Anda di halaman 1dari 24

PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM KOPERASI

(PENGGERAKAN DAN PENGAWASAN)

MAKALAH

Disusun untuk kepentingan memenuhi tugas matakuliah Manajemen


Koperasi

Kelas A

Disusun oleh kelompok 7 :


Siti Nurul Qomariah Indah Lestari 200210301005
Muhammad Fahrurrosi 200210301023
Juwita Putri Adenia 200210301039

Dosen Pengampu :
Drs. Sri Wahyuni M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pelaksanaan Fungsi Manajemen Dalam Koperasi (Penggerakan Dan
Pengawasan) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Koperasi yang dibimbing oleh Ibu Drs. Sri
Wahyuni, M.Si. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
baru bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. Sri Wahyuni, M.Si
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jember , 14 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

3.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

3.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1. Untuk mengetahui seberapa pentingnya manajemen dalam


koperasi. ................................................................................................... 2

2. Untuk mengetahui apa saja fungsi manajemen koperasi................... 2

3. Untuk mengetahui bagaimana manajemen koperasi yang efekif. .... 2

4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi fungsi manajemen


koperasi pada perangkat koperasi......................................................... 2

5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen


Koperasi Pondok Pesantern Al- Urwatul Wutsqaa. ........................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1. Pentingnya manajemen dalam koperasi ......................................................... 3

2.2. Fungsi Manajemen Koperasi ........................................................................... 3

1. Fungsi Perencanaan ......................................................................... 3

2. Fungsi Pengorganisasian ................................................................. 4

3. Fungsi Actuating/Pelaksanaan/Penggerakan ................................... 5

4. Fungsi Pengawasan ......................................................................... 5

2.3. Manajemen Koperasi yang Efekif ................................................................ 10

2.4. Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi pada Perangkat Koperasi ... 11

iii
2.5. Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Koperasi Pondok Pesantern Al-
Urwatul Wutsqaa ............................................................................................ 14

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 19

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 19

3.2. Saran ................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iv
BAB I PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang


Walau secara kelembagaan koperasi mempunyai prinsip, fungsi, dan
ciri-ciri yang berbeda dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya, namun
koperasi tetap merupakan sebuah organisasi yang ingin mencapai tujuan
tertentu. Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan harus mempunyai
bentuk dan struktur yang tepat, efesien dan efektif. Perilaku organisasi akan
mencerminkan seberapa jauh tertib hukum dan kaidah hukum dilaksanakan.
Pengaturan organisasi sangat menentukan pelaksanaan usaha dan
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Demikian pula halnya
dengan koperasi, organisasinya harus mencerminkan kekuatan yang
memberikan kepercayaan bagi anggota, masyarakat dan badan usaha
lainnya dalam melaksanakan hubungan kerja sama. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka koperasi harus memiliki manajemen yang baik dan organisasi
yang tangguh, efesien dan efektif.
Anggota koperasi sebagai pendiri, pemilik dan pengguna jasa (sebagai
produsen dan konsumen) koperasi, maka akan merasa mantap apabila
keberadaan organisasi koperasi mereka jelas dan kuat. Pengakuan
keberadaan koperasi dari anggota dan masyarakat merupakan daya dukung
yang potensial,yang dapat dijadikan ukuran (barometer) bagi jalannya
organisasi dan kelangsungan hidup koperasi. Oleh karena itu organisasi
koperasi perlu mendapat perhatian yang serius terutama dari aspek
hukumnya. Karena dulu ijin Usaha Koperasi ditangani Departemen
Koperasi. Dan sekarang era otonomi daerah dan Departemen Koperasi juga
sudah tidak ada, diganti menjadi Kementrian Negara.

3.2. Rumusan Masalah


1. Seberapa pentingnya manajemen dalam koperasi?
2. Apa saja fungsi manajemen koperasi?
3. Bagaimana manajemen koperasi yang efekif?
4. Bagaimana implementasi fungsi manajemen koperasi pada perangkat
koperasi?

1
5. Bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen Koperasi Pondok
Pesantern Al- Urwatul Wutsqaa?

