukan dengan cepat disaat penyimpangan
diketahui. Jika terjadi keterlambatan dalam reaksi terhadap penyimpangan, kerugian
yang dihadapi akan semakin besar.
7. Realistik Secara Organisasi (Organizationally realistic)
8. Sistem pengawasan harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalkan
individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat prestasi yang harus dicapainya dan
imbalan yang akan menyusul kemudian.
9. Dipusatkan pada pengawasan strategis (focused on strategic control Points)
10. Pengawasan hendaknya diarahkan pada titik-titik kunci (yang memiliki nilai strategis)
sehingga penyimpangan di bidang ini cepat diketahui dan dapat dihindarkan timbulnya
kegagalan pencapaian tujuan.
11. Terkoordinasi dengan arus kerja organisasi (coordinated with the Organization’s work
flow)
12. Memperhatikan bahwa satu kegiatan akan selalu terkait dengan kegiatan lain, misal
kegiatan produksi akan berkaitan dengan kegiatan penjualan.
13. Objektif dan Komprehensif (objective and Comprehensible)
14. Makin objektif sistem pengawasan, makin besar kemungkinannya bahwa individu
dengan sadar dan efektif akan merespon informasi yang diterima demikian pula
sebaliknya.
15. Fleksibel (flexible)

8
16. Sistem pengawasan harus memiliki tingkat keluwesan yang tinggi, sehingga standar-
standar pengawasan tetap dapat dipergunakan meskipun situasi dan konsisi berubah.
17. Diterima para anggota organisasi (accepted by organization members)
18. Sistem pengawasan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu kepada semua anggota
organisasi.

2. Mekanisme Pengawasan Manajemen Perkantoran


Berikut ini merupakan cara pelaksanaan pengawasan yang baik dan harus diperhatikan, yaitu:
1) Pengawasan harus mendukung sifat atau kebutuhan dari kegiatan. Untuk masing-masing
kegiatan cara pengawasannya pun berbeda-beda, antara organisasi kecil dan besar juga
berbeda.
2) Pengawasan harus segera melaporkan setiap ada penyimpangan, jika ada penyimpangan
yang terlambat diatasi maka hal itu akan menjadi parah dan memperumit tindakan
korektif yang akan dilakukan.
3) Pengawasan harus berorientasi jauh ke depan. Manajemen perlu membuat perkiraan
situasi yang mungkin akan terjadi pada organisasi di masa depan.
4) Pengawasan harus akurat dan obyektif. Agar pengawasan menjadi obyektif. Maka
mutlak diperlukan suatu ukuran sebagi pedoman pelaksanaannya.
5) Pengawasan harus fleksibel. Dalam melakukan pengawasan, perlu dicari alternatif-
alternatif rencana untuk situasi yang memungkinkan.
6) Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. Jika satu bagian membuat kekeliruan,
maka hal itu harus diatasi bersama-sama dengan kegiatan lain yang merupakan satu
kesatuan organisasi.

Selanjutnya, langkah-langkah pengawasan harus dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1) Menetapkan standard dan metode untuk mengukur prestasi. Misalkan beberapa target
yang harus dicapai beberapa jumlah produksi yang harus dicapai.
2) Mengukur prestasi kerja. Hal ini merupakan proses yang berkesinambungan dan
berulang-ulang yang frekuensinya tergantung padat jenis aktiitasnya, sebaiknya
dilakukan dengan segera agar waktunya tidak terlalu panjang.
3) Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar.
4) Merupakan kelanjutan dari kedua langkah terdahulu yaitu membandingkan antara
langkah pertama dan langkah kedua.

9
5) Mengambil tindakan korektif, apabila tidak ada penyimpangan pada langkah pertama
dan kedua maka manajemen tidak perlu melakukan tindakan apa-apa. Tapi jika
sebaliknya, maka manajemen perlu melakukan tindakan korektif. Tindakan ini dapat
berupa perubahan aktifitas organisasi atau pada standar kerja yang telah ditetapkan
semula.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengawasan memiliki tujuan untuk menemukan kemacetan, mencegah penyimpangan,
melakukan koreksi memperoleh efisiensi dan efektifitas, dan mempertebal rasa tanggung
jawab dan dapat dilakukan pada bidang produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dan
administrasi.
Elemen-elemen dalam sistem kontrol adalah sebagai alat ukur. Pembanding, dan sarana
koreksi kegiatan yang sedang berjalan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Fungsi
pengawasan dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan
kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dan meemiliki tiga tipe pengawasan
berdasarkan proses kegiatan, yaitu ada tipe pengawasan pendahuluan, pengawasan berjalan,
dan pengawasan umpan balik.
Menurut tinjauan dari beberapa segi, ada beberapa macam dan jenis pengawasan, yaitu
menurut ruang lingkupnya, obyek pengawasan, pihak yang mengawasi, dan waktu. Sifat dan
waktu pengawasan (control) dibedakan atas preventive control, represive control,
pengawasan yang dilakukan tengah proses penyimpangan terjadi, pengendalian berkala, dan
pengendalian mendadak.
Karakteristik pengawasan yang efektif yaitu, akurat, tepat waktu, obyektif dan
komprehensif, dipusatkan pada titik pengawasan strategis, ekonomis, fleksibel, dapat
diterima oleh seluruh anggota organisasi, dapat diorganisasikan dengan arus pekerjaan
organisasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amirulloh. 2015. Pengantar Manajemen Fungsi, Proses, Pengawasan. Jakarta: Mitra


Wacana Media.

Darmansah, Tengku. 2019. Manajemen Perkantoran. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia (LPPPI).

http://evynurhidayah.blogspot.com/2011/04/makalah-mpk-pengawasan- manajemen.html

http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/makalah-pengantar-manajemen-controlling.html

12

Anda mungkin juga menyukai