3.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa pentingnya manajemen dalam koperasi.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi manajemen koperasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana manajemen koperasi yang efekif.
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi fungsi manajemen
koperasi pada perangkat koperasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen
Koperasi Pondok Pesantern Al- Urwatul Wutsqaa.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya manajemen dalam koperasi


Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi
koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan
kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang dalam organisasi
tersebut dalam manajemen memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam
bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau
setidaknya tendensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat ditanggulangi.
Istilah Manajemen berasal dari bahasa itali yaitu Managio yang
artinya pengurusan. Kemudian dalam bahasa inggris menjadi Manajemen,
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan tata laksana, pengelolaan
atau pengurusan.
Di dalam menggerakan orang-orang dan mengerahkan fasilitas,
manager melakukan lima pola perbuatan perencanaan, pembuatan
keputusan, pembimbingan, pengorganisasian, pengendalian.

2.2. Fungsi Manajemen Koperasi


Fungsi manajemen merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan
dalam memimpin koperasi.
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih
dahulu apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan siapa
yang mengerjakan. Dalam perencanaan ini terlibat unsur penentuan,
yang berarti bahwa dalam perencanan tersebut tersirat pengambilan
keputusan.
Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta
anggarannya, yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebagai tindak
dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan. Ada Empat langkah
penting dalam perencanaan :
1) Menentukan tujuan/sasaran
2) Mencari alternatif-alternatif

3
3) Menyeleksi alternatif-alternatif
4) Perumusan perencanaan
Perencanaan berarti pemikiran yang cermat dalam
mempertimbangkan, menentukan dan mengatur faktor-faktor yang
dibutuhkan dalam menjalankan koperasi. Perencanaan memberikan
pola-pola untuk tindakan-tindakan yang akan dijalankan. Ada beberapa
sebab mengapa perencanaan itu penting dalam koperasi :
1) Karena ada hal-hal yang tidak pasti dan perubahan-
perubahan keadaan ekonomi yang terus menerus.
2) Karena adanya hal-hal yang tidak pasti, berarti ada kekurang-
sempurnaan pengetahuan kita mengenai keadaan yang akan datang.
3) Apabila ada penyimpangan dari jalan yang telah ditentukan dalam
rencana, pengurus akan segera mengetahuinya.
2. Fungsi Pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisaian iniadlah untuk mengelompokkan
kegiatan. SDM dan sumber daya lainnya yamg dimilliki koperasi agar
pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan
ekonomis.
Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang dalam
koperasi diantara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
rencana-rencana koperasi itu. Walaupun secara umum perangkat
organisasi koperasi telah terbagi dengan jelas, yaitu yang meliputi
kelengkapan organisasi koperasi, pengelola teknis koperasi, dan dewan
penasehat, namun dalam melaksanakan fungsi kepengurusannya
pengurus koperasi memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi
kepengurusan koperasi secara lebih terperinci.
Organizing atau orgainisasi dapat berarti memerinci kewajiban-
kewajiban dan tanggung jawab personal, melaksanakan rencana yang
sudah dibuat lebih dulu, membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan
kekuasan.

4
3. Fungsi Actuating/Pelaksanaan/Penggerakan
Pelaksanaan merupakan proses penerapan atau implementasi
dari semua rencana, konsep, ide, serta gagasan yang telah dibuat
sebelumnya, untuk meraih tujuan bersama. Dalam implementasinya,
wajar jika ditemui beberapa kendala, namun ada pula yang langsung
sukses dan berhasil. Fungsi pelaksanaan biasanya dilakukan dengan
membimbing serta memberi motivasi kepada sumber daya manusia
serta peningkatan kemampuan bekerja karyawan. Pada tahap ini, semua
rancangan yang telah disusun, dipastikan berjalan dan
diimplementasikan dengan baik.
4. Fungsi Pengawasan
Lemahnya pengendalian atau pengawasan intern merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya penyelewengan dalam suatu
organisasi koperasi. Sebagai organisasi dibidang ekonomi dan sosial
koperasi sangat rawan terhadap resiko kerugian. Kerawanan tersebut
dapat bersumber dari unsur intern maupun ekstern.
1) Unsur-unsur intern.
a. Adanya sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh,
mau menang sendiri, dan sekongkol.
b. Organisasi melibatkan banyak orang yang mempunyai
karakter yang berbeda; otoriter, demokratis, dan independens.
c. Harta kekayaan koperasi relatif besar nilainya sehingga perlu
diamankan. Kegiatan usaha koperasi semakin kompleks
sehingga perlu diatur prosedur, pelaksanaan, dan otoritasnya
secara baik.
2) Unsur-unsur ekstern
a. Adanya pihak-pihak atau oknum yang kurang menyukai
kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau faktor-faktor
lain.
b. Adanya kecenderungan dari oknum anggota koperasi yang
cenderung ingin mendahulukan kepentingan antara lain
dengan cara memanfaatkan celah-celah aturan lemah,

5
memanfaatkan kelemahan kepemimpinan koperasi, dan
memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi
Oleh karena sangat diperlukan pengawasan di dalam koperasi.
Hal ini dinyatakan jelas di dalam UU No 25/1992 Pasal 21 (yang
merupakan acuan dasar bagi terbentuknya sebuah koperasi bahwa
perlengkapan organisasi koperasi. Pengawasan dilakukan secara
langsung oleh para anggota secara demokratis. Dalam kata lain,
koperasi adalah organisasi demokratis yang dikontrol oleh anggotanya
yang secara aktif berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan dan
membuat putusan. Pengawasan bisa dilakukan oleh para anggota atau
lewat lembaga khusus yang bertugas melakukan pengawasan. Hal ini
bisa diputuskan dalam RA yang ditetapkan dalam anggaran dasar AD.
Jadi pengawas bertanggung jawab kepada RA. Dikatakan bisa
dilakukan oleh anggota atau lembaga khusus, karena sesuai dengan UU.
No.25/1992, keberadaan lembaga pengawas pada struktur organisasi
koperasi bukan merupakan sesuatu yang diharuskan. Artinya, karena
pengawasan terhadap koperasi pada dasarnya dilakukan secara
langsung oleh para anggota, maka tidak semua koperasi wajib memiliki
lembaga pengawas. Kebutuhan akan lembaga pengawas pada setiap
koperasi sangat tergantung pada ukuran koperasi bersangkutan. Tetapi,
seperti yang dikatakan oleh Sumarsono (2003), kehadiran sebuah
lembaga yang secara khusus bertugas mengawasi pengurus,
memungkinkan dilakukannya pengawasan secara lebih sistematik dan
terlembaga terhadap berbagai aspek kegiatan pengurus. Dengan
ditingkatkannya pengawasan terhadap berbagai aspek kegiatan
pengurus, maka peluang terjadinya penyimpangan dan penyelewengan
dalampengelolaan organisasi dan usaha koperasi diharapkan akan dapat
dikurangi. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kepercayaan anggota
terhadap koperasi.
Penyusunan struktur pengawasan sebaiknya dibuat dalam bentuk
tertulis berupa Surat Keputusan (SK) dimana keabsahannya harus
diputuskan oleh pihak yang berwenang. Dalam kehidupan koperasi

6
pihak berwenang paling tinggi adalah RA, kemudian Pengurus dan
Pengawas serta Manager atau Kepala-kepala unit. Dalam pengesahan
SK perlu diperhatikan segi kerumitan, bobot masalah dan biaya
sehingga tidak semua SK harus disahkan oleh RA. Walaupun
pengawasan dilakukan oleh para anggota atau lewat lembaga pengawas,
penanggungjawab implementasi struktur pengawasan intern adalah
seluruh stakeholder yaitu anggota (pengawas maupun bukan pengawas),
pengurus, manajer, dan karyawan. Pengawas bertanggung jawab
menganalisis dan memastikan apakah pengurus, termasuk manajer telah
memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pengawasan intern di koperasinya. Jika
pengawasan dilakukan tidak lewat lembaga khusus melainkan oleh para
anggota, maka anggota tersebut tidak dapat merangkap jabatan sebagai
pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas adalah mengawasi
pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh pengurus.
Apabila terjadi perangkapan jabatan, maka laporan hasil pengawasan
yang telah dilakukannya diragukan obyektivitasnya.
Pengawasan yang bertujuan untuk mencegah kesalahan yang
mungkin terjadi adalah lebih bijaksana daripada memberi hukuman dan
peringatan. Jadi, tugas pengawas sesuai UU No.25/1992 Pasal 39
adalah sebagai berikut
Pengawas bertugas :
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengolaan koperasi
2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya
Pengawas berwenang :
1) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
2) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
Disamping itu, karena pengawasan yang bersifat mencegah itu
lebih baik dan lebih bijaksana, maka tugas pengawas hendaknya
bertujuan:

7
1) Memberikan bimbingan kepada pengurus dan karyawan kea rah
keahlian dan ketrampilan.
2) Mencegah pemborosan bahan/sumber daya, waktu, dan tenaga agar
tercapai efisiensi perusahaan koperasi.
3) Menilai hasil kerja dengan rencana yang sudah ditetapkan.
4) Mencegah terjadinya penyelewengan.
5) Menyelesaikan atau Menjaga tertib administrasi secara
menyeluruh.
Manfaat struktur pengawasan dalam koperasi dapat diuraikan
dalam empat (4) butir penting, sedangkan lingkupnya dalam dua (2)
butir sebagai berikut:
1) Manfaat struktur pengawasan intern dalam koperasi
2) Mengamankan harta kekayaan koperasi sekaligus mencegah
kebocoran
3) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi koperasi
4) Meningkatkan kepastian hukum dalam aturan main mekanisme
koperasi
5) Sebagai instrumen audit untuk memudahkan penelusuran jika
terjadi pelanggaran
Lingkup struktur pengawasan dalam koperasi secara umum
dibagi dalam dua bidang sebagai berikut:truktur pengawasan intern
manajemen. Tujuannya untuk memastikan apakah pelaksana mentaati
semua prosedur yang ada dengan benar dan apakah prosedur yang ada
telah menjamin efesiensi. Sasarannya adalah:
1) Tepat prosedur, dapat dinilai dari kecepatan menyelesaikan
pekerjaan dengan biaya yang lebih murah.
2) Tepat pelaksana, berpengetahuan dan trampil, dapat dinilai dari
tingkat kerajinan, ketelitian/kesalahan, dan volume pekerjaan yang
diselesaikan.
3) Tepat otoritas, pemisahan wewenang, delegasi, tanggung jawab
dapat dinilai dari tingkat kepemimpinan, tanggung jawab terhadap
pekerjaannya maupun pekerjaan bawahannya.

8
Struktur Pengawasan akuntansi. Tujuannya untuk memastikan
apakah semua transaksi telah dicatat dengan benar sesuai Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Sasarannya yaitu tepat prosedur, tepat
jumlah/nilai, tepat waktu, tepat pencatatan, dan tepat otoritas. Untuk
mengukur apakah proses dan sistem pengawasan oleh anggota secara
demokratis dilakukan didalam sebuah koperasi dilakukan dengan
benar, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan atau dapat
digunakan sebagai alat ukur, yakni sbb.:
1) penyelenggaraan RA tahunan;
2) rasio kehadiran anggota dalam RA;
3) Rencana kegiatan (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi (RAPB) disyahkan dan dilaksanakan;
4) Realisasi anggaran pendapatan koperasi;
5) Realisasi anggaran belanja koperasi;
6) Realisasi surplus hasul usaha koperasi;
7) Pemeriksaan intern dan ekstrn
8) Pengawas koperasi berdiri sejajar dengan pengurus.
Ini artinya bahwa diantara keduanya tidak ada yang lebih atas
atau membawahi. Keduanya sama sederajat dimata anggota dan
pengawas didalam manajemen koperasi. Keduanya dipilih oleh
anggota lewat RA, dan oleh karena itu keduanya bertanggung jawab
pada RA, serta keduanya melaksanakan amanat RA didalam
mengelola kegiatan sehari-hari walaupun dalam fungsi yang
berbeda.Agar pelaksanaan pengawasannya baik atau efektif sesuai
tujuannya, maka setiap anggota pengawas harus memiliki beberapa
pengetahuan dasar sebagai berikut :
1) Pengetahuan tentang perkoperasian, yang meliputi:
a. Peraturan koperasi yaitu UU koperasi, kepres/inpres,
anggaran rumah tangga dan RA
b. Organisasi dan manajemen yaitu landasan, asas dan prinsip
koperasi, struktur dan sejarah koperasi
c. Pengetahuan usaha: produksi, jasa dan pemasaran

9
2) Pengetahuan akuntansi, antara lain: sistem pembukuan, analisa
neraca R/L, auditing, dan pembelanjaan.
3) Pengetahuan tentang hukum, meliputi antara lain: hukum pajak,
hukum dagang, dan hukum perburuhan
4) Kebijaksanaan pemerintah, seperti misalnya kebijaksanaan
dibidang ekonomi dan keuangan.
Terakhir, untuk mengadakan pemisahan yang tegas antara
pengurus, pengawas,dan manajer koperasi, karena ini sangat
penting untuk menjamin efektifitas dalam pelaksanaan
pengawasan, dibuat pedoman sbb.:
1) Pengurus adalah pelaksanaan usaha koperasi yang bertanggung
jawab kepada anggota.
2) Pengawas adalah orang yang mengadakan pengawasan
terhadap kebijaksanaan pengurus dan dapat memberi saran-
saran demi kemajuan koperasi.
3) Manajer adalah orang yang diberi wewenang dan kuasa untuk
mengelola, selain petugas pelaksana pekerjaan sehari-hari dan
bertanggung jawab kepada pengurus.

2.3. Manajemen Koperasi yang Efekif


Manajemen kooperatif dapat didefinisikan sebagai cara
memanfaatkan semua sumber daya koperasi sebagai ekonomi. Secara efektif
dan efisien dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam kerangka
mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan prinsip-prinsip koperasi.
Selanjutnya, dalam hal ini kami ingin membuktikan batas tentang
manajemen kooperatif, kami harus memperhatikan 3 hal, yaitu;
1) Apa tujuan koperasi,
2) Prinsip kerja sama,
3) Prinsip manajemen bisnis, karena koperasi adalah organisasi ekonomi.
Sifat-sifat khusus yang tidak ditemukan di antaranya adalah:
1) Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi mengutamkan
pemberian pelyanan kepada anggota-anggotanya.

10
2) Agar pengendalian koperasi tetap berada di tangan anggota sebagai
perwujudan dari sifat demokrasi dari koperasi dan menghindari
terjadinya konsentrasi berada di beberapa tangan.

2.4. Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi pada Perangkat Koperasi


1. Rapat Anggota
Tugas dan wewenang Rapat Anggota :
1) Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus dan
Pengawas untuk tahun buku yang bersangkutan.
2) Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB tahun
buku berikutnya.
3) Membahas dan menetapkan AD, ART dan atau Pembubaran
Koperasi.
4) Memilih dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas.
5) Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU.
2. Pengurus
Jumlah pengurus sekurang-kurangnya adalah tiga orang yang
terdiri dari :
1) Unsur Ketua
2) Unsur Sekretaris
3) Unsur Bendahara
Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab Pengurus: Secara
Kolektif Pengurus bertugas :
1) Memimpin organisasi dan kegiatan usaha
2) Membina dan membimbing anggota
3) Memelihara kekayaan koperasi
4) Menyelenggarakan rapat anggota
5) Mengajukan rencana RK dan RAPB
6) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan
7) Menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib
8) Memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus dan buku daftar
pengawas.

11
Adapun seorang Pengurus memiliki beberapa fungsi sebagai
berikut :
1) Perencana, Personifikasi Badan Hukum Koperasi, Kesatuan
Pimpinan, Penyedia sumberdaya dan pengendali koperasi. Pengurus
berwenang dalam :
a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan,
b. Memutuskan penerimaan, penolakan dan pemberhentian
anggota sementara, sesuai dengan AD,
c. Mengangkat dan memberhentikan Pengelola dan karyawan
Koperasi,
d. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan anggota sesuai
dengan tanggungjawabnya.
Pengurus bertanggungjawab kepada Rapat Anggota mengenai
pelaksanaan tugas kepengurusannya setiap tahun buku yang disakikan
dalam Laporan Pertanggungjawaban tahunan. Secara Perorangan, tugas
pengurus adalah :
1) Ketua
a. Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota
pengurus dan menangani tugas pengurus yang berhalangan,
memimpin rapat dan mewakili koperasi didalam dan diluar
pengadilan,
b. Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan,
c. Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat
Pengurus dalam mengambil keputusan tentang hal-hal yang
prinsip, serta menandatangani surat-surat bersama Sekretaris,
serta surat-surat berharga bersama
2) Sekretaris
a. Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang
kesekretariatan, keanggotaan dan pendidikan.
b. Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris.

12
c. Berwenang menentukan kebijaksanaan dan melakukan segala
perbuatan yang berhubungan dengan bidangnya sesuai
keputusan rapat pengurus, serta menandatangani surat bersama
unsur Ketua.
3) Bendahara
a. Bertugas mengelolan keuangan menerima, menyimpan dan
melakukan pembayaran, membina administrasi keuangan dan
pembukuan.
b. Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendhara.
c. Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala
perbuatan yang berhubungan dengan bidangnya, serta
menandatangani surat-surat berharga bersama unsur Ketua.
d. Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui
ketua.
3. Pengawas
Jumlah Pengawas sekurang-kurangnya tiga orang atau sesuai
dengan AD Koperasi. Unsur Pengawas terdiri dari
1) Ketua merangkap anggota
2) Sekretaris merangkap anggota
3) Anggota Tugas
Selain itu seorang pengawas juga memiliki fungsi, wewenang dan
tanggungjawab yaitu :
1) Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-
kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang
meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan
kebijaksanaan Pengurus.
2) Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.
3) Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta
kekayaan koperasi.
4) Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
Dasar-dasar Kegiatan Pengurus dan Pengawas dalam melaksanakan
kegiatan, berpedoman pada:

13
1) Undang –Undang No. 25 tahun 1992,
2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
3) Keputusan Rapat Anggota,
4) Keputusan Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan.
5) Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara kolektif berdasarkan azas
kekeluargaam dan masing-masing melaksanakan tugas dengan
disiplin, inisiatif, kreatif sesuai dengan pembagian tugas yang
ditetapkan.
6) Pengurus dan Pengawas bekerja secara terbutka.
7) Pengurus adalah menyusun kebijaksanaan untuk dilaksanakan oleh
Pengelola manajer sesuai dengan perjanjian kerja yang telah
ditentukan.
8) Pengawas melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan
Pengurus sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
9) Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas disajikan tertulis.
10) Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas secara perorangan
yang telah diterima, baik dalam Rapat Pengurus maupun Rapat
Pengawas menjadi tanggungjawab Pengurus atau pengawas.

2.5. Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Koperasi Pondok Pesantern Al-


Urwatul Wutsqaa

Fungsi-fungsi manajemen adalah hal yang sangat penting dalam


sebuah kegiatan perusahaan, baik perusahaan yang berorientasi kepada
laba maupun perusahaan nirlaba, tak terkecuali dalam operasional
usaha koperasi pondok pesantren Al-Urwatul Wutsqaa, berikut hasil
penelitian tentang penerapan fungsi manajemen :
1) Fungsi Perencanaan
Tujuan utama dari Koperasi adalah memakmurkan
perekonomian anggota dan kelompok, mulai dari pengawas,
pengurus, anggota dan sebagainya. Dari tujuan tersebut pengurus
harus mampu membuat perencanaan yang bersifat konstruktif untuk

14
mencapai tujuan dari Kopontren. Tujuan Kopontren Al-Urwatul
Wutsqaa salah satunya adalah mengoptimalkan usaha ekonomi di
lingkungan Pondok Pesantren Modern Islam Al-Urwatul Wutsqaa.
Perencanaan yang dilakukan oleh Kopontren Al-Urwatul Wutsqaa
antara lain Pangadaan kantor koperasi dan pertokoan, pengadaan
pelatihan- pelatihan, tertibnya admiistrasi dan laporan keuangan
serta meningkatkan usaha-usaha yang dijalankan Kopontren Al
Urwatul Wutsqaa.

2) Fungsi Pengorganisasian
Pelaksanaan Funngsi Pengorganisasian pada Kopontren Al
Urwatul Wutsqaa sebagai berikut :
a. Rapat Anggota Tahunan
RAT atau singkatan dari Rapat Anggota Tahunan
adalah wajib yang dilakukan pengurus dalam koperasi. Rapat
anggota tahunan membahas mengenai pertanggungjawaban
pengurus koperasi yang telah dipilih untuk menjalan kegiatan
yang telah direncakan pada tahapan sebelumnya. Sehingga
semakin banyak anggota yang ikut serta dan terlibat dalam
rapat anggoita tahunan, maka semakin baik dan dapat
menghasilkan keputusan sesuai dengan kebutuhan anggota
koperasi. Pada beberapa tahun terakhir, Rapat Anggota
Tahunan tidak pernah dilakukan . Hal ini disadari oleh
pengurus koperasi sebagai suatu yang sebenarnya harus
dilaksanakan. Terbersit niatan dari pengurus koperasi untuk
segera melakukan perbaikan- perbaikan khususnya mengenai
pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan.
b. Pengurus Koperasi
Tidak dilaksanakannya Rapat Anggota Tahunan,

15
berdampak pada kepengurusan koperasi yang terpusat pada
orang-orang lama saja dan tidak terbaharukan. Hal ini sangat
riskan mengingat wewenang dan tanggung jawab pengurus
sangatlah strategis, antara lain : Memimpin organisasi dan
usaha koperasi, menyelenggarakan rapat anggota dan rapat
pengurus serta mempertanggungjawabkan kepada anggota
rapat mengenai pelaksanaan tugas kepengurusannya dan lain-
lain.
c. Keanggotaan Koperasi
Anggota Kopontren Al-Urwatul Wutsqaa berjumlah 29
anggota yaitu terdiri dari tenaga pengajar. Anggota Kopontren
Al Urwatul Wutsqaa adalah pemilik dan sekaligus pengguna
jasa Kopontren Al Urwatul Wutsqaa yang harus dicatat dalam
buku daftar keanggotaan Kopontren Al Urwatul Wutsqaa.
Setiap anggota dipersyaratkan membayar simpanan pokok dan
simpanan wajib yang besarnya tergantung dari kesepakatan
dalam rapat anggota. Namun demikian sudah beberapa tahun
ini anggota koperasi tidak lagi membayar simpanan wajibnya.
Ini merupakan suatu hal yang harus segera diperbaiki.
3) Fungsi Penggerakan (Actuating)
Pada awal terbentuknya koperasi Al Urwatul Wutsqaa
banyak kegiatan yang dijalankan oleh pihak pengurus. Menurut
ketua koperasi, ada beberapa kegiatan yang tidak berjalan, yaitu
kegiatan simpan pinjam dan kegiatan usaha menjahit. Alasan tidak
berjalannya usaha simpan pinjam karena para anggota koperasi
sudah tidak aktif melakukan setoran simpanan wajib. Sedangkan
alasan tidak berjalannya usaha mesin jahit karena sebagian besar
mesin tersebut telah rusak. Saat ini kegiatan Kopontren Al Urwatul
Wutsqaa terfokus pada usaha pertokoan saja, yaitu terdiri dari satu

16
unit toko santri putra dan satu unit toko santri putri. Perkembangan
yang cukup besar dari usaha pertokoan Kopontren Al-Urwatul
Wutsqaa disebabkan peningkatan jumlah santri setiap tahunnya
dalam pondok pesantren sehingga kebutuhan sehari-hari yang
semakin meningkat. Menurut Ketua Kopontren Al-Urwatul
Wutsqaa sangat perlu pembenahan kembali terkait penertiban
administrasi keanggotaan. Sebab, saat ini sistem administrasi tidak
berjalan sesuai dengan aturan berkoperasi.

Kendala yang sering dihadapi Kopontren Al-Urwatul


Wutsqaa adalah pembagian waktu yang kadang bertabrakan dengan
jam mengajar. Sehingga pihak Kopontren Al-Urwatul Wutsqaa
harus membagai tugas untuk melakukan penjagaan, atau terkadang
pengurus menyewa masyarakat yang dipercayakan di lingkungan
sekitar untuk menjaga pertokoan tersebut.
Pemberian motivasi untuk lebih memacu kegiatan usaha
koperasi pondok pesantren Al-Urwatul Wutsqaa masih sangatlah
lemah. Namun demikian pada beberapa hal pemberian motivasi
telah dilaksanakan antara lain dengan memberikan kompensasi
terhadap para pekerja dengan tepat waktu, menyediakan berbagai
jenis produk yang dibutuhkan para santri, terus mengembangkan
bangunan fisik koperasi sehingga kegiatan pertokoannya dapat
berjalan dengan baik. Diharapkan kedepannya pemberian motivasi
juga dapat dilaksanakan untuk hal-hal lainnya seperti pemberian
motivasi untuk melaksanakan Rapat Anggota tahunan Koperasi,
pemberian motivasi untuk melaksanakan berbagai kegiatan
kewirausahaan lainnya selain usaha pertokoan.
4) Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan sangatlah penting untuk mengetahui hasil

17
pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, kemudian dilakukan perbaikan
dan mencegah terulangnya kembali tersebut. Pengawas adalah
perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari rapat anggota untuk
mengawasi pelaksanaan keputusan rapat anggota yang khususnya
menyangkut organisasi, kelembagaan, pendidikan, serta
penyuluhan. Pengawas dipilih dari, oleh, dan untuk anggota. Ketua
dan pengurus koperasi saling berkoordinasi dalam melakukan
kegiatan pengawasan Kopontren Al-Urwatul Wutsqaa. Pengawasan
pada Kopontren Al-Urwatul Wutsqaa juga didapatkan dari luar
Kopontren Al-Urwatul Wutsqaa yaitu Pemerintahan Daerah Sidrap
melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.

18
BAB IV PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi
koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan
kerja dalam bidang manajemennya. Fungsi manajemen merupakan hal yang
tidak dapat ditinggalkan dalam memimpin koperasi. Ada 4 macam fungsi
manajemen koperasi yakni fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian,
fungsi actuating/pelaksanaan/penggerakan dan fungsi pengawasan
Manajemen kooperatif dapat didefinisikan sebagai cara
memanfaatkan semua sumber daya koperasi sebagai ekonomi. Secara efektif
dan efisien dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam kerangka
mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan prinsip-prinsip koperasi.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini bisa menambanh pengetahuan kita


semua, namun makalah ini masih belum pada tahap sempurna jadi di
harapkan para pembaca bisa memberikan keritikan jika ada hal yang salah
dalam makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

UU No. 251992 tentang Perkoperasian Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan


Manajemen. 1992
Rolf Eschenburg. 1994. Theory of Cooperative Cooperation. Dalam
International Handbook of Cooperative Organizations.
Vandenhoeck Ruprecht. Gottingen. Roy Garrat. 1994. Rochdale Equitable
Pioneers Society, In Eberhard Dulfer, International
G. Terry. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi revisi,
cetakan 1, Jakarta: Bumi Aksara.
Handbook of Copperative Organization, VandenhoeckRuprecht. Gottingen
Ibnoe Soejono. 1993. Peranan dan Tanggung Jawab Pemerintah Sebagai
Pengaman UU No. 251992 dan Pengaman Peraturan lainnya yang Mendukung
Pengembangan Koperasi dan Pengusaha Kecil, Makalah, IKIP, Bandung.
Ralph Berndt Ed.. 1996. Global Management. Berlin: Springer.
Ricky Griffin. 2012. Management 11th Edition. Cengage Learning. Wahyu
Soekotjo. 1992. Otonomi Pembinaan Koperasi: Tinjauan dari Konsep dan Mazhab
Koperasi, Disertai Bentuk-bentuk Peranan Pemerintah Dalam Pembinaan
Koperasi. Infokop No 10, januari 1992.

20

Anda mungkin juga menyukai